Anda di halaman 1dari 12

Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 1

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM IMPLEMENTASI


KEBIJAKAN RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL
(RSBI) DI KELURAHAN GIRITIRTO, KECAMATAN WONOGIRI,
KABUPATEN WONOGIRI

PUBLIC PARTICIPATION IN IMPLEMENTATION POLICY OF PIONEERING


INTERNATIONAL SCHOOL IN GIRITIRTO VILLAGE, WONOGIRI DISTRICTS,
WONOGIRI COUNTIES.

Oleh : Pradhitya Ika Siwi, Prodi Kebijakan Pendidikan, Jurusan Filsafat Dan Sosiologi Pendidikan
chewynyumex@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam implementasi
Kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), faktor pendukung dan penghambat yang
mempengaruhi partisipasi masyarakat, serta dampak yang dirasakan masyarakat pasca pembubaran
kebijakan RSBI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Setting penelitian di
Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Subjek penelitian ini adalah keluarga
lapisan sosial atas, menengah, dan bawah, serta didukung data dari siswa RSBI dan Bapak Lurah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data (display data)
dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi data. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: 1) bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Giritirto, Kecamatan
Wonogiri, Kabupaten Wonogiri dalam implementasi Kebijakan RSBI meliputi partisipasi dalam
pemilihan sekolah, partisipasi dalam program sekolah, partisipasi dalam pembiayaan sekolah, dan
partisipasi dalam mengatasi masalah anak. Dalam setiap bentuk partisipasi masyarakat diwujudkan
dalam bentuk partisipasi fisik dan non fisik. Bentuk partisipasi fisik masyarakat yaitu berupa
sumbangan tenaga, dana, fasilitas, dan jasa. Bentuk partisipasi non fisik masyarakat yaitu berupa
sumbangan ide pemikiran, baik berupa masukan, saran, kritik maupun penolakan terhadap keputusan
program kegiatan sekolah; 2) Faktor Pendukung yaitu adanya keinginan anak untuk belajar dan
bersekolah di sekolah RSBI, adanya pemberian bantuan bagi keluarga tidak mampu dan kemudahan
dalam mengangsur biaya, adanya harapan yang besar orangtua terhadap anak, adanya kemampuan
orangtua untuk memenuhi fasilitas yang dibutuhkan anak, adanya komunikasi yang baik dengan orang
tua sehingga ada waktu pendampingan belajar. Faktor Penghambat khususnya bagi masyarakat
lapisan atas berupa keterbatasan waktu bersama anak maupun dalam kegiatan rapat komite. Hambatan
bagi keluarga lapisan bawah berupa keterbatasan biaya; 3) Dampak yang dirasakan masyarakat pasca
pembubaran kebijakan RSBI yaitu masyarakat tidak merasakan dampak yang ditimbulkan pasca
pembubaran Kebijakan RSBI. Masyarakat tetap menaruh kepercayaan pada sekolah eks-RSBI. Hal ini
dapat dibuktikan masih banyaknya masyarakat yang mendaftarkan anaknya di sekolah-sekolah eks-
RSBI.

Kata kunci : partisipasi, masyarakat, implementasi Kebijakan RSBI

Abstract

This study aims to determine the form of community participation in the implementation of policy
international school (RSBI), enabling and inhibiting factors that affect people's participation, and the
impact is felt after the dissolution of society RSBI policy. This research is a descriptive qualitative
research. Research setting in the Village Giritirto, District Winton, Winton district. The subjects were
family social layer upper, middle, and bottom, supported by data from students RSBI and Mr. village
chief. Data collection techniques used in this study is the observation, interview and documentation.

