Anda di halaman 1dari 112

3.

STRUKTUR KOMPOSIT
Struktur komposit merupakan struktur yang terdiri atas dua material atau lebih yang
mempunyi sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan struktur dan
menghasilkan struktur gabungan yang lebih baik.

Hal ini akan terjadi jika dua material pemikul struktur tersebut disambung secara integral
dan melendut secara bersama, misalnya pada struktur beton bertulang.

Besarnya aksi komposit yang terjadi tergantung perencanaan yang dibuat. Pada balok non-
komposit, antara balok dengan plat (slab) tidak terjadi interaksi sehingga masing-masing
bagian akan memikul beban sendiri-sendiri.

Saat dibebani dengan beban vertikal, permukaan bawah plat akan tertarik, sedangkan
permukaan atas balok akan tertekan.
Tidak adanya interaksi komposit menyebabkan pada bidang kontak antar material tersebut hanya
bekerja gaya vertikal. Pada sistem non komposit akan ada:
• Balok dan pelat akan memikul beban secara terpisah
• Terdapat diskontinuitas pada bidang kontak
• Hanya gaya vertikal yang bekerja pada bidang kontak antara pelat dan balok
• Ada dua garis netral
Penampang baja – beton non komposit
Aksi komposit akan memberikan hal sebagai berikut;
• Balok dan pelat akan memikul beban secara bersama-sama
• Tidak ada diskontinuitas
• Garis netral terletak dibawah garis netral plat dan di atas garis netral balok
• Gaya tekan C” atau T” akan lebih besar dari C’ atau T’.

Beberapa keuntungan aksi komposit antara lain:


• Ukuran profil baja dapat lebih kecil dan lebih rendah
• Kekakuan akan meningkat yang akan mengurangi lendutan
• Kapasitas memikul beban meningkat

Kelemahan aksi komposit yang patut dipertimbangkan antara lain:


• Pengaruh jangka panjang terutama pada lendutan
• Pada bentang yang menerus, beton akan menerima gaya tarik
Lendutan jangka panjang akan bermasalah jika penampang komposit menerima beban
hidup yang terus menerus dalam jangka waktu yang panjang, hal ini dapat diantisipasi
dengan memakai lebar efektif yang diredusir (dengan memperbesar rasio moduler n).
Plate girder dan alat penghubung geser (shear connector) stud
1. Lebar efektif.
Prinsip lebar efektif dilakukan untuk menghitung sifat penampang komposit dengan beban pelat tak hingga
dengan distribusi tegangan tertentu yakni maksimum di atas balok baja kemudian menurun secara tak linear.

bE
b’ bf b’

x x (maks)

Lebar efektif pelat dapat diambil sebesar be=bf+2b’


Johnson dan Lewis menunjukkan bahwa untuk pembebanan yang menimbulkan momen lentur yang
berbentuk setengah gelombang sinus, lebar efektif adalah

2L
be  b f 

 3  2   2 

Agar perencanaan pelat jembatan menjadi sederhana, SNI Baja memakai perhitungan lebar efektif
sayap yang sama dengan yang digunakan dalam ACI Code, dimana lebar efektif pelat lantai yang
membentang pada masing-masing sisi dari sumbu balok tidak boleh melebihi:

1. untuk balok interior


L
a. be (jarak antara tumpuan);
4
b. be ≤ bo (jarak antar gelagar yang sama)
2. untuk balok eksterior

L
a. be + jarak pusat balok ke tepi pelat
8
b. be ≤ ½ bo + jarak pusat balok ke tepi pelat
Menurut spesifikasi oleh AASHTO (standar jembatan amerika), lebar efektif dalam perencanaan
jembatan jalan raya identik dengan AISC dengan bentuk sbb:

1. Untuk gelagar dalam dengan pelat di kedua sisi


L
a. be 
4
b. be = bo (jarak antar gelagar yang sama)
c. be ≤ 12.ts

2. Untuk gelagar tepi dengan plat satu sisi


L
a. be 
12
bo  b f 
b. be 
12
c. be ≤ 6.ts
RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, menetapkan lebar efektif
sebagai berikut :

Bila lantai beton meliputi kedua sisi badan gelagar, lebar efektif lantai harus diambil
sebagai nilai terkecil dari :
• 1/5 x panjang bentang gelagar untuk bentang sederhana atau 1/7 x panjang
bentang gelagar untuk bentang menerus, atau
• Jarak pusat-pusat antara badan gelagar, bE< bo , atau
c. 12 x tebal minimum lantai.
2. Sifat-sifat penampang
Sifat-sifat penampang dari struktur komposit dapat dihitung dengan menggunakan
metode transformasi luas. Plat beton pada penampang komposit ditransformasikan
menjadi luasan baja ekivalen.

a. rasio moduler (n)


