I. Pendahuluan
Sistem pendidikan telah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Berbagai cara telah digunakan dalam proses belajar mengajar dengan harapan
pengajaran guru akan lebih berkesan dan pembelajaran bagi siswa akan lebih
bermakna. Sejak beberapa tahun belakangan ini teknologi informasi dan
komunikasi telah banyak digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan
tujuan yaitu mutu pendidikan akan lebih maju seiring dengan kemajuan
teknologi.
Pendidikan yang berkualitas dapat dicapai dengan adanya sarana dan
prasarana bantu untuk melaksanakan pembelajaran. Salah satu sarana tersebut
dapat menggunakan alat bantu pembelajaran atau lebih dikenal dengan istilah
media pembelajaran. Saat ini banyak sekali media pembelajaran yang digunakan
di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus. Terdapat beberapa
jenis media pembelajaran yang digunakan yaitu media berbasis visual, audio,
audio-visual dan komputer. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi, media
pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis
komputer. Perkembangan tersebut memunculkan istilah baru untuk menyebut
media berbasis komputer, yaitu multimedia pembelajaran interaktif. Interaktif
berarti terdapat hubungan timbal balik antara media dan pengguna media.
Multimedia pembelajaran interaktif saat ini lebih banyak diminati karena tidak
bersifat monoton dan dirasa sangat menarik serta tidak membosankan.
Proses belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang non
abstrak dan di luar pengalaman siswa sehari-hari. Oleh karena itu, akan lebih
baik apabila berbagai konsep non abstrak tersebut divisualisasikan dalam bentuk
simulasi sehingga akan lebih mudah dipahami oleh siswa. Salah satu simulasi
1
yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan multimedia pembelajaran
interaktif .
1
Daryanto, Media Pembelajaran, (Bandung: Satu Nusa, 2010), Cet.I, h. 53.
2
Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, CV., 2012),
h. 2-3.
3
Daryanto, Loc.Cit.
2
komputer atau sejenisnya untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dimana
pengguna dapat secara aktif berinteraksi dengan program.4
4
Herman Dwi Surjono, Multimedia Pembelajaran Interaktif :Konsep dan Pengembangan,
(Yogyakarta, UNY Press, 2017), Ed.1, Cet.I, h. 41.
5
Daryanto, Op.Cit., h. 54.
6
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2007), h. 55.
7
Daryanto, Op.Cit., h. 55.
3
B. Bersifat interaktif, yakni memiliki kemampuan untuk mengakomodasi
respon pengguna.
C. Bersifat mandiri, yakni memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian
rupa sehingga pengguna dapat menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran
interaktif, sebaiknya juga memenuhi fungsi sebagai berikut:8
A. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin.
B. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju
kecepatan belajarnya sendiri.
C. Memerhatikan bahwa siswa mengikuti suatu urutan yang jelas dan
terkendalikan.
D. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari pengguna dalam
bentuk respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, maupun
percobaan dan lain-lain.
4
konsep yang lebih luas, mencakup berbagai faktor di dalam ataupun di luar diri
seseorang. Dengan demikian, efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi
produktivitas, tetapi dapat pula dilihat dari sisi persepsi atau sikap orangnya. Di
samping itu, efektivitas juga dapat dilihat dari tingkat kepuasan yang dicapai
oleh orang.10
Berdasarkan hal tersebut, efektivitas merupakan suatu konsep yang
sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan
seseorang dalam mencapai sasarannya atau suatu tingkatan terhadap tujuan yang
hendak dicapai atau tingkat pencapaian tujuan. Sementara itu, belajar dapat pula
dikatakan sebagai komunikasi terencana yang menghasilkan perubahan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dalam hubungan dengan sasaran khusus yang
berkaitan dengan pola berperilaku yang diperlukan individu untuk mewujudkan
secara lengkap tugas atau pekerjaan tertentu. Jadi, efektivitas belajar adalah
tingkat pencapaian tujuan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran seni.
Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan
serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.11
Dengan pemahaman tersebut, dapat dikemukakan tentang aspek-aspek
efektivitas belajar, sebagai berikut:12
A. Peningkatan Pengetahuan
B. Peningkatan Keterampilan
C. Perubahan Sikap
D. Perubahan Perilaku
E. Kemampuan Adaptasi
F. Peningkatan Integrasi
G. Peningkatan Partisipasi
H. Peningkatan Interaksi Kultural
10
Ibid., h. 58.
11
Ibid., h. 59.
12
Ibid.
5
Hal ini penting untuk dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan siswa ditentukan oleh efektivitasnya dalam upaya
pencapaian kompetensi belajar.
UNESCO menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan
secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: (1) Belajar
untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know); (2) Belajar untuk
menguasai keterampilan (learning to do); (3) Belajar untuk hidup bermasyarakat
(learning to ive together); dan (4) Belajar untuk mengembangkan diri secara
maksimal (learning to be).13
13
Ibid., h.59-60.
14
Ibid., h. 61-64.
