Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Pengolahan Bahan galian atau Mineral Dressing adalah istilah umum yang
biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian/mineral yang
berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk dipisahkan menjadi
produk-produk berupa satu macam atau lebih mineral berharga dan sisanya dianggap
sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat bersama-sama dalam alam.

Secara umum Mineral Dressing adalah suatu proses pengolahan bahan


galian/mineral hasil penambangan guna memisahkan mineral berharga dari mineral
pengotornya yang kurang berharga, yang terdapatnya bersama-sama (gangue
mineral). Proses Pengolahan berlangsung secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat
kimia dan fisik dari mineral-mineral tersebut atau hanya sebagian dari sifat fisik saja
yang berubah. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan :
Memperkecil ukuran bahan atau mineral-mineral tersebut, sehingga terjadi liberasi
sempurna dari partikel-partikel yang tidak sejenis satu sama lain.
Memisahkan partikel-partikel yang tidak sama komposisi kimianya atau berbeda sifat
fisiknya.

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air
tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui
kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan
terjadi, serta dapat pula untuk mendayaguanakan air sebaik-baiknya

II. RUMUSAN MASALAH


a. Apa itu material balance ?
b. Apa itu water balance ?
c. Apa itu metallurgical balance ?
d. Apa itu flowshet dalam pengolahan mineral ?

III. TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengetahui definisi, , manfaat, langkah-
langkah serta rumus perhitungan dalam material balance dan metalurgical balance.

1
BAB II

PEMBAHASAN

IV. MATERIAL BALANCE


Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau
tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap
alur proses dapat diawali dari neraca bahan. Neraca bahan dapat juga digunakan untuk
membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis
peralatan. Secara garis besar pengolahan bijih dapat dipesentasikan dengan diagram
alir.

A. Defenisi material balance


Material balance adalah suatu neraca kesetimbangan pada pengolahan
bahan galian dimana jumlah partikel umpan yang masuk dalam alat
pengolahan hasilnya sama dengan jumlah material yang keluar.

B. Langkah-langkah perencanaan material balance


1. Membuat semua design tambang dan disposal untuk bisa melihat semua
kemungkinan penempatan material.
2. Menghitung volume dari total material yang terambil dengan waste dump
yang tersedia, apakah sudah sesuai.
3. Pemilihan looding point dan dump point sesuai rencana dan volume yang
diinginkan, di tahap ini dapat ditentukan juga jarak hauling yang
diinginkan.
4. Tahap simulasi semua data ,design dan jarak yang disesuaikan dengan
rencana yang ada.

C. Perhitungan material balance


Untuk sistem yang kontinu dan keadaan tidak ada akumulasi
(penumpukan), maka neraca bahan alur pengolahan dinyatakan sebagai
berikut :

F = C + T.......................................(1)
Keterangan :
F = berat material umpan/feed (ton)
C= berat konsentrat (ton)
T= berat tailing (ton)

2
V. METALLURGICAL BALANCE

A. Defenisi metallurgical balance


Metallurgical balance adalah suatu neraca kesetimbangan bijih dimana
jumlah bijih (logam/mineral) yang masuk dalam proses sama dengan jumlah
bijih (logam/mineral) yang keluar sebagai produk dari proses.

B. Perhitungan metallurgical balance


Neraca bahan untuk mineral berharga dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ff = Cc + Tt...........................(2)
Keterangan :
Ff = kadar umpan (%)
Cc = kadar kosentrat (%)
Tt = kadar tailing (%)

1. Nisbah Kosentrasi
Nisbah kosentrat adalah perbandingan berat feed dengan berat
kosentrat.
Berasal dari :
Ff = Cc + Tt
Ff = Ct + Tt

F(f − t) = C(c − t)
F c−t
=
C f−t
2. Angka Pengolahan (% Recovery)
Angka perolehan adalah perbandingan antara logam berharga
dalam konsentrat dengan berat logam berharga dalam umpan yang
dinyatakan dalam persen (%).

C. Parameter-parameter dalam perhitungan metellurgical balance


Pada pengolahan akan ada mineral berharga yang akan masuk ke jalur
tailing atau sebaliknya sejumlah mineral pengotor akan masuk ke dalam
kosentrat. Untuk dapat menilai atau mengevaluasi keberhasilan dari
pengolahan ini, maka dapat digunakan parameter-parameter berikut ini :

1. Kadar
Kandungan mineral berharga dalam konsentrat. Kadar
sebenarnya menunjukkan rasio massa mineral berharga dalam ksentrat
dibanding dengan berat konsentratnya.

2. Rasio konsentrat
Menyatakan jumlah umpan yang diperlukan unuk mendapatkan
satu ton kosentrat.

3
Rasio konsentrat dihitung dengan :
F
RK =
K

3. Recovery (R)
Menyatakan jumlah atau persentase (%) mineral berharga yang
dapat diambil dari um dan masuk ke kosentrat. Nilai ini menunjukkan
rasio mineral berharga yang ada dalam konsentrat dibanding mineral
berharga dalam bijih. Nilai ini juga menunjukkan effisiensi dari
pemisahan.
Recovery dihitung dengan :
Kk
R = 100 × [ Ff ].............................(3)
cara lain mancari nilai Recovery
F=K+T
Jika ditulis dalam bentuk lain, maka
T = F – K , subtitusikan terhadap persamaan 2 (rumus metallurgical
balance)
Ff = Kk + (F − K)t
Ff = Kk + Ft − Kt
Ff − Ft = Kk − Kt
F(f − t) = K(k − t)
K f−t
= ....................(4)
F k−t

Formula Recovery yang telah dijelaskan sebelumnya adalah :

Kk
R = 100 × [ Ff ] dapat ditulis ulang dalam :
k f−t
R = 100 × ( ) × [ ]
f k−t
Dari formulanya diketahui bahwa untuk mancari nilai recovery,
tidak perlu mengetahui tonase tap jalur produk maupun tonase umpan.
Rumus ini dapat mengurangi kesalahan dari data tonase.

D. Contoh penggunaan neraca bahan pada pengolahan bahan galian


Pada pabrik pengolahan bijih besi dengan kapasitas 100 ton/jam umpan,
mengolah bijih berkadar 45% Fe, dan menghasilkan konsentrat 50 ton/kam
dengan kadar 65% Fe. Hitung berapa kehilangan Fe dalam tailing ?
Penyelesaian :
Total Fe dalam umpan adalah :
100 ton/jam x 0,45 =45 ton/jam
Jumlah Fe dalam konsentrat adalah :
50 ton/jam x 0,65 = 32,5 ton/jam
 Recovery

4
Jadi recovery Fe adalah :
32,5
R = 100 × ( )
45
= 72,2%
Atau
(50 ton⁄jam × 0,65)
R = 100 × [ ] = 72,2%
(100 ton⁄jam × 0,45)
Artinya hanya 72,2% Fe yang dapat diambil dari umpan dan masuk ke
konsentrat.
Sisanya yang 100% − 72,2% = 27,8%, Fe masuk dalam tailing. Jadi Fe
yang masuk tailing adalah :
(100 ton⁄jam × 0,45) × 27,8% = 12,5 ton⁄jam
atau
(100 ton⁄jam × 0,45) − (50 ton⁄jam × 0,65)
= 45 ton⁄jam − 32,5 ton⁄jam
= 12,5 ton⁄jam

Jadi ada 12,5 ton Fe yang hilang ke tailing tiap jamnya.

 Rasio konsentrasi
100 ton⁄jam
RK = =2
50 ton⁄jam
Jadi untuk mendapatkan 1 ton/jam konsentrat dibutuhkan 2 ton/jam umpan
atau bijih.

III. WATER BALANCE

A. Defenisi Neraca Air

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran


air disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui
jumlah air tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit).
Kegunaan mengetahui kondisi air pada surplus dan defisit dapat
mengantisipasi bencana yang kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk
mendayaguanakan air sebaik-baiknya.
Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanam-tanaman dapat
digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang kejadiaannya
berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda.

5
B. Macam-Macam Neraca Air

1. Model Neraca Air Umum


Model ini menggunakan data klimatologis dan bermanfaat untuk
mengetahui berlangsungnya bulan-bulan basah ( jumlah curah hujan
melebihi air untuk penguapan dari permukaan tanah atau evaporasi
maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi,
penggabungan keduanya dikenal sebagai evapotranspirasi).

2. Model Neraca Air Lahan


Model ini merupakan penggabungan data-data klimatologis dengan
data-data tanah terutama data kadar air pada kapasitas dengan data-
data tanah terutama data kadar air pada kapasitas lapang (KL), kadar
air tanah pada titik layu permanen (TLP), dan air tersdia (WHC=
Water Holding Capacity). Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang
cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat
ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat
cadangan (change in storage). Nilai perubahan air cadangan ini dapat
bertanda positif atau negatif. Konsep neraca air pada dasarnya
menunjukkan keseimbangan antara jumlah air yang masuk ke, yang
tersedia di, dan yang keluar dari sistem (sub sistem) tertentu. Secara
umum persamaan nerca air dirumuskan dengan :
I = O ± ∆S
I = masukan (inflow)
O = keluaran (outflow)

Yang dimaksud dengan masukkan adalah semua air yang masuk ke


dalam sistem, sedangkan keluaran adalah semua air yang keluar dari
sistem. Perubahan tampungan adalah perbedaan antara jumlah semua
kandungan air (dalam berbagai sub sistem) dalam satu unit waktu yang
ditinjau, yaitu antara waktu terjadinya masukkan dan waktu terjadinya
pengeluaran. Persamaan ini tidak dapat dipisahkan dari konsep dasar
yang lainnya ( siklus hidrologi) karena pada hakikatnya, masukan ke
dalam sub sistem yang ada, adalah keluaran dari sub sistem yang lain
dalam siklus tersebut.
ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap akar tanaman
atau menguap sehingga tanah makin lama makin kering. Pada suatu
saat akar tanaman tidak lagi mampu menyerap airsehingga tanaman
menjadi layu Kandungan air pada kapasitas lapang diukur pada
tegangan 1/3 bar atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346 cm kolom air itik
layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-kar tanaman
tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu.
Tanaman akan tetap layu pada siang atau malam hari. Kandungan air
pada titik layu permanen diukur pada tegangan 15 bar atau 1.500 kPa

6
atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi kolom air. Air tersedia adalah
banyaknya air yang tersedia bagi tanaman yaitu selisih antara kapasitas
lapang dan titik ayu permanen.

3. Model Neraca Air Tanaman.

Model ini merupakan penggabungan data klimatologis, data


tanah, dan data tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus
pada jenis tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data
koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air. Neraca air
adalah gambaran potensi darn pemanfaatan sumberdaya air dalam
periode tertentu. Dari neraca air ini dapat diketahui potensi
sumberdaya air yang masih belum dimanfaatkan dengan optimal.
Secara kuantitatif, neraca air menggambarkan prinsip bahwa selama
periode waktu tertentu masukan air total sama dengan keluaran air total
ditambah dengan perubahan air hujan atau irigasi (mungkin dengan
tambahan aliran permukaan yang masuk ke petak atau run-on dan
pembagiannya menjadi infiltrasi dan limpasan permukaan (dan/atau
genangan di permukaan) dalam skala waktu detik sampai menit.
Infiltrasi kedalam tanah dan drainasi (pematusan) dari dalam tanah
melalui lapisan- lapisan dalam tanah dan/atau lewat jalan pintas seperti
retakan yang dinamakan by-pass flow dalam skala waktu menit sampai
jam.

Drainasi lanjutan dan aliran bertahap untuk menuju kepada


kesetimbangan hidrostatik dalam skala waktu jam sampai hari
pengaliran larutan tanah antara lapisan-lapisan tanah melalui aliran
massa (mass flow) Penguapan atau evaporasi dari permukaan tanah
dalam skala waktu jam sampai hari. Penyerapan air oleh tanaman
dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi sebagian besar terjadi pada
siang hari ketika stomata terbuka. Kesetimbangan hidrostatik melalui
sistem perakaran dalam skala waktu jam hingga hari, tetapi hampir
semua terjadi pada malam hari pada saat transpirasi nyaris tidak
terjadi. Pengendali hormonal terhadap transpirasi (memberi tanda
terjadinya kekurangan air) dalam skala waktu jam hingga minggu
Perubahan volume ruangan pori makro (dan hal lain yang berkaitan)
akibat penutupan dan pembukaan rekahan.

C. Manfaat Neraca Air


Manfaat Neraca Air Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari
analisis neraca air antara lain:

7
1. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpanan dan
pembagi air serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis
neraca air didapat banyak bulan-bulan yang defisit air.

2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian


banjir. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-
bulan yang surplus air.

3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian


seperti tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga
perikanan.

D. Komponen Neraca Air


Dalam menghitung neraca air ada beberapa komponen yang perlu di
perhatikan,antara lain

1. Kapasitas menyimpan air (jumlah ruang pori)

2. Infiltrasi Run off

3. Evapotranspirasi

4. Curah hujan

5. Jenis vegetasi

E. Hubungan Neraca Air dengan Siklus Hidrologi


Hubungan Neraca Air dengan Siklus Hidrologi Dalam konsep siklus
hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi
dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada
jangka waktu tertentu. Semakin cepat siklus hidrologi terjadi maka tingkat
neraca air nya semakin dinamis Kesetimbangan air dalam suatu sistem tanah
tanaman dapat digambarkan melalui sejumlah proses aliran air yang
kejadiannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda

IV. FLOWSHEET DALAM PENGOLAHAN MINERAL

Proses pemisahan dilakukan secara mekanis dengan memanfaatkan perbadaan


sifat-sifat fisik mineral yang akan dipisah. Adapun sifat-sifat fisik yang dimiliki oleh
mineral adalah sifat kemagneta, kelistrikan/konduksitivitas, density, sifat permukaan,
tekstur dan warna. Beberapa bahan galian dalam pemanfaatannya tidak selalu
memerlukan pemisahan. Bahan galian industru dalam pemanfaatannya hanya melalui
proses pengecilan ukuran dan pengayakan. Namun untuk bijih-bijih yang berkadar

8
rendah, misal bisih yang berkadar Fe 45%. Bijih besi tersebut harus melalui proses
pemisahan untuk meningkatkan kadar Fe, agar sesuai dengan persyaratan proses
ekstraksi.

A. Pengelompokan Bahan Galian


Berdasarkan aplikasi di industri dan pemanfaatannya, bahan galian dapat
dibedakan menjadi 3 kelompok :

1. Bijh (ore)
Bijih/ore yaitu bahan galian yang mengandung mineral tertentu
dengan kadar yang cukup untuk ditambang dan diolah atau diekstrak
metalnya sehingga memberikan keuntungan. Mineral yang logamnya
diekstrak disebut sebgai mineral bihi (ore mineral), sedangkan mineral
lainnya disebut sebagai mineral gangue (mineral tak berharga).

2. Bahan Bakar (fuel)

Bahan bakar/fuel yaitu bahan galian yang dimanfaatkan sebagai energi


seperti batubara dan minyak bumi.

3. Bahan Galian Industri (non metalic mineral)


Bahan galian industru atau non metalic mineral merupakan
bahan galian yang dimanfaatkan karena memiliki sifat-sifat
fidik/mekanik tertentu seperti kekuatan, kehalusan dan keindahan.

B. Jenis/ Tipe Mineral


Jenis atau tipe mineral berdasarkan komposisi alamiah :

1. Native
Metal dalam bijih berbentuk unsur Au, Cu

2. Sulfida
Mineral bijih berkomposisi sulfida, Chacopyrite (CuFeS2), Galena
(PbS), Sfalerit (ZnS).

3. Oksida
Mineral bijh berkomposisi oksida, karbonat, sulfat, silikat, hematite
(Fe2O3), garnirit (H2(NiMg)SiO4, azurit (2CuCO3.Cu(OH)2.

4. Komplek
Bijih lebih dari satu mineral berharga. Bijih sulfida, galena,
chalcopyrite, sfalerit, bijih komplek sulfida Pb, Cu, Zn.

9
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Untuk mengetahui apakah suatu proses/alur pengolahan berjalan baik atau


tidak, dapat dilihat dari distribusi material pada tiap-tiap jalurnya. Evaluasi terhadap
alur proses dapat diawali dari neraca bahan. Neraca bahan dapat juga digunakan untuk
membuat perancangan alur proses pengolahan termasuk memilih ukuran dan jenis
peralatan. Secara garis besar pengolahan bijih dapat dipesentasikan dengan diagram
alir.

Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air
tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui
kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang kemungkinan
terjadi, serta dapat pula untuk mendayaguanakan air sebaik-baiknya.Kesetimbangan
air dalam suatu sistem tanam-tanaman dapat digambarkan melalui sejumlah proses
aliran air yang kejadiaannya berlangsung dalam satuan waktu yang berbeda-beda.

Hubungan Neraca Air dengan Siklus Hidrologi Dalam konsep siklus hidrologi
bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di permukaan bumi dipengaruhi oleh
besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output) pada jangka waktu tertentu.

II. Saran

10

Anda mungkin juga menyukai