Merupakan rasio modulus elastisitas baja terhadap beton. Nilai rasio ini digunakan
untuk mentransformasikan plat beton menjadi luasan baja ekivalen. Nilai modulus
elastisitas beton dapat dihitung dengan menggunakan persamaan empiris sbb:

Ec  4700 fc'

harga minimum untuk rasio moduler adalah 6 baik yang diijinkan oleh ACI ataupun oleh
AASHTO.
b. modulus penampang efektif

Balok komposit dapat dipandang sebagai batang baja yang memiliki plat rangkap pada
sayap atas. Plat rangkap yang berupa beton hanya dianggap efektif pada bagian tekan
saja, sedangkan pada bagian tarik diabaikan. Untuk balok menerus pada bagian momen
negatif plat beton diabaikan.

AISC mengijinkan tulangan yang sejajar balok baja dan berada dalam luasan plat efektif
disertakan dalam perhitungan sifat-sifat penampang. Batang tulangan ini biasanya tidak
mengubah banyak nilai modulus elastisitas penampang komposit, sehingga sering
diabaikan.
Tegangan Elastis Pada Penampang Komposit.
Pada balok T yang homogen, bentuk diagram tegangan-regangan dalam kondisi layan terlihat seperti gambar
berikut,

Besar tegangan lentur adalah,


Pada balok komposit, dengan jenis bahan yang berbeda (beton – baja) dimana mempunyai
modulus elastis yang berbeda pula, maka diagram tegangannya menjadi tidak sama dengan balok
yang homogen, sekalipun hubungan baja – beton sangat kaku, dengan kata lain baja – beton
mengalami deformasi serentak

Hubungan tegangan dan regangan baja – beton dapat dilihat pada persamaan berikut ini,
εs = εc
(besar deformasi yang terjadi antara baja dan beton adalah sama)
Bentuk tegangan lentur pada penampang komposit seperti gambar berikut,
Dimana slab beton penampang komposit di transformasikan menjadi baja equivalen, kalau pada
beton bertulang adalah kebalikannya, yaitu luas tulangan di transformasikan menjadi luas beton
equivalen
Contoh : Modulus tampang struktur komposit

300 cm
Contoh : Tegangan tampang komposit
METODE PELAKSAAN
KOMPOSIT
3. Metoda Pelaksanaa
Dalam pelaksanaan pekerjaan balok komposit, ada dua macam pelaksanaan yaitu dengan penunjang
(perancah) dan tanpa penunjang (tanpa perancah). Bila tanpa penunjang balok baja akan mendukung beban
primer selama beton belum mengeras. Beban mati sekunder serta beban-beban lain akan di dukung oleh
balok komposit yang akan berfungsi jika beton telah mengeras dan menyatu dengan baja.

Untuk pelaksanaan dengan penunjang maka beban mati primer selama beton belum mengeras akan
didukung oleh penunjang. Setelah beton mengeras dan penunjang dilepas maka seluruh beban akan
didukung oleh balok komposit.
Sistem pelaksanaan yang lain misalnya dengan pemakaian perancah sementara selama beton belum
mengeras. Tumpuan sementara akan memikul berat dari profil baja, bekisting pelat serta beton yang belum
mengeras. Dengan pemakaian tumpuan sementara akan dapat mengurangi tegangan yang timbul pada
profil baja selama proses konstruksi. Setelah beton mengeras perancah dilepas dan beban-beban layan
dipikul melalui aksi komposit dan pelat beton.
Contoh : Struktur komposit dengan perancah dan tanpa perancah
Kekuatan Lentur Gelagar Komposit Keadaan Ultimit.

RSNI T-03-2005, Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, menetapkan bahwa


analisis untuk momen lentur memanjang dan gaya geser serta reaksi yang berkaitan,
harus dihitung dengan menggunakan momen inersia transformasi dari penampang
komposit dengan menganggap:

 Beton tidak retak dalam daerah momen positif maupun negatif.


 Lantai beton mempunyai lebar efektif yang ditentukan sesuai RSNI sub-pasal 8.2.1.
 Beton telah mencapai kekuatan minimal 0,5 fc’ sebelum beban bekerja.
Mn= As.fy (d/2 + ts – (a/2)
Distribusi tegangan penampang komposit keadaan ultimit, garis netral
keadaan plastis pada gelagar
Apabila kekuatan tekan pada pelat lantai kurang dari nilai tebal plat, maka bagian serat
atas profil baja akan tertekan dengan nilai yang diberi oleh persamaan yang berikut,

Penempatan garis netral, di dalam profil baja yang diukur dari puncak profil baja
adalah ditentukan sebagai berikut,

y = garis netral dari serat atas profil pelat baja (mm).


