Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA
“Analisis Data UDT Bootstrap”

Hari/Jam Praktikum : Senin, 4 Maret 2019 (13.00-16.00)


Asisten Lab : 1. Rena Choerunisa
2. Rifa Nurfauziah

SHIFT B 2016
Ai Masitoh
260110160052

LABORATORIUM BIOFARMASETIKA
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
I. Tujuan
Membandingkan perhitungan f2 atau faktor kemiripan dengan aplikasi
PhEq bootstrap dan Microsoft Excel.
II. Prinsip
2.1. Disolusi Terbanding
Uji disolusi terbanding dapat digunakan untuk memastikan kualitas
dan sifat-sifat produk obat dengan perubahan minor dalam formulasi atau
pembuatan setelah ijin pemasaran. BPOM memberikan ketentuan untuk
uji disolusi terbanding yaitu dengan melihat nilai f2(faktor kemiripan)
antara produk uji dengan produk pembanding (BPOM, 2004).

III. Teori Dasar


Obat dapat didefinisikan sebagai zat yang dimaksudkan untuk dipakai
dalam diagnosa, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah
penyakit pada manusia atau hewan. Salah satu kualitas obat yang paling
mengherankan ialah mempunyai beraneka ragam kerja dan efek pada
tubuh (Ansel, 2008). Namun zat aktif tersebut tidak dapat dipergunakan
begitu saja sebagai obat, terlebih dahulu harus dibuat dalam bentuk sediaan
pil, tablet, kapsul, sirup, suspensi, suppositoria, dan salep. Meskipun dapat
menyembuhkan penyakit, obat dapat menimbulkan keracunan jika
digunakan dalam dosis berlebih. Namun bila dosisnya di bawah dosis
terapi, obat tidak dapat menghasilkan efek terapi (Anief, 2007).
Uji disolusi terbanding merupakan pengujian yang dapat digunakan untuk
memastikan ekivalensi dan sifat-sifat produk obat. Uji disolusi terbanding
dilakukan dalam media disolusi dengan pH yang disesuaikan dengan
kondisi in vivo yaitu pada pH 1,2; 4,5; dan 6,8.Obat generik dan generik
bermerek yang wajib uji ekivalensi untuk memastikan efekasi obatnya
.(Wijaya, et al, 2017).
Perangkat PhEq bootsrap meruapakan perangkat yang digunakan untuk
menghitung uji disolusi dengan pengambilan data secara acak dari profil
disolusi. Baiknya diterapkan pada sampel komparator ataupun sampel uji.
Terdapat dua cara untuk mengambil sampel yaitu cara pertama, keseluruha
profil sebagi satu „whole vectors‟. Profil disolusi ini merupakan hasil
penggandaan sederhana dari profil disolusi data asli. Yang membedakan
adalah rangkaian profil disolusi dari setiap data hasil bootsrapyang
dimasukkan dalam profil obat pembanding dan obat uji. Cara kedua, profil
disolusi dibuat berdasarkan pengambilan sampel dari tiap titik individual
„individual values‟. Titik ini akan mempresentasikan obat terlarut dalam
data asli, diambil secara acak dan dibuat menjadi data disolusi baru secara
numerik (Mendyk, 2013)
Dalam interpretasi hasil dapat menggunakan factor kemiripan (f2). Factor
kemiripan (f2) digunakan untuk mengukur kedekatan atau ekivalensi
antara dua profil disolusi yang dihasilkan. Nilai f2 dikatakan ekivalensi
apabila nilai f2 50 atau berada dalam rentan nilai 50-100 (Rachmawatie,
2010).
Adapun nilai f2 = 50 atau lebih besar (50-100) menunjukkan kesamaan
atau ekivalensi ke-2 kurva, yang berarti kemiripan profil disolusi ke-2
produk. Jika produk copy dan produk pembanding (innovator) memiliki
disolusi yang sangat cepat (> 85% melarut dalam waktu = 15 menit dalam
ke-3 media dengan metode uji yang dianjurkan), perbandingan profil
disolusi tidak diperlukan (BPOM, 2005).
Uji Disolusi Terbanding adalah uji disolusi komparatif yang dilakukan
untuk menunjukkan similaritas profil disolusi antara obat uji dengan obat
inovator/komparator (BPOM, 2005). Uji disolusi terbanding biasa
digunakan untuk :
1. Penerimaan kemiripan produk apabila terdapat perubahan kecil pada
formulasi obat yang telah beredar dipasaran
2. Terhindar dari kewajiban uji bioekivalensi dosis obat yang lebih rendah
pada sediaan yang sama
3. Pengembangan dan evaluasi formulasi
4. Prediksi bioavaibilitas suatu obat dalam tubuh
5. Terhindar dari kewajiban uji bioekivalensi untuk beberapa hal yang lain
(FDA, 1997)
IV. Alat dan Bahan
Laptop
V. Prosedur
Aplikasi PhEq_Bootstrap di Install pada pernagkat lunak dengan
menyesuaika spesifikasi dari perangkat lunak.
Perangkat lunak notepad dibuka dan data hasil disolusi dimasukkan
pada notepad (Copy data kemudian Paste di notepad), file notepad dibuat
terpisah menjadi 3 file (data Referensi, data Uji, dan data hasil).
Perangkat lunak PhEq_Bootstrap dibuka, kemudian file notepad
data referensi, data uji dan data hasil diupload dengan bagiannya masing
masing.

