PELAKSANAAN
- - -
Menyendiri Merasa sendiri Manipulasi
- - -
Otonomi Impulsif Mencintai diri
- - sendiri
Bekerja sama Menarik diri
- -
Saling tergantung tergantung
3. Penyebab
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Kurang / tidak adanya sentuihan kasih sayang, perhatian,
kehangatan atau keluarga akan mengakibatkan rasa tidak
aman sehingga kemampuan berhubungan tidak kuat yang
berakhir dengan menarik diri.
2) Faktor biologis
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pendukung
gangguan jiwa.
5. Akibat
- Perubahan persepsi sensori
- Gangguan komunikasi verbal
- Penurunan moptivasi perawatan diri
(Ilmu kedokteran jiwa, W. F. Maramis, 1990)
B. Masalah Keperawatan
1. Perubahan sensori perseptual (halusinasi penglihatan)
DS: Klien mengatakan melihat bayangan genderuwo
DO: - Klien berbicara sendiri
- Klien suka menyendiri
- Klien bersikap seperti melihat sesuatu
- Konsentrasi rendah
2. Isolasi sosial : Menarik diri
DS: Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain
DO: - Suka menyendiri
- Suka melamun
- Tidak mau berkomunikasi
- Apatis
- Tidak percaya pada orang lain
- Menghindar dari pergaulan orang lain
- Menunduk saat diajak bicara
3. Isolasi sosial : menarik diri
DS: “Suara – suara itu sering datang saat saya menyendiri”
DO: - Klien menyendiri di suatu tempat
- Menghindari dari pergaulan dengan orang lain
- Menunduk saat diajak berbicara
IV.Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan sensori persepsi (halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : Menarik diri
2. Isolasi sosial : Menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
Klien tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, tidak mau bergaul
dengan teman – temanya.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK II: Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
4. Tindakan Keperawatan
TUK I : 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan
prinsip komunikasi terapeutik
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non
verbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan.
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang
sesuai
d. Jelaskan tujuan pertemuan.
e. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa
adanya.
f. Berikan perhatian pada klien, perhatikan kebutuhan
dasar klien.
1.2Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.
1.3Dengarkan ungkapan klien dengan empati.
TUK II: Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.
2.1Bicarakan dengan klien penyebab tidak ingin bergaul
dengan orang lain.
2.2Diskusikan akibat yang dirasakan dari menarik diri.
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Apa yang terjadi di rumah
sampai dibawa ke RSJ menur ?”
c. Kontrak.
Topik
TUK I : “Bagaimana kalau kita berbincang – bincang tentang
identitas saya, dan maksud kedatangan saya?”
TUK II : “Bagaimana kalau kita juga berbincang – bincang
tentang penyebab ibu tidak ingin bergaul dengan teman
– teman yang lain”
Waktu : “Berapa lama kita berbincang – bincang, bagaimana
kalau 20 menit?”
Tempat : “Dimana tempat yang paling enak untuk kita bicara
nanti, di depan TV atau di teras ?”
2. Kerja
TUK I :
- “Ibu umurnya berapa ?”
- “Ibu tinggalnya dimana ?”
- “Sudah berkeluarga atau belum ?”
- “Di rumah tinggal dengan siapa saja ?”
- “Ibu masih ingat tidak kenapa dibawa ke sini ?”
TUK II :
- “Coba ibu ceritakan penyebab ibu tidak ingin bergaul dengan
teman yang lain”
- “Apa yang ibu rasakan saat sedang sendirian ?”
- “Apa ibu merasa nyaman jika sedang sendirian di kamar ?”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
TUK I
- Evaluasi klien (Subyektif) :
“Saya senang sekali ibu sudah berkenalan dengan saya,
bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang – bincang ?”
- Evaluasi perawat (Objektif) :
Ekspresi wajah tersenyum, menunjukkan rasa senang, ada
kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau
menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan
perawat, mau sedikit mengutarakan masalah yang dihadapi.
b. Tindak lanjut klien
TUK I : “Coba ibu sebutkan siapa nama saya tadi ?”
TUK II: “Untuk pertemuan selanjutnya saya harap ibu bisa
menceritakan kembali alasan ibu tidak ingin bergaul
dengan orang lain”.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Untuk kali ini saya rasa cukup dan bagaimana kalau
besok kita membahas tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan hubungan sosial
secara bertahap”.
Waktu : “Jam berapa besok kita ngobrol ? berapa lama ?
bagaimana kalau besok kita bicara selama 15 menit?”
Tempat : “Dimana kita bisa ngobrol ? Bagaimana kalau di
taman saja ?”.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MENARIK DIRI
PERTEMUAN KEDUA
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah mau diajak bicara, tidak menghindar lagi.
- Suka melamun, kadang – kadang suka menyendiri di kamar.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan
dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain.
TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara
bertahap.
4. Tindakan Keperawatan
TUK III : Bantu klien dalam menyebutkan keuntungan
berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
3.1 Diskusikan dengan klien tentang keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.2 Dorong klien menyebutkan kembali keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
3.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien dalam
menyebutkan kembali keuntungan berhubungan dengan
orang lain.
TUK IV: Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap.
4.1 Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien.
4.2 Motivasi atau temani klien untuk berinteraksi atau
berkenalan dengan klien lain atau perawat.
4.3 Tingkatkan interaksi klien secara bertahap.
4.4 Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan
dengan orang lain.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah mau diajak bicara, tidak menghindar.
- Klien suka melamun, suka menyendiri
- Klien sudah mau bertanya
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK V : Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan orang lain.
4. Tindakan Keperawatan
TUK V : Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan
dengan keluarga.
5.1 Motivasi klien untuk mengungkapkan perasaan setelah
berhubungan dengan orang lain.
5.2 Diskusikan dengan klien tentang perasaan keuntungan
berhubungan dengan orang lain.
5.3 Beri penjelasan positif atas kemampuan klien
mengungkapkan perasaan keuntungan berhubungan
dengan orang lain.
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien :
- Klien sudah bisa bergurau dengan orang lain.
- Klien sudah mau diajak bicaram tidak menghindar.
- Klien terkadang masih suka menyendiri.
2. Diagnosa Keperawatan
Perubahan sensori perceptual (Halusinasi penglihatan) berhubungan
dengan isolasi sosial : menarik diri.
3. Tujuan Khusus
TUK VI: Klien mendapat dukungan keluarga berhubungan dengan
orang lain.
TUK VII : Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
4. Tindakan Keperawatan
TUK VI: Klien mendapat dukungan keluarga berhubungan dengan
orang lain.
Dorong klien untuk mengutarakan perasaan tentang keluarga.
Jelaskan pada keluarga tentang kebutuhan klien.
Bantu keluarga untuk tetap mempertahankan hubungan baik dengan klien
melalui kunjungan.
TUK VII : Klien dapat menggunakan obat dengan benar.
7.1Diskusikan dengan keluarga dan klien dosis, frekuensi
dan manfaat dari obat yang diminum.
7.2Anjurkan klien untuk minum obatnya.
7.3Anjurkan klien bicara dengan dokter tentang manfaat dan
efek samping obat.
7.4Diskusikan akibat berhenti minum obat.
7.5Diskusikan prinsip 5 benar dalam mengkonsumsi obat.
2. Fase Kerja
TUK VI : - “Bagaimana perasaan yang dirasakan bapak mengenai
keadaan ibu E sekarang ?”.
- “Bagaimana perasaan ibu E selama ini terhadap
perhatian bapak tentang kesehatan ibu ?”
- Apakah bapak sudah mengerti mengenai kebutuhan ibu
E selama di RSJ ?”.
TUK VII :
a. “Saat ini anak bapak mendapatkan obat CPZ 100 mg,
Haloperinol 5 mg, Tnufluoperazine 2x / hari. Dan apakah
dokter pernah menjelaskan manfaat dari obat – obat tersebut ?”
b. “Bapak mungkin kami dapat sedikit menjelaskan tentang
manfaat dan efek samping obat dari obat yang diminum oleh
ibu E”.
1. CPZ ini adalah obat untuk mengurangi halusinasi dan
gangguan perasaan serta perilaku yang tidak terkendali. Efek
sampingnya sedasi, hypotensi, mulut kering, mata kabur dan
lain – lain.
2. Haloperidol
3. Triofluoperazine.
Dan apabila bapak masih kurang jelas, dapat meminta
penjelasan lebih lanjut kepada dokter.
c. “Mungkin ibu E sudah dengar apa yang kita bahas tadi, jadi
akan sangat membantu bila ibu W juga ikut serta dalam terapi
ini, jadi jika ibu E sudah tahu waktunya minum obat, ibu dapat
meminta langsung pada perawat dan jangan lupa obatnya harus
benar – benar diminum karena itu untuk kesembuhan ibu E
sendiri.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan.
TUK VI :
Evaluasi klien (Subyektif) :
“Apakah bapak sudah bisa mengerti bagaimana cara menangani
masalah anak bapak dan apa yang dirasakan ibu E ?”
Evaluasi perawat (Objektif ):
“Keluarga mampu menyebutkan kembali mengenai penjelasan
yang sudah diberikan serta perasaan yang dirasakan ibu E”.
TUK VII :
Evaluasi klien (Subyektif) :
“Apakah mas sudah paham tentang obat – obat yang telah kami
jelaskan ?”
Evaluasi perawat (Objektif ):
Klien dan keluarga mampu menyebutkan kembali mengenai
dosis, frekuensi dan manfaat obat yang diminum.