Anda di halaman 1dari 22

JURNAL

PRAKTIKUM ANALISIS BIOMEDIK DAN FORENSIK


“Analisis Natrium dalam Urin”

Hari/Jam Praktikum : Selasa, 26 Maret 2019 (13.00-16.00)


Asisten Lab : 1. Ayu Sholihat
2. Risda Rahmi

SHIFT B 2016
REZA LAILA NAJMI
260110160050

LABORATORIUM ANALISIS KIMIA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
I. Tujuan
1.1 Menentukan kadar natrium atau kalium dalam urin dengan
menggunakan Flame Atomic Emission Spectroscopy (AES).

II. Prinsip
2.1 Spektroskopi Emisi Atom
Metode pengukuran analisis logam dengan cara kualitatif maupun
kuantittif berdasarkan pemancaran sinar (emisi) dengan panjang
gelombang yang karakteristik sebagai unsur yang dianalisis.
Spektroskopi emisi termasuk spektroskopi atom yang menggunakan
sumber eksitasi plasma, nyala atau laser bertenaga tinggi (Skoog et al.,
2004)
2.2 Eksitasi Elektron
Proses penyerapan energi radiasi ke suatu atom atau molekul tanpa
mengakibatkan ionisasi. Energy radiasi mungkin diserap oleh inti atau
electron, dan mungkin pula dibebaskan dalam bentuk radiasi (BATAN,
2005)

III. Reaksi
-

IV. Teori Dasar


Natrium adalah kation utama dalam darah dan cairan ekstraseluler
yang mencakup 95% dari seluruh kation. Oleh karena itu, mineral ini sangat
berperan dalam pengaturan cairan tubuh, termasuk tekanan darah dan
keseimbangan asam basa. serta berperan pada regulasi tekanan osmotisnya
juga pada pembentukan perbedaan potensial (listrik) yang perlu bagi
kontraksi otot dan penerusan impuls di saraf (Pardede & Muftri, 2011).
Mineral natrium atau sodium (Na) merupakan elemen mineral
logam dalam bentuk ion/elektrolit yang berfungsi untuk menjaga kesehatan
tubuh manusia. Fungsi utamanya adalah membantu menjaga volume cairan
(fluida) dalam tubuh pada kondisi atau keadaan normal serta membantu
transmisi impuls syaraf dan kontraksi otot (Malhotra, 1998)
Jumlah natrium dalam tubuh merupakan gambaran keseimbangan
antara natrium yang masuk dan natrium yang dikeluarkan. Pemasukan
natrium yang berasal dari diet melalui epitel mukosa saluran cerna dengan
proses difusi dan pengeluarannya melalui ginjal atau saluran cerna atau
keringat di kulit. Pemasukan dan pengeluaran natrium perhari mencapai 48-
144 mEq. (Stefan Silbernagl,2007)
Natrium diekskresikan secara utama oleh ginjal dengan tujuan untuk
mempertahanan homeostatis natrium dalam tubuh atau mempertahankan
volume cairan dalam tubuh. Sekresi natrium dalam urin kurang dari 1 %,
hormone aldosterone berperan sebagai stimulus tubulus distal untuk
mereabsorpsi natrium bersama air secara difusi pasif serta sekresi kalium
sebagai pertahanan elektroneutralitaspada system renin-angiotensin-
aldosteron (Yaswir R., dan Ira Ferawati, 2012).
Atomic emission spectroscopy (AES) merupakan teknik
spektroskopi dengan memanfaatkan panjang gelombang foton yang
dipancarkan oleh atom selama masa transisi dari fase eksitasi menuju
ground state. Sampel yang diberi energi tinggi dalaml lingkungan termal
akan menghasilkan atom tereksitasi yang dapat mengemisi cahaya. Sumber
energi AES dapat bermacam-macam, namun yang akan digunakan kali ini
adalah sumber api. Analisa kuantitatif AES didapatkan dari perhitungan
intensitas dari emisi cahaya pada panjang gelombang unsur teramati.
Semakin tinggi konsentrasi suatu sampel, semakin tinggi spektrum yang
dihasilkan, kemudian dibandingkan terhadap faktor pembanding kurva
standar (Kumar., et al, 2014).

V. Alat dan Bahan


5.1 Alat
a. Botol
b. Labu ukur
c. Pipet volume
d. Vial polietilen
e. Wadah plastik kecil
f. Flame atomic emission spectroscopy

5.2 Bahan
a. Air suling
b. Air deionisasi
c. Natrium klorida baku
d. Sampel urin

VI. Data Pengamatan


No. Prosedur Hasil Foto
1. Pembuatan Larutan
Stok Natrium Baku 100
ppm - Diperoleh hasil
- Dengan tepat (hingga penimbangan NaCl
0,1 mg) menimbang sebanyak 0,1271 gr
0,1271 g NaCl baku
dengan wadah plastik
- Memindahkan ke
dalam labu ukur 500
mL yang telah dibilas
dengan air deionisasi
- Menambahkan 100
mL air deionisasi ke
labu dan kocok
hingga larut,
kemudian
menambahkan hingga
tanda batas
2. Pembuatan Larutan
Baku Kalibrasi
- Menggunakan air - Diperoleh variasi
deionisasi sebagai konsentrasi kurva
blanko baku 1,2,4,8,dan 16
- Memipet masing- ppm untuk natrium
masing 1, 2, 4, 8, dan dan
16 mL larutan NaCl 0,125;0,25;0,5;1;dan
baku 100 ppm ke 2 ppm untuk kalium
masing-masing lima yang diencerkan dari
labu ukur 100 mL larutan baku 100
- Menambahkan air ppm.
deionisasi hingga
tanda batas, lalu
kocok hingga
homogen
3. Penentuan Natrium
dalam Urin
- Menyiapkan alat AES - Didapatkan alat
dengan menyalakan yang telah di
flame, menstabilkan panaskan dan
flame fotometer, dan dialirkan dengan air
melakukan deionisasi sehingga
pengukuran awal alat stabil .
selama 15 menit
dengan air deionisasi
untuk memastikan - Didapatkan alat
alat telah stabil yang sudah di ilas
- Membilas peralatan dengan air suling.
yang digunakan
dengan air suling,
kemudian dengan air - Didapatkan blanko,
deionisasi larutan baku, dan
- Mengisi vial sampel yang telah
polietilen dengan air diencerkan 400
deionisasi (blanko), kalinya pada labu
larutan baku (1, 2, 4, ukur dan tabung
8, 16 ppm Na), serta reaksi.
larutan sampel dan
meletakkannya dalam
tempat plastik.
Sebelumnya setiap - Diperoleh
vial dibilas dengan 1- pembacaan yang
2 mL larutan masing- stabil dan di
masing minimal 3 dapatkan angka
kali blanko pada 0,00
- Mengalirkan air serta fine sensitivity
deionisasi hingga diatur hingga
pembacaan meter pembacaan 50
stabil (30-90 detik).
Menggunakan tombol
blanko untuk
mengatur pembacaan
meter hingga 0,00.
Mengalirkan larutan
baku tertinggi (16
ppm) hingga - Didapatkan alat
pembacaan meter FAES yang stabil
stabil. Menggunakan pada 0,00 dan 50
tombol fine sensitivity
untuk mengatur
pembacaan hingga 50
- Mengulangi dua - Di dapatkan
tahap prosedur pengaliran blanko,
kalibrasi dengan air larutan baku dan 22
deionisasi dan larutan sampel urin pada
baku 5 ppm beberapa FAES
kali hingga
didapatkan keduanya
stabil pada 0,00 dan
50 - Didapatkan hasil
- Mengalirkan blanko, kurva baku natrium;
lima larutan baku, dan 1 ppm: 6 2 ppm:
sampel. Melakukan 13  4 ppm: 22 
tiga pengulangan 8 ppm:52  dan 16
pembacaan dari setiap ppm:89. Dengan y=
larutan hingga 5,588x + 1,75
pembacaan meter satu - Didapatkan kurva
kali stabil baku kalium 0,125
- Kalibrasi kedua ppm: 11 0,25
dilakukan dengan ppm: 19  0,5
menempatkan sampel ppm: 27  1 ppm:
di antara dua larutan 41  2 ppm: 49
baku yang yang dengan y= 29,763x
pembacaannya sesuai + 10,333
dengan sampel
- Mengulang
keseluruhan proses
kalibrasi dan tiga
pengulangan
pembacaan sebanyak
minimal 1 atau 2 kali
- Setelah selesai,
memasukkan air
deionisasi untuk
membersihkan
aspirator atau burner,
membersihkan area
kerja sampai tuntas,
dan memberi tahu
tenaga ahli bahwa
instrumen tersebut
siap untuk dimatikan
- Membilas semua
gelas dan plastik yang
disediakan untuk
percobaan dengan air
deionisasi

