Anda di halaman 1dari 11

UJI PEMBEDAAN DUO TRIO 1

I.

Tujuan

Melatih mahasiswa untuk menilai perbedaan sampel dengan kontrol ( R ) pada tekstur sampel.

II.

Dasr a teori
Uji duo trio termasuk dalam kelompok pengujian pembedaan (difference test). Pengujian

pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya oerbedaan
atau persamaan antara duo produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi
konsumen.Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis disajikan
tiga contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji
duo trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan
pembanding yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh
ketiganya disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang
beda dengan pembanding (reference). Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi
adanya perbedaan yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh
baku dalam pengujian. Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap
mutu produk ataupun menilai keseragaman mutu bahan. Percobaan ini dilakukan pada 13
panelis. Sampel yang digunakan adalah sirup dengan konsentrasi 20% dan 25%. Masing-masing
sampel diberi kode yaitu 497 untuk sirup dengan konsentrasi 20% dan 687 untuk sirup dengan
konsentrasi 25%. Sampel baku yang digunakan ialah sirup dengan konsentrasi 25% yang diberi
kode R. Panelis diminta untuk menebak sampel yang sama dengan sampel baku (R). Jawaban
yang diinginkan adalah sampel 687.
Setelah uji dilakukan, dari 13 panelis hanya 4 orang yang menjawab benar, sementara 9 orang
menjawab salah. Berdasarkan Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik, jumlah terkecil
panelis yang menjawab benar, untuk jumlah panelis 13 orang, pada tingkat beda nyata 5%, 1%,
0,1% adalah 11, 12, dan 13 orang panelis. Hasil uji yang didapat menyatakan tidak ada
perbedaan yang signifikan pada setiap tingkat beda nyata.
Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk kriteria rasa antara sirup dengan

konsentrasi 20% dan 25% belum dapat dikatakan memiliki mutu yang berbeda karena jumlah
panelis menyatakan sama masih dibawah persyaratan yang diminta (Anonim12008)
persamaan antara dua produk darikomoditi yang sama. Yang terakhir initerutama dari
segi konsumen(Soekarto, 1985).Secara umum metode duo trio kurang efektif dibanding uji
triangle tetapi lebih mudah untuk melaksanakan dengan panelis. Metodeini bisa digunakan
ketika perbedaansifat alami tidak diketahui. Metode inihanya dapat digunakan jika
produk homogen.Uji duo-trio di dalam industri pangan dapat digunakan salah satunyaadalah
untuk reformulasi suatu produk baru, sehingga dapat diketahui adaatau tidaknya perbedaan
antara produk lama dan baru.Kelemahan dari pengujian Duotrio ini adalah berdasarkan daya
ingatdari panelis terhadap atribut yangdinilai, oleh karena itu akan banyak sekali pengaruh dari
human eror akibat pengaruh psikologis atau punfisiologis. Karena dari itu uji Duo trio lebih sulit
dari pada uji triangle. Tipe pengujian duo-trio ini jugadapat digunakan untuk seleksi
panelis.Untuk keperluan ini disajikan beberapa kali pengujian untuk seorangcalon panelis yang
diseleksi. Calon panelis yang dapat mendeteksi perbedaan dengan benar lebih dari60%, maka
seluruh penyajian dapatdiambil sebagai panelis (Kartika,dkk.,1987).Probability level padatabel
two sample test tidak menggunakan taraf 0,5% dan 1% untuk meminimalisir kesalahan. Taraf
0,01% biasanyadigunakan oleh medis yangmemerlukan ketelitian tinggi.Uji
duo trio, tiap-tiap anggota panel disajikan 3 contoh, 2 contoh dari bahan yang sama dan
contoh ketigadari bahan yang lain. Salah satu daridua contoh yang sama itu dicicip ataudikenali
dulu dan dianggap sebagaicontoh baku, sedangkan kedua contohlainnya kemudian.
Dalam penyuguhannya ketiga contoh itudapat diberikan bersamaan. Ataucontoh bakunya
diberikan lebih dulu baru kemudian kedua contoh yang laindisuguhkan. Dalam pelaksanaan
uji, panelis diminya untuk memilih satudiantara 2 contoh terakhir yang samadengan contoh baku
atau pembanding.Karena contoh yang dinilai ada duamaka peluang secara acak adalah atau
50% (Soekarto, 1985).Kelemahan uji duo trio adalahsulit mendeskripsikan sampel yangsama
dengan pembanding karena panelis akan sulit untuk mengingatsecara detail bahan yang sedang
danalisis, biasanya uji ini dapatdilakukan dengan mudah oleh seseorang yang memiliki daya
ingatyang tinggi (Anonim, 2011).
Uji mi scpcrti halnya pada uji segitiga, tiap-tiap anggota panel disajikan 3 contoh, 2
contoh dan bahan yang sama dan contoh ketiga dan bahan yang lain. Bedanya ialah bahwa salah

