Angkatan XIII
Disusun Oleh :
INTERNASIONAL
STEIN
JAKARTA
STEIN
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran dan sunnah
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Ekonomi Mikro di program
Bapak H. DARMADI ABDUL KARIM, S.H., M.M. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ekonimi Mikro dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
B. Permasalahan ................................................................................................... 3
C. Hukum Di Indonesia............................................................................................. 15
D. Ekonomi Di Indonesia.......................................................................................... 19
Kesimpulan ................................................................................................................. 43
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan Telekomunikasi dewasa ini, telah mengakibatkan semakin beragamnya pula aneka
jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yang ada, serta semakin canggihnya produk-
dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat dunia semakin menciut
(shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas Negara berikut kedaulatan
baru tumbuh dan berkembang sebagai masyarakat industri dan masyarakat Informasi,
(Group Riset UI, 1999: 1). Komputer sebagai alat Bantu manusia dengan didukung
kemampuan komputer dan akses yang semakin berkembang maka transaksi perdagangan
keunggulan dibandingkan dengan jaringan privat dengan adanya efisiensi biaya dan
1
waktu. Hal ini membuat perdagangan dengan transaksi elektronik (Electronic Commerce)
menjadi pilihan bagi para pelaku bisnis untuk melancarkan transaksi perdagangannya
karena sifat jaringan public yang mudah untuk diakses oleh setiap orang ataupun
perusahaan.
lembaga yang mempunyai otoritas membuat regulasi akan masih bergerak tak beraturan
ditengah keinginan untuk mereformasi semua bidang kehidupannya dua ketimbang suatu
pemikiran yang handal untuk merumuskan suatu kebijakan ataupun pengaturan yang
perdagangan, tetapi bangsa Indonesia secara garis besar masih meraba raba dalam
mencari suatu kebijakan Public atau Regulasi dalam membangun suatu Infrastruktur yang
Beberapa pembahasan tentang telematika dan cyberlaw telah banyak dibahas, namun
demikian RUU tentang Informasi elektronik dan transaksi elektronik belum disahkan
sebagai hukum positif bagi aspek hukum transaksi elektronik dalam hokum perdagangan
2
B. PERMASALAHAN
melalui data tertulis dengan membuat referensi secara obyektif dan sistematis dengan
mengidentifikasikan karakteristik yang khas dari data-data yang ada, serta penelusuran
data melalui browsing dan internet. Dikarenakan belum adanya aturan perundangan
membatasi pada beberapa aspek hukum dalam perdagangan di Indonesia yaitu dengan
menggunakan perspektif hukum perjanjian yang berlaku termasuk juga dari KUHP
Perdata yang menjadi dasar atau sumber dari perikatan untuk adanya kesepakatan
melakukan transaksi perdagangan yang selama ini telah digunakan sebagai dasar dari
Lingkup Masalah
BAB II
3
PEMBAHASAN
A. Perjanjian dalam Perdagangan
perdagangan internasional mengacu pada 2 prinsip kebebasan walaupun tidak semua ahli
hukum internasional sepakat tentang hal ini namun kedua prinsip kebebasan ini
merupakan hasil perkembangan yang telah berlangsung berabad abad. Karena itu pula
prinsip kebebasan yang telah berkembang lama ini disebut juga sebagai prinsip klasik
Hal ini diartikan luas dari sekedar kebebasan berdagang (Freedom of Trade).
Niaga disini mencakup segala kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian dan
lain, baik melalui darat atau laut untuk melakukan transaksi perdagangan
Dalam Perdagangan masih dibagi dalam berbagai aspek, berikut penjelasan lebih rinci
4
dari hubungan Perjanjian Dalam Perdagangan Internasional.
1) Berdasarkan jumlah pihak peserta perjanjian, terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Perjanjian Bilateral, yaitu perjanjian antar dua negara atau dua organisasi.
(diplomatic conference).
kewarganegaraan.
b. Law Making Treaty, yaitu perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar dan
Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan Konvensi Jenewa
hukum internasional.
didasarkan pada perjanjian-perjanjian dan juga sebagian lain pada hukum kebiasaan
internasional. Karena itu pula sepanjang perjanjian perjanjian tersebut sifatnya tidak
"fundamental" juga berasal dari karakteristik disiplin hokum ekonomi internasional itu.
Indonesia tentang perjanjian diatur dalam pasal-pasal buku III BW tentang perikatan.
dalam hal penggunaan media internet, mengingat penggunaan media internet yang saat
ini paling populer digunakan oleh banyak orang, Selain merupakan hal yang bisa
dikategorikan sebagai hal yang sedang booming. Begitu pula perlu digaris bawahi,
adanya penggunaan media jaringan lain selain internet dalam ecommerce. Penggunaan
internet dipilih oleh kebanyakan orang sekarang ini karena kemudahan-kemudahan yang
layaknya yang dimiliki suatu jaringan publik elektronik, yaitu murah, cepat dan
kemudahan akses.
dapat dilakukan pengiriman dan penerimaan informasi secara mudah dan ringkas,
Dari apa yang telah diuraikan di atas, dengan kata lain; di dalam transaksi elektronik
hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam
bahwa E-commerce yang dilakukan dengan koneksi ke internet adalah merupakan bentuk
transaksi beresiko tinggi yang dilakukan di media yang tidak aman. Kelemahan yang
dimiliki oleh internet sebagai jaringan public yang tidak aman tersebut telah dapat
menjadi cipher/locked data yang hanya bias dibaca/dibuka dengan melakukan proses
reversal yaitu proses dekripsi sebelumnya yang telah banyak diterapkan dengan adanya
sistem sekuriti seperti SSL, Firewall. Perlu diperhatikan bahwa, kelemahan hakiki dari
open network yang telah dikemukakan tersebut semestinya dapat diantisipasi atau
tekhnologi pengamanan berfungsi pula sebagai suatu prosedur tekhnis untuk melakukan
kesepakatan dalam transaksi elektronik atau standart prosedur suatu perjanjian dalam
transaksi elektronik , dari proses penawaran hingga kesepakatan yang di buat para pihak
Dalam perspektif hukum, suatu perikatan adalah suatu hubungan hokum antara
subyek hukum antara dua pihak, berdasarkan mana satu pihak berkewajibanatas suatu
prestasi sedangkan pihak yang lain berhak atas prestasi tersebut. Karena perjanjian
sebagai sumber perikatan maka sahnya perjanjian menjadi sangat penting bagi para pihak
yang melakukan kegiatan perdagangan. Menurut pasal 1320 KUHPerdata sahnya suatu
perjanjian meliputi syarat subyektif dan syarat obyektif ( Subekti, 1996: 1). syarat
subyektif adalah :
1. Kesepakatan
Syarat sahnya perjanjian kesepakatan antara para pihak untuk mengikatkan diri
dalam suatu perjanjian atau perikatan. Kesepakatan inilah yang menjadikan perbuatan
tersebut dapat dilaksanakan kedua belah pihak tanpa adanya paksaan dan kewajiban yang
mutlak setelah perjanjian ini disepakati, sehingga ini akan melahirkan sebuah
mengikat para pihak dalam perjanjian yang bersangkutan, sehingga apabila salah satu
pihak dengan sengaja atau terbukti sengaja melakukan hal-hal yang merugikan pihak lain,
dapat diupayakan hukum untuk meminta pihak yang bersangkutan ( J Satrio, 1995: 6).
hanya saja perjanjian tersebut dilakukan melalui media elektronik, syarat sahnya
perjanjian pun dilakukan dengan proses penawaran hingga terjadi kesepakatan. Hanya
tanda tangan tinta basah yang selama ini digunakan dalam menandai telah adanya
kesepakatan para pihak dalam perdagangan konvensional diganti dengan tanda tangan
digital atau digital signature, yaitu suatu prosedur tekhnis untuk menjamin bahwa para
pihak tidak bisa mengingkari keberadaannya sebagai subyek hukum dalam perjanjiaan
9
transaksi elektronik. artinya fungsi digital signature tersebut dapat menjadi dasar sahnya
suatu perjanjian yang merupakan sumber perikatan bagi para pihak, walaupun secara fisik
para pihak tidak bertemu muka (mukti Fajar ND, 2001: 66).
dalam pidato pengantar tentang A Framework for Global Electronic Commerce bagi para
pengguna Internet tertanggal 1 Juli 1997, sebagian berbunyi : .One of the most
significant uses of the internet is in the world of commerce .Already it is possible to buy
books and clothing, to obtain business advice ,,to purchase everything from gardening
have a profound effect on the growthof electronic commerce . By their actions, they can
facilitate electronic trade or inhibit it. Goverment officials should respect the unique
nature of the medium and recognize that widespread commposition and increased
consumer choice should be the defining features of the new digital marketplace. They
should adopt a market approach to electronic commerce that fasilitates the emergence of
Pesan Presiden Clinton di atas sedikit banyak menekankan pada suatu bentuk baru
perdagangan global yang menggunakan tekhnologi tinggi , dimana hal ini perlu didukung
oleh pemerintah dengan mengajak bersama para pengguna electronic commerce membuat
suatu kesepakatan tentang sebuah tatanan kerjasama yang baru dalam electronic
(adalah salah satu produk dari UNCITRAL) maka, sekiranya tersebut, UNCITRAL
Model Law on 5 Electronic Commerce 1996 dapat digunakan sebagai "pegangan" atau
hal yang perlu digaris bawahi tentang UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce
1996 seperti yang dikutip dari US Framework for Global Electronic Commerce 1997
( UNCITRAL ) , has completed work on a model law that supports the commercial used
of internatonal contracts in electronic commerce . This model law establishes rules and
norms that validate and recognize contract fromed through electronic means , sets default
rules for contract formation and governance of electronic contract performance, defines
the characteristicof a valid electronic writing and an original document ,provides far the
acceptability of electronic signatures for legal and commercial purposes and support the
Dari uraian kutipan tersebut terdapat penekanan pada validity and recoqnition of
elektronis ) dimana dapat diambil beberapa issues (Richard Hill and Ian Walden, 1996:
1), yaitu : a. Writing required (tulisan yang dikehendaki atau dibutuhkan); b. Signature
a) Bentuk tulisan
memberikan nilai legal yang sama kepada transmisi elektronik seperti halnya bentuk
tertulis:( Richard Hill and Ian Walden, 1996: 6). "(1) Where a rule of law requires
information to be in writing or to be presented in writing, or provides for certain
