Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

ANALISA FLUIDA RESERVOIR

DISUSUN OLEH
KELOMPOK
5

Ardipa Fatah Jembara (1701124)


Axl Alfa Samudra (1701065)
Fahrizal (1701241)
Indriani Asrin (1701028)
Nurhaqqi (1701171)

S1 TEKNIK PERMINYAKAN KONSENTRASI INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2018/2019
BAB IV
PVT PROPERTIES (OIL)

4.1. Pendahuluan

Pada praktikum ini akan dilakukan penentuan PVT properties minyak dengan
menggunakan korelasi. Korelasi diperlukan ketika data analisis PVT tidak tersedia.
Korelasi juga dapat digunakan untuk memeriksa kewajaran hasil analisis PVT dan
mengekstrapolasi PVT properties untuk daerah-daerah reservoir yang tidak
mempunyai data analisis PVT. Korelasi mengikutsertakan perbedaan-perbedaan
dalam sifat-sifat fluida oleh karena perbedaan suhu. Korelasi PVT properties untuk
minyak memerlukan data API, Initial Solution Gas-Oil Ratio, suhu reservoir, SG,
suhu, dan tekanan gas di separator. Praktikum ini menggunakan software FLProp.

Beberapa sifat fluida minyak yang dianalisis dalam praktikum ini:

  Faktor volume formasi minyak (Bo)

  Solution Gas/Oil Ratio (Rs)

  Viskositas

  Kompresibilitas

 Densitas

4.2. Tujuan Percobaan


1. Mempelajari sifat-sifat fluida minyak
2. Mengetahui cara kerja FLPprop
3. Menghitung pengertian antara Bubble Point Pressure, Solution Gas Oil
Ratio, Densitas, Bo, Kompresibilitas, Viscositas.
4.3. Teori Dasar

A. Sifat Fisik Minyak


Fluida reservoir terdiri dari fluida hidrokarbon dan air formasi.
Hidrokarbon sendiri terdiri dari fasa cair (minyak bumi) maupun fasa gas,
yang tergantung pada kondisi (tekanan dan temperatur) reservoir yang
ditempati. Perubahan kondisi reservoir akan mengakibatkan perubahan
fasa serta sifat fisik fluida reservoir. Fluida minyak bumi dijumpai dalam
bentuk cair, sehingga sesuai dengan sifat cairan pada umumnya, pada fasa
cair jarak antara molekul-molekulnya relatif lebih kecil daripada gas.
Sifat-sifat minyak bumi yang akan dibahas adalah densitas, viskositas,
faktor volume formasi dan kompressibilitas.

1. Densitas Minyak
Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada suhu tertentu, atau
dikenal juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi
tekanan dan temperatur tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi
yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah Spesific Gravity (
Gravitasi Jenis ). Specific Gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis
minyak pada temperatur standar dengan berat jenis air dengan temperatur yang
sama. Di Indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0,5 :
0,1 untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15º C atau 60º F. Dalam
dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi
jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API Gravity dan
juga API gravity(American Petroleum Institute) yang sangat mirip dengan Baume
gravity adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :

ρoSC = densitas minyak (14,7 psia; 60 oF)


ρoSCi = densitas komponen minyak ke-i (14,7 psia; 60 oF)
Xi = fraksi mol komponen minyak ke-i
Mi = berat mol komponen minyak ke-i

Densitas minyak biasanya dinyatakan dalam specific gravity minyak (γo),


yang didefinisikan sebagai perbandingan densitas minyak terhadap
densitas air, yang secara matematis, dituliskan :

dimana :
γo = specific gravity minyak
ρo = densitas minyak, lb/cuft
ρw = densitas air, lb/cuft

Industri perminyakan seringkali menyatakan specific gravity minyak


dalam satuan oAPI, yang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

Hubungan antara temperatur dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:
2. Viskositas Minyak
Viskositas minyak (μo) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak
terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran
tentang besarnya keengganan minyak untuk mengalir, dengan satuan centi poise
(cp) atau gr/100 detik/1 cm.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas
yang terlarut dalam minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan
viskositas minyak, dan dengan bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak
maka viskositas minyak juga akan turun.
Hubungan antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan
pada Gambar 1.2
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas
tekanan gelembung (Pb), dengan penurunan tekanan sampai (Pb),
mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini akibat adanya
pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari
Pb sampai pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas
minyak, karena pada kondisi tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan
minyak.
Secara matematis, besarnya viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan
:

μ = viskositas, gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
𝜕𝑦/𝜕𝑣 = gradient kecepatan, cm/(sec.cm).
3. Faktor Volume Formasi Minyak
Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume minyak
dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut. Atau dengan kata lain sebagai perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan
volume minyak pada kondisi standard (14,7 psi, 60 °F). Satuan yang digunakan
adalah bbl/stb.
Perhitungan Bo secara empiris (Standing) dinyatakan dengan persamaan :

Bo = 0.972 + (0.000147 . F 1.175)

dimana :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
γo = specific gravity minyak, lb/cuft
γg = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan
oleh Gambar 1.3Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor volume
formasi adalah Boi. Dengan turunnya tekanan reservoir dibawah tekanan buble
point, maka gas akan keluar dan Bo akan turun
Terdapat dua hal penting dari Gambar diatas, yaitu :
1. Jika kondisi tekanan reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik
dengan berkurangnya tekanan sampai mencapai Pb, sehingga volume
sistem cairan bertambah sebagai akibat terjadinya pengembangan minyak.
2. Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya
tekanan, disebabkan karena semakin banyak gas yang dibebaskan.

4. Kelarutan Gas dalam Minyak


Kelarutan gas (Rs) adalah banyaknya SCF gas yang terlarut dalam satu
STB minyak pada kondisi standar 14,7 psi dan 60 °F, ketika minyak dan gas
masih berada dalam tekanan dan temperatur reservoir.
Kelarutan gas dalam minyak (Rs) dipengaruhi oleh tekanan, temperatur
dan komposisi minyak dan gas. Pada temperatur minyak yang tetap, kelarutan gas
tertentu akan bertambah pada setiap penambahan tekanan. Pada tekanan yang
tetap kelarutan gas akan berkurang terhadap kenaikan temperatur.
5. Kompressibilitas Minyak
Kompressibilitas minyak didefinisikan sebagai perubahan volume minyak
akibat adanya perubahan tekanan, secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:

Persamaan dapat dinyatakan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami,


sesuai dengan aplikasi di lapangan, yaitu :

dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = tekanan reservoir
Pb = tekanan bubble point.
6. Bubble Point Pressur

Titik gelembung adalah suhu (pada tekanan tertentu) di mana


gelembung pertama uapterbentuk ketika memanaskan cairan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen. Mengingat bahwa uap mungkin akan memiliki komposisi
yang berbeda dari cairan, titik gelembung (bersama dengan titik embun ) pada
komposisi yang berbeda adalah data yang berguna ketika merancang sistem
distilasi. Pada titik gelembung, hubungan berikut berlaku:

Di mana

K adalah koefisien distribusi atau faktor K . Didefinisikan sebagai rasio fraksi mol

dalam fase uap ke fraksi mol dalam fase cair di equilibrium.


Ketika hukum Raoult dan hukum Dalton berlaku untuk campuran, faktor K
didefinisikan sebagai rasio tekanan uap terhadap tekanan total system.

4.4. Pengolahan Data


4.5. Prosedur Data
1.Pertama buka aplikasi Flprop
2.kedua pilih menu file dan klik new
3.setelah itu masukan data reservoir sesaui dengan data yang dimiliki
4.setelah itu pilih phase present sesauai dengan data yang di inginkan
5.lalu tekan OK
6.selanjutnya tekan data oil
7.muncul 3 menu field data , oil correlation , gas correlation dan masukan
data sesaui data awal
8.selanjutnya akan muncul hasil data yang telah di input
4.6 Pembahasan

Preessure VS Bo
3000

2500

2000
Bo Pada 60°F
Pressure

Bo Pada 90°F
1500
Bo Pada 120°F
Bo Pada 150°F
1000
Bo Pada 180°F
Bo Pada 200°F
500

0
0.0 0.5 1.0 1.5
Bo

Grafik 4.1 Bo

Pada grafik diatas terlihat bahwa semaki tinggi suhu dan tekanan maka nilai faktor
volume formasi oil akan meningkat
Pressure VS Viscosity
3000

2500

2000 Viscosity Pada 60°F


Pressure

Viscosity Pada 90°F


1500
Viscosity Pada 120°F

1000 ViscosityPada 150°F


Viscosity Pada 180°F
500 Viscosity Pada 200°F

0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Viscosity

Grafik 4.2 Oil Viscocity

Pada grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi nilai dari pressure and
temperature maka nilai viskositas nya akan semakin berkurang dan begitu juga
sebaliknya
Pressure VS Compressibility
3000

2500

2000 Compressibility Pada 60°F


Pressure

Compressibility Pada 90°F


1500
Compressibility Pada 120°F

1000 Compressibility Pada 150°F


Compressibility Pada 180°F
500 Compressibility Pada 200°F

0
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020
Compressibility

Grafik 4.3 Oil Compressible

Nilai oil compressibility akan semakin besar apabila nilai dari pressure itu kecil
karena volume oil akan terus berkurang saat terjadi penurunan pressure
PRESSURE VS DENSITY
3000

2500

2000 Density Pada 60°F


PRESSURE

Density Pada 90°F


1500
Density Pada 120°F

1000 Density Pada 150°F


Density Pada 180°F
500 Density Pada 200°F

0
42 44 46 48 50 52
DENSITY

Grafik 4.4 Oil density

Nilai Density akan meningkat apabila nilai suhu dan tekanan rendah begitu juga
sebaliknya apabila nilai densitynya rendah maka nilai suhu dan tekanan
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai