Anda di halaman 1dari 2

KONSEP GREEN BUILDING PADA BANGUNAN PUBLIK DI KUPANG

1.1 LATAR BELAKANG


wacana Green Building perlahan namun pasti menembus dunia perancangan dan
konstruksi.penyebab utamanya adalah system dan pelaksanaan pembanguanan yang sering kali
banyak menggunakan energy bumi,merusak habitat dan lingkungan sekitar juga mengganggu
kehidupan manusia sekitarnya.Namun manusian terus berinovasi agar bumi yang kita tiggali ini
tidak semakin rusak dengan tetap berkembangnya berbagai macam pembangunan,berbagai
macam upaya seperti efesiensi pembangunan sumber daya pada konstruksi,proses pembangunan
dengan penuh kehati-hatian agar tidak merusak sekitarnya,dan lain sebagainya di lakukan demi
mengurangi dampak negative yang selama ini terus menerus di sumbangkan oleh pembangunan
kepada lingkungan. Seluruh aspek dan pihak terlibat untuk mewujudkan hal ini,pada akhirnya di
temukan istilah-istilah seperti bangunan ramah lingkungan,bangunan berkelanjutan,bangunan
hijau,konstruksi hijau dan lain sebagainya.
Pemerintah membuat regulasi terbaru tentang kebijakan penerapan Green Building pada
seluruh konstruksi yang akan berjalan di Indonesia yang menekankan agar seluruh proses dan
pelaku konstruksi untuk taat pada kebijakan penerapan Green Building ini. Seluruh pihak yang
andil dalam perkembangan dunia konstruksi diharuskan mengenal dan mempelajari lebih lanjut
akan penerapan Green Building ini.
Sebagai perancang, sangat diharuskan mengenal Green Building ini, karena fisik bangunan
yang tercipta terpengaruh oleh perancangan perancangan serta konsep yang diberikan oleh
perancang. Seperti dalam hal penataan ruang, pemilihan material bangunan, penataan utilitas
bangunan, system utilitas bangunan, dan lain sebagainya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Bagaimana penerapan faktor berwujud (Tangible) dari konsep Green Building atau
Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam pada bangunan public
di kupang?
 Bagaimana pengaruh faktor keandalan (Realibility) terhadap perilaku manusia di dalam
bangunan yang menerapkan konsep konsep Green Building atau Bangunan Hijau pada
perancangan, penataan dan bentuk ruang dalam pada banguna public di kupang.
 Bagaimana pengaruh faktor ketanggapan (Responsiveness) dari konsep Green Building atau
Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk ruang pada bangunan publik di
kupang terhadap lingkungan sekitar masjid?

1.3 TUJUAN
 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris penerapan factor berwujud (tangible)
dari konsep konsep Green Building atau Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan
bentuk ruang dalam pada bangunan public di kupang.
 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh faktor keandalan
(Realibility) terhadap kepuasan perilaku manusia di dalam bangunan yang menerapkan
konsep konsep Green Building atau Bangunan Hijau pada perancangan, penataan dan bentuk
ruang dalam pada bangunan public di kupang.
 Untuk mengetetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh faktor ketanggapan
(Responsiveness) dari konsep konsep Green Building atau Bangunan Hijau pada perancangan,
penataan dan bentuk ruang dalam pada bangunan public di kupang.
1.4 MANFAAT
 Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan konsep dan penerapan Green Building atau
Bangunan Hijau, terutama pada bangunan public di kupang .
 Bagi seluruh pelaku konstruksi di Indonesia berguna untuk pertimbangan secara ilmiah yang
dapat dimanfaatkan para manajemen untuk menerapkan konsep GreenNBuilding atau
Bangunan Hijau yang bermanfaat dari segi lingkungan, ekonomi, kekuatan, maupun estetika
konstruksi.
 Bagi masyarakat khususnya masyarakat luas, hasil penelitian ini sangat berguna sebagai
wacana dalam memberikan masukan, saran dan pandangan kepada seluruh pelaku konstruksi
di Indonesia yang belum menerapkan konsep Green Building atau Bangunan Hijau.

Anda mungkin juga menyukai