tf = tebal profil pelat baja pada daerah serat atas/flens atas (mm).
D = tinggi bersih badan profil baja, {hs – 2.(tf + r)}, (mm).
Ms = CC . d2’ + CS . d2”
Ms = CC . d2’ + CS . d2”
PENGHUBUNG GESER
Alat Penyambung Geser
Bekerjanya beban-beban pada gelagar akan menimbulkan terjadinya gaya geser horisontal antara plat beton
dengan profil baja yang dapat menyebabkan terjadinya perpindahan vertikal antara kedua bahan tersebut.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya alat penyambung geser yang dipasang di puncak profil
sehingga dapat memberikan interaksi yang dibutuhkan
Besarnya gaya horisontal yang harus dipikul oleh penghubung geser dimana beton mengalami gaya tekan
akibat lentur, gaya geser horisontal total yang bekerja pada daerah yang dibatasi oleh titik-titik momen positif
maksimum dan momen nol yang berdekatan harus diambil sebagai nilai terkecil dari:

• As.fy;
• 0,85.fc’.bE.ts
• atau ∑Qn.

Jika besarnya gaya horisontal (Vh) ditentukan oleh nilai As.fy atau 0,85.fc’.bE.ts
maka yang terjadi adalah perilaku aksi komposit penuh dan jumlah penghubung geser yang diperlukan antara
titik momen nol dan momen maksimum adalah;

Dengan Qn merupakan kuat geser nominal satu buah penghubung geser.


Kuat nominal penghubung geser jenis paku (stud) yang ditanam didalam pelat beton masif ditentukan sesuai
pasal berikut;

= 0,5. . . ≤ .
Asc : luas penampang penghubung geser jenis paku, mm2.
Fu : tegangan putus jensi penghubung geser jenis paku, Mpa
Qn : kuat geser nominal, N

Kuat geser nominal penghubung geser jenis kanal ditentukan dengan persamaan berikut;

= 0,3. + 0,5. . .

Lc : panjang penghubung geser jenis kanal, mm


tf : tebal pelat sayap, mm
tw : tebal pelat badan, mm

persamaan diatas memberikan jumlah penghubung geser diantara nilai momen maksimum dan momen nol
sehingga untuk balok yang bertumpu sederhana diperlukan sebanyak 2 kalinya (2N) yang dipasang dengan
jarak yang sama.
Penempatan dan jarak antar penghubung geser
Kecuali ditentukan lain, penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh titik-titik
momen lentur maksimum dan momen nol yang berdekatan harus didistribusikan secara merata
pada daerah tersebut.

Namun, jumlah penghubung geser yang diperlukan pada daerah yang dibatasi oleh lokasi beban
terpusat dan momen nol yang terdekat harus sesuai jumlahnya dengan yang dibutuhkan untuk
mengembangkan momen maksimum yang terjadi di lokasi beban terpusat tersebut.

• Penghubung geser harus mempunyai selimut beton pada arah lateral setebal minimal 25 mm,
kecuali untuk penghubung geser yang dipasang pada gelombang-gelombang dek baja
bergelombang.
• Diameter penghubung geser jenis paku tidak boleh lebih besar dari 2,5 kali ketebalan pelat
sayap penampang di mana penghubung geser jenis paku tersebut dilaskan, kecuali yang terletak
di atas pelat badan penampang.
• Jarak minimum antara penghubung-penghubung geser tidak boleh kurang dari 6 kali diameter di
sepanjang sumbu longitudinal balok penumpu dan tidak boleh kurang dari 4 kali diameter di sepanjang
sumbu tegak lurus terhadap sumbu longitudinal balok penumpu.
• Untuk daerah di antara gelombang-gelombang dek baja bergelombang, jarak minimum antar
penghubung-penghubung geser tersebut dapat diperkecil menjadi 4 kali diameter ke semua arah.
• Jarak maksimum antara penghubung geser tidak boleh melebihi 8 kali ketebalan pelat total.
Perhitungan tegangan elastis dan lendutan pada balok komposit parsial harus memperhitungkan pengaruh
adanya slip antara pelat beton dan balok baja. Untuk perhitungan elastis ini, momen inersia efektif Ieff
balok komposit parsial dihitung sebagai berikut

Ieff = Is + (Itr − Is ) ∑ /

Keterangan:

Cf : gaya tekan pada pelat beton untuk kondisi komposit penuh, N


Is : momen inersia penampang baja, mm4
Itr : momen inersia penampang balok komposit penuh yang belum retak, mm4

ΣQn : jumlah kekuatan penghubung-penghubung geser di sepanjang daerah


yang dibatasi oleh momen positif maksimum dan momen nol, N

Rasio ΣQn/Cf untuk balok komposit parsial tidak boleh kurang dari 0,25.
Batasan ini diberlakukan agar tidak terjadi slip yang berlebihan pada balok.
End of composite section

Anda mungkin juga menyukai