Anda di halaman 1dari 32

GIZI DAN DIET

“ Diet pada klien dengan penyakit jantung dan pembuluh


darah “

Disusun Oleh :

Ni Made Dwi Cipta Rini (P07120018011)

Putu Piyar Wiatini (P07120018026)

Komang Intan Setyawati (P07120018035)

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

D3 KEPERAWATAN

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Gizi dan Diet “Diet pada klien
dengan penyakit jantung dan pembuluh darah” Makalah ini telah kami susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun menambah ilmu
pengetahuan dan kemampuan terhadap pembaca.

Denpasar, 24 Maret 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.......................................................................................2
1.4 Manfaat Masalah.....................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................4
2.1 Pengertian Diet........................................................................................4
2.2 Diet jantung..............................................................................................4
2.3 Diet hiperlipoproteinemia.......................................................................4
2.4 Diet Hipertensi.........................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN......................................................................................6
3.1 Diet Jantung.............................................................................................6
3.1.1 Tujuan pemberian diet jantung......................................................6
3.1.2 Syarat-syarat pemberian diet jantung :.......................................11
3.1.3 Intervensi dan pendidikan pasien dengan penyakit jantung.....11
3.1.4 Jenis-jenis diet jantung :................................................................16
3.2 Diet hiperlipoproteinemia.....................................................................19
3.2.1 Intervensi diet pada klien obesitas...............................................19
3.2.2 Bahan makanan yang dapat dikonsumsi oleh klien :.................22
3.2.3 Macam-macam diet hiperlipoproteinmia....................................23
3.2.4 Diet hipertensi................................................................................26
BAB IV PENUTUP..............................................................................................30
4.1 Simpulan......................................................................................................30
4.1 Saran............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang paling
penting. Menurut Dr. Lawrence Phillips, seorang ahli jantung di NYU
Langone Medical Center, jantung merupakan organ tubuh yang bekerja
dengan memompa darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah.
Masalah Penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular dan pembuluh darah
merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara maju maupun
berkembang. Penyakit ini menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia
setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri menurut data Riskesdas tahun 2013
menunjukkan, prevalensi tertinggi untuk penyakit Kardiovaskuler di
Indonesia adalah PJK, yakni sebesar 1,5%. Dari prevalensi tersebut, angka
tertinggi ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur (4,4%) dan terendah di
Provinsi Riau (0,3%), kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular, Kemenkes RI, dr. Lily S Sulistyowati. Data World Health
Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia
meninggal akibat penyakit kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di
seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi
di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Penyakit
kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan
pembuluh darah.
Salah satunya penyebabnya yaitu adanya kolesterol atau lemak (lipid)
yang tidak normal di dalam darah atau Dislipidemia. Dislipidemia adalah
kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan
fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta
penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL) (Price, 2012).
Dislipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar Low Density
Lipoprotein (LDL), kolesterol dalam darah, atau trigliserida dalam darah yang
dapat disertai dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL)

1
(Kumar, 2007). HDL mempunyai pengaruh sebaliknya. Peningkatan kadar
HDL plasma menurunkan resiko terhadap penyakit jantung koroner.
Rendahnya HDL dihubungkam dengan hipertrigliseridemia.
Pengobatan dislipidemia berdasarkan asumsi bahwa normalisasi
nilai lipid darah mengurangi risiko terhadap aterogenesis dan penyakit
kardiovaskuler. Penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah adalah
faktor keturunan dan asupan lemak tinggi. Asupan lemak total berhubungan
dengan kegemukan, yang merupakan faktor risiko utama untuk terserang
aterosklerosis. Pengaruh lemak makanan pada penyakit jantung koroner
berhubungan dengan pengaruh komponen asam lemak dan kolesterol
terhadap kolesterol darah, terutama kolesterol LDL. Asam lemak tidak jenuh
ganda dan asam lemak tidak jenuh tunggal, serat larut air, karbohidrat
kompleks, dan diet vegetarian mempunyai pengaruh baik terhadap kadar lipid
darah, sedangkan asam lemak jenuh, kolesterol dan kegemukan mempunyai
pengaruh kurang baik terhadap kadar lipid darah yang berkaitan dengan risiko
penyakit jantung koroner. Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya
nonfarmakologis yang meliputi modifikasi diet, latihan jasmani dan
pengelolaan berat badan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah pengaturan diet pada klien dengan peyakit jantung ?
1.2.2 Bagaimanakah pengaturan diet pada klien dengan
hiperlipidproteinemia ?
1.2.3 Bagaimanakah pengaturan diet pada klien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan Masalah


1.3.1 Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diet yang benar pada klien
dengan penyakit jantung
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diet yang benar pada klien
dengan hiperlipidproteinemia
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengaturan diet yang benar pada klien
dengan hipertensi
1.4 Manfaat Masalah
1.4.1 Manfaat Umum
Memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana
pengaturan diet yang benar pada klien penderita penyakit jantung,

2
hiperlipidproteinemia, dan hipertensi. Dimana diet ini menunjang
kesembuhan pada klien dan pemberian gizi yang baik pada klien.
1.4.2 Manfaat Khusus
Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan khusus yaitu untuk
memenuhi tugas yang telah disepakati dalam kontrak perkuliahan Gizi
dan Diet. Dan memberikan informasi dan menambah pengetahuan
mengenai diet pada klien dengan penyakit jantung,
hiperlipidproteinemia, dan hipertensi.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Diet


Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal
individu atau keyakinan yang dianur masyarakat tertentu (Wariyono, 20100).
2.2 Diet jantung
Penyakit jantung umumnya terjadi akibat proses berkelanjutan, dimana
jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi
secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkonpensasi
ketidakefisienan fungsinya dan mempertahankan sirkulasi darah normal
melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi.
Dalam keadaan tidak terkompensasi, sirkulasi darah yang tidak normal
menyebabkan sesak nafas, rasa lelah, rasa sakit di daerah jantung.
Berkurangnya aliran darah dapat menyebabkan kelainan pada fungsi ginjal,
hati otak, serta tekanan darah, yang berakibat terjadinya resorpsi natrium. Hal
ini akhirnya menimbulkan edema.
Diet jantung adalah metode yang dilakukan untuk mengatur pola
makan pada pasien yang menderita penyakit jantung.
2.3 Diet hiperlipoproteinemia
Hiperlipoproteinemia adalah gangguan metabolic yang ditandai dengan
peningkatan jumlah partikel lipoprotein yang melebihi ambang batas dalam
plasma darah. Hyperlipidemia adalah kadar kosterol dan trigleserida yang
sangat tinggi, yang sifatnya diturunkan.
Diet hiperlipoproteinemia merupakan metode yang dilakukan untuk
mengatur pola makan atau asupan makanan yang dikonsumsi bagi pasien yang
menderita penyakit kelebihan lemak dalam sirkulasi darah yang terikat oleh
protein.
2.4 Diet Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana tekanan arteri tinggi,
hipertensi lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu

4
keadaan tekanan darah berada di atas batas normal atau optimal yaitu 120
mmhg untuk sistolik dan 80 mmhg untuk diastolic. Selain pemberian obat-
obatan dalam penanganan pasien dengan hipertensi bisa juga dilakukan dengan
penatalaksanaan diet pada pasien hipertensi yang bertujuan untuk menurunkan
tekanan darah.
Diet hipertensi merupakan metode atau lamgkah” yang dilakukan
untuk mengatur pola makan serta asupan makanan bagi pasien yang menderita
tekanan darah tingga untuk menurunkan tekanan darah pasien.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Diet Jantung


3.1.1 Tujuan pemberian diet jantung
Pemberian diet jantung bertujuan untuk memberikan makanan yang
cukup tanpa meperberat kerja jantung, menurunkan berat badan bagi klien
yang terlalu gemuk, mencegah akumulasi garam atau air. Tujuan
penatalaksanaan gizi adalah untuk menurunkan risiko PJK pada orang dewasa
dengan kadar LDL kolesterol tinggi dengan :
a. Menurunkan kadar kolesterol LDL dibawah 130 mg/dl pada individu
dengan PJK dsefinitif atau dua faktor ryesiko PJK sarelain tingkat risiko
tinggi kolesterol LDL.
Hal-hal yang diperhatikan Temuan-temuan yang bermakna

Kelebihan berat Riwayat


Pemasukan kalori yang luar biasa; gaya hidup tidak
aktif
Pemeriksaan fisik
Berat > 120% dari berat ideal atau BMI > 27,8 bagi
pria atau 27,3 bagi wanita
Kekurangan berat Riwayat
Pemasukan energy yang buruk karena dispne atau
keletihan; penyerapan tergantung karena perfusi
usus yang tidak adekuat; peningkatan kebutuhan
kalori bila dispne atau menderita karena infeksi
konkomitan
Pemeriksaan fisik
Berat badan <90% berat badan ideal atau BMI
<19,1 (wanita) atau 20,7 (pria)
Peningkatan kadar lipid Riwayat
serum Penggunaan harian makanan tinggi lemak jenuh

6
dan kolesterol; gaya hidup tidak aktif;riwayat
keluarga hyperlipidemia; pola makan budaya yang
menekankan makanan tinggi lemak dan kolesterol
(contohnya diet orang amerika serikat bagian
selatan yang umum menggunakan roti jagung, roti
kecil, daging goring dan sayuran, bacon(babi iris)
leleh atau babi asin sebagai penyedap)
Pemeriksaan fisik
eriksaan fisik
xantoma, atau bercak kekuningan yang ditinggakan
pada kulit (tidak ditemukan pada kebanyakan
orang)
analisis laboratorium
peningkatan serum kolesterol total ; HDL <35
mg/dl; kolesterol-LDL > 130mg/dl

Peningkatan tekanan darah Riwayat


Penggunaan harian dari makanan yang
mengandung tinggi natrium dan garam di meja
makan; stress psikososial; riwayat keluarga
hipertensi; pola makan budaya yang menekankan
makanan tinggi natrium (missal diet kosher)
Pemeriksaan fisik
Edema; peningkatan tekanan darah

Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan :


Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras di tim atau disaring; Makanan yang
roti; kentang;makaroni; mengandung gas dan
biscuit; tepung alcohol, seperti : ubi,
beras/terigu/sagu aren/sagu singkong, tape singkong,
ambon;gula pasir; gula dan tape ketan
merah; madu; dan sirup.

7
Sumber protein hewani Daging sapi; ayam dengan Daging sapi dan ayam
lemak rendah; ikan; telur; yang berlemak,sosis,
susu rendah lemak dalam ham, hati, limpa, babad,
jumlah yang telah otak, kepiting dan
ditentukan kerang-kerangan ; keju
dan susu penuh
Sumber protein nabati Kacang-kacangan kering, Kacang-kacangan kering
seperti : kacang kedelai dan yang mengandung lemak
hasil olahannya, seperti tahu cukup tinggi, seperti
dan tempe. kacang tanah, kacang
mente dan kacang bogor

Sayuran Sayuran yang tidak Semua sayuran yang


mengandung gas, seperti : mengandung gas seperti :
bayam,kangkung,kacang kol,kembang kol,
buncis, kacang panjang, lobak,sawi, dan nangka
wortel, tomat, labu siam, muda
dan touge.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar, Buah-buahan segar yang
seperti : pisang, papaya, mengandung alcohol atau
jeruk, apel, melon, gas, seperti : durian dan
semangka, dan sawo. nangka matang
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan
kedelai, margarin, mentega minyak kelapa sawit;
dalam jumlah terbatas dan santan kental
tidak untuk menggoreng
tetapi untuk menumis;
kelapa atau santan encer
dalam jumlah terbatas.
Minuman Teh encer, coklat, sirup Teh atau kopi kental,
minuman yang
mengandung soda, dan
alcohol seperti bird an

8
wisky
Bumbu Semua bumbu selain bumbu Lombok,cabe rawit, dan
taja dalam jumlah terbatas bumbu-bumbu lain yang
tajam

Modifikasi diet untuk menurunkan kolesterol darah yang dianjurkan : Diet tahap
pertama
Kelompok Pilih Kurangi
makanan
Ikan, ayam, Ikan, ayam tanpa kulit, Potongan berlemak daging
kalkun, dan potongan daging sapi bebas sapi, domba, babi, rusuk,
daging bebas lemak, domba, babi, atau anak jeroan,regular cold cut,
lemak sapi, dan kerang sosis, hot dogs, bacon,
sarden, telur ikan
Susu rendah Skim atau lemak susu 1% Susu full cream (lemak
lemak dan skim, (cairan,bubuk, atau kental) 4%) : biasa, encer, susu
keju yogurt, dan Buttermilk kental manis, krim, half
pengganti bahan and half, susu 2%, produk
dari susu susu tiruan, hampir semua
krimmer bukan susu,
whipped topping
Yogurt tanpa lemak (lemak 0%)
atau rendah lemak Yogurt susu penuh
Keju cottage rendah lemak
(lemak 1% atau 2%) Keju cottage susu penuh
Keju rendah lemak, keju petani (lemak 4%)
atau pot (semua ini harus ditulis Semua keju alam
tidak dari 2-6 g lemak/28,3 g) (misalnya blue, Roquefort,
camembert, cheddar, swiss)
Low fat or “light” cream
cheese, low fat or light
sorbet sour cream

9
Cream cheese, sour cream
Es krim
Telur Putih telur (2 putih telur = 1 Kuning telur
telur utuh dalam resep),
pengganti telur bebas kolesterol
Buah-buahn dan Segar, beku, kaleng, atau buah Sayuran yang disiapkan
sayuran dan sayur kering dengan mentega, krim atau
susu lainnya
Roti dan sereal Roti dan kue buatan rumah yang Kue yang dijual, pie, cake,
menggunakan minyak tak jenuh, doughnut, croissant,
angel food cake, crakers rendah pastries, muffin, biscuit,
lemak, kue-kue rendah lemak craker tinggi lemak, kue-
kue tinggi lemak
Nasi dan pasta
Mie telur
Roti dan sereal biji utuh
(oatmeal, whle wheat, rye, bran, Roti dengan telur sebagai
multigrain, dsb) bagian terbesar
komposisinya
Lemak dan Cocoa untuk masak Coklat
minyak Mentega, minyak kelapa,
Minyak sayur tak jenuh : minyak kelapa sawit,
jagung, zitun,lobak (minyak minyak biji kelapa sawit,
canola ), safflower, wijen, minyak babi, lemak bacon
kedele, bunga matahari

Mentega atau lemak


(shortening) yang terbuat dari
minyak tak jenuh diatas

Margarin rendah lemak

Mayonnaise, kuah salad yang

10
terbuat dari minyak tak jenuh Dressing yang terbuat dari
diatas kuning telur
Kelapa
Dressing rendah lemak
Biji-bijian dan kacang-kacangan
b. menurunkan kadar kolsterol LDL dibawah 160 mg/dl pada individu yang
tidak mempunyai PJK definitive ataupun dua faktor risiko PJK selain
tingkat risiko tinggi kolesterol LDL.

3.1.2 Syarat-syarat pemberian diet jantung :


1. Rendah kalori, terutama bagi klien yang gemuk
2. Kadar protein dan lemak sedang
3. Cukup vitamin dan mineral
4. Rendah garam bila tekanan darah tinggi dan atau edema
5. Makanan mudah dicerna, tidak merangsang, dan tidak menimbulkan gas
6. Pemberian makanan dalam porsi kecil tapi sering

3.1.3 Intervensi dan pendidikan pasien dengan penyakit jantung


Melalui tindakan-tindakan berikut, pasien dapat mencapai
tujuan gizi dengan aman, tindakan tersebut antara lain :
a. Kenali kebutuhan untuk perubahan permanen pada diet dan gaya
hidup untuk mengurangi risiko. Perubahan diet dan gaya hidup
yang permanen termasuk pencapaian pengaturan berat bpadan,
penurunan lemak dan kolesterol diet, tidak merokok, dan
mengembangkan cara-cara membangun dalam menghadapi stres.
Perubahan ini mungkin lebih dapat diterima dan kurang
mengecewakan jika pasien dikonsultasikan untuk membuat
perubahan secara perlahan. Misalnya, mereka dapat dituntun
untuk memilih satu atau dua kebiasaan, seperti merokok atau
makan daging 250 gram setiap hari, dan membuat rencana untuk
mengubahnya. Ketika perubahan awal ini dibuat, pasien dapat
memilih beberapa kebiasaan lainnya untuk dikerjakan.
b. Kurangi lemak dan kolesterol dalam diet
National Cholesterol Education Program (suatu badan di Amerika
Serikat) telah mengkampanyekan bahwa individü dengan kolesterol LDL
lebih beşar dari atau sama dengan 160 mg/dl dan mereka dengan

11
batasrisiko tinggi kolesterol LDL yang juga memiliki PJK definitif atau
dua faktor risiko lainnya harus mendapat terapi diet intensif. Program
diet dua tahap untuk mengurangi pemasukan lemak jenuh dan kolesterol
telah dikembangkan. Pemasukan lemak total juga dibatasi untuk
membantu menurunkan berat badan. Pada awalnya, pasien mendapat
konseling tentang Tahap Pertama, yang mengurangi sumber-sumber
paling umum dan sangat nyata dari asam lemak jenuh dan kolesterol
dalam diet dan dapat dilaksanakan tanpa petubahan drastis pada diet dan
gaya hidup untuk hampir seluruh pasien. Jika, setelah melaksanakan diet
tersebut selama tiga bulan, pasien tidak berhasil dalam menurunkan
kolesterol LDL ke kadar yang diinginkan, dia boleh dipindah ke Diet
Tahap Kedua. Sementara dokter dan perawat dapat sering menyediakan
pendidikan tentang Diet Tahap Pertama, pengiriman konsul ke ahli gizi
sangat berharga bagi pasien yang mempunyai kesulitan dalam
mempertahankan dietnya atau mendapat respons diet yang
mengecewakan. Bantuan ahli gizi terutama diperlukan oleh pasien yang
berpindah ke Diet Tahap Kedua.
Pendidikan diet harus menekankan fakta bahwa perubahan tidak
harus berakibat pada makanan yang sangat ketat atau tidak enak
dimakan. Makanan yang enak dan menarik dapat disiapkan dalam
pedoman yang telah ditetapkan. Tabel 13-4 menggariskan modifikasi
Diet Tahap Pertama yang digunakan untuk menurunkan kolesterol darah.
Informasi lebih lanjut yang berguna untuk pendidikan diberikan di
bawah ini. American Heart Association telah menerbitkan manual rinci
bagi pasien yang memerlukan pedoman khusus terhadap Diet Tahap
Pertama dan Kedua
c. Informasi khusus tentang setiap kelompok makanan
1. Daging: Tidak lebih dari 150 g daging tanpa lemak, ayam, kalkun,
dan ikan setiap harinya. Sajian 75 g daging kira-kira sebesar dek
kartu bridge. Potongan daging tanpa lemak harus digunakan:
daging cincang extra lean (sangat kurus), sirloin tip, round steak,
rump panggang, lengan panggang atau center cut ham, loin chops,

12
dan tender loin. Potong dan buang semua bentuk lemak yang
kelihatan sebelum memasaknya, dan tuang dan buang semua
lemak yang meleleh setelah dagingnya matang. Kulit dan semua
lemak yang terdapat di antara jaringan daging ayam harus
dibuang sebelum dimasak. Bagian anggota daging, termasuk otak,
hati, jantung, buah pinggang, dan daging kelenjar perut dan
kerongkongan adalah bagian yang kaya akan kolesterol dan
karenanya 'harus dihindari. Daging olahan seperti hot dog
(walaupun yang dibuat dari kalkun), cold cut, bacon, dan sosis
kaya akan lemak dan harus dihindari. Udang secara relatif kaya
akan kolesterol tetapi rendah lemak dan dapat dimakan sekali-
sekali.
Beberapa jenis ikan (mis. salmon, sardin, herring,
tuna/tongkol, dan ikan pedang) adalah sumber dari asam lemak
"omega 3” yang baik. Asam-asam lemak ini telah dilaporkan
dapat menurunkan trigliserida serum dan menghambat
penggumpalan trombosit dan peradangan, yang mempunyai
kontribusi terhadap PJK, walaupun mereka tidak mempunyai
pengaruh terhadap kolesterol LDL. Tidak ada bukti bahwa
suplemen minyak ikan mempunyai nilai dalam menurunkan risiko
PJK. Walaupun demikian, pada studi epidemiologi, konsumsi
ikan yang sering, apakah itu jenis yang kaya akan asam lemak
omega 3 ataupun bukan, berkaitan dengan penurunan risiko PJK.
Untuk menghindari sajian tampaknya kurang banyak dan
untuk menekankan pentingnya pergeseran perencanaan makanan
sekitar daging, kombinasikan sejumlah kecil daging dengan
sejumlah besar nasi, pasta, atau sayuran untuk memenuhkan
sajian. Kacang-kacangan kering dan kapri dan tahu rendah lemak
dan tinggi protein, dan bebas kolesterol dan dapat digunakan
untuk menggantikan daging.
2. Bahan olahan dari susu: Sedikitnya dua sajian susu skim atau
ekuivalennya setiap hari. Lemak susu pada umumnya jenuh, dan
karera itu bahan olahan dari susu harus direkomendasikan dibuat

13
dari susu skim. Keju alami dan olahan pada umumnya kaya akan
lemak. Keju cottage yang rendah atau bebas lemak yang terbuat
dari susu skim, keju sintetik yang dibuat dari minyak nabati
merupakan pilihan yang baik. Keju cottage rendah lemak. atau
yogurt dapat disubstitusikan ke sour cream untuk saos celupan
camilan dan kuah salad atau pada kentang.
3. Telur: Batasi kuning telur sampai tiga per minggu pada Diet Tahap
Pertama dan satu per minggu pada Diet Tahap Kedua. Kuning telur
kaya akan lemak dan kolesterol. Putih telur bebas lemak dan
kolesterol dan dapat sering digunakan. Pengganti telur bebas
kolesterol juga telah tersedia.
4. Buah-buahan dan sayuran: Gunakan secara bebas. Buah-buahan
dan sayuran memberikan warna, tekstur, vitamin, mineral, dan
serat dan harus digunakan sebagai bagian dari makanan setiap
bersantap. Bahan nabati tidak mengandung kolesterol, dan
hampir semua buah-buahan dan sayuran rendah lemak.
Terkecuali buah alpukat dan zaitun, yang didiskusikan pada
lemak dan minyak. Gorengan atau penambahan mentega, krim,
atau saos keju meningkatkan kandungan lemak buah-buahan
dan sayuran sampai kadar yang tidak diinginkan.
5. Sereal dan roti: Tingkatkan penggunaannya untuk menggantikan
daging dalam diet. Roti dan sereal merupakan sumber yang baik
dari vitamin dan mineral dan biji-bijian utuh (whole grain) juga
menyediakan serat. Walaupun demikian roti-rotian yang dijual
dan bahkan beberapa sereal (mis. granola) sering tinggi lemak.
Selain itu roti intan (muffin), pisang dan buah lainnya atau roti
kacang, roti jagung, pancakes, dan waffles mengandung sejumlah
telur yang bermakna. Bahan yang dibuat di rumah dengan putih
telur atau pengganti telur dan lemak ataupun minyak dapat
diberikan.
6. Lemak dan minyak: Batasi sampai 6-8 sendok teh per hari. Lemak
dan minyak yang tinggi akan lemak jenuh dan/atau kolesterol harus
sebanyak mungkin dihindari. Mentega, lard, dan lemak hewan

14
lainnya kaya akan lemak jenuh dan kolesterol. Lemak nabati bebas
kolesterol, kecuali minyak kelapa, kelapa sawit, dan minyak
tempurung kelapa sawit tinggi lemak jenuh. Minyak ini sering
digunakan dalam roti-rotian, makanan olahan, minyak popcorn,
dan nondairy creamers.
Lemak "tidak jenuh" adalah lemak yang mengandung satu
(monounsaturated) atau lebih (polyunsaturated) ikatan rangkap.
Lemak ini tidak meningkatkan kolesterol darah, tetapi mereka
tinggi kalori dan rendah dalam zat gizi lainnya. Margarin yang
dibuat dari lemak tidak jenuh (Tabel 13-4) lebih disenangi daripada
mentega. Walaupun demikian, baik margarin maupun shortening
sebagian dihidrogenisasi dan karenanya mengandung asam lemak
trans, yang tidak terjadi secara alami dan tidak boleh dimakan
berlebihan (Pada Diet Tahap Pertama, shortening harus dihindari
sama sekali).
Hampir semua biji-bijian dan kacang-kacangan
mengandung lemak tidak jenuh, tetapi mereka tinggi dalam
kandungan lemak sehingga membuatnya tinggi kalori. Jadi satu
sendok makan kacangkacangan atau 2 sendok teh keju kacang
(peanut butter) ekuiyalen dengan satu sendok teh lemak. Makanan
lain yang ekuivalen dengan I sendok teh lemak adalah: I sendok
makan salad dressing yang reguler, 2 sendok teh mayonnaise atau
margarin diet, 5 buah zaitun besar atau 10 buah zaitun kecil, dan
seperdelapan alpukat yang besarnya sedang.

3.1.4 Jenis-jenis diet jantung :


a. Diet jantung I
Diet jantung I diberikan pada klien dengan miokard infark akut
atau gagal jantung berat. Makanan diet jantung I mengandung sangat
rendah kalori dan semua zat gizi. Jumlah cairan yang dapat diberikan
bila tubuh klien mentleransi sebanyak -1,5 L sehari selama 1-2 hari
pertama
Nilai gizi yang diberikan : Jumlah Kalori 835 g
Golongan Takaran

15
Protein 21 g
Lemak 24 g
Karbohidrat 140 g
Kalsium (CA) 0,8 g
Zat besi (Fe) 4,2 g
Vitamin A 2176 SI
Thiamin 0,4 mg
Vitamin C 209 mg
Natrium 304 mg

b. Diet jantung II
Dietantung ini diberikan setelah fase akut MCI teratasi secara
bertahap dalam bentuk lunak. Makanan diet ini mengandung rendah
kalori, protein, dan thiamin. Klien mendapatkan diet jantung II rendah
garam berdasarkan derajat hipertensi atau edema yang menyertainya.
Nilai gizi yang diberikan : jumlah kalori 1325 g
Golongan Takaran
Protein 44 g
Lemak 35 g
Karbohidrat 215 g
Kalsium 0,4 g
Zat besi 11,9 mg
Vitamin A 9852 SI
Thiamin 0,6 mg
Vitamin C 212 mg
Natrium 248 mg

Contoh menu diet jantung II :


Pagi : bubur nasi, telur rebus ½ masak, tumis labu siam dan tomat susu
Jam 10.00 slada papaya
Siang : bubur nasi, tim daging giling, setup bayam, sup sayuran,papaya
Jam 16.00 air jeruk
Sore : bubur nasi, semur daging giling, setup bayam, dan pisang
c. Diet jantung III
Diet ini diberikan pada klien yang mendapatkan diet peralihan
dari diet jantung II atau klien dengan penyakit jantung yang tidak
sangat berat. Makanan ini mengandung rendah kalori, tetapi memiliki
cukup zat gizi lainnya. Bentuk makanan yang diberikan lunak atau
biasa. Klien mendapatkan diet jantung III rendah garam brdasarkan
derajat hipertensi atau edema yang menyertainya.
Nilai gizi yang diberikan : jumlah kalori 1756 g

16
Golongan Takaran
Protein 64 g
Lemak 41 g
Karbohidrat 290 g
Kalsium 0,4 g
Zat besi 22,6 mg
Vitamin A 8938 SI
Thiamin 0,9 mg
Vitamin C 211 mg
Natrium 172 mg

Contoh menu diet jantung III


Pagi nasi tim, telur ½ masak, setup wortel, dan teh manis
Jam 10.00 slada papaya
Siang : nasi tim, daging bumbu tomat, tempe bacem, sayur bening, dan
papaya
Jam 16.00 air jeruk
Sore : nasi tim, ikan pepes, tahu tim, cah sayuran, dan pisang
d. Diet jantung IV
Diet ini diberikan pada klien yang mendapatkan peralihan diet
dari diet jantung III atau klien dengan penyakit jantung ringan.
Makanan ini mengandung cukup kalori dan zat gizi lainnya. Bentuk
makanan yang diberikan dalam bentuk biasa. Klien mendapatkan diet
jantung IV rendah garm berdasarkan derajat hipertensi atau edema
yang menyertainya.
Nilai gizi yang diberikan : Jumlah kalori 2023 g
Golongan Takaran
Protein 67 g
Lemak 51 g
Karbohidrat 329 g
Kalsium 0,4 g
Zat besi 23 mg
Vitamin A 8938 SI
Thiamin 1 mg
Vitamin C 211 mg
Natrium 172 mg

Contoh menu diet jantung IV :


Pagi : nasi, telur ½ masak, setup wortel, dan the manis
Jam 10.00 slada papaya
Siang : nasi, daging bumbu tomat, tempe bacem, sayur bening, dan
papaya
Jam 16.00 air jeruk