Penyamaan nilai legal antara transmisi elektronik dengan bentuk tertulis ini
sebagai evidence nyata dalam pembuktian dan sebagai salah satu pendekatan yang
b) Tanda tangan
Tanda tangan dalam model hukum secara eksplisit memberikan solusi teknis
yang pas dan sama nilai legalnya dengan tandatangan tradisional, yang dalam
maksud-maksud tertentu para pihak bias menyetujuinya jika mereka mau. Teknologi
tandatangan elektronik masa depan ini dapat diperkenalkan sebagai teknologi yang
model hokum berhubungan erat dengan praktik yang sedang berlangsung (Richard
Hill and Ian Walden, 1996:7). Article 7. Signature (1) Where the law requires a
a) a method is used to identify that person and to indicate that person's approval
Selain itu tekhnologi digital signaturetersebut mampu menjamin keutuhan isi data
mengingkari isi perjanjian yang telah disepakati, karena teknologi tersebut mempunyai
atas maka secara hukum dapat dianalogikan bahwa perjanjian yang dibuat melalui media
elektronik adalah sah adanya sebab sumber perikatannya sebagaimana perjanjian yang
C. Hukum di Indonesia
13
Pengertian Hukum mengandung makna yang luas meliputi semua peraturan .Para
ahli sarjana hukum memberikan pengertian hukum dengan melihat dari berbagai sudut
yang berlainan dan titik beratnya,Contohnya:
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh
seluruh anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat
kepastian hukum dalam masyarakat.Sumber sumber hukum dapat kita tinjau dari :
b. Kebiasaan ( costum )
d. Traktat ( treaty )
a. Statutory
b. Judiciary
c. Literaty
- Custom
- Legislation
- Judical precedents
- Professional opinion
2. Kodifikasi Hukum ialah pembukuan jenis jenis hukum tertentu dalam kitab undang
dibedakan atas :
Kaidah atau Norma dalam pergaulan hidup manusia diatur oleh berbagai macam kaidah
yang tujuannya untuk menciptakan kehidupan yang lebih aman dan tertib.
3. Hukum
Hukum Ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa
ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi
mungkin paling banyak dibicarakan orang selama lima tahun terakhir ini dengan
pemahaman makna yang beragam. Namun, apa yang dipahami dengan istilah globalisasi
akhirnya membawa kesadaran bagi manusia, bahwa semua penghuni planet ini saling
terkait dan tidak bisa dipisahkan begitu saja satu sama lain walau ada rentang jarak yang
secara fisik membentang. Dunia dipandang sebagai satu kesatuan dimana semua manusia
di muka bumi ini terhubung satu sama lain dalam jaring-jaring kepentingan yang amat
luas.
luas yang melingkupi aspek mendasar kehidupan manusia dari budaya, politik, ekonomi
dan sosial. Globalisasi di bidang ekonomi barangkali kini menjadi kerangka acuan dan
sekaligus contoh yang saat ini paling jelas menggambarkan bagaimana sebuah kebijakan
global bisa berdampak pada banyak orang di tingkat lokal, sementara wacana globalisasi
dalam hal yang lain mungkin tidak begitu mudah diamati secara jelas.
memang pada awalnya dinilai beritikad positif, yaitu menaikkan kinerja finansial negara-
negara yang dianggap masih terbelakang secara ekonomi dengan melakukan kerjasama
kebijakan global itu tidak bisa dilakukan di tingkat lokal. Situasi menang-menang yang
ingin dicapai berubah menjadi situasi kalah-menang yang tak terhindarkan bagi pelaku
ekonomi lokal. Kasus fenomenal seperti yang tak kunjung usai, penjualan perkebunan
kelapa sawit oleh pemerintah baru-baru ini, atau kasus lain yang nyaris tidak terliput
secara luas seperti hilangnya jutaan plasma nuftah di hutan dan Papua Barat,
menunjukkan hal itu dengan jelas. Tentu masih ada banyak yang lain.
Maka, tidak heran apabila kemudian sebagian merasa bahwa isu globalisasi
berhembus ke arah negatif, yaitu bahwa globalisasi hanya menguntungkan mereka yang
sudah lebih dahulu kuat secara ekonomi dan punya infrastruktur untuk melanggengkan
positif globalisasi yang artifisial, namun sebenarnya tetap ditinggalkan. Sebagian yang
lainnya tetap optimis dengan cita-cita hakiki globalisasi dan yakin bahwa tata manusia
yang setara di muka bumi ini akan terwujud suatu saat nanti dengan upaya-upaya
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa.
Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga,
rumah tangga" dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis
besar diartikan sebagai "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga."
Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan
Manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi pada dasarnya selalu menghadapi
masalah ekonomi. Inti dari masalah ekonomi yang dihadapi manusia adalah kenyataan
bahwa kebutuhan manusia jumlahnya tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan
Faktor Ekonomi
Faktor Fisik
Faktor Pendidikan
Tindakan Ekonomi
Tindakan ekonomi adalah setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang
18
paling baik dan paling menguntungkan. misalnya: Ibu memasak dengan kayu bakar
karena harga minyak tanah sangat mahal. Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu :
Tindakan ekonomi Rasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang
Tindakan ekonomi Irrasional, setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang
Motif Ekonomi
Motif ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu
Motif Intrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi atas
kemauan sendiri.
Motif ekstrinsik, disebut sebagai suatu keinginan untuk melakukan tidakan ekonomi
19
Prinsip Ekonomi
Sistem perekonomian
Sistem perekonomian adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun organisasi
di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi dengan sistem
ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor produksinya. Dalam
beberapa sistem, seorang individu boleh memiliki semua faktor produksi. Sementara
dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut di pegang oleh pemerintah. Kebanyakan
Selain faktor produksi, sistem ekonomi juga dapat dibedakan dari cara sistem
dan alokasi hasil produksi. Sementara pada perekonomian pasar (market economic),
pasar lah yang mengatur faktor-faktor produksi dan alokasi barang dan jasa melalui
Perekonomian terencana
Ada dua bentuk utama perekonomian terencana, yaitu komunisme dan sosialisme.
Sebagai wujud pemikiran Karl Marx, komunisme adalah sistem yang mengharuskan
perekonomian masyarakat dianggap telah matang, pemerintah harus memberikan hak atas
faktor-faktor produksi itu kepada para buruh. Uni Soviet dan banyak negara Eropa Timur
lainnya menggunakan sistem ekonomi ini hingga akhir abad ke-20. Namun saat ini,
hanya Kuba, Korea Utara, Vietnam, dan RRC yang menggunakan sistem ini. Negara-
negara itu pun tidak sepenuhnya mengatur faktor produksi. China, misalnya, mulai
produksinya sendiri.
Perekonomian pasar
sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang
yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang
Perekonomian pasar campuran atau mixed market economies adalah gabungan antara
sistem perekonomian pasar dan terencana. Menurut Griffin, tidak ada satu negara pun di
dunia ini yang benar-benar melaksanakan perekonomian pasar atau pun terencana,
bahkan negara seperti Amerika Serikat. Meskipun dikenal sangat bebas, pemerintah
ekonomi. Misalnya larangan untuk menjual barang-barang tertentu untuk anak di bawah
umur, pengontrolan iklan (advertising), dan lain-lain. Begitu pula dengan negara-negara
21
perekonomian terencana. Saat ini, banyak negara-negara Blok Timur yang telah
Undang-Undang dasar negara modren dewasa ini cenderung tidak hanya terbatas sebagai
dinamika perkembangan perekonomian suatu negara. Karena itu, konstitusi modren dapat
dilihat sebagai konstitusi politik, sosial, ataupun sebagai ekonomi. Memang ada
konstitusi yang tidak secara lansung dapat disebut sebagai konstitusi ekonomi, karena
dan sebagainya dapat disebut hanya konstitusi politik. Namun didalam konstitusi negara
liberal tersebut, ketentuan mengenai moneter, anggaran (budget), fiscal, perbankan dan
pemeriksaan keuangan tetap diatur, yang pada gilirannya juga memengaruhi dinamika
daripada persoalan sistem ekonomi secara lansung. Konstitusi negara-negara ini mungkin
lebih tepat disebut konstitusi ekonomi secara tidak lansung. Sedangkan konstitusi
ekonomi secara lansung disebut konstitusi ekonomi adalah kosntitusi yang mengatur
bahwa UUD 1945 merupakan satu-satunya dokumen hukum Indonesia yang dapat
kekeluargaan.
cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Secara normatif, ketentuan pasal 33 UUD 195 merupakan politik hukum ekonomi
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Asas ini dapat dipandang
sebagai sebagai asas bersama (kolektif) yang bermakna dalam kontek sekarang yaitu
wujud sistem persaingan liberal ala barat, tetapi ada nuansa moral dan kebersamaannya,
sebagai refleksi tanggung jawab sosial. Bentuk yang ideal terlihat seperti wujud sistem
ekonomi pasar sosial (social market economy). Pasal ini dianggap dari ekonomi
kerakyatan.
Pada Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3), menunjukkan bahwa negara masih mempunyai
23
peranan dalam perekonomian. Peranan itu ada dua macam, yaitu sebagai regulator dan
sebagai aktor. Ayat (2) menekankan peranan negara sebagai aktor yang berupa Badan
Usaha Milik Negara (BUMN). Peranan negara sebagai regulator tidak dijelaskan dalam
rumusan yang ada, kecuali jika istilah dikuasai diinterpretasikan sebagai diatur tetapi
yang diatur disini adalah sumber daya alam yang diarahkan sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Sumber daya strategis meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam dan sumber
daya buatan keseluruhannya telah diatur oleh konstitusi Pasal 33 UUD 1945 didalamnya
tercantum demokrasi ekonomi. Produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah
Perusahaan yang sesuai dengan itu adalah koperasi. Perekonomian berdasarkan atas
demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai
oleh negara. Kalau tidak, tampuk produksi jatuh ketangan orang-orang yeng berkuasa dan
Sistem ekonomi yang berlaku di Indonesia ialah sistem ekonomi pancasila. Menurut
moral.
5. Ada keseimbangan yang selaras, serasi, dan seimbang dari perencanaan ekonomi
dan pelaksanaannya didaerah.
sentralnya, sasaran penciptaan peluang kerja dan partisipasi rakyat dalam arti seluas-
luasnya perlu mendapatkan perhatian utama. Ini berarti bahwa dalam penyusunan
dan partisipasi rakyat tersebut, lengkap dengan tolak ukur dan cara-cara menilainya.
