Anda di halaman 1dari 3

BAB V

APLIKASI KLINIS

A. Diabetes Melitus Tipe 2


1. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya (Gpldenberg, 2013). Menurut PERKENI (2011) seseorang dapat
didiagnosa diabetes melitus apabila mempunyai gejala klasik diabetes melitus seperti
poliuria, polidipsi dan polifagi disertai dengan kadar gula darah sewaktu ≥200 mg/dl
dan gula darah puasa ≥126 mg/dl.
2. Epidemiologi
Menurut statistik, ada lebih dari 200 juta orang penderita diabetes melitus di
seluruh dunia. Diperkirakan bahwa angka ini akan meningkat menjadi 380 juta orang
penderita pada tahun 2025.
3. Patomekanisme
Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan insulin namun tidak mutlak. Ini berarti
bahwa tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan yang ditandai dengankurangnya sel beta atau defisiensi insulin resistensi
insulin perifer (ADA, 2014). Resistensi insulin perifer berarti terjadi kerusakan pada
reseptor-reseptor insulin sehingga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif
mengantar pesan-pesan biokimia menuju sel-sel (CDA, 2013). Dalam kebanyakan
kasus diabetes tipe 2 ini, ketika obat oral gagal untuk merangsang pelepasan insulin
yang memadai, maka pemberian obat melalui suntikan dapat menjadi alternatif.
4. Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis digunakan terutama untuk mendeteksi kadar glukosa, keton, dan
protein untuk menilai fungsi ginjal dan kadar zat-zat tersebut dalam tubuh.
5. Komplikasi
Hipoglikemi, ketoasidosis diabetik, neuropati diabetikum, retinopathy,penyakit
jantung koroner dan penyakit cerebrovasculer.
B. Gagal Ginjal Kronik
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit diaman fungsi ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium didalam darah atau produksi urin. terjadinya gagal ginjal disebabkan
oleh beberapa penyakit serius yang diderita oleh tubuh yang dapat berdampak pada
kerusakan ginjal. (Santana, 2007).
Penyakit gagal ginjal memburuk secara perlahan. adapun tanda dan gejala
terjadinay gagal ginjal yang dialami penderita gagal hinjal kronis antara lain lemas,
malaise, mual, muntah bengkak, oliguria, gatal dan sesak napas. pemeriksaan urin
digunakan untuk mendeteksi protein, eritrosit, leukosit, creatinin,cystein c, dan Hb dalam
urin. (Hardjoeno, 2003).
C. ISK pada Anak
Infeksi saluran kemih pada anak sering terjadi, dengan angka kejadian bervariasi
tergantung pada usia dan jenis kelamin. Risiko ISK selama dekade pertama setelah
kelahiran adalah 1% pada lelaki dan 3% pada perempuan. Pada usia sekolah, 5% anak
perempuan dan hingga 0.5% anak lelaki mengalami setidaknya satu episode ISK.
Insidens ISK ini berbeda untuk anak usia kurang dari 3 bulan yang lebih umum terjadi
pada anak lelaki. (Naber, 2015).
Sumber patogenik yang umum adalah bakteria gram-negatif yang bersifat enterik.
E. coli bertanggung jawab pada 75% episode ISK. Bakteri gram positif (khususnya
enterococci dan staphylococci) mewakili 5-7% kasus. Infeksi dari rumah sakit
menunjukkan sebuah pola bakteri agresif yang lebih luas, seperti misalnya Klebsiella,
Serratia dan Pseudomonas sp. Grup A dan B streptococci yang umumnya terdapat pada
bayi baru lahir. Terdapat peningkatnya pada S. saprophyticus pada ISK pada anak, meski
peranan bakteri ini masih diperdebatkan. (Cliodna, 2014).
Obstruksi adalah salah satu penyebab paling umum dari infeksi saluran kemih.
Fimosis dapat mempengaruhi ISK. Enterobakteria yang diperoleh dari flora normal
prepusium, permukaan glandular dan distal uretra. E. coli dapat mengekspresikan P
fimbriae, yang melekat ke lapisan dalam dari kulit preputium dan ke sel uroepitelial.
(Grabe, 2015).
Berbagai abnormalitas kongenital saluran kemih bisa menyebabkan ISK akibat
obstruksi, seperti katup uretra posterior dan ureteropelvic junction obstruction. Adanya
statis urin yang non-obstruktif, seperti sindrom prune belly dan VUR juga dapat
menyebabkan ISK. Penyebab ISK lain yang cukup sering dan signifikan adalah adhesi
labia dan konstipasi kronis. Naber, 2015).
Gambaran klinis dari ISK pada bayi dan anak kecil bisa bervariasi mulai dari
demam hingga gejala gastrointestinal dan gejala saluran kemih atas atau bawah. ISK awal
masa kanak-kanak biasanya ringan, tetapi bisa berkembang menjadi jaringan parut di
ginjal, khususnya jika terdapat kelainan bawaan saluran kemih. Gejala lanjut akibat
jaringan parut di ginjal berupa hipertensi, proteinuria, kerusakan ginjal dan bahkan gagal
ginjal kronis yang membutuhkan dialisis. pemeriksaaan urin digunakan untuk
memonitoring kondisi ginjal. (Cliodna, 2014).

Daftar pustaka:

Cliodna M. N. 2014. Diagnosis of UTI Quick Reference Guide for Primary Care. British
Infection Association.
Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H, Lobel B (ed). 2015. European
Association of Urology : Guidelines on Urinary and Male Genital Tract Infections.
Grabe M, Bartoletti R, Johansen Bjerklund T E, et al. 2015. Guideline in Urological
Infection: Epididymitis and Orchitis. European Association of Urology
Hardjoeno. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Makassar: Lembaga
Penerbitan Universitas Hasanudin.
Santana, Daniel.2007. Kampus Lengkap Kedokteran. Jakarta: Mega Aksara.

Anda mungkin juga menyukai