BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
kerja bagi tenaga keperawatan dan sebagai tolok ukur mutu asuhan keperawatan
akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam
ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan
virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Ae.albopictus,
20% dari nilai normal. Pemeriksaan serologis (ELISA, Rapid D iagnostic Test
2.1.2 Etiologi
oleh virus dengue yang termasuk dalam family flaviviridae genus flavivirus.Virus
7
dengue ditularkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan nyamuk
genus Aedes, yaitu nyamuk aedes aegypti betina. Aedes aegypti tersebar di daerah
Indonesia pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa
2.1.3. Epidemiologi
Menurut WHO (2012), dengue adalah penyakit virus yang yang paling
umum ditularkan oleh nyamuk ke manusia, yang dalam beberapa tahun terakhir
2.5 miliar orang tinggal di daerah di mana virus dengue dapat ditransmisikan.
Penyebaran geografis antara vektor nyamuk dan virus telah menyebabkan epidemi
demam berdarah secara global dan kedaruratan demam berdarah dengue dalam 25
daerah tropis
Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepasti an virologiknya baru diperoleh pada
tahun 1970. Demam berdarah dengue pada orang dewasa dilaporkan pertama kali
oleh Swandana (1970) yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar ke
Berdarah Dengue sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi
(2) Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali (3) Tidak ada kontrol
vektor nyamuk yang efektif di daerah endemis dan (4) Peningkatan sarana
transportasi. Di Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap
tempat, maka pola terjadinya penyakit agak berbeda untuk setipa tempat. Di Jawa
pada umumnya infeksi virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus
sehingga kasus terbanyak terdapat pada sekitar bulan April – Mei setiap tahun.
b. Anoreksia
c. Mual muntah
e. Nyeri kepala
Gejala awal dari demam berdarah dengue mirip dengan demam dengue
biasa. Demam dengue seperti flu yang mempengaruhi bayi, anak-anak dan orang
setelah beberapa hari pasien akan menjadi mudah marah, gelisah, dan berkeringat.
Demam dengue harus dicurigai bila demam tinggi (40° C/104 ° F) disertai
oleh dua gejala berikut: sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, otot dan nyeri
selama 2-7 hari, setelah masa inkubasi 4-10 hari akibat gigitan dari nyamuk yang
terinfeksi.
darah berukuran kecil di kulit yang dinamakan petechiae dan berukuran lebih
lebar bawah kulit dinamakan ekimosis. Jika terjadi syok dapat menyebabkan
kematian. Jika pasien dapat bertahan, pemulihan dimulai setelah masa krisis satu
hari.
(di bawah 38°C/100°F) dan munculnya nyeri perut yang parah, muntah terus
menerus, napas cepat, gusi berdarah, kelelahan, gelisah, muntah darah. 24-48 jam
berikutnya dari tahap kritis dapat mematikan, perawatan medis yang tepat
2.1.6. Klasifikasi
10
Derajat I
perdarahan(ujitourniquiet positif).
Derajat II
Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah,
Derajat IV
Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat
diukur
Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari
penyakit
4. Renjatan (syok)
1. Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
kurang.
5. Trombositopeni
– 7 sakit
1. Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri
ensefalitis
2.1.8. Patofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh viramia yang ditandai dengan
demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal di seluruh tubuh, hiperemia
tenggorokan, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit. Selain itu kelainan dapat
renjatan. Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma itu dapat berkurang
13
sampai 30 % atau lebih. Bila renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan
plasma tidak segera diatasi maka akan terjadi anoksia jaringan, asidosis metabolik
dan kematian. Kelainan yang paling sering ditemukan pada autopsi adalah
2.1.9. Diagnosis
Berdarah Dengue apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
trombosit 100.000/•l)
penderita DBD apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
atau terjadi peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgG pada
1. Adakah tanda kedaruratan, yaitu tanda syok (gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus, kejang,
kesadaran menurun, muntah darah, tinja darah, maka pasien perlu dirawat /
dirujuk.
hitung trombosit
3. Pasien dianjurkan minum banyak, seperti: air teh, susu, sirup, oralit, jus
5. Apabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga,
evaluasi tanda klinis adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi gelisah,
ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing berkurang; bila
Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol dalam
serta diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. Setelah itu
1. Hb, Ht dalam batas normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l atau
1) Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin yang dilakukan untuk menapis pasien tersangka DBD
apusan darah tepi. Parameter Laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
1. Leukosit : dapat normal atau turun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
plasma biru >15% dari jumlah total leukosit yang ada pada fase syok akan
meningkat.
pembekuan darah.