VII. Perhitungan
a. Perhitungan Pembuatan Larutan Kurva Baku
a. Pembuatan larutan stok Natrium 100 ppm

100 𝜇𝑔
100 ppm =  Massa = 1000 μg = 1 mg
10 𝑚𝐿

𝐵𝑀 𝑁𝑎𝐶𝑙
1 mg Na dalam NaCl = x1
𝐵𝑀 𝑁𝑎

58,5
= x1
23

= 2,54 mg dalam 10 mL

Untuk 50 mL = 2,54 x 5 = 12,7 mg

b. Pembuatan larutan stok kalium 100 ppm

𝐵𝑀 𝐾𝐶𝑙
1 mg K dalam NaCL = x1
𝐵𝑀 𝐾

74,5
= x1
39
= 1,91 mg dalam 10 mL

Untuk 50 mL = 1,91 x 5 = 9,55 mg

c. Pembuatan larutan Kurva Baku

a. Kurva Baku Natrium

 1 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 2 = 20 x 1
V1 = 10 mL
 2 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 25 x 2
V1 = 0,5 mL
 4 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 25 x 4
V1 = 1 mL
 8 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 25 x 8
V1 = 2 mL
 16 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 25 x 16
V1 = 4 mL

b. Kurva Baku Kalium


 0,125 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,25 = 20 x 0,125
V1 = 10 mL
 0,25 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 0,5 = 20 x 0,25
V1 = 10 mL
 0,5 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 1 = 20 x 0,5
V1 = 10 mL
 1 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 2 = 20 x 1
V1 = 10 mL
 2 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 = 25 x 2
V1 = 1 mL

d. Pengenceran Sampel Urin 200x dan 400x


V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 200 = 25 x 1
V1 = 0,125 ml = 125 μL (ad hingga 25 ml dengan aquadest )

V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 400 = 25 x 1
V1 = 0,0625 ml = 62,5 μL diambil 63 μL (ad hingga 25 ml
dengan aquadest )

b. Perhitungan Kurva Baku


a. Kurva Baku Na+
Konsentrasi Intensitas FAES
1 6
2 13
4 22
8 52
16 89

Kurva Baku Natrium


100
90 y = 5,5887x + 1,75
80 R² = 0,9911
Intensitas Emisi

70
60
50
Series1
40
30 Linear (Series1)
20
10
0
0 5 10 15 20
Konsentrasi (ppm)

b. Kurva Baku K+

Konsentrasi Intensitas FAES


0,125 11
0,25 19
0,5 27
1 41
2 69
Kurva Baku Kalium
80
70 y = 29,763x + 10,333
R² = 0,9925
60

Intensitas Emisi
50
40
Series1
30
20 Linear (Series1)

10
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5
Konsentrasi (ppm)

c. Perhitungan Kadar
NP Kadar Natrium Kadar Kalium
M
042 y = 5,5887x + 1,75
10 = 5,5887x + 1,75
10 - 1,75
x = 5,5887
x = 1,476
Kadar Na dalam
ppm

= 1,476 x 200

= 295,239 ppm (mg/L)


Kadar Na dalam
mEq/L
ppm
= Ar Na

295,239
= 23

= 12,836 mEq/L

044 y = 5,5887x + 1,75 y = 29,763x + 10,333


3 = 5,5887x + 1,75 22 = 29,763x + 10,333
3 - 1,75 22 - 10,333
x = 5,5887 x = 29,763
x = 0,224 x = 0,392
Kadar Na dalam Kadar K dalam
ppm ppm