Kemudian pengaturan “whole vectors” pada opsi “sampling mode”


dipilih dan “1 profile” pada opsi “f2 auto-rule” dipilih. Dan Pilih
“bootstrapping parameters” sesuai kebutuhan (yang dipakai pada praktikum
kali ini “number of bootstraps: 5000”, dan “Confidence interval: 90%”).
Kemudia opsi Start di klik. Kemudian liat nilai hasil f1 dan f2. Kemudian
data dianalisis juga dengan menggunakan MS Excel dan dibandingkan.

VI. Data

VII. Hasil
VIII. Pembahasan

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai disolusi dan cara
pengujiannya menggunakan Software Ms. Excel dan PhEq Bootstrap serta
membandingkan antara keduanya. Pertama yang harusnya muncul dibenak kita
adalah apa itu disolusi?, dan mengapa uji disolusi harus dilakukan ?. Disolusi
umumnya menjadi rate limiting step pada obat-obat golongan tertentu seperti BCS
II. Sehingga uji disolusi perlu dilakukan untuk menilai kualitas obat dipasaran
berdasarkan bioavailabilitasnya yang secara langsung akan mempengaruhi efek
farmakologi obat tersebut.
Sedangkan jika dibahas secara terminologi Uji Disolusi Terbanding merupakan
uji disolusi komparatif yang dilakukan untuk menunjukkan similaritas profil
disolusi antara obat uji dengan obat inovator/komparator. Nah, sedangkan untuk
pengujian ekivalensi, terdapat dua macam cara antara lain uji ekivalensi secara in
vivo dan uji ekivalensi secara in vitro atau dikenal dengan uji disolusi terbanding
(UDT).

Obat yang cukup dilakukan pengujian ekivalensi berupa uji disolusi terbanding
dilakukan pada obat “copy” yang hanya berbeda kekuatan, uji disolusi terbanding
dapat diterima untuk kekuatan yang lebih rendah berdasarkan pofil disolusi.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dsan Makanan Republik
Indonesia Nomor HK.00.05.3.1818 tentang Pedoman Uji Bioekivalensi disebutkan
bahwa suatu obat perlu dilakukan uji disolusi in vitro (uji disolusi terbanding) jika:

a. Tabel lepas cepat


Produk obat “copy” dengan kekuatan berbeda, yang dibuat oleh pabrik obat
yang sama di tempat produksi yang sama, jika:
- semua kekuatan mempunyai proporsi zat aktif dan inaktif yang persis
sama atau untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10 mg persatuan
dosis), zat inaktifnya sama banyak untuk semua kekuatan;)
- studi ekivalensi telah dilakukan sedikitnya pada salah satu kekuatan (
biasanya kekuatan yang terti nggi, kecuali untuk alasan keamanan
dipilih kekuatan yang lebih rendah);
b. Kapsul
Kapsul berisi butir-butir lepas lambat jika kekuatannya berbeda hanya
dalam jumlah butir yang mengandung zat aktif, maka perbandingan profil
disolusi (f2 > 5) dengan satu kondisi uji yang direkomendasi sudah cukup.

c. Tablet lepas lambat


Jika produk uji dalam bentuk sediaan yang sama tetapi berbeda hanya dalam
jumlah butir yang mengandung zat aktif dan inaktif yang persis sama atau
untuk zat aktif yang sangat poten (sampai 10 mg persatuan doses) zat
inaktifnya sama banyak, dan mempunyai mekanisme pelepasan obat yang
sama, kekuatan yang lebih rendah tidak memerlukan studi in vivo jika
menunjukkan profil disolusi yang mirip, f2 > 50 dalam 3 pH yang berbeda

(antara pH 1.2 dan 7.5) dengan metode uji yang direkomendasi.


Untuk membandingkan hasil disolusi dari obat baru dan obat inovator yang
sudah diuji perlu dilakukan analisis data dengan bantuan software komputer.
Software yang dapat digunakan yaitu PhEq bootstrap dan microsoft excel. Hasil
analisis data dari kedua software ini sama yaitu didapatkan nilai f1 dan f2. Nilai f1
dan f2 inilah yang menjadi landasan apakah obat tersebut ekuivalen dengan obat
inovatornya. Nilai f1 adalah difference factor atau faktor perbedaan, nilai f1 yang
diperbolehkan yaitu dalam rentang 0-15. Nilai f2 adalah similarity factor atau faktor
kesamaan, nilai f2 yang diperbolehkan yaitu dalam rentang 50-100. Dari kedua
software tersebut akan didapatkan nilai f1 dan f2, tetapi prosesnya berbeda.
Menentukan nilai similaritas bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi
boostrap. Dalam penentuanya akan didapat nilai F1 dan F2 serta pernyataan
keterimaan diantara keduanya. Sebagai perbandingan in vitro disolusi profil,
persamaan ( similarity ) dan perbedaan (difference ).
Dengan menggunakan software PhEq bootstrap akan mudah mendapatkan nilai
f1 dan f2, serta didapatkan pula grafik antara obat yg diuji dan obat reference. Yang
dibutuhkan untuk menggunakan PhEq bootstrap adalah data % disolusi dari
masing-masing obat. Dalam PhEq bootstrap banyak pilihan modifikasi data untuk
menentukan nilai f1 dan f2. Dapat diatur jumlah bootstrap yang diinginkan,
sampling-mode, confidence interval, dan f2 auto-rule. Jumlah bootstrap dapat
diatur agar sistem dapat mengkopi data yang kita miliki sesuai dengan perintah kita.
Biasanya jumlah bootstrap yang digunakan yaitu 5000, artinya data yang
dimasukan dikopi sebanyak 5000 kali. Confidence interval diatur untuk
mendapatkan nilai f2 dengan kemungkinan terburuk, nilai f2* ini lebih rendah dari
nilai f2 biasa karena f2* tersebut merupakan nilai terendah yang mungkin terjadi.
Sampling-mode dalam PhEq bootstrap ini membuat replikasi data yang sangat
bervariasi. Terdapat 2 pilihan yaitu individual values dan whole vectors.
Pengambilan data ini sangat berbeda, individual values mengambil data secara acak
dari berbagai batch untuk membuat satu profil disolusi dengan terikat waktu,
sedangkan whole vectors mengambil dari satu batch untuk membuat satu profil
disolusi dan kemungkinan terjadi penggandaan batch sangat besar. Selain itu kita
harus memilih f2 auto rule. Terdapat 3 pilihan dari f2 auto rule ini yaitu no-auto, 1
profile, dan 2 profiles. Pemilihan f2 auto rule ini untuk menghilangkan data yang
kita miliki dan tidak akan dikerjakan oleh sistem apabila data tersebut nilainya lebih
besar dari 85. Pilihan no-auto akan tetap melibatkan data >85 tersebut, sedangkan
1 profile tidak akan melibatkan data >85 hanya pada satu profil (test atau reference),
dan 2 profile tidak akan melibatkan data >85 pada kedua profil (test dan reference).
Pilihan yang digunakan dalam perhitungan nilai f1 dan f2 untuk data D adalah
jumlah bootstrap 5000, sampling-mode whole vectors, confidence interval 90%,
dan f2 auto-rule yaitu 2 profiles. Dan hasil yang didapatkan yaitu f1 = 17, 83 dan
nilai f2 = 49,20.
Dari hasil PhEq bootstrap tersebut dari nilai f2 dan f1 obat D tidak memenuhi
syarat. Sesuai syarat FDA dinyatakan serupa jika kedua syarat terpenuhi, maka obat
tersebut tidak serupa dengan obat reference nya.
Selain dengan Bootstrap dapat juga diuji dengan Ms. Excel dengan
memperhatikan faktor- faktor berikut :
1. Faktor Perbedaan ( Difference factor ), F1
Faktor perbedaan berfokus pada perbedaan dalam persen terlarut antara refensi
dan uji pada berbagai interval waktu. Hal ini dapat matematis dihitung dengan
menggunakan :

Oleh karena itu faktor langsung membandingkan perbedaan antara obat persen
terlarut persatuan waktu untuk obat uji dan produk referensi.
2. Faktor Kesamaan ( Similarity factor ) F2
Sebagai mana menetapkan, menekankan pada perbandingan kedekatan dari
dua perbandingan formulasi. Syarat faktor kesamaan dalam kisaran 50 – 100
diterima sesuai dengan US FDA.
Hal ini dapat matematis dihitung dengan menggunakan :
Keterangan :
F1 : Difference factor ( Faktor perbedaan ) toleransi = 0 – 15
F2 : Similarity factor ( Faktor persamaan ) toleransi = 50 - 100
Rt : Dissolution value of the reference batch at time t ( % rata-rata zat terlarut dalam
waktu t untuk sedian pembanding ).
Tt : Dissolutin value of test batch at time t ( % rata-rata zat terlarut dalam waktu t
untuk sedian uji ).
n : jumlah titik sampel
Perhitungan nilai f1 dan f2 dilakukan secara manual menggunakan microsoft excel.
Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan rumus f1 dan f2. Nilai yang
didapat dari microsoft excel adalah f1 = 15, 14277 dan f2 = 49,89197. Hasil yang
didapatkan berbeda dengan mengunakan Bootstrap yaitu lebih mendekati syarat
tapi masih tidak memenuhi syarat.

IX. Simpulan

Hasil analisis data menggunakan Microsoft excel dan PhEq_Bootstrap dapat


dibandingkan, dengan nilai f2 yang didapat dari PhEq_bootstrap memiliki
perbedaan dengan hasil Microsoft excel yaitu f1 = 17, 83 dan f2 = 49,20 pada
bootstrap dan f1 = 17, 83 dan nilai f2 = 49,20 pada Ms. Excel . Rumus kedua
memberikan hasil yang hampir mendekati.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2004. Ketentuan Pokok Pengawasan
Suplemen Makanan. Jakarta: BPOM RI.

BPOM. 2005. Pedoman Uji Bioekuivalensi. Jakarta : Badan BPOM RI

Food and Drug Administration. 1997. Guidance for Industry : Dissolution Testing
of Immediate Release Solid Oral Dosage Forms. Available at
https://www.fda.gov/downloads/drugs/guidances/ucm070237.pdf
[Diakses tanggal 17 Maret 2019].

Mendeyk,et al. 2013. PhEq Bootsrap : Open-Source Software for The Simulation
of F2 Distribution in Cases of Large Variability in Dissolution Profiles.
Dissolution Technologies: 14-19.

Rachmawatie, Laila Syarief., Saifullah dan Okti Ratna. 2010.Perbandingan Profil


Disolusi Tablet Metoklopramid Hidroklorida Generik Berlogo dan
Bermerek. Journal of Pharmaceutics. Vol.6 No.3

Wijaya, et al. 2017. Uji Disolusi Terbanding Tablet Ofloxacin Berlogo dan
Generik Bermerek Terhadap Inovator Dalam Media Dapar HCl pH 4,5.
Jurnal Pharmascience Vol4 (1) : 22-23

Anda mungkin juga menyukai