17
Sore : nasi, ikan pepes, tahu tim, cah sayuran, dan pisang.

3.2 Diet hiperlipoproteinemia


Diet hiperproteinemia diberikan untuk menurunkan berat badan pada
klien obesitas, dan menurunkan kadar lipid dalam darah.
3.2.1 Intervensi diet pada klien obesitas
Penurunan berat badan dapat dicapai dengan mengkonsumsi
kalori lebih Sedikit daripada energi yang diperlukan. Metode untuk
mencapai penUrunan berat badan meliputi diet, modifikasi perilaku,
olahraga, operasi dan obatobatan dan alat-alat tertentu. Semua hal ini
akan dibahas dałam bab ini.
a. Menentukan sasaran dari berat badan
Pada anak-anak berat badan ideał diperkirakan pada
persentil 50.dari berat menurut tinggi badan pada kartu
pertumbuhan (lihat Lampiran F). Untuk dcwasa, berat badan ideał
dapat ditentukan dengan cara mengambil titik tengah dari tabel
berat badan yang diinginkan.
Berat badan yang tidak lebih 20% dari berat badan ideał
biasanya berhubungan dengan sedikitnya risiko kesehatan.
Walaupun demikian, individu obes harus berpartisipasi dałam
menetapkan sasaran berat badan ini. Terutama pada individu
dengan obes yang berat, sasaran kurang atau sama dengan 120%
dari berat badan ideał dianggap seperti berlebihan.
b. Mempromosikan penurunan berat badan, sambil mempertahankan
massa otot, dengan cara :
1) Diet
a) Diet seimbang rendah kalori.
Diet ini, berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih
dari semua kelompok makanan, walaupun kalori rendah, cukup
pada semua zat gizi. Diet ini adalah pilihan yang terbaik pada
individu dengan berat badan kurang dari 30% kelebihan berat
dan diijinkan kehilangan sekitar 0,5-1 kg/minggu. j kg lemak
tubuh sama dengan sekitar 7000 kkal, jadi penurunan berat
badan ini terwujud dengan mengkonsumsi kurang 500-1000

18
kalori dari kebutuhan total kalori yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan energi sehari.
Untuk menghitung keperluan kalori:
1. Tentukan berat badan ideał dałam kilogram; bila BBI dałam
pound, bagi dengan 2,2.
2. Untuk memperkirakan kebutuhan kalori setiap hari untuk
mempertahankan berat badan, kalikan berat BBI dałam
kilogram dengan: 20-25 kkal bila tidak ada aktłvitas, atau
kali dengan 30 kkal bila beraktivitas sedang, atau kall 35-
50 kkaL bila orang berakualitas berat.
3. Untuk menentukan kalori yang dibutuhkan untuk
penurunan berat badan, kurangi 500-1000 kkal/hari dari
kebutuhan kalori yang diperlukan untuk mempertahan agar
dapat hilang 0,5-1 kg/minggu secara berturut-turut; makan
kurang dari 800 kkal/hari dianggap diet sangat rendah
kalori (DSRK) dan tidak harus digunakan, kecuali di bawah
kontrol dokter.
Penuntun Makanan Setiap Hari atau Daftar Penukar
Makanan untuk Merencanakan Makanan, dipublikasikan oleh
Asosiasi Diabetes Amerika, dapat dipakai untuk merencanakan
diet rendah kalori yang seimbang. Makanan yang rendah lemak
dan tinggi karbohidrat adalah yang diinginkan. Karbohidrat
mempunyai kurang dari setengah kalori yang lemak (per g), dan
metabolisme dari karbohidrat menyebabkan lebih banyak "efek
termik" atau hilangnya panas (dan kehilangan kalori) daripada
lemak.
b) Diet sangat rendah kalori.
Diet sangat rendah kalori (DSRK) adalah menyiapkan
hanya 400-800 kkal/hari. Diet formula khusus (contoh: Optifast)
ada di pasaran, dengan kalori hampir semuanya dalam bentuk
protein kualitas tinggi. Ini terkadang disebut "protein sparing
modified fast" (mempertahan protein dengan mengubah secara

19
cepat). Aturan umum yaitu mengikuti diet sangat rendah kalori
untuk 12-16 minggu, diikuti secara bertahap dengan makanan
biasa lebih dari 3 minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan
nonkalori harus sedikitnya 2 liter/hari untuk mencegah dehidrasi.
Kehilangan 1,5-2,3 kg/minggu terjadi pada DSRK, dengan
kehilangan lebih banyak pada pria. Diet ini dirancang untuk
mencegah hilangnya massa otot, tetapi ada juga kehilangan masa
otot selama periode diet ini. Karena itu penggunaannya terbatas
hanya pada orang-orang yang sedikitnya kegemukan 30%.
Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih
banyak, tapi juga massa otot lebih besar dibandingkan individu
yang kurang gemuk. Akibatnya obesitas ringan akan kehilangan
lebih banyak massa otot selama pembatasan kalori yang sangat
ketat dibandingkan orang yang obesitas berat.
Diet yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada DSRK
yang dipasarkan pada tahun 70-an, yang menyebabkan lebih dari
70 kematian, kebanyakan akibat atrofi miokard. Walaupun
demikian, DRSK ini baru dapat dimulai setelah pasien menjalani
pemeriksaan kesehatan termasuk elektrokardiogram, dan peserta
diet harus menjalani pengukuran elektrolit secara teratur dan
sering diperiksa oleh dokter. Diet tanpa supervisi sering
mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit,
peningkatan asam urat, kelelahan hebat, pusing, dan sakit kepala;
pada penggunaan DSRK jangka panjang terdapat potensi
disritmia ventrikular, serta terjadi makanan yang berlebihan
setelah menjalani diet yang sangat ketat.
Konseling dan modifikasi perilaku adalah penting,
karena setengah sampai duapertiga dari kehilangan berat akan
kembali naik bila tidak menjalani penyuluhan dan modifikasi
perilaku; modifikasi gaya hidup dapat mengurangi jumlah
kenaikan kembali berat badan sekitar sepertiga dari yang
hilang.

