Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI

PELAKSANAAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA)


Isolasi sosial

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
- Isolasi sosial adalah kondisi kesepian yang diekspresikan
oleh individu dan dirasakan sebagai yang ditimbulkan oleh
orang lain dan sebagai suatu keadaan negatif. (Towsend,
1998).

- Isolasi sosial merupakan percobaan untuk menghindari


interaksi dengan orang lain dengan cara menghindari
hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993).

- Isolasi sosial merupakan suatu sikap di mana individu


menghindari diri dari interaksi dengan orang lain.Individu
merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
mempunyai kesempatan untuk membagi
perasaan,pikiran,prestasi,atau kegagalan.(Balitbang,2007)

- Isolasi sosial merupakan suatu gangguan hubungan


interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang
tidak fleksibelyang menimbulkan perilaku maladatif dan
mengganggufungsi seseorang dalam hubungan sosial.
(Depkes RI,2000)
2. Rentang Respon
Rentang Respon Sosial

Respon adaptif Respon maladaptif

- - -
Menyendiri Merasa sendiri Manipulasi
- - -
Otonomi Impulsif Mencintai diri
- - sendiri
Bekerja sama Menarik diri
- -
Saling tergantung tergantung

3. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Kurang / tidak adanya sentuihan kasih sayang, perhatian,
kehangatan atau keluarga akan mengakibatkan rasa tidak
aman sehingga kemampuan berhubungan tidak kuat yang
berakhir dengan menarik diri.
2) Faktor biologis
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa.

3) Faktor sosial budaya


Faktor ini merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan
dalam membina hubungan dengan orang lain.
b. Faktor presipitasi (pencetus)
1) Stressor sosial budaya
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya
gangguan dalam berhubungan, misalnya keluarga labil
(broken home), keluarga yang dirawat di rumah sakit.
2) Stressor psikologis
Tingkat kecemasan yang berat akan menyebabkan
menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain.

4. Tanda dan Gejala


- Apatis
- Ekspresi wajah sedih
- Afek tumpul
- Menghindar dari orang lain (menyendiri)
- Komunikasi kurang
- Menunduk
- Berdiam diri di tempat yang terpisah
- Menolak berhubungan dengan orang lain
- Tidak percaya pada orang lain
- Percaya diri kurang
- Kurang spontan
- Aktifitas menurun
- Mengisolasi diri
- Asupan makanan dan minuman terganggu

5. Akibat
- Perubahan persepsi sensori
- Gangguan komunikasi verbal
- Penurunan moptivasi perawatan diri
(Ilmu kedokteran jiwa, W. F. Maramis, 1990)

III.A. POHON MASALAH


Perubahan sensori perseptual (Halusinasi penglihatan) ----
Effect
orang lain dan lingkungan

Isolasi sosial : Menarik diri ------------------------------------ Core


Problem

Gangguan konsep diri : harga diri rendah ------------------- Causa

B. Masalah Keperawatan
1. Perubahan sensori perseptual (halusinasi penglihatan)
DS: Klien mengatakan melihat bayangan genderuwo
DO: - Klien berbicara sendiri
- Klien suka menyendiri
- Klien bersikap seperti melihat sesuatu
- Konsentrasi rendah
2. Isolasi sosial : Menarik diri
DS: Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
DO: - Suka menyendiri
- Suka melamun
- Tidak mau berkomunikasi
- Apatis
- Tidak percaya pada orang lain
- Menghindar dari pergaulan orang lain
- Menunduk saat diajak bicara
3. Isolasi sosial : menarik diri
DS: “Suara – suara itu sering datang saat saya menyendiri”
DO: - Klien menyendiri di suatu tempat
- Menghindari dari pergaulan dengan orang lain
- Menunduk saat diajak berbicara
IV.Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi (halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : Menarik diri
2. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

V. Rencana Tindakan Keperawatan


DP 1 : Perubahan sensori perseptual (halusinasi penglihatan)
berhubungan dengan isolasi sosial : menarik diri.
Tujuan Umum : Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan
Tujuan Khusus : Klien dapat :
1. Membina hubungan saling percaya.
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
- Perkenalkan diri dengan sopan.
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Jujur dan menepati janji.
2. Menyebutkan penyebab menarik diri
- Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul dengan
orang lain.
- Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.

3. Menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain.


- Diskusikan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
4. Melakukan hubungan sosial secara bertahap.
- Lakukan interaksi yang sering dan singkat dengan klien.
- Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi.
- Tingkatkan interaksi klien secara bertahap.
5. Mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
- Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain.
- Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
- Beri penguatan positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan keuntungan berhubungan dengan orang lain.
-
6. Mendapat dukungan keluarga berhubungan dengan orang lain.
- Dorong klien untuk mengutarakan perasaan tentang keluarga.
- Jelaskan pada keluarga tentang kebutuhan klien.
- Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan baik
dengan klien melalui kunjungan.
7. Menggunakan obat dengan benar.
- Diskusikan dengan klien dosis, frekuensi dan manfaat obat yang
diminum.
- Anjurkan klien untuk minum obatnya.
- Anjurkan klien bicara dnegan dokter tentang manfaat dan efek
samping obat.
- Diskusikan akibat berhenti minum obat.
- Diskusikan prinsip 5 benar dalam mengkonsumsi obat.
DP II : Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah.
Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain.
Tujuan Khusus :
1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik.
- Sapa klien dengan ramah.
- Kenalkan diri dan berjabat tangan.
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai.
- Jelaskan tujuan pertemuan.
- Tunjukkan sikap empati.
- Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
- Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
- Setiap bertemu klien hindarkan dari penilaian negatif.
- Utamakan memberi pujian yang realistis.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang masih dapat digunakan.
- Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat
digunakan selama sakit.
- Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien dapat menetapkan, merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemamuan yang dimiliki.
- Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan.
- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
- Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh dilakukan
klien.
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan
kemampuannya.
- Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
- Beri pujian atas keberhasilan klien.
- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada (Health
Education Keluarga)
- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien dengan harga diri rendah.
- Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.
- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MENARIK DIRI
PERTEMUAN PERTAMA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Klien tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, tidak mau bergaul
dengan teman – temanya.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK II: Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
4. Tindakan Keperawatan
TUK I : 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
sesuai
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya.
f. Berikan perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan
dasar klien.
1.2Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
1.3Dengarkan ungkapan klien dengan empati.
TUK II: Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
2.1Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul
dengan orang lain.
2.2Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Fitriana, panggil saja
saya fitri, saya mahasiswa dari STIKES RKZ Surabaya. Saya akan
merawat ibu selama 2 minggu, nama ibu siapa ? Ibu lebih senang
dipanggil siapa ?”

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apa yang terjadi di rumah
sampai dibawa ke RSJ menur ?”
c. Kontrak.
 Topik
TUK I : “Bagaimana kalau kita berbincang – bincang tentang
identitas saya, dan maksud kedatangan saya?”
TUK II : “Bagaimana kalau kita juga berbincang – bincang
tentang penyebab ibu tidak ingin bergaul dengan teman
– teman yang lain”
 Waktu : “Berapa lama kita berbincang – bincang, bagaimana
kalau 20 menit?”
 Tempat : “Dimana tempat yang paling enak untuk kita bicara
nanti, di depan TV atau di teras ?”
2. Kerja
TUK I :
- “Ibu umurnya berapa ?”
- “Ibu tinggalnya dimana ?”
- “Sudah berkeluarga atau belum ?”
- “Di rumah tinggal dengan siapa saja ?”
- “Ibu masih ingat tidak kenapa dibawa ke sini ?”
TUK II :
- “Coba ibu ceritakan penyebab ibu tidak ingin bergaul dengan
teman yang lain”
- “Apa yang ibu rasakan saat sedang sendirian ?”
- “Apa ibu merasa nyaman jika sedang sendirian di kamar ?”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
TUK I
- Evaluasi klien (Subyektif) :
“Saya senang sekali ibu sudah berkenalan dengan saya,
bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang ?”
- Evaluasi perawat (Objektif) :
Ekspresi wajah tersenyum, menunjukkan rasa senang, ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau sedikit mengutarakan masalah yang dihadapi.
b. Tindak lanjut klien
TUK I : “Coba ibu sebutkan siapa nama saya tadi ?”
TUK II: “Untuk pertemuan selanjutnya saya harap ibu bisa
menceritakan kembali alasan ibu tidak ingin bergaul
dengan orang lain”.
c. Kontrak yang akan datang
 Topik : “Untuk kali ini saya rasa cukup dan bagaimana kalau
besok kita membahas tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan hubungan sosial
secara bertahap”.
 Waktu : “Jam berapa besok kita ngobrol ? berapa lama ?
bagaimana kalau besok kita bicara selama 15 menit?”
 Tempat : “Dimana kita bisa ngobrol ? Bagaimana kalau di
taman saja ?”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MENARIK DIRI
PERTEMUAN KEDUA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah mau diajak bicara, tidak menghindar lagi.
- Suka melamun, kadang – kadang suka menyendiri di kamar.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap.
4. Tindakan Keperawatan
TUK III : Bantu klien dalam menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
3.1 Diskusikan dengan klien tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.2 Dorong klien menyebutkan kembali keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam
menyebutkan kembali keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
TUK IV: Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
4.1 Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien.
4.2 Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi atau
berkenalan dengan klien lain atau perawat.
4.3 Tingkatkan interaksi klien secara bertahap.
4.4 Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan
dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bu ? Bagaimana kabar ibu hari ini ? Sesuai janji kita
kemarin kita ngobrol lagi hari ini”.
b. Evaluasi / validasi

