ACARA III
UJI RANGKING
OLEH
EVA FATIMAH
J1A 016 031
KELOMPOK XI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Uji sensori merupakan uji pertama penentu penerimaan produk pangan
dengan menggunakan indera manusia sebagai alat ukur. Penilaian pertama
konsumen terhadap produk pangan adalah berdasarkan karateristik sensorinya,
seperti aroma, tekstur, kenampakan, dan rasa. Konsumen hanya akan
mengkonsumsi makanan yang karateristik sensorinya baik dan memenuhi syarat.
Penilaian cara ini banyak disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan
langsung (Aini, 2010).
Uji Ranking dapat diterapkan untuk mencegah permasalahan tersebut.
Dengan penggunaan uji ini, perubahan mutu produk akibat perubahaan atau
perbaikan proses prduksi dapat di ukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut
sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk daripada prduk yang lama. Selain itu
dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan produk mana paling digemari
oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan tingkat prduk tersebut dapat
digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk. Hal ini termasuk
dalam menentukan pengkelasan atau grade suatu produk (Erina, 2010).
Tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu produk memang berbeda-
beda. Untuk mengatasi hal itu dapat dilakukan dengan cara uji ranking terhadap
produk yang akan dipasarkan yang berguna sebagai gambaran akan tingkat
kesukaan konsumen terhadap produk. Uji ranking menjadi sangat penting
dilakukan oleh para produsen, khususnya yang bergerak dalam industri pangan
yaitu sebagai bahan evaluasi yang nantinya akan berguna sebagai bahan
pembelajaran untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada pada produk dan
dapat menciptakan sebuah inovasi baru dan meningkatkan kualitas produk
(Oktrafina, 2010). Oleh karena itu, praktikum uji ranking ini perlu dilakukan
untuk mempelajari cara melakukan uji rangking dalam pengkelasan mutu produk
pangan berdasarkan satu sifat mutu spesifik dari produk tersebut.
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari cara
melakukan uji rangking dalam pengkelasan mutu produk pangan berdasarkan satu
sifat mutu spesifik dari produk tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur Percobaan
Disiapkan alat dan bahan
↓
Setiap sampel diberi kode pada masing-
masing piring
↓
Dicicipi masing-masing sampel oleh panelis
↓
Dilakukan uji rangking
↓
Dilakukan analisis data menggunakan
uji ANOVA
PEMBAHASAN
Uji ranking merupakan uji yang digunakan untuk menilai produk atau
bahan pangan yang terbaik dan disukai oleh konsumen dengan cara mengurutkan
beberapa produk lalu dipilih mana yang paling baik yang akan digunakan, dan
yang paling jelek dihilangkan. Pada dasarnya mutu suatu produk pangan yang
spesifik dapat berupa bau, rasa, flavor, warna dan sebagainya mempunyai
pengaruh nyata di dalam menentukan derajat penerimaan konsumen terhadap
produk pangan tersebut. Dengan menggunakan uji ini, perubahan mutu produk
akibat perubahan atau perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui
apakah produk tersebut sama, lebih baik, atau bahkan lebih buruk dari pada
produk yang lama. Selain itu, dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan
produk mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya
jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses
pembuatan suatu produk.
Pada pengujian ini dilakukan uji peringkat atau ranking test. Prinsip uji
peringkat adalah membuat urutan nomor dari sejumlah contoh menurut beda
tingkat mutu dan intensitas sifat inderanya, cara pemberian nomor urut pada uji
ini yaitu, nomor 1 untuk tingkat mutu tertinggi, sedangkan nomor terbesar untuk
tingkat mutu dengan peringkat terendah. Keuntungan dari uji peringkat yaitu
kemudahan panelis memahami instruksi, kemudahan panelis member respon, data
respon sudah merupakan data kuantitatif, data respon sudah dapat langsung
dianalisis. Namun selain keuntungan, adapun kerugian dari uji peringkat yaitu
keterbatasan jumlah contoh yang dapat diuji, contoh: lebih dari enam contoh uji
maka panelisakan kesulitan dalam memberi peringkat pada sampel yang diujikan.
Praktikum kali ini disediakan 3 jenis produk wafer yaitu SELAMAT,
KHONG GUAN dan TANGO. Berdasarkan hasil uji ANOVA didapatkan nilai
Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak. Artinya sampel memberikan memberikan
pengaruh atau perbedaan nyata terhadap tingkat skoring wafer tersebut. Kemudian
di uji BNJ dan hasilnya pada kode sampel 781 (KHONG GUAN) berbeda nyata
dengan sampel kode 392 (TANGO) dan sampel kode 360 (SELAMAT) terhadap
tingkat kesukaan panelis pada produk wafer tersebut. Tingkat skoring pada
sampel dengan kode 392 (TANGO) berbeda nyata dengan sampel berkode 360
(SELAMAT) dan sampel kode 781 (KHONG GUAN) terhadap tingkat kesukaan
panelis pada produk tersebut. Sedangkan tingkat skoring pada sampel berkode
360 (SELAMAT) berbeda nyata dengan sampel berkode 392 (TANGO) dan
sampel kode 781 (KHONG GUAN) terhadap tingkat kesukaan panelis pada
produk tersebut.
Dalam melakukan pengujian ini, panelis yang digunakan dalam uji
rangking kali ini adalah panelis semi terlatih yang telah diberikan penjelasan
singkat mengenai produk dan latihan sekedarnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi panelis terhadap hasil uji rangking tersebut, diantaranya kondisi
psikologis panelis (seperti: error of habituation yaitu panelis yang cenderung
memberikan nilai atau respon yang sama terhadap sampel, error of expectation
yaitu adanya informasi yang diberikan yang menimbulkan bias terhadap penilaian,
logical error yaitu panelis berpikir error of central tendency yaitu panelis menilai
sampel yang ditengah paling bagus, time error yaitu penyaji menyajikan sampel
dari yang kurang dan yang terakhir sampel yang bagus), faktor fisiologis panelis,
kesehatan dari panelis, serta suasana dan tempat pengujian yang kurang kondusif
yaitu cenderung ramai akan mempengaruhi konsentrasi dari panelis sehingga hasil
yang diperoleh kurang optimal.
Uji ranking dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Dengan penggunaan uji ini, perubahan mutu produk akibat perubahan atau
perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru
tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk dari pada produk yang lama.
Dalam industri pangan uji ranking dapat digunakan untuk mengurutkan nilai mutu
suatu produk sehingga dapat dipakai dalam mengelompokan mutu suatu produk.
Selain itu uji ranking juga dapat digunakan sebagai memilih yang terbaik dan
menghilangkan yang terjelek, sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan
produk yang baik dan dapat diterima oleh konsumen.
KESIMPULAN
Afifah, nur,. dkk, 2015. Es Krim Free Lactose Berbahan Dasar Sari Hanjeli
sebagai Alternatif Pengganti Es Krim Susu bagi Penderita Lactose
Intolerance. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 4(1) : 36-41.
Setyaningsih, D., Anton A., dan Maya P., 2010. Analisis Sensori Untuk Industri
Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
Tarwendah, I. P., 2017. Jurnal Review: Studi Komparasi Atribut Sensoris Dan
Kesadaran Merek Produk Pangan. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 5(2) :
66-73.