Anda di halaman 1dari 5

ACARA IV

UJI PERBANDINGAN JAMAK (Multiple Comparison Test)

A. TUJUAN PRAKTIKKUM
Tujuan dari Praktikkum Acara IV. Uji Perbandingan Jamak yaitu
Mahasiswa mampu melakukan uji pembedaan khususnya uji perbandingan
jamak.
B. METODE
1. Alat dan Bahan
1. Kue bolu (sampel)
2. Air minum
3. Borang penilaian
4. Piring
5. Tabel F
2. Cara Kerja

Penulisan data panelis pada borang penilaian

Pembacaan instruksi yang ada pada borang

Kue bolu (sampel)

Pemeriksaan kelengkapan sampel

Pengujian sampel

Penulisan data hasil pada borang penilaian sesuai kolom yang tersedia

Pengujian selesai

Periksa kembali kelengkapan borang penilaian

Gambar 4.1 Diagram Alir Uji Perbandingan Jamak


C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji perbandingan jamak digunakan untuk menetapkan ada tidaknya
perbedaan sifat sens orik atau organoleptik antara dua contoh. Meskipun
dalam penggujian dapat saja sejumlah contoh disajikan bersama tetapi
untuk melaksanakan pembedaan selalu ada dua contoh yang dapat
dipertentangkan. Untuk mempertentangkan contoh-contoh yang diuji
dapat menggunakan bahan pembanding tetapi dapat pula tanpa bahan
pembandi ng. Jika dalam pembedaan itu digunakan bahan pembanding
maka sifat-sifat organol eptik yang ingin dibedakan harus betul-betul jelas
dan dipahami para panelis. Uji-uji ini digunakan untuk menilai pengaruh
macam-macam perlakuan modifikasi proses dan bahan dalam pengolahan
pangan bagi industri atau untuk me ngetahui adanya perbedaan atau
persamaan antara dua produk dari komoditi yang sa ma. Uji pembanding
ganda menggunakan dua contoh baku sebagai pembanding yaitu A dan B
(Ebook pangan, 2006).

Uji pembeda terdiri atas dua jenis, yaitu sensitivity test yang
mengukur kemampuan panelis untuk mendeteksi suatu sifat sensori, dan
uji different test yang dimaksudkan untuk melihat secara statistik
adanya perbedaan diantara contoh uji. Pengujian pembeda ini meliputi
uji pasangan (paired comparison), uji segitiga (triangle test), uji
pembanding ganda (duals standart test), uji pembanding jamak (multiple
standart test), uji rangsangan tunggal (single stimulus test), uji pasangan
jamak (multiple pairs test), dan uji tunggal. Uji ini juga dipergunakan
untuk menilai pengaruh beberapa macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan suatu industri, atau untuk
mengetahui adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari
komoditi yang sama. Jadi, agar efektif sifat atau kriteria yang diujikan
harus jelas dan dipahami panelis. Keandalan (reliabilitas) dari uji
pembedaan ini tergantung dari pengenalan sifat mutu yang diinginkan,
tingkat latihan panelis dan kepekaan masing-masing panelis. Panelis yang
digunakan pada uji adalah panelis semi terlatih, dimana panelis disajikan
tiga atau lebih sampel dengan ada nya sampel baku, kemudian panelis
diminta mencari pembedaan sampel yang disajikan dengan sampel baku
yang ada apakah sampel tersebut lebih baik atau lebih buruk dari sampel
baku (Romano dkk, 2011)
Uji jarak ganda Duncan atau Uji DMRT ( Duncan Multiple Range
Test) untuk mengetahui jenis terbaik berdasarkan rankingnya. Uji ini
dilakukan kareana adanya perbedaan nyata pada hasil analisis varians. Uji
ini juga dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan dari pemberian
perlakuan yang dilakukan uji F (Wahjuningsih dan Saddewesasi, 2013).
Uji Duncan juga digunakan untuk melihat adanya pengaruh antar
perlakuan yang diuji Uji Duncan atau juga dikenal dengan istilah Duncan
Multiple Range Test (DMRT) memiliki nilai kritis yang tidak tunggak
tetapi mengikuti urutan rata –rata yang dibandingkan (Pohlert, 2006).
Uji BNT atau LSD-test juga dikenal dengan Uji t berganda
atau multiple t test. Uji ini akan bekerja secara lebih efektif (lebih teliti)
apabila perlakuan yang akan diperbandingkan sebelumnya telah
direncanakan, sehingga sering juga dikenal sebagai perbandingan
terencana.  Pengujian dilakukan berdasarkan dua nilai baku (α)
pembanding terhadap perbedaan rata-rata, yaitu LSD(α=5%) dan LSD(α=1%),
yang diperoleh dengan mengalikan nilai t-sudent dengan nilai galat baku
rerata deviasi (Sδ) (Susiwi, 2009).
Aplikasi uji pembedaan ini di bidang pangan adalah untuk
membandingkan formulasi baru suatu produk dengan produk lama,
mengetahui apakah kualitas produk lebih baik atau lebih buruk dari produk
sebelumnya (Budijanto dkk, 2010). Uji pembedaan ini efektif digunakan
untuk mengetahui kualitas suatu produk. Dimana hasil data panelis
kemudian ditabulasikan dan dibandingkan denga tabel F (Rao dan
Swarupchad, 2009).
D. KESIMPULAN
Berdasarkan Praktikkum Acara IV. Uji Perbandingan Jamak
didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Uji perbandingan jamak digunakan untuk menetapkan ada tidaknya
perbedaan sifat sens orik atau organoleptik antara dua contoh.
Meskipun dalam penggujian dapat saja sejumlah contoh disajikan
bersama tetapi untuk melaksanakan pembedaan selalu ada dua contoh
yang dapat dipertentangkan.
2. Panelis diminta untuk menilai sampel berdasarkan 5 atribut yaitu
warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall. Dimana data hasil panelis
nanti kemudian ditabulasikan dan dibandingan dengan tabel F.
DAFTAR PUSTAKA

Buijanto, Slamet. Aziz Boing Sitanggang. Beti Elizabeth Silalahi dan Wita
Murdiarti. 2010. Penentuan Umur Simpan Seasoning
Menggunakan Metode Accelerated Shelf-Life Testing (ASLT)
Dengan Pendekatan Kadar Air Kritis. Jurnal Teknologi
Pertanian, Vol. 11, No. 2. Tangerang.
Ebook Pangan. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam
Industri Pangan.
Pohlert, Thorsten. 2006. The Pairwise Multiple Comparison of Mean
Ranks Package (PMCMR). US.
Rao, C.V and U. Swarupchand. 2009. Multiple Comparison Procedures- a
Note and A Bibliography. Journal of Statistics, vol. 16, pp. 66-
109. US.
Romano, Joseph P. Azeem Shaikh and Michael Wolf. 2011. Consonance
and the Closure Method in Multiple Testin. The International
Journal of Biostatistics vol. 7, issue 1. Chicago.
Susiwi, S. 2009. Penilaian Organoleptik. Pendidikan Kimia, UPI:
Bandung.
Wahjuningsih, Sri Budi dan Wyati Saddewisasi. 2013. Pemanfaatan Koro
Pedang Pada Aplikasi Produk Pangan Dan Analisis Ekonominya.
Riptek vol. 7, no.2.

Anda mungkin juga menyukai