20
c) Mode diet.
Diet yang menjajikan kehilangann berat badan dengan
cepat sangat populer. Sayangnya, diet ini cenderung bukan yang
diinginkan karena hal-hal berikut:
1) Makanan tidak cukup nilai gizinya,
2) Mereka memerlukan makanan yang mahal atau persiapan
makanan yang banyak memerlukan waktu,
3) Biasanya makanan ini tidak aman untuk kesehatan,
4) Cara ini tidak membantu mengubah kebiasan buruk makan
seseorang; karena itü kehilangan berat akan segera kembali
dengan cepat
5) Kebanyakan dari kehilangan berat ini adalah cairan atau
massa otot dibandingkan lemak
3.2.2 Bahan makanan yang dapat dikonsumsi oleh klien :
a. Karbohidrat
Bahan makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat
dikonsumsi klien, yaitu beras, jagung, roti, kentang, macaroni,bihun,
tepung-tepungan, selai, madu, gula, dan sirup. Makanan yang harus
dihindari yaitu kue-kue, cake, tarcis yang mengandung susu penuh,
keju,kuning telur, mentega, kelapa, minyak kelapa dan minyak jenuh
lainnya, permen coklat.
b. Protein hewani
Bahan makanan yang mengandung protein hewani yang dapat
dikonsumsi klien yaitu daging sapi, ayam tidak berlemak, lidah dalam
jumlah terbatas, ikan, putih telur, susu skim, yogurt dari susu skim.
Sumber protein hewani yang harus dihindari yaitu semua daging
berlemak seperti babi, domba, kornet, sosis, kuning telur, udang, kerang,
jeroan, jantung,otak, hati, ginjal, susu penuh, es krim, dan keju.
c. Protein nabati
Bahan makanan yang mengandung protein nabati yang dapat
dikonsumsi klien yaitu kacang-kacangan dan hasilnya seperti tempe,
tahu, oncom, keju, kacang tanah.
d. Lemak
Semua jenis minyak dapat diberikan pada klien, kecuali minyak
kelapa, minyak jagung kacang tanah, wijen. Makanan yang mengandung

21
lemakdan harus dihindari klien seperti minyak kelapa, kelapa, santan
kental, lemak hewan, margarin, dan mentega.
e. Sayuran
Semua jenis sayuran dapat diberikan pada klien.
f. Buah-buahan
Semua jenis buah-buahan dapat diberikan pada klien.
g. Bumbu-bumbu
Semua jenis buah-buahan dapat diberikan pada klien.
3.2.3 Macam-macam diet hiperlipoproteinmia
a. Diet hiperlipoproteinmia I
Hiperlipoproteinmia tiper I jarang ditemukan. Diet ini megandung
rendah lemak yang dibatasi 25-35 g. kalori, protein,kolesterol, dan
karbohidrat tidak dibatasi.
b. Diet hiperlipoproteinmia II
Diet ini diberikan pada klien dengan hiperlopiproteinmia tipe II
dapat terjadi pada semua usia, yang diduga bersifat herediter, atau
sekunder pada klien dengan konsumsi tinggi kolestrol,
myxedemia,myeloma, atau penyakit hati. Kadar kolestrol darah biasanya
meningkat, namun kadar trigliserida bisa normal atau meningkat juga.
Diet ini mengandung rendah kolestrol, dan tinggi lemak tidak jenuh
ganda. Kalori, protein dan karbohidrat tidak dibatasi, lemak jenuh
dibatasi, lemak tak jenuh ganda tinggi, kolesterol serendah mungkin.
Syarat-syarat pemberian diet hiperlipoproteinmia II :
1) Asupan lemak dibatasi
2) Rendah kolesterol, diberikan < 300 mg sehari
3) Asupan karbohidrat tidak dibatasi
4) Asupan protein tidak dibatasi
5) Kebutuhan kalori cukup
6) Tinggi serat
Nilai gizi yang diberikan : jumlah kalori 2280 g
Golongan Takaran
Protein 79 g
Lemak 53 g
1. Lemak jenuh 9,2 g
2. Lemak tak jenuh ganda
21 g
3. Lemak tak jenuh ganda/lemak
2,3 g
jenuh
4. Kolesterol 70 mg
Karbohidrat 374 g

22
Kalsium (Ca) 0,5 g
Zat besi (Fe) 28 mg
Vitamin A 11988 SI
Thiamin 1 mg
Vitamin C 194 mg

Contoh menu diet hiperlipoproteinmia II


Pagi : nasi, tempe goring, setup buncis
Jam 10.00 bubur kacang hijau
Siang : nasi, ikan goring, tahu balado, sayur asam, lalap ketimun dan
tomat, dan papaya
Jam 16.00 pepaya
Sore : nasi, daging bumbu bali, tumis kacang merah, sup sayuran,
rebusan sawi, dan pisang
c. Diet hiperlipoproteinemia III
Kasus hiperlipoproteinemia tipe III jarang ditemukan. Diet ini
mengandung rendah kolesterol, kalori diberikan untuk mempertahankan
berat badan normal, protein tinggi, lemak dibatasi 30% dari kalori total
diutamakan pemberian lemak tak jenuh ganda, kolesterol kurang dari 300
mg, dan karbohidrat dibatasi terutama makanan yang terlalu manis.
d. Diet hiperlipoproteinemia IV
Diet ini diberikan pada klien hiperlipoproteinemia IV yang sering
terjadi pada usia lebih dari 20 tahun dengan aterosklerosis premature atau
sekunder diabetes meilitus dan penyakit metabolism lainnya. Kasus ini
biasanya terjadi pada klien yang disertai obesitas, dengan kadar kolesterol
darah normal atau meningkat, dan kadar trigleserida juga tinggi. Diet ini
mengandung karbohidrat 50% dari kalori total dan kolesterol sedang,
kalori diberikan untuk mempertahankan berat badan normal, protein tidak
dibatasi, dan lemak juga tidak dibatasi diutamakan lemak tak jenuh ganda,
kadar kolesterol 300-500 mg, dan karbohidrat dibatasi terutaa makanan
yang terlalu manis.
Syarat-syarat pemberian diet hiperlipoproteinemia IV yaitu :