“Apakah ibu sudah mengerti dan tahu bagaimana orang menarik


diri dari pergaulan ?”
c. Kontrak.
- Topik
TUK I : “Sesuai janji kita kemarin bagaimana kalau kita
membicarakan tentnag keuntungan dan kerugian
berhubungan dengan orang lain”.
TUK II : “Kemarin kita juga sepakat untuk membicarakan
tentang menjalin hubungan sosial secara bertahap”.
- Waktu : “Ibu mau kita bicara berapa menit ? Bagaimana
kalau 30 menit ?”
- Tempat : “Dimana tempat yang menrut ibu cocok untuk
berbincang – bincang ? Bagaimana kalau di
taman ?”
2. Kerja
TUK III : - “Coba ibu jelaskan apa keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian jika tidak berhubungan dengan
orang lain”
- “Bagus sekali ibu, sekarnag apakah ibu mengetahui
akibatnya jika ibu selalu menyendiri ?”
TUK IV: - “Coba sekarang ibu saya perkenalkan dengan teman saya !
Ibu memperkenalkan teman yang baik ke saya”.
- “Pasti menyenangkan jika ibu mau berkumpul dan
berbincang – bincang dengan teman – teman ibu yang
lainnya”.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
TUK III
 Evaluasi klien (subyektif)
“Coba ibu sebutkan lagi keuntungan berhubungan dengan
orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain”.
 Evaluasi perawat (Obyektif)
“Klien dapat mengungkapkan kembali keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain, klien terkadang tidak ingat
dengan penjelasan yang sudah diberikan”.
TUK IV
 Evaluasi klien (subyektif)
“Bagaimana perasaan setelah berkenalan dan berbincang –
bincang dengan teman – teman ?”
 Evaluasi perawat (Obyektif)
“Ekspresi wajah senang saat berhubungan dengan teman –
temannya serta dengan perawat. Klien sudah bisa bergurau”.
b. Tindak lanjut klien
TUK III : “saya harap ibu dapat mengerti dan tahu keuntungan
berhubungan dengan orang lain”.
TUK IV: “Saya juga berharap perbincangan kuta tadi dapat
membuat ibu mau bergaul dengan teman – teman ibu
yang lain”.
c. Kontrak
 Topik : “Sepertinya saat ini cukup dulu dan besok kita akan
lanjutkan ngobrolnya, agar ibu dapat mengungkapkan
perasaan ibu setelah berhubungan dengan orang lain”.
 Waktu : “Jam berapa besok ibu bisa ngobrol dan berapa lama.
Bagaimana kalau 15 menit saja ?”
 Tempat : “Dimana tempat kita ngobrol bu ? Di taman atau di
ruang tamu ?”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MENARIK DIRI
PERTEMUAN KETIGA

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah mau diajak bicara, tidak menghindar.
- Klien suka melamun, suka menyendiri
- Klien sudah mau bertanya
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK V : Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
TUK V : Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan keluarga.
5.1 Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain.
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri penjelasan positif atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaan keuntungan berhubungan
dengan orang lain.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, apakah ibu masih ingat diskusi kita kemarin
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain”
b. Evaluasi

“Bagaimana perasaan ibu setelah bergaul dengan orang lain ?”


c. Kontrak.
- Topik : “Ibu, sekarang coba ceritakan tentang pengalaman
ibu saat berhubungan dengan orang lain ?”
- Waktu : “Kita akan ngobrol selama 15 menit, seperti janji
kita kemarin”
- Tempat : “Dimana kita bisa ngobrol bu ? di ruang tamu ya ?”
-
2. Fase Kerja

 “Ibu, coba diceritakan bagaimana perasaan ibu setelah


berhubungan dengan orang lain ?”
 “Apakah ibu merasa kesulitan dalam berhubungan dengan orang
lain ?”.
 Kesulitan apa ?”.
 “Ibu, bagus sekali sekarang mau berhubungan dengan orang lain,
usahakan ibu selalu melakukan berhubungan dengan orang lain,
agar tidak sendirian dan merasa kesepian”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
 Evaluasi klien (Subyektif) :
“Bagaimana perasaan ibu setelah mempraktekkan hubungan
dengan orang lain ?”
 Evaluasi perawat (Objektif ):
“Hubungan dengan orang lain, misalnya pasien lain, perawat,
coba ungkapkan perasaannya”.
b. Tindak lanjut klien
“Saya harap ibu selalu mempraktekkan hubungan dengan orang
lain”
c. Kontrak yang akan datang
 Topik : “Untuk pertemuan berikutnya akan membicarakan
tentang penggunaan obat untuk mempercepat
kesembuhan ibu”.
 Waktu : “Berapa lama ibu mau kita ngobrolnya ? Bagaimana
kalau 10 menit ?”
 Tempat : “Dimana ibu mau kita berbincang – bincang besok ?
Bagaimana kalau di ruang makan ?”.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