satu dan 2 contoh yang sama itu dicicip atau dikenali dulu dan dianggap sebagai con toh baku,
sedangkan kedua contoh lainnya kemudian. Dalam penyu guhannya ketiga contoh itu dapat
diberikan bcrsamaan. Atau contoh bakunya diberikan lcbih dulu baru kemudian kedua contoh
yang lain disuguhkan. Dalam pelaksanaan uji, panelis diminta untuk memilih satu di antara
2 contoh tcrakhir yang sama dengan contoh baku atau pembanding. Karena contoh yang dinilai
ada

dua

maka

peluang

secara

acak

adalah

/2 atau 50%.
Pengujian pembedaan digunakan untuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik
atau organoleptik antara dua contoh. Meski pun dalam pengujian dapat saja sejumlah contoh
disajikan bersama tetapi untuk melaksanakan pcmbedaan selalu ada dua contoh yang dapat
dipertentangkan. Uji-uji mi digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persa maan antara dua produk dan komoditi yang sama. Yang terakhir
mi terutama dan segi konsumen. Untuk mempertentangkan contoh-contoh yang diuji dapat meng
gunakan bahan pembanding (reference) tetapi dapat pula tanpa bahan pembanding. Keandalan
(reliability) dan uji pembedaan tergantung dan pengenalan sifat mutu yang diinginkan, tingkat
latihan, dan kepekaan masing-masing anggota panelis. Jumlah anggota panelis mempengaruhi
derajat keandalan hasil pengujian. Meskipun dernikian uji pembedaan yang dilakukan seca ra
saksama dengan menggunakan panelis yang terlatih akan mem- berikan hasil pembedaan yang
jauh lebih baik daripada yang dilakukan tanpa menggunakan panelis terlatih meskipun dengan
anggota panelis yang besar jumlahnya. Uji pembedaan biasanya menggunakan anggota panelis
yang ber jumlah 15-30 orang yang terlatih. Dengan panelis demikian biaya penyclenggaraan
Iebih kecil dan hasil pengujiannya cukup peka. Segi kerugiannya ialah bahwa hasil pengujiannya
tidak dapat memberi petunjuk apakah perbecian itu dikehendaki atau tidak.(Barasbanyu, 2011).
Pembahasan
Seperti halnya uji segitiga, uji duo trio dapat digunakan untuk mendeteksiadanya perbedaan
yang kecil antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karenaadanya contoh baku atau
pembanding dalam pengujian. Biasanya uji duo triodigunakan untuk melihat perlakuan baru
terhadap mutu produk ataupun menilaikeseragaman mutu bahan

(Muda 2011).

Pengujian duo-trio ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaandua buah
sampel atau mendeteksi. Perbedaan sifat yang tingkat perbedaannyahanya sedikit, misalnya