6
keuntungan dan penerapan belajar kooperatif dalam pembelajaran multimedia
antara lain: (1) Adanya ketergantungan dan tanggung jawab dari setiap anggota
kelompok; (2) Adanya interaksi yang promotif di mana usaha seorang individu
akan mendukung usaha anggota kelompok lainnya; (3) Kesempatan latihan
untuk bekerja sama. Proses kelompok yang terjadi di dalam lingkungan belajar
ini dapat mendorong anggota kelompok untuk merefleksikan efektif atau
tidaknya strategi yang digunakan.15
15
Munir, Op.Cit., h.144.
16
Daryanto, Op.Cit., h. 64.
17
Ibid.
7
dengan prestasi atau kecerdasan yang dimiliki dosennya; dosen akan berprestasi
atau cerdas bergantung pada fasilitas atau sarana yang dimiliki institusinya, baik
saat mendalami ilmu maupun ketika melasanakan tugasnya. 18
Pembelajaran dengan menggunakan multimedia muncul dan berkembang
berdasarkan permasalahan yang muncul dalam penerapan teknologi dalam
proses pembelajaran dan kejenuhan serta kurang komunikatifnya penyampaian
materi pelajaran di dalam kelas yang dapat memotivasi belajar peserta didik.
Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut diadakan pemanfaatan
pembelajaran dengan mengunakan multimedia, sebagai berikut:19
A. Pemanfaatan pembelajaran dengan menggunakan multimedia menjadi suatu
solusi dalam peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas, dan
menjadikan suatu alternatif keterbatasan kesempatan menagajar yang
dilaksanakan pendidik.
B. Pembelajaran dengan Menggunakan Multimedia bertujuan untuk
memudahkan proses pembelajaran dan menumbuhkan kekreatifan dan
keinovasian pendidik dalam mendesain pembelajaran yang komunikatif dan
interaktif serta sebagai jalan permasalahan di tengah kesibukan pendidik.
C. Pengembangan multimedia dalam pembelajaran selanjutnya, dimanfaatkan
ke dalam pembelajaran di kelas untuk menggantikan ataupun sebagai
pelengkap dalam pembelajaran konvensional.
Ada beberapa alasan yang menjadi penguat pembelajaran harus didukung
oleh multimedia interaktif, yaitu: (1) pesan yang disampaikan dalam materi lebih
terasa nyata karena memang tersaji secara kasat mata; (2) merangsang berbagai
indera sehingga terjadi interaksi antar indera; (3) visualisasi dalam bentuk teks,
gambar, audio, video maupun animasi akan lebih dapat diingat dan ditangkap
18
Ibid., h. 65.
19
Ibid.
8
oleh peserta didik; (4) Proses pembelajaran lebih mobile jadi lebih praktis dan
terkendali; dan (5) menghemat waktu, biaya, dan energi.20
IX. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas tersebut maka kritik review dari
penjelasan materi yang berasal dari literatur yang penulis punya yakni dari nama
pengarang Daryanto Judulnya “Media Pembelajaran”, dari literatur ini yang
penulis bahas adalah pada bab 3 tentang “Multimedia Pembelajaran Interaktif”
yang sudah secara lengkap membahas mulai dari pengertian, manfaat,
karakteristik, format, kualitas, dampak, dan peningkatan kualitas pembelajaran.
Pada pembahasan bab 3 yang telah dipaparkan di atas tersebut dapat
penulis simpulkan bahwasanya penjelasan mengenai pengertian multimedia
pembelajaran interaktif hanya penulis dapat dari literatur lain yakni dari literatur
yang nama pengarangnya Herman Dwi Surjono, judul bukunya “Multimedia
Pembelajaran Interaktif: Konsep dan Pengembangan”. Sedangkan, pada literatur
yang penulis punya hanya membahas mengenai pengertian multimedia
pembelajaran saja. Dan pada manfaatnya multimedia sudah diapaparkan secara
umum dari literatur yang penulis punya, namun penulis juga menambahkan
tambahan informasi mengenai manfaat penggunaan multimedia pembelajaran
interaktif yang tidak dapat lepas dari peran komputer sebagai perangkat
utamanya dalam literatur yang nama pengarangnya Azhar Arsyad, judul
bukunya “Media Pembelajaran”.
Adapun pembahasan mengenai fungsi multimedia pembelajaran;
keuntungan dan penerapan belajar kooperatif dalam pembelajaran multimedia;
dan alasan yang menjadi penguat pembelajaran harus didukung oleh multimedia
interaktif, sebenarnya sama saja dengan pembahasan yang ada pada literatur
yang penulis punya, hanya saja penulis menambahkan literatur lain agar lebih
terpercaya dan meyakinkan, literaturnya yakni dari nama pengarang Munir,
judul bukunya “Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan”. Dengan
20
Munir, Op.Cit., h. 133.
9
demikian, pembahasan pada bab 3 dalam literatur yang penulis punya sudah
begitu baik, karena banyak ditemukan dalam literatur lain pembahasannya yang
sama sehingga memperkuat dan memperjelas informasi yang terkandung dalam
pembahasan multimedia pembelajaran interaktif. Namun, dalam pembahasannya
mengenai pengertian mutimedia pembelajaran interaktif itu sendiri tidak
dijelaskan secara lebih detail melainkan penulis mendapatkan pengertian
tersebut dalam literatur lain.
10