Salah satu masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi di Indonesia
mengikuti arus logika pembangunan ekonomi yang berkembang atas dasar pengalaman
empiris dilapangan atau teori-teori dan kisah-kisah sukses di negara-negara lain yang
dipandang layak dijadikan contoh. Sulit membayangkan bahwa konstitusi harus diajdikan
acuan subtantif dalam setiap kebijakan resmi dalam proses pembangunan ekonomi.
Apalagi kenyataan dizaman sekarang menuntut semua bangsa akrab bergaul dengan
sistem ekonomi pasar yang diidialkan bersifat bebas dan terbuka. Tidak eksklusif.
Liberalisasi perdagangan dan globalisasi ekonomi sudah menjadi kenyataan yang tidak
dapat di hindarkan.
25
sebagai sumber kebijakan tertinggi tidak dapat mengikuti dengan gesit dan luwes
perubahan-perubahan dinamis yang terjadi dipasar ekonomi global maupun lokal yang
bergerak cepat setiap hari. Karena itu, kebiasaan untuk menjadikan konstitusi sebagai
rujukan dalam penyusunan kebijakan ekonomi dapat dikatakan sangat minim. Hal itu
terjadi disemua negara demokrasi. Pengaturan kebijakan ekonomi secara ketat dalam
berhasil memenuhi hasrat warga negara untuk bebas, baik secara politik maupun
ekonomi.
Indonesia sebagai negara yang bukan komunis, juga berusaha mengadopsi beberapa
prinsip yang dipraktekkan terutama dinegara-negara eropa timur, yaitu dengan mengatur
prinsip-prinsip dasar kebijakan ekonomi dalam bab XIV UUD 1945 tentang
undang dasar itu hanya dijadikan rujukan formal, sekedar untuk menyebut bahwa
Oleh beberapa ahli ekonomi, pasal yang mengatur tentang perekonomian didalam
UUD 1945 dinilai tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Pertama, perekonomian tidak
dapat lagi hanya berdasarkan kepada asas kekeluargaan, karena didunia bisnis modern
tidak dapat dihindarkan sistem pemilikan pribadi sebagai hak asasi manusia yang juga
26
dilindungi oleh undang-undang dasar. Sifat-sifat kekeluargaan dari suatu bangun usaha
hanya relevan jika dikaitkan dengan koperasi sebagai bentuk-bentuk perseroan, yang hak
milik (property), yaitu sama tingginya dengan penghargaan terhadap kebebasan
(freedom). Hal ini tercermin dalam cara pandang masyarakat modern yang sangat
Kemudian, cabang-cabang produksi yang penting dan menguasai hajat hidup orang
banyak memang harus dikuasi oleh negara, tetapi pengertian dikuasai tersebut tidak
sehingga membiar badan-badan usaha milik negara untuk eksis selama ini justru sama
yang justru merugikan negara dan rakyat banyak. Lagi pula, zaman modren menghendaki
adanya pemisahan yang tegas antara fungsi regulasi dan policy maker dengan fungsi
pelaku usaha. Tidak seharusnya pemerintah yang bertanggung jawab dibidang regulasi
dan pembuatan kebijakan, terjun sendiri dalam kegiatan usaha. Karena itu, perusahaan
milik negara yang ada, justru perlu diprivatisasikan agar lebih efisien dan menjamin
fairness diantara pelaku usaha. Tidak mungkin ada fairness bagi pengusaha swasta jika
instansi menentukan kebijakan juga turut mengambil bagian sebagai pelaku usaha secara
lansung.
Dan yang terakhir, pengertian di kuasai oleh negara harus dipahami tidak identik
dengan dimiliki oleh negara. Bahkan, dikatakan bahwa pengertian pengusaan oleh
negara dalam ketentuan Pasal 33 Ayat (2) dan (3) tersebut bukan harus diwujudkan
melalui kepemilikan negara. Negara cukup berperan sebagai regulator, bukan pelaku
langsung.
27
relationship of a private law nature involving different nations. Dari definisi ini
Cakupan dari hukum ini menurut Schmitthoff meliputi: 1) Jual beli dagang
Pengangkutan melalui darat dan kereta api, laut, udara, perairan pedalaman; 6) Hak milik
menurut Aleksander Goldstajn ada tiga, yaitu: (1) Prinsip kebebasan para pihak dalam
berkontrak (the principle of the freedom of contract); (2) prinsip pacta sunt servanda; dan
kebebasan para pihak untuk berkomunikasi untuk keperluan dagang dengan siapa pun
juga dengan melalui berbagai sarana navigasi atau komunikai, baik darat, laut, udara, atau
dan doktrin, kontrak, dan hukum nasional. Diantara berbagai sumber hukum tersebut
yang terpenting adalah perjanjian atau kontrak yang dibuat oleh sendiri oleh para
pedagang sendiri.