1
2 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

The data analysis technique used is the data reduction, data presentation (display data) and
conclusion. Techniques validity of the data used is triangulation of data. The results showed that: 1)
the form of community participation Giritirto Village, District Winton, Winton district in the
implementation of policies RSBI includes participation in the school election, participation in school
programs, participation in school funding, and participation in addressing issues of children. In any
form of public participation is in the form of physical and non-physical participation. Physical Forms
of community participation in the form of donated labor, funds, facilities, and services. Non-physical
forms of participation of the community in the form of donation ideas in mind, in the form of input,
suggestions, criticism and rejection of the decision of the school activity program; 2) Supporting
Factor that is the child's desire to learn and attend school RSBI, the grant of aid for the poor families
in repay the cost and convenience, their expectations of the parents of the children, their parents'
ability to meet facility needs of children, their communication well with the parents so that there is
time learning assistance. Obstacles especially for the upper layer in the form of limited time with
children as well as in the activities of the committee meeting. Barriers to the lower layers in the form
of a family of cost limitations; 3) The impact of post-dissolution of the public felt that the public policy
RSBI not feel the impact of post-dissolution RSBI Policy. People still trust the ex-RSBI school. It can
be proved there are still many people who enroll their children in schools ex-RSBI.

Keywords: participation, public, policy implementation RSBI

PENDAHULUAN yang ditandai dengan adanya persaingan


Di awal abad ke-21 ini, sektor kuat dalam bidang teknologi, manajemen,
pendidikan bangsa Indonesia memang dan sumber daya manusia (SDM). Terkait
masih tertinggal jauh di bawah negara- dengan kondisi tersebut, penyiapan SDM
negara Asia lainnya. Dari tahun ke tahun yang berkualitas, kompetitif serta memiliki
posisi prestasi pendidikan Indonesia kian keunggulan komparatif ternyata menjadi
menurun. Padahal Indonesia kini sudah keharusan utama yang mesti menjadi
menjadi bagian dari kompetisi masyarakat perhatian pemerintah Indonesia untuk
dunia yang sudah tidak dapat dihindari, dapat memperbaiki sektor pendidikan. Hal
khususnya dalam meraih pasar dan ini dilakukan tidak lain untuk menyiapkan
peluang kesempatan kerja. (Dede Rosyada, generasi penerus bangsa yang handal.
2004: 2). Permasalahan mendasar
Salah satu upaya yang dilakukan
pendidikan di Indonesia disebabkan oleh
pemerintah adalah dengan mengeluarkan
rendahnya mutu pendidikan pada setiap
kebijakan penyelenggaraan pendidikan
jenjang dan satuan pendidikan dasar dan
bertaraf internasional pada setiap jenjang
menengah yang selalu menghasilkan
pendidikan dasar dan menengah yang
Sumber Daya Manusia (SDM) lemah.
selanjutnya disebut dengan istilah Sekolah
(Dwiningrum, 2009: 7).
Bertaraf Internasional (SBI). Kebijakan
Rendahnya mutu pendidikan di SBI bertujuan untuk memperbaiki
Indonesia mengisyaratkan bahwa bangsa sekaligus meningkatkan mutu, efisiensi,
ini kurang peka terhadap arus globalisasi relevansi, dan peningkatan daya saing
Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 3

