Sinode 2019 Keuskupan Bogor
Sinode 2019 Keuskupan Bogor
Dalam memasuki usianya yang ke-70, Keuskupan Bogor, melalui Mgr. Paskalis
Bruno Syukur memaklumkan diadakannya Sinode Keuskupan Bogor yang akan diadakan
sepanjang tahun 2019. Sinode ini akan dibuka pada tanggal 22 Februari 2019, pada
perayaan Pesta Takhta Santo Petrus yang juga bertepatan dengan perayaan syukur 5 tahun
penggembalaan Mgr. Paskalis sebagai Uskup Keuskupan Bogor.
#Sinode2019 merupakan Sinode II Keuskupan Bogor. Sinode pertama diadakan
pada tanggal 21-25 Oktober 2002. Berbeda dengan Sinode 2002, yang bertujuan untuk
merumuskan visi dan misi, serta arah dasar keuskupan, #Sinode2019 ini lebih merupakan
suatu perayaan perjumpaan umat sekeuskupan, merefleksikan dan mengevaluasi berbagai
karya pastoral baik di tingkat paroki, dekanat maupun keuskupan. Tema #Sinode2019
adalah “Sukacita sebagai Communio yang injili, peduli, cinta alam dan misioner.”
Kata ‘sinode’, (Yunani: συoς; Latin: Councilium), terdiri dari dua kata: συ
(sμn = bersama; bersama dengan) dan οος (hodοs = jalan, berjalan). Secara harafiah
dapat diartikan sebagai suatu upaya atau bentuk ‘berjalan bersama’. Dalam konteks ini,
Sinode Keuskupan Bogor dapat diartikan sebagai sebuah perjalanan bersama antara para
pelayan tertahbis (Uskup, Pastor dan Diakon) dan umat beriman untuk merefleksikan,
mengevaluasi, menajamkan serta membaharui reksa pastoral Keuskupan Bogor.
Untuk mewujudkan sinode sebagai suatu perjalanan bersama yang dinamis, hidup
dan berdaya transformatif, #Sinode2019 dijiwai oleh Yesus Kristus yang kita temukan
dalam Injil, bersama dengan Bunda Maria yang menerima Kabar Sukacita dengan tulus;
suatu bentuk kesederhanaan dalam menanggapi panggilan Tuhan.
SEMANGAT INJILI
SUKACITA
Semangat ini diinspirasi oleh teladan dari Bunda Maria yang selalu bersukacita
dalam menjalankan perutusan dari Tuhan. “Bersukacitalah!” adalah salam malaikat
kepada Maria (1:28); kunjungan Maria kepada Elisabet membuat Yohanes melonjak
kegirangan di dalam rahim ibunya (bdk. Luk 1:41). Dalam nyanyian pujiannya, Maria
menyatakan “Jiwaku memuliakan Tuhan dan hatiku bergembira karena Allah,
Penyelamatku” (Luk 1:46-47). Magnificat Anima Mea Dominum. Perjumpaan dalam
Sinode 2019 harus dilakukan dalam suasana hati yang penuh sukacita dan cinta - sama
dengan sukacita dan cinta Bunda Maria menanggapi panggilan Tuhan Allah. Seluruh
umat beriman diharapkan dapat memancarkan semangat ini sepanjang perjumpaan dan
kemudian diharapkan berlanjut seterusnya.
Dengan semangat Bunda Maria, #Sinode2019 mengajak kita untuk senantiasa
bersukacita menanggapi panggilan Tuhan dalam setiap perjumpaan dengan sesama. Dan
sukacita itu semakin jelas ketika kita dengan penuh iman berseru; “Aku ini hamba Tuhan,
terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (Luk 1:38)
SEDERHANA
Sebagai sebuah perjumpaan, #Sinode2019 hendaknya dilakukan dalam
kesederhanaan. Sinode, sebagai wujud ‘berjalan bersama’, hendaknya tidak dibiaskan
dengan berbagai hal teknis. Bentuk acara, penyediaan sarana dan prasarana hendaknya
tidak menjadi kendala dalam proses perjumpaan yang otentik, spontan dan tidak terkesan
dibuat-buat. Pentingnya persiapan secara teknis itu hendaknya tidak mengganggu
pentingnya perjumpaan, dialog dan pertukaran pendapat dan pengalaman berpastoral.
Dialog yang hidup dan transformatif dalam sinode semakin menyadari bahwa
“Tuhan memelihara orang-orang yang sederhana” (Mzm 116:6). Karena itu hendaknya
kita “sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-
perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.
Janganlah menganggap dirimu pandai!” (Rm 12:16).