memenuhi standar kualitas (quality standard), kejujuran (good faith and fair dealing),
permainan bersih (fair play), perlindungan pihak lemah (protection for the weak),
pembinaan usaha yang baik (good corporate governance), persaingan sehat (fair
Perjanjian/Kontrak
perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli internasional dikenal dengan sebutan perjanjian
ekspor/impor. Dalam jual beli semacam ini kegiatan jual disebut ekspor dan kegiatan beli
disebut impor. Pihak penjual disebut eksportir dan pihak pembeli disebut importir. Secara
dengan hak dan kewajiban para pihak yang terlibat. Eskportir berkewajiban memberikan
barang kepada importir dan berhak menerima pembayaran dari importir. Importir
eksportir. Persoalan muncul mana kala masing-masing pihak hanya mau menikmati hak
jual beli pada umumnya yang diselenggarakan dalam suatu negara tetapi mempunyai
beberapa perbedaan. Beberapa hal yang menyebabkan ekspor/impor berbeda antara lain:
Pembeli dan penjual dipisahkan dengan batas-batas negara, barang yang diperjualbelikan
dari satu negara ke negara lain terkena berbagai peraturan seperti kepabeanan yang
perbedaan seperti bahasa, mata uang, kebiasaan dalam perdagangan, hukum, dan
sebagainya.
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa di mana seorang berjanji kepada seorang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.Kontrak
adalah perjanjian yang dibuat secara tertulis.Menurut Pollock sebagaimana dikutip oleh
P.S Atiyah, a contract is a promise or a set of promises, which the law will enforce.
Sebagai perwujudan tertulis dari perjanjian, kontrak adalah salah satu dari dua dasar
hukum yang ada selain undang-undang (KUHPdt Pasal 1233) yang dapat menimbulkan
perikatan. Perikatan adalah suatu keadaan hukum yang mengikat satu atau lebih subjek
Adapun syarat sahnya suatu perjanjian dicantumkan dalam Pasal 1320 Kitab
mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu hal tertentu, dan
kebebasan kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja, asalkan
tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan. Sistem ini melahirkan prinsip
a. Pilihan hukum (choice of law), dalam hal ini para pihak menentukan sendiri dalam kontrak
b. Pilihan forum (choice of jurisdiction), yakni para pihak menentukan sendiri dalam kontrak
tentang pengadilan atau forum mana yang berlaku jika terjadi sengketa di antara para
c. Pilihan domisili (choice of domicile), dalam hal ini masing-masing pihak melakukan
Salah satu perjanjian yang dikenal adalah perjanjian jual beli. Perjanjian jual beli
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu mengikat dirinya untuk
menyerahkan hak milik atas suatu barang dan pihak yang lain untuk membayar harga
Sebagaimana telah dikemukakan, jual beli dapat terjadi diantara penjual dan pembeli
yang berada dalam satu negara maupun beberapa negara. Jual beli di antara penjual dan
pembeli yang berada di negara yang berbeda disebut jual beli internasional. Hukum
tentang jual beli internasional akan berjalan berbarengan dengan hukum tentang ekspor-
impor.
31
Dalam hukum tentang perdagangan internasional, berdasarkan waktu pembayaran,
Documentary Credit.
a bank at the request of an importer obligating the bank to pay a specific amount of
money to an exporter.
internasional.
2. Memberikan suatu bentuk pengamanan untuk semua pihak yang bersangkutan dengan
transaksi tersebut.
L/C terpenuhi.
Pada saat ini dikenal berbagai jenis L/C. Berdasarkan sifat, L/C dapat dibagi menjadi
sebagai berikut: Revocable L/C, yaitu L/C yang dapat dibatalkan kembali kapan saja oleh
importir tanpa memerlukan persetujuan eksportir; Irrevocable L/C, yaitu L/C yang tidak
dapat dibatalkan dan opening32bank mengikatkan diri untuk melunasi wesel-wesel yang
ditarik dalam jangka waktu berlakunya L/C, kecuali dengan persetujuan semua pihak
yang terlibat dalam L/C ; Irrevocable dan Confirmed L/C, yaitu L/C yang tidak dapat
dibatalkan sepihak dan mempunyai jaminan pelunasan berganda atas wesel atas
Sementara itu dari segi pembayaran, L/C dapat dibagi menjadi: Sight L/C, yaitu L/C
yang jika semua persyaratan dipenuhi, maka negotiating bank wajib membayar nominal
L/C kepada eksportir paling lama dalam 7 hari kerja; Usance L/C, yaitu L/C yang
pembayarannya baru dapat dilunasi jika L/C tersebut sudah jatuh tempo yaitu sekian hari
dari tanggal pengapalan (tanggal Bill of Lading); Red Clause L/C, yaitu L/C di mana
dikapalkan.
Kemudian dari segi syarat-syarat, L/C dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1. Open L/C, yaitu suatu L/C yang memberi hak kepada eksportir penerima L/C untuk
2. Restricted L/C, yaitu kebalikan daari open L/C di mana negotiating bank dibataasi pada
bank tertentu.
3. Documentary L/C, yaitu L/C yang mewajibkan eksportir penerima L/C untuk
4. Revolving L/C, yaitu L/C di mana kredit yang tersedia dapat dipakai ulang tanpa perlu
33
mengadakan perubahan syarat baik dalam bentuk waktu maupun nilai uang.
