Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SISTEM DASAR KENDALI I

SISTEM CLOSE LOOP PADA PERALATAN ELEKTRONIK


“ ROOM HEATER “

Disusun oleh :

Kelompok 2
S. Lina Suryaningsih 21120114130086
M. Donny Prasetyo 21120115130057
Masadi Naim 21120115120037

DEPARTEMEN TEKNIK KOMPUTER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS DIPONEGORO
2019
ROOM HEATER

A. Komponen Penyusun
Konstruksi utama Room Heater terbuat dari :

- kaca akrilik dan seng


- Ducting berukuran 4,5 cm x 19,5 cm 4,5 cm
- Ruangan berukuran 6 cm x 6 cm x 6 cm
Komponen-komponen utama penyusunnya terdiri dari :

- Arduino UNO
- Sensor LM 35
- Fan
- Motor Stepper
- Lampu

B. Cara Kerja Alat


ketika heater (lampu) di ON kan pada Labview kemudian bisa diatur
resistansinya menggunakan potensiometer secara manual sementara sensor
LM35 yang ditempatkan di ruangan membaca temperatur ruangan maka Fan
akan menyala sebanding dengan besarnya temperatur. Kecepatan Fan
berdasarkan nilai temperatur diatur menggunakan Pulse Width Modulation
(PWM) dengan nilai kecepatan nol sama dengan 0 volt dan 0°C serta nilai
kecepatan 255 sama dengan 5 volt dan 50 °C. Artinya kecepatan Fan akan
maksimum ketika Sensor LM35 memberikan nilai lebih besar dari sama dengan
50 °C. Sedangkan damper (motor stepper) akan membuka 90 derajat searah
jarum jam ketika temperatur diatas 35 °C dan akan kembali ke posisi semula
bergerak 90 derajat berlawanan arah jarum jam ketika suhu dibawah sama
dengan 35 °C.
C. Blok Diagram Sistem

Gambar 1. Blok Diagram Sistem


Objek adalah temperatur ruangan, kemudian dirasakan oleh sensor LM35 untuk
di proses dalam mikrokontroller arduino. Hasil dari arduino akan menghasilkan
output berupa putaran fan, nyalanya heater dan bukaan damper. Proses tersebut
berulang-ulang.

D. Sensor, Aktuator dan Kontrol yang digunakan pada alat


- Sensor
Sensor adalah komponen yang dapat digunakan untuk mengkonversi suatu
besaran tertentu menjadi satuan analog sehingga dapat dibaca oleh suatu
rangkaian elektronik.Sensor yang digunakan pada alat adalah sensor temperatur
yaitu LM35. Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki
fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk
tegangan.
Karakteristik Sensor LM35.
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan
suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
seperti terlihat pada gambar 2.2.
3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1 ºC pada udara diam.
7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
- Aktuator
Aktuator adalah suatu peralatan yang menghasilkan pergerakan dengan
mengkonversi energi atau sinyal dari output suatu system. Aktuator yang
digunakan pada alat adalah aktuator elektrik berupa motor Stepper .
- Kontroller
Kontroller adalah komponen yang berfungsi menimalisir atau mereduksi
sinyal kesalahan yaitu perbedaan antara sinyal setting dan sinyal aktual.
Kontrol yang digunakan yaitu menggunakan PWM fan berdasarkan nilai
temperatur. Kecepatan 0-255 (setara dengan 0-5V) di setarakan juga dengan
nilai temperatur 0-50°C. Artinya kecepatan akan maksimum.

E. Metode Kontrol Alat


Metode kontrol alat mengguakan PMW fan yang didasarkan pada nilai
temperatur. PMW sendiri merupakan salah satu teknik modulasi dengan
mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo dan frekuensi yang
tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high kemudian berada di zona
transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM berbanding lurus dengan amplitudo
sinyal asli yang belum termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari
kondisi logika high dalam suatu periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk
(%) dengan range 0% sampai 100%.
PWM memiliki 3 mode operasi yaitu :
1.Inverted Mode
Pada mode inverted ini jika nilai sinyal lebih besar dari pada titik pembanding
(compare level) maka output akan di set high (5v) dan sebaliknya jika nilai
sinyal lebih kecil maka output akan di set low (0v) seperti pada gelombang A
pada gambar di atas.
2.Non Inverted Mode
Pada mode non inverted ini output akan bernilai high (5v) jika titik
pembanding (compare level) lebih besar dari pada nilai sinyal dan sebaliknya
jika bernilai low (0v) pada saat titik pembanding lebih kecil dari nilai sinyal
seperti pada gelombang B pada gambar di atas.
3.Toggle Mode
Pada mode toggle output akan beralih dari nilai high (5v) ke nilai low (0v)
jika titik pembanding sesuai dan sebaliknya beralih dari nilai low ke high.
Reference :

Firman.Pmw.http://kl301.ilearning.me/2015/05/19/tentang-pwm-pulse-width-
modulation/

Alamin123.2017.PenjelasantentangML35
http://kl801.ilearning.me/2015/05/21/penjelasan-tentang-lm35/
Titoriyanto.roomheatersimulation.Bandung.28Februari2019

Anda mungkin juga menyukai