Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas segalah
limpahan rahmat, karunia dan hidayahnya akhirnya penulis mampu menyelesaikan
makalah ini.

Makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang di berikan oleh dosen dengan
judul : “ARSITEKTUR TROPIS” dan penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada bapak dan ibu dan teman-teman yang sudah mendenga makalah ini.

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya si


pembaca pada umumnya. Penulis menyadari sepenuhnya sebagai manusia biasa, tidak
lepas dari kekurangan. Begitu juga dengan makalah yang masih jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun tentunya, Sangat penulis
harapkan.

Palu ,29 Februari 2019

Risqah fatihah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar belakang ..................................................................................... 1


B. Tujuan penulis ..................................................................................... 1
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 2

BAB III : PEMBAHASAN .................................................................................. 7

A. Kesimpulan ........................................................................................ 7
B. Saran .................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.
Pada hakikatnya suatu karya Arsitektur adalah hasil dari usaha manusia
menciptakan lingkungan yang utuh untuk menampung kebutuhan manusia
bertempat tinggal, berusaha atau bersosial budaya. Pandangan ilmu
arsitektur dalam presepsi budaya, terdapat dua hal pokok yang saling
berkaitan yaitu arti dan fungsi dari arsitektur yang dihasilkan. Arsitektur harus
bermakna positif, arti atau makna dari arsitektur sebagai benda budaya, konsep,
pola dan wujudnya adalah interpretasi dan simbol‐simbol emosi yang dapat
ditemukan di dalam pikiran manusia yang memberikan tanggapan terhadap
arsitektur serta lingkungannya. Sebuah bangunan dengan konsep vernakular
misalnya, belum tentu dinilai dengan presepsi yang sama karena bisa saja
disebut sebagai ketinggalan zaman, dianggap anti modernisasi atau berarti
lain.
Daerah Sulawesi Tengah memiliki berbagai bentuk arsitektur
vernakular, dan teknik pembuatannya beraneka ragam yang dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan, kemampuan masyarakat dan letak geografisnya.Selain
itu,karya arsitektur Kaili sebagai salah satu identitas dan pendukung
kebudayaan, merupakan endapan fenomena mendapat inspirasi dari alam.
Pengaruh ini terlihat antara lain pada atap yang menjadi bagian terpenting dari
sebuah bangunan serta berbagai macam ornamen di dinding yang
mengekspresikan kehidupan religius. Sedangkan dinding dalam arsitektur
modern, biasanya bukan dari bagian konstruksi yang mendukung atau
menganut bagian bangunan lainnya, namun semata‐mata sebagai bidang
penutup untuk melindungi dari pengaruh iklim dan cuaca. Arsitektur Kaili
dalam proses pembuatan dan produknya dapat dikatakan sebagai suatu
peninggalan arsitektur vernakular yang ada di kota Palu sebagai ibukota
propinsi Sulawesi Tengah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Reinterpreting tradition adalah gaya dengan membawa esensi dari arsitektur


vernakuler pada bangunan modern. Penggunaan idion kontenporer pada bangunan
modern dengan abstrak atau minimalis. Pendekatan ini di lakukan dengan
menyingkirkan pemulihan sentimental masalalu dan meninggalkan gerakan
historical, sebaliknya akan menggunakan sebuah idion modern yang mendengarkan.
Namun demikian bangunan di ciptakan melalui pendekatan ini berdedikasi pada
tempat dan sejarah tanpa terjebak oleh keduanya.

Perangkat formal tradisional tidak di buang tetapi berubah dengan cara yang
menyegarkan sehingga ada pengakuan simultan dari masa lalu dan masa kini melalui
pernyataan abstrak dan biasanya minimalis. Menginterpretasikan kembai terhadap
nilai dalam arsitektur vernakuler. Hasilnya berupa defamiliarisasi yaitu pengasingan
bentuk,di mana bentuk tradisional itu ada tapi tidak nampak.

 Lokasi

Nama : Gedung perkantoran BPKP provinsi Sulawesi Tengah


Alamat : Jl. Professor Mohammad Yamin, Birobuli Utara, Palu Sel., Kota
Palu, Sulawesi Tengah 94111
BAB 3
PEMBAHASAN

 Analisis
Gedung perkantoran BPKP provinsi Sulawesi Tengah

Gedung BPKP ini menggunakan paradigma Tradition-Based yang


mengandung unsur vernakuler tanpa menghilangkan jati diri sebagai desain arsitektur
tropis. Jenis Tradition-Based yang digunakan adalah jenis Reinterpreting Tradition
yaitu menginterpretasikan kembali nilai-nilai dalam arsitektur vernakuler Sulawesi
Tengah. Hasilnya berupa pengasingan bentuk, dimana bentuk tradisional itu ada tapi
tidak terlalu nampak secara keseluruhan. Desainnya lebih berbaur dengan arsitektur
moderen tanpa meninggalkan kesan traditional yang terdapat pada beberapa bagian
dari bangunan tersebut. Dapat dikatakan Reinterpreting Tradition ini sebagai gaya
moderenkontemporer.

Gaya tradisional pada gedung ini terlihat dari penggunaan bentuk atap. Bentuk
atapnya mengambil bentuk atap rumah adat lobo yang merupakan salah satu rumah
adat tradisional daerah Sulawesi Tengah. Pada bagian atapnya terdapat roster atau
ventilasi atap yang dapat menjadi tempat sirkulasi udara yang berada dibawah atap
agar panas tidak terjebak dibawah atap bangunan sehingga suhu yang dihasilkan untuk
bagian dalam bangunan tetap stabil. Hal tersebut mencirikan desain arsitektur tropis.

Gedung BPKP ini menghadap ke arah barat dengan mendapat penyinaran


matahari secara langsung pada sore hari. Akan tetapi, sinar matahari tersebut bisa
disiasati dengan penggunaan sun-shading yang tepat seperti pada gedung BPKP ini.
Sinar matahari dapat dibiaskan sehingga tidak secara langsung masuk kedalam
bangunan. Gedung ini menggunakan bukaan yang memadai pada setiap sisinya
lengkap dengan sistem cross ventilation. Selain itu, penggunaan kaca riben untuk kaca
jendela dan pintunya sangat tepat untuk menanggulangi intensitas cahaya matahari
yang banyak terutama pada sore hari.

Desain bukaannya tetap memperhatikan gaya tradisional dengan bingkai kayu


mengelilingi bagian jendela dan ventilasinya. Sentuhan moderen terlihat pada bingkai
pintu atau kusen pintu yang terbuat dari aluminium berwarna hitam.
Selain itu, penataan landscape gedung ini sangat baik. Gedung ini berkesan
teduh walaupun bagian luarnya terpapar langsung sinar matahari dari arah barat karena
penggunaan vegetasi yang mendukung. Material yang digunakan adalah material yang
tidak menyerap panas. Cat yang digunakan pada eksterior gedung ini sangat cocok

Gedung BPKP ini sangat mencerminkan arsitektur vernakuler dengan


memasukkan beberapa ciri khas yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah tanpa
menghilangkan sentuhan masa kini pada bangunanya.
BAB IV
PENUTUP

 Kesimpulan
Reinterpreting tradition adalah gaya dengan membawa esensi dari arsitektur
vernakuler pada bangunan modern. Penggunaan idion kontenporer pada bangunan
modern dengan abstrak atau minimalis.
Oleh sebab itu, gedung perkantoran BPKP ini disebut sebagai desain
kontemporer dengan mengambil paradigma Tradition Based yaitu Reinterpreting
Tradition dengan memadupadankan unsur tradisional dan unsur
moderen.
DAFTAR PUSTAKA

Zul,Zul. May 02, 2016. Paradigma Desain Arsitektur Tropis.

Anda mungkin juga menyukai