5. Back to Back L/C, yaitu L/C yang dapat dibuka lagi oleh eksportit penerima L/C pertama
kepada eksportir kedua dengan menjaminkan L/C yang diterimanya. L/C ini biasa
L/C disebut juga kredit berdokumen. Dengan kata lain L/C merupakan kredit. Istilah
kredit berasal dari bahasa Romawi credere yang berarti percaya atau credo atau
creditum yang berarti saya percaya. Jadi seseorang yang mendapatkan kredit adalah
a. Pihak Pembeli
Pihak pembeli adalah pihak imporir yang membeli barang dan membuka L/C.
b. Pihak Penjual
Bank pembuka L/C atau yang disebut dengan issuing bank adalah bank yang membuka
Bank penerus L/C adalah bank yang dimintakan oleh bank pembuka L/C untuk
juga dengan Conforming Bank, Correspondent Bank, Advising Bank, Paying Bank, atau
Negotiating Bank.
Adapun unsur-unsur pokok dalam L/C meliputi:
b. Promise to pay, yaitu L/C berisi jaminan pembayaran dari issuing kepada beneficiary.
d. Parties, yaitu dalam suatu L/C akan terlibat beberapa pihak antara lain, applicant, issuing
bank, beneficiary, advising bank, negotiating bank atau confirming bank (jika L/C di
e. Time, yang menyangkut expire date yaitu tanggal berakhirnya jangka waktu berlakunya
suatu L/C, latest shipment date yaitu tanggal terakhit untuk melaksanakan
pengapalan/pengiriman sesuai dengan yang ditentukan dalam L/C dan latest presentation
date, yaitu tanggal terakhir bagi beneficiary untuk penyerahan dokumen ke bank.[24]
Dasar hukum dari suatu L/C adalah klausula dalam kontrak jual beli yang
menundukkan diri kepada Uniform Customs and Practices for Documentary Credit
of Commerce (ICC) pada tahun 1933 telah menyeragamkan L/C dengan terbentuknya
35
Uniform Customs and Practices for Documentary Credir (UCP).
UCP pertama diterbitkan pada tahun 1933 dengan brosur Nomor 82. Selanjutnya
UCP pertama itu mengalami revisi-revisi agar memenuhi kebutuhan bisnis internasional
yang terus berkembang. Revisi pertama terjadi pada tahun 1951, kedua pada tahun 1962,
ketiga pada tahun 1972, keempat pada tahun 1983 yang dikenal dengan nama UCP 400,
dan kelima atau terakhir pada tahun 1993 dengan terbitan Nomor 500 sehingga lebih
Secara umum materi pokok Sales Contract berisi hal-hal berikut ini.
packing, dll.)
4. Harga
6. Pelabuhan Asal
36
7. Pelabuhan Tujuan
11. Sertifikat-sertifikat
b. Export License
1. Diadakan kontrak jual beli antara penjual kepada pembeli dalam jual beli mana pembeli
2. Kemudian pembeli mengajukan aplikasi L/C kepada Bank Devisa langganannya untuk
3. Bank penerbit mengirim surat L/C kepada penikmat melalui bank korepondennya di
negara penikmat.
37
4. Advising bank memberitahu penikmat bahwa kepadanya telah dibuka L/C.
5. Setelah penikmat menerima L/C, dia lantas mengirim barang kepada pembeli.
6. Dokumen asli diserahkan kepada advising bank dan duplikat dikirim kepada pembeli.
8. Dokumen yang telah diterima oleh advising bank kemudian dikirim ke issuing bank.
10. Pembuka kredit membayar semua kewajiban kepada issuing bank setekah dinotifikasi
11. Issuing bank mengirim dokumen asli kepada pembuka kredit, berdasarkan dokumen-
a. Penjual dan pembeli di luar negeri setuju dalam sales contract bahwa payment dilakukan
b. Pembeli memberikan instruksi kepada bank di kediamannya (The Issuing Bank) untuk
c. The Issuing Bank mengatur dengan bank di domisili penjual (Correspondent Bank) untuk
melakukan negosiasi, menerima, atau membayar exporter draft atas penyerahan dari
dokumen pengapalan.
1. Barang yang diperjualbelikan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Padahal ketepatan
barang ini sangat penting dalam ekspor/impor yang menggunakan L/C karena
3. Situasi dan kondisi negara salah satu atau beberapa pihak yang terkait tidak baik sehingga
Selain beberapa risiko di atas dikenal juga risiko fasilitas. Dalam kaitan ini risiko
terjadi karena kegagalan nasabah melunasi kewajiban pembayaran Sight L/C maupun
Usance L/C yang telah jatuh tempo. Kegagalan ini kebanyakan disebabkan beberapa hal
berikut ini.
Sengketa
Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang tentu menghendaki segala sesuatu berjalan
dengan baik tanpa masalah39 apapun terlebih berupa sengketa. Akan tetapi, pada
kenyataannya hidup ini tidak pernah luput dari masalah. Tidak heran tidak hanya masalah
dicegah oleh seseorang sebab bermula dari pihak lain. Dengan demikian tidak ada
seorang pun dapat memastikan dirinya akan senantiasa luput dari sengketa. Sehubungan
dengan kenyataan itu setiap orang nampaknya perlu mempersiapkan diri untuk
Bahkan pada saat-saat tertentu seseorang perlu mempunyai kemampuan untuk melihat
masalah atau sengketa sebagai sebuah peluang yang mesti dimanfaatkan bukan sekedar
masalah yang harus dihindari. Sebagai sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan sudah
Ibarat pisau yang dapat bermanfaat jika digunakan secara benar dan merugikan orang
lain serta diri sendiri jika digunakan secara salah demikian pulalah penyelesaian
menghindari. Kalau pun sudah yakin perlu memanfaatkan penyelesaian sengketa masih
harus memilih cara penyelesaian sengketa yang paling tepat di antara cara-cara yang ada.