pendidikan agar sekolah dapat Sekolah Menengah Kejuruan Bertaraf


menghasilkan SDM yang mampu Internasional (RSMKBI).
berkompetisi secara luas dalam forum
Kesenjangan sosial merupakan
internasional. Hal ini sesuai dengan
salah satu faktor yang menyebabkan
sasaran utama Kebijakan Pendidikan
Kebijakan RSBI pada akhirnya dibubarkan
Nasional Bangsa Indonesia. (H.A.R.
oleh Mahkamah Konstitusi. Mahkamah
Tilaar, 2002: 125).
Konstitusi menyimpulkan bahwa Pasal 50
Sebelum menjadi sekolah SBI, ayat (3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun
sekolah unggul yang bersangkutan 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
haruslah menjalani fase Rintisan Sekolah yang mengatur RSBI dan SBI, dinilai
Bertaraf Internasional (RSBI) terlebih bertentangan dengan UUD 1945. Filosofis
dahulu hingga pada saatnya nanti sekolah yang terkandung dalam pasal tersebut
mampu secara mandiri untuk dianggap berpotensi menghilangkan jati
menyelenggarakan SBI. (Widya, 2009: diri bangsa dan diskriminasi, sehingga
http://www.ypk.or.id/ in/berita-a- pada tanggal 8 Januari 2013, Kebijakan
artikel/berita/121-tiga-tahun-pelaksanaan- RSBI resmi dibubarkan.
rintisan-sekolah-bertaraf-internasi
Pembubaran RSBI ternyata tidak
onal.html).
membawa dampak buruk bagi sekolah-
Pemerintah Daerah Kabupaten sekolah ex-RSBI, khususnya di Kabupaten
Wonogiri ini telah berhasil membina Wonogiri. Berdasarkan pengamatan
sekolah-sekolah unggul dari semua jenjang peneliti, sekolah-sekolah ex-RSBI masih
pendidikan untuk merintis Sekolah diminati masyarakat pada kegiatan PPDB
Bertaraf Internasional. Sekolah yang (Penerimaan Peserta Didik Baru) Tahun
berhasil dibina berjumlah 6 sekolah dan Pelajaran 2013/2014 yang lalu.
semuanya berlokasi di Kota Wonogiri,
Partisipasi merupakan prasyarat
tepatnya di Kecamatan Wonogiri,
penting dalam peningkatan mutu. Menurut
Kabupaten Wonogiri, dengan rincian
Made Pidarta, partisipasi merupakan
meliputi: 1 Rintisan Sekolah Dasar
perlibatan seseorang atau beberapa orang
Bertaraf Internasional (RSDBI), 2 Rintisan
dalam suatu kegiatan (Made Pidarta, 1990:
Sekolah Menengah Pertama Bertaraf
33). Mengingat Indonesia merupakan salah
Internasional (RSMPBI), 2 Rintisan
satu bangsa yang sangat besar dan
Sekolah Menengah Atas Bertaraf
beraneka ragam tingkat kesejahteraan
Internasional (RSMABI), dan 1 Rintisan
ekonomi masyarakatnya, maka tingkat
3
4 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

partisipasinya juga bervariatif terhadap jenjang pendidikan sebanyak 4 orang, dan


Kebijakan RSBI. Lurah Giritirto.

Berdasarkan pertimbangan di atas


Data, Intrumen, dan Teknik
maka penelitian perlu dilakukan lebih Pengumpulan Data
mendalam untuk mengetahui partisipasi
Dalam penelitian ini, peneliti
seluruh lapisan masyarakat di Kelurahan
mengambil dua sumber data, yaitu: Data
Giritirto, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
Primer dan Data Sekunder.
Wonogiri dalam Implementasi Kebijakan
Peneliti merupakan instrumen
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional.
utama dalam penelitian ini. Meskipun

METODE PENELITIAN demikian, peneliti juga menggunakan


instrumen pendukung demi kelancaran
Jenis Penelitian
proses pengambilan data penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti Adapun instrumen pendukung yang
menggunakan pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
bersifat deskriptif. Dengan pendekatan lembar observasi, pedoman wawancara
kualitatif akan diperoleh pemahaman dan dan pedoman dokumentasi. Lembar
penafsiran secara realistis dan mendalam observasi digunakan untuk mencatat hal-
mengenai makna dan fakta yang ada hal atau kejadian riil yang peneliti temui
(Moleong, 2000 : 7). saat penelitian berlangsung sebagai bahan
tambahan untuk melengkapai data hasil
Waktu dan Tempat Penelitian dari wawancara.
Penelitian ini dilaksanakan pada Teknik pengumpulan data yang
bulan April 2011 sampai dengan bulan Juli digunakan dalam penelitian ini adalah
2013 di Kelurahan Giritirto, Kecamatan wawancara, observasi/ pengamatan, dan
Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. dokumentasi

Subyek Penelitian Teknik Analisis Data


Subjek penelitian dalam penelitian
Analisis data merupakan upaya
ini adalah 14 informan dari Kelurahan
mencari dan menata secara sistematis
Giritirto dengan rinciannya yaitu orang tua
catatan hasil observasi, wawancara, dan
siswa RSBI dari 3 lapisan sosial sebanyak
lainnya untuk meningkatkan pemahaman
9 orang, siswa RSBI dari masing-masing
peneliti tentang kasus yang diteliti dan
Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 5

menyajikannya sebagai temuan bagi orang juga menyadari mendidik anak bukanlah
lain (Noeng Muhadjir, 1990: 183). hal yang mudah, bahkan mungkin tidak
Hasil analisis data dalam penelitian mampu melaksankan secara baik tanpa
ini dilakukan dengan menggunakan dukungan bapak/ibu guru dan sekolah
analisis kualitatif model interaktif yang yang berkulitas. Sehingga sudah menjadi
merupakan upaya yang berlanjut, berulang kewajiban masyarakat untuk ikut
dan terus-menerus.. Menurut Miles dan berpartisipasi dalam membangun manusia
Huberman, data yang muncul berwujud yang berkualitas.
kata-kata dan bukan rangkaian kata, yang Bentuk partisipasi masyarakat
kemudian disusun ke dalam teks yang ditunjukkan dengan adanya pemilihan
diperluas, kemudian data dianalisis, terdiri sekolah untuk anak, dilihat dari segi
dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara kualitas sekolah, jarak sekolah yang dekat
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian dengan rumah, dan karena kemauan anak
data, penarikan kesimpulan/verifikasi yang besar yang akhirnya mendorong
(Miles dan Huberman, 1992: 16-20). orangtua ikut mau berpartisipasi. Bentuk
partisipasi lain yang ditunjukkan
Hasil Penelitian masyarakat baik masyarakat lapisan atas,
menengah maupun bawah yaitu adanya
Masyarakat di Kelurahan Giritirto,
pemenuhan sarana dan prasarana belajar
Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
anak yang memadai, adanya perhatian
Wonogiri memberikan pemahaman yang
serta kasih sayang yang tercurah untuk
positif terhadap Kebijakan RSBI. Hal ini
anak, adanya pendampingan ketika anak
dibuktikan adanya berbagai pemikiran dari
belajar, dan ikut mengahadiri kegiatan
mereka yang sejalan dengan pemikiran
yang diselelnggrakan oleh sekolah.
pemerintah bahwa Kebijakan RSBI
Faktor pendukung masyarakat
merupakan suatu upaya pemerintah untuk
pelapisan sosial untuk ikut berpartisipasi
meningkatkan mutu pendidikan agar dapat
terhadap kebijakan Rintisan Sekolah
mencetak generasi penerus yang mampu
Bertaraf Internasional (RSBI) adalah
bersaing dengan bangsa lain. Mereka sadar
adanya keinginan anak untuk bersekolah di
bahwa pendididikan berkualitas
sekolah RSBI, adanya dukungan dan
memerlukan biaya yang lebih besar dari
pemberian bantuan bagi keluarga tidak
pada sekolah biasa, sehingga mereka rela
mampu, seperti adanya subsidi silang dan
membiayai sebagian keperluan demi
kemudahan mengangsur biaya kebutuhan
terlaksananya proses belajar mengajar,
lain misal biaya study tour, serta adanya
sebagaimana yang diharapkan. Mereka
5
6 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

