Anda di halaman 1dari 2

1.

Alat
a. Alat-alat Gelas
b. Alat-alat untuk Operasi
c. Benang
d. Cutter
e. Kapas
f. Koran
g. Lakban Hitam
h. Lidi
i. Pencukur Rambut
j. Pot Salep Plastik dan Tutupnya
k. Toples Kaca dan Tutupnya

2. Bahan
a. Eter
b. Infus NaCl 0,9 % b/v
c. Tikus Putih Jantan

3. Prosedur
a. Absropsi Usus
Tikus dipuasakan selama 20-24 jam, namun masih dapat diberi air
minum. Kemudian, meja kerja dilapisi dengan koran. Disiapkan toples dan
tutupnya beserta kapas dan eter. Lalu, kapas dimasukkan ke dalam toples,
diratakan pada bagian dasar toples. Setelah itu, 60 tetes atau 3 ml eter
ditetedkan kedalam toples hingga kapas terbasahi. Kemudian, tikus
dimasukkan ke dalam toples, tunggu hingga tikus tidak bernyawa. Setelah
tikus tidak bernyawa, tikus dikeluarkan dari toples lalu diletakkan diatas
talenan alas bedah. Kaki dan tangan tikus dilakban menggunakan lakban
hitam. Kemudian lakukan pembedahan pada tikus. Bagian usus tikus
diambil semua. Lalu 15 cm usus dibawah pylorus (bagian bawah lambung)
dibuang. 20 cm sisanya digunakan untuk praktikum. Setelah itu, bagian
dalam usus dibalik menjadi bagian luar usus dengan menggunakan lidi dan
benang. Lalu, usus yang telah dibalik, dipotong sepanjang 10 cm sama
panjang. Kemudian dimasukkan ke dalam pot plastic yang telah diisi
dengan larutan NaCl 0,9 % b/v, diberi label. Spesimen usus tikus disimpan
di lemari pendingin dengan suhu 4˚C (bukan freezer).

b. Absropsi Perkutan
Kulit tikus bagian dorsal dicukur dengan hati-hati jangan merobel
lapisan stratum corneum. Kulit yang telah dicukur tersebut, kemudian
disayat hingga terpisah dari tubuh tikus. Sayatan kulit tersebut dipotong
dengan bentuk lingkaran sesuai diameter alat uji difusi yang akan
digunakan. Potongan kulit tikus dibuat sebanyak 2 buah. Setelah itu,
dimasukkan ke dalam pot plastic yang telah diisi dengan larutan NaCl 0,9
% b/v, diberi label. Spesimen kulit tikus disimpan di lemari pendingin
dengan suhu 4˚C (bukan freezer).

Anda mungkin juga menyukai