23
1) Rendah kalori
2) Karbohidrat dibatasi 40-60% dari kalori total
3) Lemak dibatasi diutamakan mengkonsumsi lemak tak jenuh
4) Kolesterol dibatasi : 300-500 mg sehari
5) Protein tidak dibatasi
6) Tinggi serat
Contoh menu diet hiperlipoproteinemia IV :
Pagi : telur ½ masak, irisan tomat
Jam 10.00 salda buah
Siang : nasi, ikan goring, tempe balado, sayur asam, lalap ketimun dan
sambal, serta nanas
Jam 16.00 slada buah
Sore : nasi, daging empal tumis kacang merah, sayur bening, lalap
rebusan, kacang panjang, dan pisang
e. Diet hiperlipoproteinemia V
Hiperlipoproteinemia tipe V jarang ditemukan. Diet ini mengandung
karbohidrat 60% dari kalori total, lemak dibatasi dan kolesterol sedang,
kalori diberikan untuk mempertahankan berat badan normal, protein
tinggi, dan lemak dibatasi 30% dari kalori total diutamakan lemak tak
jenuh ganda, kadar kolesterol 300-500 mg, dan karbohidrat dibatasi
terutama makanan yang terlalu manis.
3.2.4 Diet hipertensi
Hipertensi data dikontrol dengan diet rendah garam. Berdasarkan
derajat hipertensi dan kemampuan klien dalam melaksanakan diet tesebut.
1. Tujuan Diet Rendah garam :
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi
garam atau air dalam jaringan dan menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi.
Bahan Makanan yang Dianjurkan dan tidak Dianjurkan untuk diet rendah garam

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber karbohidrat Beras, kentang, singkong, Roti, biscuit dan kue-kue
terigu, tapioca, hunkwe, yangdimasak dengan garam
gula, makanan yang diolah dapur dan atau baking

24
dari bahan makanan powder dan soda
tersebut diatas tanpa garam
dapur dan soda seperti :
macaroni,mi,bihun,roti,
biscuit, kue kering
Sumber protein Daging dan ikan maksimal Otak, ginjal,lidah, sarden;
hewani 100 g sehari; telur daging, ikan, susu, dan telur
maksimal 1 butir sehari yang diawetkan dengan
garam dapur seperti daging
asap,ham,bacon,dendeng,
abon, keju,ikan asin, ikan
kaleng,kornet,ebi, udang
kering, telur asin, dan telur
pindang
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan Keju kacang tana dan
dan hasilnya yang diolah semua kacang-kacangan
dan dimasak tanpa garam dan hasilnya yang dimasak
dapur dengan garam dapur dan
lain ikatan natrium
Sayuran Semua sayuran segar ; Sayuran yang dimasak dan
sayuran yang diawetkan diawetkan dengan garam
tanpa garam dapur dan dapur dan lain ikatan
natrium benzoat natrium, seperti sayuran
dalam kaleng, sawi asin,
asinan, dan acar
Buah-buahan Semua buah-buahan segar; Buah-buahan yang
buah yang diawetkan tanpa diawetkan dengan garam
garam dapur dan natrium dapur dan lain ikatan
benzoat natrium, seperti buah dalam
kaleng
Lemak Minyak gorengan, Margarin dan mentega biasa
margarin, dan mentega
tanpa garam
Minuman Teh , kopi Minuman ringan

25
Bumbu Semua bumbu-bumbu Garam dapur untuk Diet
kering yang tidak garam I, baking powder,
mengandung garam dapur soda kue, vetsin, dan
dan lain ikatan natrium. bumbu-bumbu yang
Garam dapur sesuai mengandung garam dapur
dengan ketentuan untuk seperti : terasi, maggi,
diet Garam rendah II dan tomato ketchup, petis, dan
III tauco

2. Syarat-syarat Diet Garam Rendah adalah:


a. Cukup energi, protein, mineral, dan vitamin.
b. Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
c. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi
garam atau air dan/ atau hipertensi.
3. Macam Diet dan Indikasi Pemberian Diet Rendah Garam
Diet Garam Rendah diberikan kepada pasien dengan edema atau
asites dan/atau hipertensi seperti yang terjadi pada penyakit
dekompensasio kordis, sirosis hati, penyakit ginjal tertentu, toksemia
pada kehamilan, dan hipertensi esensial.
Diet ini mengandung cukup zat-zat gizi. Sesuai dengan keadaan
penyakit dapat diberikan berbagai tingkat Diet Garam Rendah.
a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na)
Diet Garam Rendah I diberikan kepada pasien dengan
edema, asites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan
makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.
b. Diet Garanl Rendah II (600-800 mg Na)
Diet Garam Rendah II diberikan kepada pasien dengan
edema, asites, dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pemberian
makanan selvari sama dengan Diet Garam Rendah I. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 /2 sdt garam dapur
(2 g). Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

26
c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)
Diet Garam Rendah III diberikan kepada pasien dengan
edema dan/atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama
dengan Diet Garam Rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh
menggunakan 1sdt (4 g) garam dapur.

27
BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau
organisme tertentu. Jenis diet sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal
individu atau keyakinan yang dianur masyarakat tertentu. Beberapa penyakit
tertentu yang diderita pasien dapat disembuhkan dengan cara diet seperti diet
jantung, diet hiperlipoproteinemia dan diet hipertensi. Jenis-jenis diet jantung
digolongkan menjadi empat sesuai dengan tingkatan penyakit yang diderita
oleh pasien. Sedangkan diet hiperlipoproteinemia terdiri dari lima jenis
golongan diet tergantung dari timgkatan penyakitnya. Jika diet hipertensi anya
digolongkan ke dalam tiga jenis dan dianjurkan kepada pasien untuk
mengkonsumsi yang mengandung rendah garam.

4.1 Saran
Diharapkan bagi para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini
dan bisa menjadi referensi untuk pembuatan makalah selanjutnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2006.Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama
Moore, Mary Courtney. 1997. Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi Edisi II.
Jakarta : Hipokrates
Astuti, Harwina Widya. 2010. Ilmu Gizi Dalam Keperawatan. Jakarta Timur : CV
Trans Info Media
Mendelson, T. & Thurston, R. C. 2008. Affective and Cardiovascular Effects of
Experimentally-Induced Social Status.
Al, A. L, dkk. 2007. The Influence of Prayer Coping on Mental Health among
Cardiac Surgery Patients. The Role of Optimism and Acute Distress.

Anda mungkin juga menyukai