harapan yang tinggi dari keluarga Wonogiri dalam implementasi kebijakan


khususnya orang tua terhadap anak setelah
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
lulus.
(RSBI) tergolong tinggi karena sudah
Faktor penghambat yang sangat
mempengaruhi partisipasi masyarakat mampu menjangkau lapisan masyarakarat
pelapisan sosial dalam implementasi
baik dari keluarga mampu, keluarga
kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf
menengah, maupun keluarga miskin.
Internasional (RSBI) adalah faktor
ekonomi keluarga miskin yang rendah Meskipun jumlah anak dari keluarga
sehingga masih dirasa berat jika tidak
miskin yang bersekolah di RSBI belum
ditunjang dengan berbagai bantuan dalam
sebanyak anak dari keluarga menengah ke
menjalankan peran untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan anak di sekolah atas, namun sudah dikategorikan baik,
RSBI.
karena kebijakan Rintisan Sekolah
Tidak ada dampak yang dirasakan
Bertaraf Internasional (RSBI) ini sudah
masyarakat pasca pembubaran Kebijakan
RSBI. Masyarakat masih antusias menyentuh ke lapisan masyarakat bawah
memasukkan anknya ke sekolah ex-RSBI.
meskipun baru menyentuh anak yang
Hal ini dapat dilihat pada kegiatan PPDB
berprestasi saja.
tahun 2014/2015, yang mana sekolah-
sekolah ex-RSBI masih dipenuhi orangtua Bentuk partisipasi masyarakat
yang ingin anaknya dapat diterima di
dapat ditunjukkan dengan :
sekolah tersebut. Sekolah-sekolah ex-
1. Adanya partisipasi dalam pemilihan
RSBI mengalami kelebihan pendaftar dari
kuota yang dibuka sekolah, sedangkan sekolah untuk anak dilihat dari segi
sekolah-sekolah regular masih ada yang
kualitas sekolah dan jarak sekolah
kekurangan pendaftar.
yang dekat dengan rumah;

Kesimpulan dan Saran 2. Adanya partisipasi dalam Program


Berdasarkan hasil penelitian dapat
Sekolah dilihat dari keaktifan dalam
ditarik kesimpulan bahwa partisipasi
menghadiri rapat-rapat sekolah dan
masyarakat di Kelurahan Giritirto,
pengambilan raport setiap
Kecamatan Wonogiri, Kabupaten
semesternya;
Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 7

3. Adanya partisipasi dalam pembiayaan kemudahan mengangsur biaya

sekolah dilihat dari adanya semangat kebutuhan lain misal biaya study tour;

orangtua lapisan bawah dalam 3. Adanya harapan yang tinggi dari

memenuhi kewajiban membayar biaya keluarga khususnya orangtua terhadap

sekolah anak dengan cara mengangsur anak setelah lulus.

setiap bulannya. Faktor penghambat yang sangat

4. Adanya partisipasi dalam mengatasi mempengaruhi partisipasi masyarakat

masalah anak dilihat dari adanya pelapisan sosial dalam implementasi

pendampingan belajar di rumah, kebijakan Rintisan Sekolah Bertaraf

adanya pemenuhan sarana prasarana Internasional (RSBI) adalah

belajar anak yang memadai, adanya 1. Bagi masyarakat lapisan atas dan

keterbukaan antara anak dengan menengah, faktor yang menjadi

orangtua, adanya perhatian serta kasih kendala/ penghambat adalah masih

sayang yang tercurah untuk anak, kurangnya waktu yang tercurah untuk

adanya pendampingan ketika anak anak karena faktor kesibukan agenda

belajar. kantor.

Faktor pendukung masyarakat 2. Bagi masyarakat lapisan bawah, faktor

pelapisan sosial untuk ikut berpartisipasi ekonomi yang menjadi penghambat

dalam implementasi kebijakan Rintisan meskipun sekolah sudah memberikan

Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) keringanan dengan mengangsur