Sengketa dapat terjadi karena berbagai sebab, terutama perbuatan melawan hukum
dan cidera janji (wanprestasi). Terhadap sengketa yang terjadi pihak-pihak yang terkait
dapat menaruh berbagai keinginan atau harapan. Keinginan ini sangat berpengaruh pada
masing cara penyelesian berbeda satu sama lain. Kekeliruan atas pilihan cara
wanprestasi melalui pengadilan negeri, arbitrase, atau cara-cara lain yang tersedia.
Secara garis besar dikenal dua kelompok besar penyelesaian sengketa, yaitu melalui
baik diselesaikan di luar pengadilan. Terdapat berbagai alasan yang mendukung pilihan
ini, seperti kemungkinan untuk tetap menjaga hubungan baik di antara pihak-pihak yang
bermasalah
41
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
ekonomi yang dibarengi dengan pembangunan hukum maka akan terbentuk tatanan
secara merata sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 maupun Pancasila.
Maka untuk itu diperlukan pembangunan hukum yang progresif yang lebih menyentuh
Dampak dari globalisasi telah menyentuh semua sendi-sendi kehidupan bangsa, termasuk
menjalin hubungan antar negara. Dan terkadang norma-norma tersebut selalu berbenturan
kebutuhannya, maka mau tidak mau dilakukan langkah-langkah berani untuk menerobos
konstitusi dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Untuk itu diperlukan sebuah
Semoga apa yang kami paparkan di atas bisa menambah pengetahuan para pembaca
sempurna. Untuk itu kami selalu mengharap kritik dari pembaca yang sifatnya dapat
43
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sulistiyono dan Muhammad Rustamaji, Hukum Ekonomi Sebagai Panglima, Mas
Ekonomi dan Memperluas Kesejahteraan Sosial, Pidato yang disampaikan pada Dies
Natalis dan Peringatan Tahun Emas Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, 2000
Griffin R dan Ronald Elbert. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi Ekonomi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta, Januari 2010
Wikipedia.com
44
MAKALAH HUKUM BISNIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara harfiah kata bisnis berasal dari istilah Inggris business yang berarti kegiatan
usaha. Menurut Richard Burton Simatupang kata bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan
kegiatan usaha uang dijalankan oleh orang atau badan secara teratur dan terus menerus, yaitu
berupa kegiatan mengadakan barang-barang atas jasa-jasa maupun fasilitas untuk
diperjualbelikan, dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Adapun kegiatan bisnis secara umum dapat dibedakan 3 bidang usaha yaitu :
1. Bisnis dalam arti kegiatan perdangan (commerce), yaitu keseluruhan kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh orang-orang dan badan-badan, baik di dalam negeri maupun diluar negeri
ataupun antara Negara tujuan memperoleh keuntungan.
2. Bisnis dalam arti kegiatan industry (Industry) yaitu kegiatan memproduksi atau
menghasilkan barang-barang yang nilainya lebih berguna dari asalnya.
3. Bisnis dalam arti kegiatan jasa-jasa (service), yaitu kegiatan yang menyediakan jasa-jasa
yang dilakukan baik oleh orang maupun badan.
Semua kegiatan-kegiatan dalam bisnis tentu memerlukan aturan dan peraturan yang
mengatur tata cara melakukan kegiatan dalam bisnis demi kepentingan para pihak dalam
berbisnis. Dari penjelasan diatas, muncul suatu pertanyaan, kenapa hukum itu diperlukan
dalam bisnis. Sehingga untuk mengatur segala kegiatan-kegiatan dalam bisnis maka
diciptakan suatu hukum yang mengaturnya yaitu hukum bisnis.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari sekian banyak macam dan jenis bisnis, semua jenis kegiatan-kegiatan tersebut
tentunya mempunyai aturan-aturan untuk mengatur segala kegiatan dalam bisnis itu, demi
kepentingan para pihak.
Adapun hakikat dari bisnis antara lain sebgai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata cara
pelaksanaan urusan atau kegiatan
50 dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan dengan
produksi atau pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur
dalam resiko tertentu dengan usaha tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu
Dalam kegiatan-kegiatan bisnis, hukum jelas diperlukan demi kepentingan Para pihak
Agar terwujud watak dan perilaku aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat
dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian hukum). Dan hukum bisnis tersebut harus
diketahui/dipelajari oleh pelaku bisnis sehingga bisnisnya berjalan sesuai dengan koridor
hukum dan tidak mempraktikkan bisnis yang bisa merugikan masyarakat luas (monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat).
B. SARAN
Dalam semua kegiatan bisnis, semestinya semua pelaku-pelaku bisnis telah menguasai
aturan-aturan yang mengatur tentang kegiatan bisnis tersebut atau yang dinamakan
dengan hukum bisnis dan juga harus memahami manfaat dan tujuan dari hukum bisnis itu
sendiri demi terwujudnya hak dan kewajiban para pihak secara hukum ataupun dalam koridor
hukum yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA
ukum bisnis, http://www.docstoc.com/docs/120004204/Hukum-Bisnis-%28PDF%29 , diakses tanggal 14
Desember 2012,
51