untuk mendeteksi perbedaan sifat-sifat hasil yangdiperoleh dari dua kondisi yang sedikit
berbeda. Uji duo-trio merupakan salahsatu uji pembeda. Uji pembeda ini biasanya digunakan untuk
mengetahui adatidaknya perbedaan antara sampel yang disajikan. Pada duo-trio ini
digunakansampel pembanding (Kartika, dkk.,1987).Contoh pembanding dalam pengujian duotrio merupakan hal yang sangatpenting dalam pegujian, terutama dalam pengujian pemilihan dan
scalar . Jikacontoh pembanding diberikan, yang perlu diperhatikan bahwa yang
terutamadijadikan faktor pembanding adalah satu atau lebih sifat sensorik dari bahanpembanding
itu. Oleh karena itu, sifat lain yang tidak dijadikan faktorpembanding harus diusahakan sama
dengan contoh yang diujikan. Hal tersebutdilakukan agar semua panelis tahu sensorik apa yang
diujikan dan tidak terjadikekeliruan atau salah paham antara pengelola pengujian dengan panelis
Pada praktikum uji sensoris duo trio tentang pengujian terhadap buah pisang ini, yaitu
pengujian terhadap tekstur, dimana pengujian ini memiliki dua sampel dengan kode 481 dan 523,
kedua sampel ini diamati menggunakan indra peraba dengan di tandai kontrol R sebagai tolak
ukur dari kedua sampel ini. Pada pengujian ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa semua
panelis kelompok 2 sudah di katakan panelis agak terlatih. Pada pengujian uji sensoris ini
mahasiswa bisa dikatakn agak terlatih apabila mampu atau bia menjawab atau mengisi borang
penilaian dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim12008. http://ftpunisri.blogspot.com/2008/07/uji-sensoris.html. diakses pada tanggal 20 april 2013
Anonim.2 2010. Duo-Trio-Laporan. http://www.scribd.com/doc/131564594/diaksed pada tanggal 20 april
2013
Barasbanyu.2011. Uji Panel Pada Uji Sensorishttp://barasbanyu-asna.blogspot.com/2011/07/uji-panelpada-uji-sensoris.html. Uji panel pada uji sensoris.
Muda M. 2011. Uji duo trio .http://achmadgusfahmi.blogspot.com[25 Maret2012

Dasar teori
Uji duo trio termasuk dalam kelompok pengujian pembedaan (difference test). Pengujian
pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam macam perlakuan modifikasi proses
atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui adanya oerbedaan
atau persamaan antara duo produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir ini terutama dari segi
konsumen.
Uji duo trio bertujuan untuk mencari perbedaan yang kecil. Setiap panelis disajikan tiga
contoh (dua contoh dari produk yang sama dan satu contoh dari produk yang berbeda). Uji duo
trio hampir sama dengan uji segitiga, tetapi dalam uji ini dari awal sudah ditentukan pembanding
yang dibandingkan dengan kedua contoh lainnya. Dalam penyajiannya, contoh ketiganya
disajikan bersamaan. Panelis diminta untuk memilih satu diantara 2 contoh lain yang beda
dengan pembanding (reference).
Uji duo trio adalah uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya perbedaan yang kecil
antara dua contoh. Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku dalam pengujian.
Biasanya Uji Duo-trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun
menilai keseragaman mutu bahan.
( Anonim1,2013)
Pengujian pembedaan digunakanuntuk menetapkan apakah ada perbedaan sifat sensorik
atau organoleptik antara dua contoh. Meskipun demikian dalam pengujian dapat saja sejumlah
contoh disajikan bersama tetapi merupakan untuk melaksanakan pembedaan selalu dua contoh
yang dapat dipertentangkan. (Soekarto, 1985).
Pengujian duo-trio ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dua buah
sampel atau mendeteksi. Perbedaan sifat yang tingkat perbedaannya hanya sedikit, misalnya
untuk mendeteksi perbedaan sifat-sifat hasil yang diperoleh dari dua kondisi yang sedikit
berbeda. Uji duo-trio merupakan salah satu uji pembeda.Uji pembeda ini biasanya
digunakanuntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara sampel yangdisajikan. Pada duo-trio
ini digunakan sampel pembanding. (Kartika,dkk.,1987).
Contoh pembanding dalam pengujian duo-trio merupakan hal yang sangat penting dalam
pegujian,terutama dalam pengujian pemilihan dan scalar. Jika contoh pembanding diberikan,
yang perlu diperhatikan bahwa yang terutama dijadikan faktor pembanding adalah satu ataulebih
sifat sensorik dari bahan pembanding itu. Oleh karena itu, sifat lain yang tidak dijadikan

faktor pembanding harus diusahakan sama dengan contoh yang diujikan. Hal tersebut dilakukan
agar semua panelis tahu sensorik apa yang diujikan dan tidak terjadi kekeliruan atau salah paham
antara pengelola pengujian dengan panelis.
Pengujian pembedaan digunakan untuk menilai pengaruh macam-macam perlakuan
modifikasi proses atau bahan dalam pengolahan pangan bagi industri, atau untuk mengetahui
adanya perbedaan atau persamaan antara dua produk dari komoditi yang sama. Yang terakhir ini
terutama dari segi konsumen
(Soekarto, 1985).
Uji duo-trio di dalam industri pangan dapat digunakan salah satunya adalah untuk
reformulasi suatu produk baru, sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya perbedaan antara
produk lama dan baru. Kelemahan uji duo trio adalah sulit mendeskripsikan sampel yang sama
dengan pembanding karena panelis akan sulit untuk mengingat secara detail bahan yang sedang
dianalisis, biasanya uji ini dapat dilakukan dengan mudah oleh seseorang yang memiliki daya
ingat yang tinggi (Anonim2, 2011).

