Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sulaeman

Nim : 073001500089

Aspek Keuangan Bisnis


Ada banyak alasan untuk memahami dan mengevaluasi aspek keuangan dari
suatu bisnis. Bagi pemilik dan eksekutif, memahami aspek keuangan sangat penting
untuk membuat keputusan yang baik ke depannya. Investor potensial mungkin juga
peduli tentang aspek keuangan perusahaan sebagai sarana memperoleh pengetahuan
untuk membantu memprediksi kinerja masa depan.

Modal Dimulainya
Untuk bisnis baru masih dalam proses membangun diri dan memulai operasi, salah
satu aspek yang paling penting adalah modal awal. Ini mengacu pada uang yang
diperoleh pemilik untuk membangun bisnis. Modal awal dapat berasal dari investor,
pinjaman atau diberikan oleh pemilik sendiri. Dalam hal apapun, modal awal harus
cukup untuk membeli semua kebutuhan untuk mulai beroperasi dan mempertahankan
bisnis sampai dapat mulai menghasilkan uang.

Penghasilan dan Beban


Penghasilan dan pengeluaran bisnis mengacu pada pendapatan dan pembayaran.
Aspek keuangan ini dapat diukur dari data masa lalu atau diprediksi untuk masa depan
menggunakan berbagai metode akuntansi. Penghasilan melebihi pembayaran dalam
periode tertentu disebut laba.

Aktiva
Aset bisnis mencakup barang berharga apa pun: persediaan atau barang dagangan,
real estat, cadangan kas, dan properti lainnya, seperti mobil perusahaan dan peralatan
kantor. Karena mereka dapat dijual atau digunakan sebagai jaminan atas pinjaman,
aset penting untuk setiap bisnis. Namun, bisnis dengan aset besar mungkin tidak
berinvestasi dengan sehat di masa depan, menunjukkan potensi masalah
pertumbuhan.

Hutang
Hutang perusahaan adalah bagian yang sangat penting dari situasi keuangannya.
Pinjaman yang diambil untuk prosedur startup, untuk berinvestasi dalam peningkatan
atau membeli persediaan sangat penting, tetapi harus dilunasi dalam jumlah waktu
yang wajar sebelum biaya bunga tidak terkendali.

Arus kas
Arus kas adalah aspek keuangan penting lainnya yang bisa sulit diukur dan dipahami.
Ini mengacu pada pengaturan waktu dan menilai bisnis yang menghasilkan dan
membelanjakan uang. Misalnya, dividen saham dan pembayaran lain hanya dapat terjadi
setahun sekali, tetapi bisnis harus memiliki cukup uang untuk melakukan pembayaran ini.
Penghasilan perlu didistribusikan dari waktu ke waktu untuk menyediakan arus kas yang stabil
untuk memenuhi biaya penggajian dan kewajiban keuangan lainnya, seperti bunga dan
pembayaran atas utang apa pun. Bisnis dengan laba yang kuat tetapi arus kas yang buruk
mungkin mengalami kesulitan yang tak terduga memenuhi kewajiban keuangannya.

Makna Rencana Keuangan:


Rencana keuangan adalah pernyataan yang memperkirakan jumlah modal dan
menentukan komposisinya. Kuantum dana yang diperlukan akan bergantung pada
persyaratan aset bisnis. Waktu di mana dana akan dibutuhkan harus diputuskan
dengan hati-hati sehingga keuangan dibangkitkan pada saat dibutuhkan.

Aspek selanjutnya dari rencana keuangan adalah untuk menentukan pola pembiayaan.
Ada sejumlah cara untuk mengumpulkan dana. Pemilihan berbagai sekuritas harus
dilakukan dengan hati-hati.

Dana dapat ditingkatkan dengan mengeluarkan modal dan surat utang, meningkatnya
pinjaman, dll. Sumber keuangan mana yang harus dinaikkan dan berapa jumlah yang
harus dikumpulkan ini sangat penting.

Setelah pola pembiayaan dipilih maka menjadi sangat sulit untuk memodifikasinya
rencana keuangan juga merinci kebijakan yang harus dikompensasi untuk
pengapungan berbagai sekuritas korporasi, khususnya y mengenai waktu pelampung
mereka.
Tujuan Rencana Keuangan:
Rencana keuangan memiliki tujuan utama berikut:

1. Dana Yang Memadai:

Rencana keuangan akan memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk mencapai
tujuan perusahaan.

2. Menyeimbangkan Biaya dan Risiko:

Harus ada keseimbangan antara biaya dan risiko untuk melindungi para investor.

3. Fleksibilitas:

Rencana keuangan harus memastikan fleksibilitas sehingga dapat menyesuaikan


sesuai kebutuhan. Ini harus disesuaikan sesuai dengan kondisi yang berubah.

4. Kesederhanaan:

Struktur keuangan seharusnya tidak rumit dengan mengeluarkan berbagai sekuritas.


Jumlah sekuritas harus kurang sehingga mudah dipahami.

5. Jangka Panjang Lihat:

Rencana keuangan harus mengambil pandangan jangka panjang. Kebutuhan dana


dalam waktu dekat dan jangka waktu yang lebih lama harus dipertimbangkan ketika
memilih pola pembiayaan.

6. Likuiditas:

Likuiditas dana harus selalu diingat ketika mempersiapkan rencana keuangan. Selama
periode depresi, likuiditaslah yang dapat membuat masalah terus berlanjut.

7. Penggunaan optimal:

Rencana keuangan harus memastikan dana yang cukup untuk kebutuhan asli. Tidak
ada rencana yang harus menderita karena kekurangan dana dan tidak boleh ada
penggunaan yang boros. Dana harus digunakan secara optimal.

8. Ekonomi:

Biaya pengumpulan dana harus minimum. Seharusnya tidak memaksakan beban yang
tidak proporsional pada perusahaan. Ini dapat dipastikan dengan campuran utang-
ekuitas yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai