DISUSUN OLEH
KELOMPOK
5
4.1. Pendahuluan
Pada praktikum ini akan dilakukan penentuan PVT properties minyak dengan
menggunakan korelasi. Korelasi diperlukan ketika data analisis PVT tidak tersedia.
Korelasi juga dapat digunakan untuk memeriksa kewajaran hasil analisis PVT dan
mengekstrapolasi PVT properties untuk daerah-daerah reservoir yang tidak
mempunyai data analisis PVT. Korelasi mengikutsertakan perbedaan-perbedaan
dalam sifat-sifat fluida oleh karena perbedaan suhu. Korelasi PVT properties untuk
minyak memerlukan data API, Initial Solution Gas-Oil Ratio, suhu reservoir, SG,
suhu, dan tekanan gas di separator. Praktikum ini menggunakan software FLProp.
Viskositas
Kompresibilitas
Densitas
1. Densitas Minyak
Densitas minyak adalah massa persatuan volume pada suhu tertentu, atau
dikenal juga dengan perbandingan massa minyak dengan volume pada kondisi
tekanan dan temperatur tertentu. Selain densitas, salah satu sifat minyak bumi
yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah Spesific Gravity (
Gravitasi Jenis ). Specific Gravity minyak adalah perbandingan antara berat jenis
minyak pada temperatur standar dengan berat jenis air dengan temperatur yang
sama. Di Indonesia biasanya berat jenis dinyatakan dalam fraksi, misalnya 0,5 :
0,1 untuk minyak bumi suhu yang digunakan adalah 15º C atau 60º F. Dalam
dunia perdagangan terutama yang dikuasai oleh perusahaan Amerika, gravitasi
jenis atau lebih sering disingkat dengan SG ini dinyatakan dalam API Gravity dan
juga API gravity(American Petroleum Institute) yang sangat mirip dengan Baume
gravity adalah suatu besaran yang merupakan fungsi dari berat jenis yang dapat
dinyatakan dengan persamaan :
Dimana :
dimana :
γo = specific gravity minyak
ρo = densitas minyak, lb/cuft
ρw = densitas air, lb/cuft
Hubungan antara temperatur dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini:
2. Viskositas Minyak
Viskositas minyak (μo) didefinisikan sebagai ukuran ketahanan minyak
terhadap aliran, atau dengan kata lain viskositas minyak adalah suatu ukuran
tentang besarnya keengganan minyak untuk mengalir, dengan satuan centi poise
(cp) atau gr/100 detik/1 cm.
Viskositas minyak dipengaruhi oleh temperatur, tekanan dan jumlah gas
yang terlarut dalam minyak tersebut. Kenaikan temperatur akan menurunkan
viskositas minyak, dan dengan bertambahnya gas yang terlarut dalam minyak
maka viskositas minyak juga akan turun.
Hubungan antara viskositas minyak dengan tekanan ditunjukkan
pada Gambar 1.2
Gambar 1.2 menunjukkan bahwa tekanan mula-mula berada di atas
tekanan gelembung (Pb), dengan penurunan tekanan sampai (Pb),
mengakibatkan viskositas minyak berkurang, hal ini akibat adanya
pengembangan volume minyak. Kemudian bila tekanan turun dari
Pb sampai pada harga tekanan tertentu, maka akan menaikkan viskositas
minyak, karena pada kondisi tersebut terjadi pembebasan gas dari larutan
minyak.
Secara matematis, besarnya viskositas dapat dinyatakan dengan persamaan
:
μ = viskositas, gr/(cm.sec)
F = shear stress
A = luas bidang paralel terhadap aliran, cm2
𝜕𝑦/𝜕𝑣 = gradient kecepatan, cm/(sec.cm).
3. Faktor Volume Formasi Minyak
Faktor volume formasi minyak (Bo) didefinisikan sebagai volume minyak
dalam barrel pada kondisi standar yang ditempati oleh satu stock tank barrel
minyak termasuk gas yang terlarut. Atau dengan kata lain sebagai perbandingan
antara volume minyak termasuk gas yang terlarut pada kondisi reservoir dengan
volume minyak pada kondisi standard (14,7 psi, 60 °F). Satuan yang digunakan
adalah bbl/stb.
Perhitungan Bo secara empiris (Standing) dinyatakan dengan persamaan :
dimana :
Rs = kelarutan gas dalam minyak, scf/stb
γo = specific gravity minyak, lb/cuft
γg = specific gravity gas, lb/cuft
T = temperatur, oF.
Perubahan Bo terhadap tekanan untuk minyak mentah jenuh ditunjukkan
oleh Gambar 1.3Tekanan reservoir awal adalah Pi dan harga awal faktor volume
formasi adalah Boi. Dengan turunnya tekanan reservoir dibawah tekanan buble
point, maka gas akan keluar dan Bo akan turun
Terdapat dua hal penting dari Gambar diatas, yaitu :
1. Jika kondisi tekanan reservoir berada diatas Pb, maka Bo akan naik
dengan berkurangnya tekanan sampai mencapai Pb, sehingga volume
sistem cairan bertambah sebagai akibat terjadinya pengembangan minyak.
2. Setelah Pb dicapai, maka harga Bo akan turun dengan berkurangnya
tekanan, disebabkan karena semakin banyak gas yang dibebaskan.
dimana :
Bob = faktor volume formasi pada tekanan bubble point
Boi = faktor volume formasi pada tekanan reservoir
Pi = tekanan reservoir
Pb = tekanan bubble point.
6. Bubble Point Pressur
Di mana
K adalah koefisien distribusi atau faktor K . Didefinisikan sebagai rasio fraksi mol
Preessure VS Bo
3000
2500
2000
Bo Pada 60°F
Pressure
Bo Pada 90°F
1500
Bo Pada 120°F
Bo Pada 150°F
1000
Bo Pada 180°F
Bo Pada 200°F
500
0
0.0 0.5 1.0 1.5
Bo
Grafik 4.1 Bo
Pada grafik diatas terlihat bahwa semaki tinggi suhu dan tekanan maka nilai faktor
volume formasi oil akan meningkat
Pressure VS Viscosity
3000
2500
0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5
Viscosity
Pada grafik di atas terlihat bahwa semakin tinggi nilai dari pressure and
temperature maka nilai viskositas nya akan semakin berkurang dan begitu juga
sebaliknya
Pressure VS Compressibility
3000
2500
0
0.000 0.005 0.010 0.015 0.020
Compressibility
Nilai oil compressibility akan semakin besar apabila nilai dari pressure itu kecil
karena volume oil akan terus berkurang saat terjadi penurunan pressure
PRESSURE VS DENSITY
3000
2500
0
42 44 46 48 50 52
DENSITY
Nilai Density akan meningkat apabila nilai suhu dan tekanan rendah begitu juga
sebaliknya apabila nilai densitynya rendah maka nilai suhu dan tekanan
meningkat.