= 0,224 x 200 = 0,392 x 400

= 44,733 ppm (mg/L) = 156,799 ppm (mg/L)


Kadar Na dalam Kadar K dalam
mEq/L mEq/L
ppm ppm
= Ar Na = Ar K

44,733 156,799
= =
23 39

= 1,945 mEq/L = 4,020 mEq/L

045 y = 5,5887x + 1,75 y = 29,763x + 10,333


51 = 5,5887x + 1,75 60 = 29,763x + 10,333
51- 1,75 60 – 10,333
x = 5,5887 x = 29,763
x = 8,812 x = 1,669
Kadar Na dalam Kadar K dalam
ppm ppm

= 8,812 x 200 = 1,669 x 400

= 1762,485 ppm (mg/L) = 667,500 ppm (mg/L)


Kadar Na dalam Kadar K dalam
mEq/L mEq/L
ppm ppm
= Ar Na = Ar K

1762,485 667,500
= =
23 39

= 76,630mEq/L = 17,115 mEq/L

046 y = 5,5887x + 1,75


87 = 5,5887x + 1,75
87 - 1,75
x = 5,5887
x = 15,254
Kadar Na dalam
ppm

= 15,254 x 200
= 3050,799 ppm
(mg/L)
Kadar Na dalam
mEq/L
ppm
= Ar Na

3050,799
= 23

= 132,643 mEq/L

47 18 = 5,5887𝑥 + 1,75
18 − 1,75
𝑥=
5,5887
2,908 𝑝𝑝𝑚
𝑥= 𝑥 400
23
𝑥 = 50,568 𝑚𝐸𝑞/𝐿/24 𝑗𝑎𝑚

48 25 = 5,5887𝑥 + 1,75 68 = 29,763𝑥 + 10,333


25 − 1,75 68 − 10,333
𝑥= 𝑥=
5,5887 29,763
4,160 𝑝𝑝𝑚 1,938 𝑝𝑝𝑚
𝑥= 𝑥 400 𝑥= 𝑥 400
23 39
𝑥 = 72,351 𝑚𝐸𝑞/𝐿/24 𝑗𝑎𝑚 𝑥 = 19,872 𝑚𝐸𝑞/𝐿/24 𝑗𝑎𝑚

49 46 = 5,5887𝑥 + 1,75 33 = 29,763𝑥 + 10,333


46 − 1,75 33 − 10,333
𝑥= 𝑥=
5,5887 29,763
7,918 𝑝𝑝𝑚 0,762 𝑝𝑝𝑚
𝑥= 𝑥 400 𝑥= 𝑥 400
23 39
𝑥 = 137,700 𝑚𝐸𝑞/𝐿 𝑥 = 7,811 𝑚𝐸𝑞/𝐿/24 𝑗𝑎𝑚
/24 𝑗𝑎𝑚
053 y = 5,5887x + 1,75
84 = 5,5887x + 1,75
84 - 1,75
x = 5,5887
x = 14,7171972
Kadar Na dalam
ppm

= 14,7171972 x 200
= 2943,43944 ppm (mg/L)
Kadar Na dalam
mEq/L
ppm
= Ar Na

2943,43944
= 23

= 127,975628 mEq/L

057 y = 5,5887x + 1,75 Fp = y = 29,763x + 10,333


400 94 = 29,763x + 10,333
65 = 5,5887x + 1,75 x = 2,811 ppm
x = 11,32 ppm x = 2,811 ppm x Fp
x = 11,32 ppm x Fp x = 2,811 x 400 = 1124.4 mg/L
𝑚𝑔
x = 11,32 x 400 = 4528 mg/L mmol/L = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1
𝑚𝑔
mmol/L = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1 1124.4
= 39 = 38.772
4528 beres mmol/L
= = 196,87
23
mmol/L

058 y = 5,5887x + 1,75 Fp = y = 29,763x + 10,333


400 36 = 29,763x + 10,333
35 = 5,5887x + 1,75 x = 0,86 ppm
x = 5.94 ppm x = 0,86 ppm x Fp
x = 5.94 ppm x Fp x = 0,86 x 400 = 344 mg/L
x = 5.94 x 400 = 2376 mg/L 𝑚𝑔 344
mmol/L = x 1 = =
𝐴𝑟 𝑁𝑎 39
𝑚𝑔
mmol/L = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1 8.8205 mmol/L
4528
= = 103.304
23
mmol/L

060 y = 5,5887x + 1,75 Fp = y = 29,763x + 10,333


400 39 = 29,763x + 10,333
65 = 5,5887x + 1,75 x = 0,96 ppm
x = 11,32 ppm x = 0,96 ppm x Fp
x = 11,32 ppm x Fp x = 0,96 x 400 = 384 mg/L
𝑚𝑔
x = 11,32 x 200 = 4528 mg/L mmol/L = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1
𝑚𝑔
mmol/L = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1 384
= = 9,85 mmol/L
39
4528
= = 196,86
23
mmol/L

068 y = 5,5887x + 1,75 Fp = y = 29,763x + 10,333 Fp = 400


400 5 = 29,763x + 10,333
2 = 5,5887x + 1,75 x = -0,178ppm
x = 0,044 ppm x = -0,178 ppm x Fp
x = 0,044 ppm x Fp x = 0,178 x 400 = - 71,2 mg/L
𝑚𝑔
x = 0,044 x 400 = 1,76 mg/L Kadar = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1
𝑚𝑔
Kadar = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1 −71,2
= = -1,825
39
1,76 mEq/L
= = 0,76 mEq/L
23

071 y = 5,5887x + 1,75 Fp = y = 29,763x + 10,333 Fp = 400


400 5 = 29,763x + 10,333
2 = 5,5887x + 1,75 x = - 0,280 ppm
x = 0,044 ppm x = - 0,280 x Fp
x = 0,044 ppm x Fp x = - 0,280 x 400 = - 112 mg/L
𝑚𝑔
x = 0,044 x 400 = 1,76 mg/L Kadar = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1
𝑚𝑔
Kadar = 𝐴𝑟 𝑁𝑎 x 1 − 112
= = -2,871 mEq/L
39
1,76
= = 0,76 mEq/L
23

074 y = 5,5887x + 1,75 y = 5,5887x + 1,75


24 = 5,5887x + 1,75 34 = 29,763x + 10,333
22,25 23,67
x= = 3,981 × 200 x= = 0,795 × 200
5,5887 29,763
= 796,2 mg/L = 159,05 mg
/L
796,2 mmol 159,05
mmol/L = ×1 = ×1
23 L 39
= 34,61 mEq = 4,07 mEq/L
/L

078 𝑦 = 5.588𝑥 + 1,75 𝑦 = 29.763𝑥 + 10.333


8 = 5.588𝑥 + 1,75 65 = 29.763𝑥 + 10.333
𝑥 = 1.118 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 1.836 𝑚𝑔/𝐿
𝑥 = 1.118 × 𝑓𝑝 𝑥 = 1.836 × 𝑓𝑝
𝑥 = 1.118 × 400 𝑥 = 1.836 × 400
𝑥 = 447.33 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 734.6 𝑚𝑔/𝐿
𝑚𝑔 = 447.33 𝑚𝑔 𝑚𝑔 = 734.6 𝑚𝑔
𝑚𝑔 1000 𝑚𝑔 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
𝐴𝑟 𝑉 𝐴𝑟 𝑉
447,33 1000 734.6 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
23 1000 39 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 19.44 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 18.83 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿

076 y = 5,5887x + 1,75 y = 29,763x + 10,333


3 = 5,5887x + 1,75 6 = 29,763x + 10,333
1,25 −4,33
x= = 0,223 × 400 x= = −0,144 × 400
5,5887 29,763
= 89, 46mg/L mg
= −57,91
mg L
mmol/L = ×1 mmol −57,91
ArNa = ×1
89,46 L 39
mmol/L = ×1 = −1,48 mEq
23
= 3,889 mEq/L /L

077 y = 5,5887x + 1,75 y = 29,763x + 10,333


70 = 5,5887x + 1,75 6 = 29,763x + 10,333
68,25 −4,33
x= = 12,21 × 200 x= = −0,144 × 400
5,5887 29,763
= 2442 mg/L mg
= −57,91
mg L
mmol/L = ×1
ArNa
2442 mmol −57,91
mmol/L = ×1 = ×1
23 L 39
= 106,17 mEq = −1,48 mEq
/L /L

079 𝑦 = 5.588𝑥 + 1.75 𝑦 = 29.763𝑥 + 10.33387


26 = 5.588𝑥 + 1.75 = 29.763𝑥
𝑥 = 4.339 𝑚𝑔/𝐿 + 10.333
𝑥 = 4.339 × 𝑓𝑝 𝑥 = 2.575𝑚𝑔/𝐿
𝑥 = 4.339 × 400 𝑥 = 2.575 × 𝑓𝑝
𝑥 = 1735.64 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 2.575 × 400
𝑚𝑔 = 1735.64 𝑚𝑔 𝑥 = 1030.3 𝑚𝑔/𝐿
𝑚𝑔 1000 𝑚𝑔 = 1030.3 𝑚𝑔
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑔 1000
𝐴𝑟 𝑉 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 𝐴𝑟 × 𝑉
1735.64 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 1030.3 1000
23 1000 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 75.46 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 39 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 26.41 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿

080 𝑦 = 5.5887𝑥 + 1.75 𝑦 = 29.763𝑥 + 10.333


80 = 5.5887𝑥 + 1.75 68 = 29.763𝑥 + 10.333
𝑥 = 14.001 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 1.937 𝑚𝑔/𝐿
𝑥 = 14.001 × 𝑓𝑝 𝑥 = 1.937 × 𝑓𝑝
𝑥 = 14.001 × 200 𝑥 = 1.937 × 200
𝑥 = 2800.2 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 387.5 𝑚𝑔/𝐿
𝑚𝑔 = 2800.2 𝑚𝑔 𝑚𝑔 = 387.5𝑚𝑔
𝑚𝑔 1000 𝑚𝑔 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
𝐴𝑟 𝑉 𝐴𝑟 𝑉
2800.2 1000 387.507 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
23 1000 39 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 121.7 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 9.93 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿

081 𝑦 = 5.5887𝑥 + 1.75 𝑦 = 29.763𝑥 + 10.333


49 = 5.5887𝑥 + 1.75 65 = 29.763𝑥 + 10.333
𝑥 = 8.454 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 1.735 𝑚𝑔/𝐿
𝑥 = 8.454 × 𝑓𝑝 𝑥 = 1.735 × 𝑓𝑝
𝑥 = 8.4545 × 200 𝑥 = 1.735 × 200
𝑥 = 1690.9 𝑚𝑔/𝐿 𝑥 = 347.1 𝑚𝑔/𝐿
𝑚𝑔 = 1690.9 𝑚𝑔 𝑚𝑔 = 347.1𝑚𝑔
𝑚𝑔 1000 𝑚𝑔 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
𝐴𝑟 𝑉 𝐴𝑟 𝑉
1690.9 1000 347.1 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = × 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = ×
23 1000 39 1000
𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 73.51 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿 = 8.9 𝑚𝑚𝑜𝑙 ⁄𝐿
d. Hasil Perhitungan Kadar Na dan K Shift B
a. Natrium

Kadar Kadar
Emisi Natrium
No. NPM Natrium Keterangan
Natrium (mEq/L/24
(ppm)
jam)
1 260110160042 10 1,476 12,836 Hiponatremia
2 260110160044 3 0,224 1,945 Hiponatremia
3 260110160045 51 8,812 76,630 Normal
4 260110160046 87 15,254 132,643 Normal
5 260110160047 18 2,908 50,568 Normal
6 260110160048 25 4,160 72,351 Normal