adalah angsuran biaya sekolah dan pemberian

1. Adanya keinginan anak untuk bantuan kurang mampu, namun

bersekolah di sekolah RSBI; kebutuhan hidup yang masih banyak

2. Adanya dukungan dan pemberian masih dirasa kurang.

bantuan bagi keluarga tidak mampu, Masyarakat tidak merasakan

seperti adanya subsidi silang dan dampak yang ditimbulkan pasca

7
8 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

pembubaran Kebijakan RSBI.Sekolah- di RSBI, sehingga tidak terjadi


masalah kesenjangan sosial.
sekolah ex-RSBI di Kecamatan Wonogiri
2. Pemerintah perlu mengkaji ulang
masih diminati masyarakat pada kegiatan
tentang kebijakan RSBI ini terlebih
PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) soal pembiayaannya sehingga
anggapan negatif tentang sekolah
Tahun Pelajaran 2013/2014 yang lalu
RSBI sebagai sekolah mahal untuk
bahkan untuk Tahun Pelajaran 2014/2015
orang berduit segera terhapus.
juga mengalami peningkatan.Masyarakat 3. Sekolah hendaknya memberikan dana
bantuan bukan hanya untuk yang
masih berantusias pada sekolah-sekolah
berprestasi saja melainkan untuk
yang dulu menyandang status RSBI.
keseluruhan anak dari keluarga miskin.
Adanya peningkatan partisipasi 4. Sekolah hendaknya tidak hanya
menerima anak dari keluarga kaya saja
masyarakat dalam kaitannya dengan RSBI
melainkan juga mau menerima anak
memberi pengertian bahwa masyarakat
dari keluarga manapun terlebih dari
semakin sadar akan pentingnya keluarga miskin.
5. Sebaiknya dalam pemilihan sekolah
mendapatkan pendidikan yang berkualitas,
anak hendaknya jangan terlalu
meskipun pada akhirnya sarana untuk
memaksakan diri, karena dapat
mendapatkan kualitas pendidikan itu harus mempengaruhi psikologis anak.

dihentikan karena dianggap tidak sejalan


DAFTAR PUSTAKA
dengan UUD 1945.
Abu Ahmadi, H. (1997). Ilmu Sosial
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Berdasarkan hasil penelitian, ada
beberapa saran yang perlu diungkapkan Agus Yuliono. (2009). Sosialisasi Pada
Keluarga Buruh di Desa
sebagai masukan sebagai upaya
Karangmalang, Gebog, Kudus.
peningkatan partisipasi masyarakat dalam Dikutip dari:
http://agoestahero.blogspot.com/20
implementasi Kebijakan Rintisan Sekolah
09/03/ sosialisasi-keluarga-
Bertaraf Internasional (RSBI), yaitu buruh.html diakses pada hari
Kamis, tanggal 21 Januari 2010,
1. Pemerintah hendaknya segera pada pukul 12.31 WIB.
merealisasikan upaya untuk bisa Adi, Isbandi Rukminto. (1994). Psikologi
Pekerja Sosial dan Ilmu
merekrut keluarga miskin bersekolah
Kesejahteraan Sosial. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 9

Anggraini, F. (2010). Respon Masyarakat lan-bdg.info/informasi/blog-


Desa Tebing Tanjung Selamat litbang/212-partisipasi-masyarakat-
Kecamatan Padang Tualang dan-desentralisasi.html diakses
Kabupaten Langkat Terhadap pada hari Sabtu, tanggal 27 Maret
Program Pengurangan Risiko 2010, pada pukul 13:19 WIB.
Bencana Berbasis Masyarakat.
Dikutip dari Departemen Agama RI. (1982).
http://repository.usu.ac.id/bitstream Metodologi Pengajaran Agama
/123456789/16880/4/Chapter%20II Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan
.pdf diakses pada hari Kamis, Perguruan Tinggi Agama, IAIN.
tanggal 10 Februari 2011 pada
pukul 13.12 WIB. Dharma S. (2007). Sekolah Bertaraf
Internasional: Quo Vadiz?
Arif Rohman. (2009). Politik Ideologi Http://www.ask.com diakses pada
Pendidikan. Yoyakarta: LaksBang hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2010
Mediatama Yogyakarta. pada pukul 13.54 WIB.