Pembahasan
Dalam uji pembedaan duo trio ini menggunakan sampel pisang mentah dan pisang masak
dengan kode sampel 481 dan 523, dari salah satu sampel memiliki tekstur yang keras,yaitu pada
kode 481 yang sama dengan kontrol.
Pada setiap panelis dihadapkan 3 contoh. Dua dari contoh tersebut berasal dari jenis
contoh yang sama sedangkan 1 contoh yang lain berbeda. Dalam penyajiannya, ketiga contoh
tersebut dapat diberikan secara bersamaan atau contoh bakunya diberikan terlebih dahulu untuk
dinilai.
Pada Uji Duo-Trio panelis diminta untuk mengenali contoh yang berbeda atau contoh
yang sama dengan contoh baku. Panelis harus mengenal contoh baku terlebih dahulu dan
kemudian memilih salah satu dari dua contoh yang lain yang sama dengan contoh baku. Pada
pengujian duo trio ini terdapat contoh baku atau standar (R) untuk sampel yang disajikan.
Uji ini relatif lebih mudah karena adanya contoh baku atau pembanding dalam pengujian.
Biasanya uji duo trio digunakan untuk melihat perlakuan baru terhadap mutu produk ataupun
menilai keseragaman mutu bahan
( Muda. 2011).
Dari hasil pengujian pembedaan duo trio ini, diperoleh data keseluruhan panelis terpilih,
karena hasil jawaban pada kode 481 sama dengan kontrol ( R ) yaitu memiliki tekstur keras.

Pengujian duo trio ini, menilai sampel pisang yaitu 17 panelis , dan yang menjawab benar
( dihitung ) yaitu 17 panelis. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 5 % dengan
jumlah panelis 17 yaitu 13. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai yang dihitung
lebih besar dari tabel. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 1 % dengan jumlah
panelis 17 yaitu 15. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai yang dihitung lebih
besar dari tabel. Berdasarkan dari tabel perhitungan, pada konsentrasi 0,1 % dengan jumlah
panelis 17 yaitu 16. Maka dianggap Beda Nyata ( BN ), hal ini karena nilai yang dihitung lebih
besar dari tabel.
Kondisi ini juga mungkin disebabkan karena panelis berkonsentrasi penuh pada saat
melakukan pengujian tersebut. Keadaan fisik dan psikologis panelis yang baik mempengaruhi
keberhasilan panelis dalam memberikan respon benar terhadap benda rangsang.
( Kartika,dkk.,1987 ).

Daftar Pustaka
Anonim1.2013.http://organiksmakma3b03.blogspot.com/2013/04/uji-duo-trio-prakorganoleptik.html
diakses pada tanggal 20 April 2013
Anonim2.2011. http://www.scribd.com/doc/131564594/Duo-Trio-Laporan diakses pada tanggal 20
April 2013
Kartika, B ; Hastuti, P dan Supartono,W, (1987), Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan, PusatAntar
Universitas Pangan danGizi, Yogyakarta.
Muda M. 2011. Uji duo trio .http://achmadgusfahmi.blogspot.com diakses pada tanggal 20 April 2013
Soekarto, S.T., (1985), PenilaianOrganoleptik, Bhatara Karya Aksara, Jakarta.

2. Uji segitiga (triangle test)


Uji segitiga digunakan untuk mendeteksi perbedaan yang kecil. Peng ujian mi lebih

banyak digunakan karena lebih peka daripada uji pasangan. Uji mi mula-mula
diperkenalkan oleh 2 ahli statistik Den mark pada tahun 1946. Dalam pengujian mi
kepada masing-masing panelis disajikan secara acak 3 contoh berkode. Pengujian
ketiga contoh itu biasanya dilakukan bersamaan tetapi dapat pula berurut an. Dua
dan 3 contoh itu sama dan yang ketiga berlainan. Panells diminta memilih satu di
antara 3 contoh yang berbeda dan 2 yang lain. Dalam uji mi tidak ada contoh baku
atau pembanding.