7 260110160049 46 7,918 137,700 Normal


8 260110160053 84 14,717 255,951 Hipernatremia
9 260110160057 65 11,317 98,413 Normal
10 260110160058 35 5,950 51,735 Normal
11 260110160060 65 11,317 196,826 Normal
12 260110160064 15 2,371 41,232 Normal
13 260110160065 11 1,655 28,785 Hiponatremia
14 260110160068 2 0,044 0,77 Hiponatremia
15 260110160071 2 0,044 0,77 Hiponatremia
16 260110160074 24 3,981 69,239 Normal
17 260110160076 3 0,224 3,890 Hiponatremia
18 260110160077 70 12,212 106,193 Normal
19 260110160078 8 1,118 19,449 Hiponatremia
20 260110160079 26 4,339 75,463 Normal
21 260110160080 80 14,001 121,752 Normal
22 260110160081 40 6,844 59,515 Normal
5.1 Kalium

Kadar
Kadar
Emisi Kalium
No. NPM Kalium Keterangan
Kalium (mEq/L/24
(ppm)
jam)

1 260110160042 >100
2 260110160044 22 0,392 4,020 Hipokalemia
3 260110160045 60 1,669 17,115 Hipokalemia
4 260110160046 >100
5 260110160047 >100
6 260110160048 68 1,938 19,872 Hipokalemia
7 260110160049 33 0,762 7,811 Hipokalemia
8 260110160053 >100
9 260110160057 94 2,811 28,832 Hipokalemia
10 260110160058 36 0,862 8,845 Hipokalemia
11 260110160060 39 0,963 9,879 Hipokalemia
12 260110160064 >100
13 260110160065 >100
14 260110160068 5 -0,178 -1,825 Hipokalemia
15 260110160071 2 -2,80 -2,871 Hipokalemia
16 260110160074 34 0,795 8,156 Hipokalemia
17 260110160076 6 -0,146 -1,493 Hipokalemia
18 260110160077 65 1,837 18,838 Hipokalemia
19 260110160078 65 1,837 18,838 Hipokalemia
20 260110160079 87 2,576 26,420 Hipokalemia
21 260110160080 68 1,938 19,872 Hipokalemia
22 260110160081 62 1,736 17,805 Hipokalemia
VIII. Simpulan
Setelah dilakukan perlakuan dalam praktikum ini dapat ditentukan kadar
natrium dan kalium dalam urin dengan menggunakan Flame Atomic Spectroscopy
dengan prinsip eksitasi electron dan elusi atom. Hasil menunjukkan bahwa tujuh
dari 22 sampel memiliki kadar natrium yang kurang dari 40-220 meq/L
(hiponatremia) dan seluruh sampel memiliki kadar kalium yang kurang dari 40-80
meq/L (Hipokalemia). Sejumlah 14 sampel memiliki kadar natrium yang normal
dan 1 sampel termasuk kategori hiponatremia.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2015. Model Atom Neils Bohr. Tersedia Online di
http://www.batan.go.id/index.php/id/infonuklir/atom/model-atom/813-
model-at om-niels-bohr [Diakses pada tanggal 15 Maret 2019].

Klutts, J. S. & Scott M. G. 2006. Physiology and Disorders of Waters, Electrolytes


and Acid-Base Metabolism. In Tietz Textbook of Clinical Chemistry and
Molecular Diagnostics. Edition 4th, Ed. Philadelphia: Burtis CA,
Ashwood ER and Bruns DE, Elsevier Saunders.

BATAN., 2005. Eksitasi. Available online at


http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_r
adiasi/glosarium/033.htm [ diakses tanggal 17 Maret 2019 ]

Stefan Silbernagl and Florian Lang. 2007. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Skoog, Douglas, A., 2004. Foundamental of Analitical Chemistry. 8th Edition.
Kanada: Brools/Cole

Pardede, R. T., & Muftri, S. 2011. Penetapan kadar kalium, natrium dan magnesium
pada semangka (citrullus vulgaris, schard) daging buah berwarna kuning
dan merah secara spektrofotometri serapan atom. Jurnal Dharma Agung,
4(2), 154-160.

Yaswir, R. dan Ferawati, I. 2012. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium,


Kalium dan Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. Jurnal Kesehatan
Andalas, 1(2), halaman 80-85.

Kumar, G. M., Ajitha, I. N. & Rao, U. M., 2014. Inductively Coupled Plasma
Atomic Emission SPectroscopy: An Overview. International Journal of
Pharmaceutical Research &Analysis, 4(8), pp. 470-477.

Anda mungkin juga menyukai