Bimo Walgito. (2002). Psikologi Sosial Dirjen Mandikdasmen, Direktorat


(Suatu Pengantar). Yogyakarta: Pembinaan SMA. (2008). Panduan
Andi Offset. Penyelenggaran Program SMA
Rintisan Bertaraf Internasional.
Binus University. (2008). Stratifikasi Depdiknas.
Sosial. Dikutip:
http://repository.binus.ac.id/content Dimyati&Mudjiono. (2006). Belajar dan
/O0042/O004233341.ppt diakses Pembelajaran. Jakarta: Rineka
pada hari Minggu, tanggal 20 Cipta.
Februari 2011 pada pukul 13.18
WIB. Dwiningrum. (2009). Desentralisasi Dan
Partisipasi Masyarakat Dalam
Bony Eko Wicaksono. (2014): Pendaftar Pendidikan. Yogyakarta: FIP
SMA di Wonogiri Lebihi Kuota. UNY.
Dikutip: http://kabarwonogiri.com/
pendaftar-sma-di-wonogiri-lebihi- Dyaz. (2011). Perkembangan RSBI.
kuota/ diakses pada hari Kamis, Dikutip dari:
tanggal 3 Juli 2014, pada pukul http://radiogglink.com/?p=63
09.00 WIB. diakses pada hari Selasa, tanggal 2
Agustus 2011, pada pukul 20.01
Burhan Bungin. (2005). Analisis Data WIB
Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada. Eko Sudarsono. (2011). Pungutan di
Sekolah RSBI Akan Diatur dalam
Dede Rosyada. (2004). Paradigma Perpres. Dikutip dari:
Pendidikan Demokratis Sebuah http://harianjoglosemar.com/berita/
Model Pelibatan Masyarakat pungutan-di-sekolah-rsbi-akan-
dalam Penyelenggaraan diatur-dalam-perpres-49123.html
Pendidikan. Jakarta: Prenada diakses pada hari Selasa, tanggal 2
Media. Agustus 2011, pada pukul 19:34
WIB.
Deny Junanto. (2010). Partisipasi
Masyarakat Dan Desentralisasi.
Dikutip dari: http://www.litbang-

9
10 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

H.A.R. Tilaar dan Riant Nugroho. (2009). Miles dan Huberman. (1992). Analisis
Kebijakan Pendidikan. Data kualitatif. Jakarta: Universitas
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Indonesia (UI) Press.
Heri Sucitro, S. Pd. (2008). Program Moleong, J. Lexy. (2000). Metodologi
Peningkatan Mutu Pendidikan di Penelitian Kualitatif. Bandung: PT
Sekolah Dasar Islam Terpadu Remaja Rosdakarya.
(SDIT) Nur Hidayah Surakarta.
Dikutip: http://www.sdit- Munandar Soelaeman, Dr. (2005). Ilmu
nurhidayah.net/?pilih=lihat&id=22 Sosial Dasar Teori dan Konsep
diakses pada hari Sabtu, tanggal 27 Ilmu Sosial. Bandung: PT Refika
Maret 2010, pada pukul 11.10 Aditama.
WIB.
Noeng Muhadjir. (1990). Metodologi
Hiryanto, Yoyon Suryono, dan Mulyadi. Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
(2003). “Partisipasi Masyarakat Rake Sarasin.
dalam Pengembangan Pendidikan
Luar Sekolah Melalui Pusat Patton M, Quinn. (2006). Metode Evaluasi
Kegiatan Belajar Masyarakat di Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka
Kota Yogyakarta”. Laporan Pelajar.
Penelitian Hibah Penelitian
Program Due-Like FIP UNY 2003. Ravik Karsidi. (2008). Sosiologi
Pendidikan. Surakarta: LPP UNS
Indosiar. (2010). Sekolah Berbasis
dan UNS Press.
Internasional. Dikutip: Error!
Hyperlink reference not valid.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (1982).
diakses pada hari Sabtu, tanggal 27
Pengantar Umum Psikologi.
Maret 2010, pada pukul 15:11
Jakarta: Bulan Bintang.
WIB.
Kartini Kartono. (1991). Tujuan SBI SMA N 5 Bekasi. (2010). Menuju
Pendidikan Harus Singkron sekolah bertaraf internasional.
dengan Tujuan Manusia. Bandung: Dikutip dari:
Mandar Maju. Http://sbisman5bekasi.blogspot.co
m/ diakses pada hari Sabtu, tanggal
Khairuddin, H. (1992). Pembangunan 27 Maret 2010, pada pukul 13.15
Masyarakat. Yogyakarta: Liberty WIB.
Yogyakarta.
Made Pidarta. (1990). Perencanaan SDN Kauman 1. (2008). Landasan Hukum
Pendidikan Partisipatori Dalam SBI. Dikutip dari: Error! Hyperlink
Pendekatan Sistem. Jakarta: Rineka reference not valid. diakses pada
Cipta. hari Sabtu, tanggal 27 Maret 2010,
pada pukul 14.05 WIB.
Massofa. (2008). Kajian Ilmu Kebijakan
Dan Pengertian Kebijakan. SMP IPB Soedirman. (2010). Pentingnya
Dikutip: SMP SBI/RSBI. Dikutip dari:
http://massofa.wordpress.com/2008 http://smpipbsoedirman.com/index.
/11/13/kajian-ilmu-kebijakan-dan- php?option=com_content&view=ar
pengertian-kebijakan/diakses pada ticle&id=84%3Arsbi&catid=39%3
hari Kamis, tanggal 10 Februari Arsbi&lang=en diakses pada hari
2011 pada pukul 13.11 WIB. Kamis, tanggal 10 Februari 2011
pada pukul 12.15 WIB.
Partisipasi Masyarakat Dalam…(Pradhitya Ika Siwi) | 11

