Billiaris Sludge : refers to a viscous mixture of small particles derived from bile These sediments
consist of cholesterolcrystals, calcium salts, calcium bilirubinate, mucin, and other materials (
Gambaran USG)
Kantong empedu terletak di antara usus dan hati yang berfungsi menyimpan empedu dari hati
sampai saatnya tiba untuk dilepaskan ke dalam usus guna membantu pencernaan. Jika
kantong empedu tidak kosong sepenuhnya, partikel dalam kantong seperti empedu atau garam
kalsium akan menebal akibat sisa-sisa kantong empedu yang mengendap terlalu lama. Lalu
akan terbentuk endapan kantong empedu, yang biasa disebut sebagai endapan kantong
empedu atau disebut juga sludge empedu. Dalam istilah asing kondisi ini disebut gallbladder
sludge.
STEP 2 :
1. Mengapa pasien merasakan nyeri di epigastrium ( sever upper central abdominal ) dana pa saja
kemungkinan nyeri yang terjadi disana ? + Anatomy organ epiastritrium
2. Mengapa pada scenario pasien merasakan mual muntah (nausea and vomiting)
3. Apa hubungan pasien pernah di diagnosis biliaris sludge yang tidak diobati dengan keluhan sekarang ?
4. Apa hubungan BMI pasien dengan keluhan skrng ?
5. Interpretasi hasil Pemeriksaan Fisik dan Lab ( BP,RR,nadi,Serum Amilase , Serum Lipase )
6. Apa Dx ( Acute Pancreatitis) dan DD ?
7. Bagaimana Patofisiologi dan Patogenesis dari Penyakit yang diderit pasien
8. Etiologi dari penyakit yang diderita ?
9. Faktor Resiko yang mendasari terjadinya penyakit pasien ?
10. Pemeriksaan Penunjang yang disarankan ?(Lab dll)
11. Bagaimana Tatalaksana yang diberikan ?
12. Komplikasi yang dapat terjadi ?
STEP 3 :
1. Mengapa pasien merasakan nyeri di epigastrium ( sever upper central abdominal ) dana pa saja
kemungkinan nyeri yang terjadi disana ? + Anatomy organ epiastritrium Why he complain
severe upper central abdominal pain?
Gangguan absorbs lemak, ganghguan pancreas bisa karena masa, dan juga gangguan produksi
enzim untuk pencernaan makanan nyeri ulu hati (rasa tidak nyaman)
Pada epigastrium terdapat pancreas terutama caput jika ada gangguan maka terasa nyeri
Persarafan T10 – T11
Nyeri epigastric : PA adanya nyeri di pancreas, pancreas dipersarafi (T6-T10), dari epigastric
sampai ke punggung
2. Mengapa pada scenario pasien merasakan mual muntah (nausea and vomiting) Why the patient
feel nauseas and vomiting ?
1. Penyakit batu empedu - stasis empedu terjadi sebagai akibat dari sumbatan saluran
empedu dengan batu, yang menyebabkan peningkatan tekanan intra pankreas,
sementara empedu dilemparkan ke pankreas.
2. Cholecystitis adalah proses edematous inflamasi pada permukaan kandung
empedu, di mana obstruksi aliran empedu terbentuk.
3. Cholangitis adalah peradangan yang tidak biasanya pada saluran empedu, yang
disebabkan oleh pelanggaran patensi saluran empedu dan infeksi empedu itu
sendiri.
Efek dari patologi di atas, bersama dengan pankreatitis bilier, menyebabkan perubahan
pankreas:
Fakta keberadaan pankreas di empedu dikaitkan dengan kegagalan dalam fungsi kantong
empedu. Tekanan normal dalam jaringan duktusnya kurang dari tekanan di bagian
pankreas. Peningkatan tekanan disebabkan oleh adanya penghalang pada aliran alamiah
empedu, yang terjadi ketika saluran di kandung kemih tersumbat dengan batu dan
gumpalan empedu di sana.
Hasil dari proses seperti itu dapat berupa peningkatan tekanan dalam saluran, ini menjadi
alasan untuk melemparkannya ke pankreas.
BMI is 34, blood pressure is 80/60 mmHg, the radial pulse is weak with rate of 120
beats/minute, respiration rate 24 breaths per minute, and temperature is 38,5oC.
BMI : obes salah satu factor resiko batu kolesterol refluk di duct pancreas pendarahan di
pancreas. Blood pressure dan radial pulse : karena pendarahan kondisi hipovolemik
BMI berhubungan dengan VF batu kolesterol refluk ke duct pancreaticus mayor
lesitin lisolesitin efek detergen kerusakan pancreas
Jika ada refluk bisa menyebabkan aktivasi enzim protease merusak pancreas
Enzim ACE adalah kininase II. Penghambat ACE akan mencegah degradasi
bradikinin sehingga akan meningkatkan kadar zat tersebut pada endotel vaskuler
lokal (saluran napas atau paru-paru).
Proses tersebut melibatkan jalur kalikrein-bradikinin-prostaglandin.
Bradikinin bekerja lokal pada reseptor BK2 di sel endotel dan menstimulasi
produksi nitrit oksida (NO) dan prostaglandin. Prostaglandin sendiri memiliki efek
vasodilator. Dengan demikian, akumulasi bradikinin yang terus menerus akan
menyebabkan angioedema: mukosa tampak agak edema dan pada faring
posterior tampak sedikit sekret mukoid jernih.
Bradikinin juga merangsang kemoreseptor pada saluran napas dan menimbulkan
rasa tergelitik dan gatal. Oleh karena itu, refleks batuk akan terangsang.
Melalui saraf aferen N. Vagus impuls diteruskan menuju pusat batuk di otak
(nukleus traktus solitarius pada medula batang otak) hingga akhirnya terkoneksi
dengan generator pernapasan pusat (medulla oblongata).
Setelah itu impuls akan meninggalkan medula melalui saraf eferen N. Vagus
menuju laring dan daerah trakeobronkial.
Melalui saraf motorik phrenicus C3-S2, impuls akan disampaikan menuju m.
intercostalis, dinding abdomen, dan diafragma.
Mula-mula udara akan diinspirasi secara cepat (2,5 L). Epiglotis menutup erat-erat
untuk menjerat udara dalam paru-paru. Otot-otot abdomen berkontraksi dengan
kuat mendorong diafragma. Otot-otot ekspirasi seperti m. intercostalis internus
juga berkontraksi dengan kuat.
Tekanan dalam paru-paru akan meningkat secara cepat sampai lebih dari 100
mmHg.
Pada akhirnya, pita suara dan epiglotis tiba-tiba membuka lebar dan udara
bertekanan tinggi dalam paru-paru pun meledak ke luar.
Rasa gatal yang ditimbulkan oleh bradikinin juga memberikan kecenderungan pada pasien
untuk berdeham sewaktu berbicara.
Deviasi septa pada pasien merupakan suatu deformitas nasal unilateral yang disebabkan
oleh gangguan proses pertumbuhan mesodermal.
Daftar Pustaka:
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Jika PA SIRS endotel sekitar menjadi rusak tidak mampu vasokontriksi tekanan
rendah
Obes : akumulasi lemak yang meningkat pancreas nekrosis peningkatan lemak
kintrapankreas jaringan inflamasi perdangan pancreas dan nekrosis
5. Interpretasi hasil Pemeriksaan Fisik dan Lab ( BP,RR,nadi,Serum Amilase , Serum Lipase ) What is
the interpretion from the physical examination
Serum amylase dan lipase : untuk mengindikasikan ganguan pada pancreas, yang paling
sensitive adalah lipase (karena produksi terbanyak di pankreas), jika ada infeksi akut maka ada
kenaikan lipase dikarenakan aktivasi dari enzim ini
Pancreas rusak : rupture pada sel asinus maka enzim langsung dialirkan darah maka enzim
akan meningkat di darah. Pada fase awal amylase meningkat namun hanya beberapa hari,
sedangkan lipase akan terus meningkat.
Serum amilase dan lipase meningkat minimal 2 kali peningkatan, jika amilase akan menurun
dalam waktu 5 hari, sedangkan lipase akan terus meningkat.
Pada awal akut pertama amilase tinggi dikarenakan bisa dari alcohol obstruksi enzim
diproduksi namun tidak mampu dikeluarkan, jika semakin lama maka tripsin akan mengaktifkan
semua enzim.
Amilase tinggi bisa karena adanya gangguan ginjal.
DD :
Source ; ABC .. Of Liver,Pancreas and Gall.Bladder
Klasifikasi:
a. Pankreatitis akut
i. DM
ii. tetani hebat
iii. abses pankreas atau pseudokista
Sumber : Buku Patofisiologi jilid I ed. VI, Sylvia. A. Price
Local : pengumpulan cairan akut, nekrosis pancreas disertai dengan infeksi , abses pancreas
pembedahan
peripankreas – traktus biliaris,
lebih meluas dan bisa sampai meningga
Sistemik : sirkulasi dan hiperglikemia, komplikasi lebih meluas
Vascular, fibrilasi, akut infark miokard <50mmhg, bisa dari obat obatan vasoaktif
Ginjal : kreatinin lebih dari
Syok hipovolemik
DIC : sumbatan di pembuluh darah, ht < 30 %
Acute respiratory distress syndrome
Abses pancreas : jika ada bakteri