KLIEN DENGAN MENARIK DIRI
PERTEMUAN KEEMPAT

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah bisa bergurau dengan orang lain.
- Klien sudah mau diajak bicaram tidak menghindar.
- Klien terkadang masih suka menyendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK VI: Klien mendapat dukungan keluarga berhubungan dengan
orang lain.
TUK VII : Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
4. Tindakan Keperawatan
TUK VI: Klien mendapat dukungan keluarga berhubungan dengan
orang lain.
Dorong klien untuk mengutarakan perasaan tentang keluarga.
Jelaskan pada keluarga tentang kebutuhan klien.
Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan baik dengan klien
melalui kunjungan.
TUK VII : Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
7.1Diskusikan dengan keluarga dan klien dosis, frekuensi
dan manfaat dari obat yang diminum.
7.2Anjurkan klien untuk minum obatnya.
7.3Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan
efek samping obat.
7.4Diskusikan akibat berhenti minum obat.
7.5Diskusikan prinsip 5 benar dalam mengkonsumsi obat.

B. Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan


Keperawatan.
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi bapak. Perkenalkan nama saya Fitri, saya
mahasiswa STIKES RKZ Surabaya, saya yang merawat anak
bapak disini. Nama bapak siapa ? saya boleh memanggil bapak apa
?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan / tanggapan bapak mengenai keadaan ibu E
disini ?”
c. Kontrak.
- Topik
TUK VI : “Saat ini saya akan menjelaskan masalah yang
dihadapi anak bapak dan bagaimana cara
penanganannya yang bisa bapak lakukan untuk
membantu mengatasinya”
TUK VII : “Saya juga akan menjelaskan tentang obat – obat
yang diminum ibu E.”
- Waktu : “Bagaimana kalau kita berbincang – bincang tentang
masalah ini 20 menit saja. Apakah bapak setuju ?”.
- Tempat : “Bagaimana kalau kita bicara di ruang tamu saja ?”

2. Fase Kerja
 TUK VI : - “Bagaimana perasaan yang dirasakan bapak mengenai
keadaan ibu E sekarang ?”.
- “Bagaimana perasaan ibu E selama ini terhadap
perhatian bapak tentang kesehatan ibu ?”
- Apakah bapak sudah mengerti mengenai kebutuhan ibu
E selama di RSJ ?”.
 TUK VII :
a. “Saat ini anak bapak mendapatkan obat CPZ 100 mg,
Haloperinol 5 mg, Tnufluoperazine 2x / hari. Dan apakah
dokter pernah menjelaskan manfaat dari obat – obat tersebut ?”
b. “Bapak mungkin kami dapat sedikit menjelaskan tentang
manfaat dan efek samping obat dari obat yang diminum oleh
ibu E”.
1. CPZ ini adalah obat untuk mengurangi halusinasi dan
gangguan perasaan serta perilaku yang tidak terkendali. Efek
sampingnya sedasi, hypotensi, mulut kering, mata kabur dan
lain – lain.
2. Haloperidol
3. Triofluoperazine.
Dan apabila bapak masih kurang jelas, dapat meminta
penjelasan lebih lanjut kepada dokter.
c. “Mungkin ibu E sudah dengar apa yang kita bahas tadi, jadi
akan sangat membantu bila ibu W juga ikut serta dalam terapi
ini, jadi jika ibu E sudah tahu waktunya minum obat, ibu dapat
meminta langsung pada perawat dan jangan lupa obatnya harus
benar – benar diminum karena itu untuk kesembuhan ibu E
sendiri.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
TUK VI :
 Evaluasi klien (Subyektif) :
“Apakah bapak sudah bisa mengerti bagaimana cara menangani
masalah anak bapak dan apa yang dirasakan ibu E ?”
 Evaluasi perawat (Objektif ):
“Keluarga mampu menyebutkan kembali mengenai penjelasan
yang sudah diberikan serta perasaan yang dirasakan ibu E”.
TUK VII :
 Evaluasi klien (Subyektif) :
“Apakah mas sudah paham tentang obat – obat yang telah kami
jelaskan ?”
 Evaluasi perawat (Objektif ):
Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali mengenai
dosis, frekuensi dan manfaat obat yang diminum.

Anda mungkin juga menyukai