9. Golongan darah dan cross match: bila akan diberikan transfuse darah atau
komponen darah
2) Radiologi
Pada foto dada terdapat efusi pleura, terutama pada hemitoraks kanan
tetapi bila terjadi perembesan plasma hebat, efusi pleura ditemui di kedua
dengue yaitu:
Sampai saat ini tidak ada obat atau vaksin yang spesifik untuk menangani
masalah pendarahan.
ketidakseimbangan elektrolit.
18
yang abnormal.
mengobati dehidrasi.
Dengan perawatan yang cepat dan agresif, kebanyakan pasien sembuh dari
demam berdarah dengue. Namun, setengah dari pasien yang tidak diobati dan
Encephalopathy
Kerusakan hati
Kejang
Syok
Pada pengkajian identitas pasien seperti halnya meliputi nama, umur (secara
esklusif DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 15
tahun), jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, no. rekam medis, diagnosa
medis.
1) Anamnesis
1. Keluhan utama
beraktivitas.
Sepertihalnya pengkajian berikut ini, Badan panas, suhu tubuh tinggi
secara mendadak dalam waktu 2 – 7 hari, terdapat bintik merah pada ektremitas
dan dada, selaput mukosa mulut kering, epistaksis, gusi berdarah, pembesaran
mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh klien pada masa demam yang masih
relevan.
4. Riwayat keluarga
serta bila ada anggota keluarga yang meninggal, maka penyebab kematian juga
ditanyakan.
kamar mandi, kebersihan rumah, adanya limbah pabrik atau industri rumah tangga
biografi juga merupakan data yang perlu diketahui, yaitu: nama, umur, jenis
21
kelamin, tempat tinggal, suku dan agama yang dianut oleh klien. Dalam
klien dalam keadaan kritis, maka pertanyaan yang diajukan bukan pertanyaan
terbuka tetapi pertanyaan yang jawabannya adalah ya dan tidak. Atau pertanyaan
yang dapat dijawab dengan gerak tubuh, yaitu mengangguk atau menggelengkan
6 Pengkajian psikososial
Trombosit meningkat,
mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit yeng tak perlu, khawatir
dengan keluarga, Tanda: menolak, menangis, cemas, kurang kontak mata, gelisah,
marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri. Interaksi sosial: stress karena
1) Gejala
(2) Insomnia
2) Tanda
2 Sirkulasi
1) Gejala
Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem pernapasan
kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak napas sehingga
Pemeriksaan fisik : Pada derajat 1 dan 2 kadang terdapat batuk dan pharingitis
karena demam yang tinggi, terdapat suara napas tambahan (ronchi; wheezing),
pada derajat 3 dan 4 napas dangkal dan cepat disertai penurunan kesadaran.
3 Integritas ego
1) Gejala
menangis.
4. Eliminasi
1) Gejala
2) Tanda
(2) warna berubah pekat dan berwarna coklat tua pada derajat 3 dan 4
23
1) Gejala
2) Pemeriksaan fisik :
6. Higiene
7. Neurosensori
2) Tanda
1) Gejala
2) Tanda
24
(1) menangis
9. Pernapasan
Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem
pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak
(ronchi; wheezing), pada derajat 3 dan 4 napas dangkal dan cepat disertai
penurunan kesadaran
10. Interaksi sosial
3. Pemeriksaan fisik
1 Keadaan umum
didapatkan kesadaran yang baik atau composmentis dan akan berubah sesuai
tingkat derajat yang melibatkan perfusi sistem saraf pusat dan sistem imun.
B1 (breathing)
Anamnesa : Pada derajat 1 dan 2 awal jarang terdapat gangguan pada sistem
pernapasan kecuali bila pada derajat 3 dan 4 sering disertai keluhan sesak
(ronchi; wheezing), pada derajat 3 dan 4 napas dangkal dan cepat disertai
penurunan kesadaran
B2 (blood)
hari, badan lemah, pusing, mual muntah, derjat 3 dan 4 orang tua melporkan
perdarahan konjungtia derajat 3 kulit dingin pada akral, nadi cepat, hipotensi,
teratur.
B3 (Brain)
kesadaran, gelisah, GCS menurun, pupil miosis atau medriasis, reflek fisiologis
B4 (Bladder)
karena itu perawat perlu memantau oligouri serta Intake dan out put cairan adanya
karena merupakan tanda awal kencing sedikit bahkan tidak ada kencing,
26
B5 (Bowel)
nyeri telan, pada derajat 3 dan 4 terdapat nyeri tekan pada ulu hati. Pada
pemeriksaan fisik mukosa bibir kering dan hiperemia tenggorokan, derajat 3 dan 4
terdapat pembesaran hati dan nyeri tekan, pembesaran limfe, nyeri tekan
episgrastik.
B6 (Bone)
adalah sebagai berikut pasien mengeluh nyeri otot, persendian dan punggung,
kekakuan otot dan tulang akibat kejang. Pemeriksaan sendi nyeri sendi, otot
punggung dan kepala, kuit terasa panas, tampak merah dapat disertai kesakitan
dan kejang, perubahan tanda vital, purpura, echymosis dan perdarahan konjungtia
derajat 3 kulit dingin pada akral, nadi cepat, hipotensi, sakit kepala, menurunnya
kelemahan.
Kriteria hasil : keseimbangan cairan dan elektrolit dan asam basa tercapai,
hidrasi adekuat.
Intervensi :
Intervensi prioritas NIC
1) Autotranfusi pengumpulan dan reinfusi darah yang hilang akibat
perdarahan
2) Pengelolaan elektrolit peningkatan keseimbangan elektrolit dan
pencegahan komplikasi akibat kadar elektrolit serum yang tidak normal
atau tidak diinginkan (misalnya : kalsium, kalium.agnesium, natrium dan
fosfat dalam serum).
3) Pengelolaan cairan : peningkatan dan analisis data paisen untuk mengatur
keseimbangan cairan
4) Pengelolaan hipovolemia : expansi volume cairan intravaskular pada
pasien yang mengalami penurunan volume.
5) Terapi intravena : Pemberian dan pemantauan cairan dan obat intravena
6) Pengelolaan syok , volume : peningkatan keadekuatan perfusi jaringan
pada pasien yang mengalami masalah volume intravaskular yang berat
Implementasi Keperawatan
3) Pantau perdarahan
28
buruknya dehidrasi
Aktivitas kolaboratif :
Aktifitas lain
Berikut ini adalah diagnosa keperawatan yang lain dan sering muncul pada klien
penyakit/ viremia.
kurangnya informasi.
Ditandai dengan : suhu tubuh llebih dari normal (36.5- 37 C), kulit
Kriteria Hasil: Suhu tubuh Normal (365-37 C), RR dan nadi Normal,
Intervensi :
Intervensi prioritas NIC
1) Pengobatan demam pengelolaan pasien dengan hipertermia yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bukan dari lingkungan
2) Regulasi suhu mencapai dan atau untuk mempertahankan suhu
tubuh dalam rentang normal
3) Pemantauan tanda vital pengumpulan dan analisis data
kardiovaskluar, respirasi, suhu tubuh untuk menentukan serta
mencegah komplikasi
Implementasi Keperawatan
1) Pantau aktivitas kejang
2) Pantau hidrasi
3) Pantau tkanan darah dan, nadi dan pernafasan,e
30
Aktifitas kolaboratif :
1) Berikan obatantipiretik sesuai dengan kebutuhan
2) Gunakan air jangat untuk mengatasi gangguan suhu tubuh sesuai
dengan kebutuhan
Aktifitas lain :
1) Lepaskan pakaian yang yang berlebihn
2) Anjurkan asupan cairan oral
3) Gunakan selimut
4) Gunakna kompres pada aksila, kening, leher dan lipat paha
Intervensi:
1) Kaji keluhan mual, muntah, dan sakit menelan yang dialami klien
R/ Untuk menetapkan cara mengatasinya.
2) Kaji cara/pola menghidangkan makanan klien
R/ Cara menghidangkan makanan dapat mempengaruhi nafsu makan
klien.
3) Berikan makanan yang mudah ditelan seperti: bubur dan
dihidangkan saat masih hangat.
R/ Membantu mengurangi kelelahan klien dan meningkatkan asupan
makanan karena mudah ditelan.
4) Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
R/ Untuk menghindari mual dan muntah serta rasa jenuh karena
makanan dalam porsi banyak.
5) Jelaskan manfaat nutrisi bgi klien terutama saat sakit.
R/ UntukMeningkatkan pengetahan klien tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat.
6) Catat jumlah porsi yang dihabiskan klien.
R/ Mengetahui pemasukan/pemenuhan nutrisi klien.
Intervensi:
1) Kaji tingkat pengetahuan klien/keluarga tentang penyakit DHF
2) Kaji latar belakang pendidikan klien/ keluarga.
3) Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan obat-obatan
pada klien dengan bahasa dan kata-kata yang mudah dimengerti.
4) Jelaskan semua prosedur yang akan dilakukan dan manfaatnya
pada klien.
5) Berikan kesempatan pada klien/ keluarga untuk menanyakan hal-
klien.
penjelasan.
1. Komunikasi
menerima pendapat dan pemikiran. Untuk lebih efektif penyaluran ide tersebut,
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang sudah, sedang dan
keputusan yang sistematis, problem solving, dan riset lebih lanjut. Format proses
keperawatan merupakan kerangka atau dasar keputusan dan tindakan terasuk juga
intergral proses, bukan sesuatu yang berbeda dari problem solving. Dokumentasi
kepada tenaga kesehatan lainnya. Pengkajian ulang dan evaluasi respon klien
terhadap tindakan keperawatan dan tindakan medis dapat sebagai petunjuk adanya
3. Standar Dokumentasi
standar dokumentasi yang konsisten, pola yang efektif, lengkap, dan akurat.
catatan tersebut dapat diartikan sebagai suatu catatan bisnis dan hukum yang
adalah untuk :
36
tindakan.
2. Dokumentasi untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika. Hal ini juga
menyediakan :
11) Dokumentasi untuk tenaga profesional dan tanggung jawab etik dan
1. Praktek keperawatan
terhadap respon klien aktual atau potensial. Perubahan lain adalah pengobatan
oleh dokter atau tim kesehatan lainnya, kerjasama dengan tim kesehatan serta
pelayanan.
Pencatatan yang lengkap dan akurat tentang tingkat keparahan penyakit dan
keperawatan pada klien dengan kasus yang sama dan perkiraan pembeayaan
yang diperlukan.
5. Ketrampilan keperawatan
pencatatan.
6. Konsumen
biaya yang terjangkau dan adanya home care bagi klien yang tidak
pencatatan yang lengkap dan akurat khususnya waktu klien masuk rumah
7. Biaya
9. Akreditasi kontrol
Pencatatan yang penting meliputi catatan tentang kejadian, perintah verbal dan
non verbal, informed consent, dan catatan penolakan klien terhadap tindakan.
berbagai aspek :
1. Hukum
bernilai hukum. Bila terjadi suatu masalah yang berhubungan dengan profesi
pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara lengkap, jelas
dan obyektif dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal dan
yang salah.
Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat, akan memberi kemudahan bagi
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh
masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui catatan yang akurat.
3. Komunikasi
berkaitan dengan klien. Perawat atau tenaga kesehatan lain akan bisa melihat
catatan yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
4. Keuangan
41
belum, sedang dan telah diberikan dicatat dengan lengkap yang dapat
klien.
5. Pendidikan
keperawatan.
6. Penelitian
7. Akreditasi
Melalui dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan
lebih lanjut. Hal ini selain bermanfaat bagi peningkatan mutu sendiri, juga
bagi individu perawat dalam mencapai tingkat kepangkatan yang lebih tinggi.
42