Dalam memberi penilaian tidak boleh ragu-ragu, hams memilih atau menerka salah
satu yang dianggap paling berbeda. Demikian pula jika panclis tidak dapat
membedakan ketiga contoh tersebut. Karena 3 contoh sekaligus maka hams
disiapkan agar ketiga ukuran, bentuk, warna atau sifat-sifat contoh yang tidak
dimiliki dibuat sama. Sebagaimana halnya uji pasangan, dalam uji segitiga dapat
pula ditanyakan lcbih lanjut tingkat perbedaan. rrctapi hasil mengenai tingkat
perbedaan tidak lagi peka atau kurang meyakinkan. Dalam uji segitiga
kescragaman ketiga contoh sangat penting agar dapat dihindari pengaruh
penyajian.
Di dalam pelaksanaan uji segitiga, panelis diminta mcmilih satu di antara 3 contoh
yang berbeda dengan yang lain. Karena contoh yang dinilai ada tiga maka peluang
secara acak adalah 1/3 atau
331/3%.
3 Uji duo-trio
Uji mi scpcrti halnya pada uji segitiga, tiap-tiap anggota panel disajikan 3 contoh, 2
contoh dan bahan yang sama dan contoh ketiga dan bahan yang lain. Bedanya
ialah bahwa salah satu dan 2 contoh yang sama itu dicicip atau dikenali dulu dan
dianggap sebagai con toh baku, sedangkan kedua contoh lainnya kemudian. Dalam
penyu guhannya ketiga contoh itu dapat diberikan bcrsamaan. Atau contoh
bakunya diberikan lcbih dulu baru kemudian kedua contoh yang lain disuguhkan.
Dalam pelaksanaan uji, panelis diminta untuk memilih satu di antara
2 contoh tcrakhir yang sama dengan contoh baku atau pembanding.
Karena contoh yang dinilai ada dua maka peluang secara acak adalah
/2 atau 50%.

Pada pengujian triangle test yang telah dilaksanakan pada minggu lalu dapat dilihat bahwa dari
23 panlis yang diuji hanya 1 orang panelis saja yang dalam pengujian triangle test mengalami
kesalahan dalam mengenali sampel yang diajukan oleh penyelenggara, sednagkan 22 orang
panelis lainnya tidak mengalami kesalahan atau benar dalam mengenalai sampel yang diajukan
oleh penyelenggara pengujian triangle test tersebut.

Pada praktek triangle test tersebut yang menggunakan 2 sampel dari populasi yang sama yakni
bakso KHODAL dan 1 populasi yang berbada yakni bakso QTA. Dari kedua sampel yang
berbeda tersebut dapat dilihat adanya perbedaan dari segi warna, tekstur, rasa, dan aroma.
Perbedaan dari kedua sampel tersebut, yakni :
NO.
1.

2.

SAMPEL WARNA

TEKSTUR
AROMA
Lebih padat, keras,
Aroma Amis
Bakso
Lebih
dan berserat
atau seperti
Khodal
terang
daging lebih
aroma daging
banyak
Lebih kenyal,
Aroma tidak
lembut, dan tidak Amis atau
Bakso Qta Lebih gelap memiliki serat
aroma bakso
daging yang
pada
banyak.
umumnya.

