Anda di halaman 1dari 9

3.2.

Pembahasan

Pengujian sensori berperan penting dalam pengembangan produk


kaitannya dengan respon dari konsumen sebelum produk tersebut dilepas ke
pasaran. Panelis dapat mengidentifikasi sifat-sifat sensori yang akan membantu
untuk mendeskripsikan produk. Evaluasi sensori dapat digunakan untukmenilai
adanya perubahan yang dikehendaki atau tidak dikehendaki dalam produk,
mengevaluasi produk pesaing, mengamati perubahan yang terjadi selama proses
atau penyimpanan, dan memberikan data yang diperlukan bagi promosi serta
pemasaran produk. Penerimaan dan kesukaan konsumen serta hubungan antara
pengukuran sensori dapat juga diperoleh dengan evaluasi sensori. Uji pembedaan
adalah uji yang digunakan untuk menilai adanya perbedaan atau persamaan antara
dua produk atau lebih yang komoditasnya sama. Uji ini digunakan juga untuk
menilai pengaruh dari berbagai perlakuan proses atau berbagai penggunaan bahan
baku dalam industri pangan (makanandan minuman). Uji pembedaan dibagi
menjadi dua, yaitu uji beda dengan pembanding (acuan) dan uji beda tanpa
pembanding (tanpa acuan) (Wagiyono 2003).
Uji perbandingan ganda ialah metode uji pembedaan dengan menggunakan
dua contoh baku. Uji ini menyerupai uji duo-trio yang menggunkakan satu contoh
baku. Sama halnya dengan uji yang menggunakan contoh baku, panelis diminta
harus benar-benar mengenali dan mengetahui contoh baku tersebut. Contoh yang
diujikan terdiri dari dua contoh yang kemudian ditentukan mana dari dua contoh
uji tersebut yang sama dengan salah satu contoh baku dan yang sama dengan
contoh baku lainnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas dari 14 orang panelis
didapat bahwa 11 orang yang menyatakan bahwa contoh 271 sama dengan baku A
dan contoh 721 sama dengan baku B. berdasarkan pada tebel lampiran 2, jumlah
panelis terkecil untuk menyatakan bahwa beda nyata tingkat kesalahan 5%, 1%,
dan 0,1% masing-masing adalah 12, 13 dan 14 orang. Dapat disimpulkan dari
data tersebut panelis dapat membedakan contoh apakah termasuk baku A dan
contoh mana baku B pasa tingkat kesalahan 5%, 1%, dan 0,1% karena panelis
yang menyatakan adanya perbedaan antaradua contoh tersebut sesuai ketentuan.
DAFTAR PUSTAKA

Nina, Neng, dkk. 2001. Uji Pembedaan. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Soekarto, Soewarno T. 1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara.
Rahayu, Winiati P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor:
Intitut Pertanian Bogor.

Wagiyono. 2003. Menguji Pembedaan Secara Organolpetik. Bagian


Proyek Pengembangan Kurikulum Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional.
3.2. Pembahasan

Pada uji perbandingan jamak atau majemuk, contoh yang akan


diperbandingkan lebih dari satu macam. Dua atau lebih contoh disajikan secara
bersamaan untuk kemudian diperbandingkan dengan contoh baku. Pada uji
perbandingan jamak jumlah panelis yang dipergunakan 5-15 orang panelis
terlatih dan 15-20 orang untuk panelis agak terlatih. Hasil penilaian dari panelis
terhadap produk dikonversikan dalam bentuk skor. Selanjutnya data dari setiap
parameter tersebut diuji dengan menggunakan sidik ragam atau analisis
sebaran (Mariani, 2008).
Uji perbandingan jamak dapat digunakan untuk menemukan level
respon yang optimal. Namun tes ini mempunyai kelemahan yaitu hanya dapat
digunakan untuk menemukan level optimal pada rasa yang sedang
dipertimbangka. Jadi uji ini lebih cocok untuk variabel independen kualitatif
(Asih, 2014).

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan diantara satu
atau lebih contoh dengan contoh baku (control) dan untuk memperkirakan
besarnya perbedaan yang ada. Pada umumnya, satu contoh dijadikan sebagai
kontrol atau baku dan contoh yang lain dievaluasi seberapa berbeda masing-
masing contoh dengan control.Pada uji ini, pada panelis disajikan satu buah
contoh baku sebagai control. Setelah itu, contoh dinilai dengan menggunakan
skala yang menunjukkan tingkat perbedaan dengan baku. Berdasarkan data diatas,
diketahui terdapat perbedaan nyata pada contoh, ditaraf 5% pada lampiran 7 dan
pada ditaraf 1% contoh juga menunjukkan perbedaan nyata.
DAFTAR PUSTAKA

Asih, Astri. 2014. Antihelmintik Infusa Daun Andong (Cordyline Fruticosa)


terhadap Ascaridia Galli Secara In Vitro. Jurnal Analisis, Vol. 2(3) : 1-7.
Febrianto, Andri., Basito., dan Choirul Anam. 2014. Kajian Karakteristik
Fisikokimia Dan Sensoris Tortilla Corn Chips Dengan Variasi Larutan
Alkali Pada Proses Nikstamalisasi Jagung. Jural Ilmu Sains dan Teknologi
Pangan, Vol. 3(3) : 46-51.

Mariyani, Neny. 2008. Studi Pembuatan Mie Kering Berbahan Baku Tepung
Singkong dan Mocal (Modified Cassava Flour). Jurnal Sains Terapan, Vol.
1(2) :1-15.
Nawari. 2010. Analisis Statistik dengan MS Excel 2007 dan SPSS 17. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta.

Setyaningsih, Dwi., Anton Apriyantono., dan Maya Puspita Sari. 2010. Analisis
Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
3.2. Pembahasan

Uji perbandingan pasangan merupakan uji skalar yang hampir menyerupai


uji pasangan atau yang sering disebut dengan paired comperation, paired test atau
comparation merupakan uji yang sederhana dan berfungsi untuk menilai ada
tidaknya perbedaan antara dua macam produk. Hanya saja pada uji perbandingan
pasangan, penilaian tidak hanya pada perbedaan yang terdapat diantara beberapa
produk namun juga menilai kelebihan ataupun kekurangan dari satu
contoh dengan contoh lainnya. Biasanya produk yang diuji adalah jenis produk
baru kemudian dibandingkan dengan produk terdahulu yang sudah
diterima oleh masyarakat. Dalam penggunaannya uji pembedaan pasangan
dapat memakai produk baku sebagai acuan atau hanya membandingkan dua
contoh produk yang diuji. Sifat atau kriteria contoh disajikan tersebut harus jelas
dan mudah untuk dipahami oleh panelis ( Cahya 2013 ).
Uji perbandingan pasangan dilakukan untuk menilai ada tidaknya
perbedaan antara dua produk. Dapat menggunakan contoh baku dan dapat juga
tidak menggunakan contoh baku, jumlah contoh yang disajikan terdiri dari dua
contoh atau satu contoh uji dengan satu contoh baku. Panelis diberikan atau di
sajikan dua buah contoh kemudian ditanyakan, contoh mana yang lebih kenyal.

Berdasarkan dari uji yang telah dilakukan yaitu pada sampel uji pentol
bakso dengan merk Bernard dan Kibib didapatlah hasil yang menunjukkan bahwa
kedua sampel tersebut sangat berbeda nyata dari segi rasa, kekenyalan, dan warna
pada kedua merk pentol bakso tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa antara pentol
bakso merk Bernard dan pentol bakso merk Kibib mempunyai ciri khas bumbu
yang berbeda karena dari segi rasa, kekenyalan dan warna kedua merl pentol
bakso tersebut sangat berbeda nyata.
DAFTAR PUSTAKA

Cahya. 2013. Uji Perbandingan Pasangan.


[terhubung].http://dwicahya17com/2013/02/uji-pembedaan-pasangan.html
( 12 November 2014 )
Itsagusman , 2013, Modul Penanganan Mutu Fifis Organoleptik. Program Studi
Teknologi Pangan . Universitas Muhammadiyah Semarang
Sarastani , 2010, Sifat-sifat Organoleptik dalam Pengujian Bahan Pangan, UGM
: Bandung
Setyaningsih, 2010, Pengujian Organoleptik Pangan dan Hasil Pertanian.
Jakarta
Bratura
Soekarto, 1992, Petunjuk Laboratorium Metode Penilaian Indrawi . Bogor. IPB
Press
3.2. Pembahasan

Uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Pengujian


ini lebih banyak digunakan karena lebih peka dari pada uji pasangan. Uji ini nula-
mula diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Den Mark pada tahun 1946. Dalam
pengujian ini, kepada masing-masing panelis disajikan secara acak 3 contoh
berkode. Pengujian ke 3 contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat
pula berurutan, 2 dari 3 contoh pada uji segitiga sama dan yang ketiga berlainan.
Panelis diminta memilih satu diantara 3 contoh yang berbeda dari 2 yang lain.
Dalam uji ini tidak tidak ada contoh baku atau pembanding. Apabila terdapat satu
contoh berbeda dari 2 contoh lainnya, maka dapat ditulis dengan angka 1
sedangkan contoh sama ditulis angka 0 pada form isian yang disediakan
(Prasetyo, 2012).

Uji segitiga ialah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan diantara dua produk yang telah diberi perlakuan tertentu. Para panelis
disajikan tiga buah contoh sekaligus yang terdapat satu contoh berbeda dengan
dua contoh lainnya, dan kemudian mereka diminta untuk mengidentifikasi apakah
terdapat contoh yang berbeda diantara ketiga contoh tersebut.

Berdasarkan pada table di atas dapat diketahui bahwa masing-masing


atribut yaitu warna, kehaluasan, dan rasa dipilih oleh panelis dengan jumlah 14,
14, dan 13 untuk contoh yang memang berbeda. Sementara itu, dengan
menggunakan table pada lampiran 1, maka untuk 14 orang panelis masing-
masing diperlukan pendapat dari 9, 10, 11 orang pada tingkat 5%, 1%, dan 0,1%
untuk menunjukkan adanya perbedaan. Dari hasil analisis dapat disimpulkan
untuk atribut warna, kehalusan dan rasa pasa the sosro dan the java dinyatakan
amat sangat berbeda nyata ditingkat 5%, 1%, dan 0,1%.
DAFTAR PUSTAKA

Nina, Neng dkk. 2001. Uji Pembedaan Segitiga dan Uji Pembedaan Duo-Trio.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Rahayu, Winiati P. 1998. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor:
Institut Pertanian Bogor.
Prasetyo, tridimas. 2012.aji segitiga .kencana:bandung.
Soekarto, Soewarno T.1985. Penilaian Organoleptik. Jakarta: Bhratara Karya
Aksara.

Anda mungkin juga menyukai