Kuali LB
Kuali LB
Angka tersebut setara dengan 8,5 persen dari jumlah seluruh penduduk planet ini. Namun demikian,
sebelum tahun 2050, jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 1,6 miliar orang—setara dengan
hampir 17% penduduk dunia saat itu.
Di seluruh dunia, angka harapan hidup meningkat dari 68,6 tahun (2015) menjadi 76,2 tahun (2050).
Secara rata-rata, penduduk dengan usia di atas 80 tahun diperkirakan akan naik 3 kali lipat, dari 126,5
juta orang menjadi 446,6 juta orang di seluruh dunia. Tapi kenaikan di Asia dan Afrika bisa sekitar 4 kali
lipat.
DATA populasi dunia memperkirakan antara 2015 hingga 2030 angka pertumbuhan penduduk berumur
60 tahun ke atas atau lanjut usia (lansia) sebesar 56% dari 901 juta menjadi 1,4 miliar. Di Indonesia,
jumlah penduduk lansia juga diprediksi terus meningkat.
Pada 2010 jumlah lansia baru 18 juta jiwa (7,6%) dari total penduduk 238,5 juta orang, tahun 2016
jumlahnya naik menjadi 22,6 juta jiwa dari 255,5 juta penduduk. Hingga tahun 2035, jumlahnya bisa
mencapai sekitar 48,2 juta jiwa dari total 305,7 juta penduduk.
Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia meningkat sekitar dua kali
lipat (1971-2017), yakni menjadi 8,97 persen (23,4 juta) di mana lansia perempuan sekitar
satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (9,47 persen banding 8,48 persen).
Selain itu, lansia Indonesia didominasi oleh kelompok umur 60-69 tahun (lansia muda) yang
persentasenya mencapai 5,65 persen dari penduduk Indonesia, sisanya diisi oleh kelompok
umur 70-79 tahun (lansia madya) dan 80+ (lansia tua). Pada tahun ini sudah ada lima
provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk lansianya sudah mencapai
10 persen, yaitu : DI Yogyakarta (13,90 persen), Jawa Tengah (12,46 persen), Jawa Timur
(12,16 persen), Bali (10,79 persen) dan Sulawesi Barat (10,37 persen).
Meningkatnya jumlah lansia pada setiap tahunnya secara otomatis memberikan pengaruh
terhadap semakin banyaknya jumlah rumah tangga yang dihuni oleh lansia. Selama empat
tahun terakhir, rumah tangga lansia bertambah hampir dua persen (dari 24,5 persen
menjadi 26,35 persen), di mana 60 persen di antaranya menjadikan lansia sebagai kepala
rumah tangga. Yang menarik dari keberadaan lansia Indonesia adalah ketersediaan
dukungan potensial baik ekonomi maupun sosial yang idealnya disediakan oleh keluarga.
Data Susenas 2017 menunjukkan bahwa hampir 10 persen lansia tinggal sendiri, di mana
lansia perempuan 14,37 persen dan lansia laki-laki 4.75 persen. Dibutuhkan perhatian yang cukup tinggi
dari seluruh elemen masyarakat terkait hal ini, karena lansia yang tinggal
sendiri membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar mereka mengingat hidup mereka
lebih berisiko.
Dari aspek kesehatan, hampir separuh lansia mengalami keluhan kesehatan sebulan
terakhir. Angka kesakitan lansia cenderung menurun setiap tahun. Pada tahun 2017, satu
dari empat lansia sakit dalam sebulan terakhir. Sebagian besar lansia sakit selama 1-7 hari.
Namun persentase lansia yang sakit lebih dari 3 minggu cukup besar, yakni sekitar 14
persen. Kesadaran lansia dalam merespon keluhan kesehatan yang dideritanya cukup
tinggi. Mayoritas lansia mengobati keluhan kesehatannya, baik dengan mengobati sendiri
maupun berobat jalan. Mengingat kondisi kesehatan lansia yang rentan terserang penyakit,
perilaku sehat seperti rajin berolahraga dan tidak merokok, perlu diterapkan.