RASA
Lebih
hambar

Lebih
enak

Dari pembahasan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dari kedua sampel yang berbeda
terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan sampel tersebut berbeda yakni pada segi
warna, rasa, tekstur, serta aroma yang ditimbulkan pada sampel tersebut.Pembedaan itulah yang
diperlukan dalam pengujian pembeda dengan menggunakan Triangel test, sehingga dapat
diketahui perbedaan pada masing-masing sampel yang diujikan tanpa adanya sampel standart.
3. Analisa
Sampel nomor 463 sama dengan sampel nomor 527 yang diproduksi oleh bakso KHODAL,
sedangkan sampel nomor 532 adalah sampel yang diproduksi oleh bakso QTA. Pada tabel hasil
praktek uji triangle diatas, tanggapan yang benar berjumlah 22. Hasil pengujian tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan table triangle test untuk jumlah panelis 20 orang. Dari table
tersebut diketahui bahwa :
5%, jumlah minimum yang benar = 13
1%, jumlah minimum yang benar = 14
Sedangkan jumlah respon atau tanggapan yang benar adalah 22 yang berarti lebih besar dari 13
dan 14.
Apabila benar lebih besar daripada jumlah minimum yang besar pada tingkat signifikan = 5%,
maka dapat disimpulkan bahwa diantara sampel yang diuji terdapat perbedaan nyata.
Sebagian untuk tingkat signifikan = 1%, apabila hasil pengujian yang benar lebih besar daripada
jumlah minimum yang benar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diantara sampel yang diuji
terdapat perbedaan sangat nyata. Sedangkan untuk meningkatkan signifikan = 1%, apabila hasil
pengujian yang benar lebih besar daripada jumlah minimum yang benar maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa diantara sampel yang diuji terdapat perbedaan yang sangat nyata.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Kartika dkk.1988:10, pedoman uji inderawi bahan pangan
Kartika, B., B. Hastuti., W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan
dan Gizi UGM. Yogyakarta
Loekmonohadi.2010:4,Jobsheet Praktek Analisa Mutu Pangan
Soekarto, Soewarno. 1985. penilaian organoleptik. PT. Bhratara Karya Aksara :Jakarta.
Sulistyawati.2011,Analisis Mutu Pangan, Universitas Negeri Semarang.
Setelah dilakukan pengujian organoleptik dan diambil hasil dapat dibahas pada metode Duo
Trio, 14 orang panelis memilih sirup dengan kode 332 dan 6 panelis memilih sirup dengan kode
321, sedangkan kode yang identik dengan R ( contoh baku sirup ) adalah kode 332. Berdasarkan
standar penilaian uji pembedaan dengan metode duo trio. Jika jumlah panelis 15 memilih kode
sirupyang identik dengan R maka dapat dikatakan terdapat perbedaan yang nyata antara sirup
pada kode 332 dengan sirup kode 321. Tetapi pada hasil uji kali ini ,panelis belum dapat
membedakaan sirup dengan metode 332 dan 321, itu berarti terjadi kesalahan pada panelis dalam
memilih kode yang sama dengan R.
Sedangkan pada uji organoleptik dengan metode Triangel test, panelis yang memlih kode 452
sebanyak 2 orang, kode 483 sebanyak 18 orang dan tidak ada panelis yg memilih kode 477.
Seharusnya panelis memilih kode 477 karena sampel kode 477 adalah susu dengan merk yang
berbeda dengan kedua kode lainnya. Artinya merk susu pada sampel kode 452 dan kode 483
adalah sama. Kesalahan tersebut dapat terjadi karena panca indra pada diri panelis seperti mata
dan lidah kurang memiliki sensitifitas dalam membedakan sirup dan susu tersebut. Selain itu
yang mempengaruhi hasil adalah
Expectation error
Terjadi karena panelis telah menerima informasi tentang pengujian. oleh karena itu sebaiknya
panel diberikan informasi yang mendetail tentang pengujian dan sample diberi kode 3 digit agar
tidak dapat dikenali oleh panelis.
Convergen error
Panelis cenderung memberikan penilaian lebih baik atau lebih buruk apabila didahului
pemberian sample yang lebih baik atau lebih buruk.
Stimulus error
Terjadi karena penampakan sample yang tidak seragam sehingga panel ragu-ragu dalam
memberikan penilaian.
Logical error
Mirip dengan stimulus error, dimana panelis memberikan penilaiannya berdasarkan karakteristik

tertentu menurut logikanyaa. Karakteristik tersebut akan berhubungan dengan karakteristik


lainnya.
Holo efek
Terjadi karena evaluasi sample dilakukan terhadap lebih dari 1 (satu) factor sehingga panelis
memberikan kesan yang umum dari suatu produk
Efek kontras
Pemberian sample yang berkualitas lebih baik sebelum sample lainnya mengakibatkan panelis
terhadap sample yang berikutnya, sebab lebih rendah. panelis cenderung memberi mutu rata-rata
Motivasi
Respon dari seorang panelis akan mempengaruhi persepsi sensorinya. Oleh karena itu
penggunaan panelis yang terbaik (termotivasi) dengan pengujian akan memberikan hasil yang
lebih baik
Sugesti
Respon dari seoarang panelis akan mempengaruhi panelis lainnya. Oleh karena itu pengujian
dilakukan secara individu
Posisi bias
Dalam beberpa uji terutama uji segitiga. Gejala ini terjadi akibat kecilnya perbedaan antar
sampel sehingga panelis cenderung memilih sampel yang ditengah sebagai sampel paling
berbeda

Anda mungkin juga menyukai