21 Januari 2010, pada pukul 12.01


Somantrie. H. (2007). Sekolah/madrasah WIB.
bertaraf internasional
(penyelenggaraan dan penjaminan Taliziduhu Ndraha. (1987). Pembangunan
mutu). Jurnal Pendidikan dan Masyarakat Mempersiapkan
Kebudayaan, Edisi khusus, 13, 1- Masyarakat Tinggal Landas.
29. Jakarta: Bina Aksara.

Sri Sundari. (2001). Upaya Kepala H.A.R Tilaar. (2002). Pendidikan Untuk
Sekolah Dalam Meningkatkan Masyarakat Indonesia Baru.
Partisipasi Orangtua Dan Jakarta: Grasindo.
Masyarakat Untuk Mendukung
Keberhasilan Program Sekolah Weni Fitria Puspitasari. (2010). Partisipasi
Sebagai Implementasi Manajemen Keluarga Miskin Dalam
Berbasis Sekolah Di SD Pertiwi II Pemerataan Wajib Belajar
Kecamatan Bandung Wetan. Sembilan Tahun Di Dusun
Bandung: Dinas Pendidikan Kota Mendiro, Kelurahan Gulurejo,
Bandung. Kecamatan Lendah, Kabupaten
Kulon Progo.
Suara Merdeka. (2011). RSBI Dibubarkan,
Masyarakat Rugi. Dikutip dari: Widya. (2009). Tiga Tahun Pelaksanaan
http://m.suaramerdeka.com/index.p Rintisan Sekolah Bertaraf
hp/read/cetak/2011/03/21/140703 Internasional. Dikutip dari:
diakses pada hari Selasa, tanggal 2 http://www.ypk.or.id/in/berita-a-
Agustus 2011, pada pukul 19.43 artikel/berita/121-tiga-tahun-
WIB. pelaksanaan-rintisan-sekolah-
bertaraf-interna sional.html.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Diakses pada hari Kamis, tanggal
Penelitian. Jakarta : PT. Rineka 21 Januari 2010, pada pukul 11.23
Cipta. WIB.

Suharso dan Ana. (2009). Kamus Besar Winarno Surachmad. (1986). Pengantar
Bahasa Indonesia Edisi Lux. Penelitian Ilmiah. Bandung:
Semarang: CV. Widya Karya. Tarsito.
Sumadi Suryabrata. (2004). Psikologi Wuradji. (2006). Panduan Penelitian
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Survey. Yogyakarta: Lembaga
Grafindo Persada. Penelitian Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suparjan dan Hempri Suyatno. (2003).
Pengembangan Masyarakat Dari
Pembangunan Sampai
Pemberdayaan. Yogyakarta:
Aditya Media.

Sutrisno. (2010). Pengembangan Guru dan


RSBI. Dikutip dari:
http://www.suaramerdeka.com/Pen
gembangan-Guru-dan-RSBI.html
diakses pada hari Kamis, tanggal

11
12 | Jurnal Kebijakan Pendidikan Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai