Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PEMBAHASAN

Gambar 1. Anastesi Lokal


1.1 Teknik Anastesi Lokal dan Regional untuk Pasien Darurat
Menginjeksi anastesi lokal ke dalam jaringan tisu yang mengelilingi suatu saraf
mengakibatkan kehilangan rasa (blockade saraf sensorik) dan menyebabkan paralisis
( blockade saraf motorik ) di daerah yang di pasok oleh saraf tersebut. Anastesi lokal juga
bisa diberikan secara epidural, intrathorakalis, intraperitonealis, dan intraartikularis. Lidokain
dan bupivakain adalah anastesi lokal yang paling umum digunakan. Lidokain diberikan untuk
perbaikan saraf sensorik dan motorik yang cepat dan aksinya sebentar. Bupivakain untuk
lambat dan efek desensitifitas yang lebih lama tanpa merubah saraf motorik. Kombinasi dari
dua agen yang diencerkan dengan larutan garam sering digunakan untuk analgesik cepat yang
bertahan selama 4 sampai 6 jam pada kebanyakan pasien. Menambahkan narkotika dan atau
agen α2 sering memaksimalkan analgesiknya dan meningkatkan waktu penghilang rasa sakit
menjadi 8 sampai 18 jam. Epinefrin dan pengawet merupakan saran gratis yang disarankan.
Penempatan anastesi yang tepat dekat pada saraf, akar atau pleksus di tingkatkan dengan
penggunaan penentu saraf stimulasi. Kucing sepertinya lebih sensitive terhadap efek anastesi
lokal seperti dosis yang lebih rendah digunakan untuk spesies ini.
Tidak seperti kebanyakan anastesi umum, saat dimana hewan dibuat kehilangan
kesadaran dan transmisi saraf berkurang karena depresi system saraf pusat, lokal dan regional
teknik menghalangi inisiasi sinyal yang berbahaya, jadi secara efektif mencegah rasa sakit
tapi juga mengurangi perubahan yang terjadi di tanduk atas tulang belakang, spinothalamic
tracts, cerebellum, reticular activating centers, and cortex. Biasanya respon neurohormonal
yang distimulasi oleh rasa sakit dan stress juga ditumpulkan. Secara keseluruhan, bercampur,
tidak berpengaruh pada daerah sakit yang kronis, dan hasilnya ditingkatkan. Teknik regional

1
terbaik digunakan sebagai bagian analgesic yang terdiri dari pemberian secara terus menerus,
narkotika, a-agonists, anxiolitik, dan perawatan yang baik.

A. Penghalang topical dan infiltrative


Lidokain bisa ditambahkan untuk pelumas steril dalam konsentrasi satu untuk satu
untuk memberikan pengurangan sensasi untuk kateter urin, kateter hidung, analgesic luka
bakar kecil, dan pyotraumatic dermatitis analgesic. Proparakain adalah anastesi topical
berguna untuk luka kornea atau sclera. Anastesi lokal bisa digunakan untuk area infiltrasi
dari kerusakan atau operasi dengan menggunakan kateter waktu lama secara terus
menerus, sistem drainase kateter dan kecil, pompa infuse portable. Ini adalah cara efektif
untuk memberikan analgesic berhari- hari untuk operasi besar atau luka traumatic akibat
cedera jaringan lunak. Walaupun tanpa kateter, insisi, atau regional cedera jaringan lunak
untuk memblok menggunakan kombinasi dari 1 sampai 2 mg/kg lidokain dan 0.5 sampai 2
mg/kg bupivakain diencerkan dengan volume larutan garam yang sama dan 1:9 dengan
sodium bikarbonat efektif untuk menginfiltrasi area luka yang besar.

B. Penghalang saraf cranial


Anastesi lokal diberikan disekitar infraorbital, maxilaris, ophthalmic mentale, dan
saraf alveolar bisa memberikan analgesic yang bagus untuk dental, orofasial, dan trauma
opthalmik dan prosedur operasi. Setiap saraf bisa di desensitisasi dengan menginjeksikan
0.1 sampai 0.3 ml 2% larutan lidokain hidroclorid dan 0.1 sampai 0.3 ml 0.5% larutan
bupivakain menggunakan jarum 1.2- sampai 2.5-cm, 22- to 25- gauge. Penempatan yang
tepat secara perineural melawan intraneural ( formasi neuroma umum ) di optimalkan
dengan menggunakan kateter di foramen melawan pemasukan jarum. Selalu melakukan
asipirasi sebelum memasukan kedalam tubuh untuk mengatur keluar injeksi agen secara
intravascular.

C. Penghalang Intrapleural
Blok ini digunakan untuk memberikan analgesic untuk daerah thoraks, bagian bawah
leher, abdomen bagian depan, untuk rasa sakit diafragma. Dengan persiapan aseptis,
tempatkan jarum kecil (20- to 22- gauge) kateter di rongga thorak diantara ruang
interkostalis ke 7 dan 9 di aspek lateral tengah dari thoraks. Secara aseptis campurkan 0.5
sampai 1 mg/kg dosis lidokain dan 0.2 sampai 0.5 mg/kg dosis bupivakain dengan volume
saline setara dengan volume bupivakain, dan secara perlahan injeksikan dengan waktu 2 -5
menit diikuti dengan aspirasi untuk memastikan bahwa tidak ada injeksi intravascular

2
yang terjadi. Tergantung dimana lokasi lesi, posisikan pasien membiarkan infuse masuk
secara intrapleural untuk “membungkus” area. Paling efektif adalah memposisikan pasien
terlentang untuk beberapa menit diikuti dengan penghalang untuk memastikan anastesi
lokal menempati perut paravertebralis dan selanjutnya ke akar saraf tulang belakang.
Penghalang sebaiknya diulang setiap 3 jam pada anjing dan setiap 8 sampai 12 jam pada
kucing. Amankan kateter pada permukaan kulit untk administrasi yang berulang.

D. Penghalang Brachial Plexus


Administrasi anastesi lokal disekitar pleksus brasialis memberikan analgesic yang
bagus untuk operasi bagian tungkai atau lengan, terutama pada yang jauh dari bahu, dan
amputasi. Teknik penentu letak saraf lebih akurat dan sukses dibandingkan penempatan
anastesi lokal secara sembarang; tetapi, cara terakhir pun berguna. Untuk memasukan
penghalang plexus brachial, ikuti prosedur berikut :
1. Secara aseptis siapkan area kecil dari kulit setelah ujung bahu.
2. Masukan jarum spinal 22-gauge,1.5- to 3- inci secara medial dari sendi bahu, axial
dari lesser tubercle, dan lanjutkan secara caudalis, medial dari badan scapula dan di di
depan kostokondral junction tulang rusuk pertama. Pertama aspirasikan sebelum
menginjeksi untuk memastikan injeksi intravena tidak terjadi.
3. Injeksikan sepertiga dari volume campuran anastesi lokal, dan secara perlahan tarik
jarum dan kipas secara dorsal dan ventral sekaligus menginfus cairan yang sisa.
4. Dosis anastesi lokal mirip dengan penghalang intrapleural.

E. Epidural anastesi dan analgesi


Analgesi epidural mengarah pada injeksi opioid, penisiklidin, a-agonist, atau NSAID
ke ruang epidural. Anastesi epidural dimaksudkan adalah anastesi lokal. Dalam banyak
pasien kombinasi kedua itu digunakan. Analgesi dan anastesi epidural digunakan dalam
variasi rasa sakit operasi akut dan kronis atau rasa sakit akibat trauma di bagian pelvis,
ekor, peritoneum, tungkai, abdomen dan thoraks. Prosedur dimana analgesi dan anastesi
epidural berguna dalam amputasi tungkai depan dan belakang, prosedur ekor atau perineal,
insisi cesar, perbaikan hernia diafragma, pancreatitis, peritonitis, dan penyakit
intervertebral. Penghalang epidural dilakukan menggunakan opioid atau bupivakain akan
tidak menghasilan paresis kaki belakang atau penurunan urinal atau anal tone, tidak seperti
lidokain atau mepivakain penghalang epidural. Morfin adalah salah satu opioid yang
paling berguna untuk jalan masuk dalam ruang epidural karena penyerapan sistemik yang
lambat. Kateter epidural digunakan untuk instalasi obat melalui infuse secara konstan atau
3
injeksi intermitten bisa ditempatkan di anjing dan kucing. Secara rutin ditempatkan pada
lumbosacral junction, kateter ini digunakan dengan koktail diikuti dengan bebas pengawet
morfin, bupivakain, medotemidin, ketamin. Sangat efektif untuk mencegah rasa sakit
kembali di ruang peritoneal atau bagian caudal setengah dari tubuh, kateter mungkin di
maintain jika ditempatkan secara aseptis untuk 7 sampai 14 hari.
Untuk memberikan analgesi dan anastesi epidural, ikuti prosedur ini :
1. Posisikan hewan di lateral atau sterna rekumbensi
2. Potong dan secara aseptis oleskan pada daerah lumbosacral
3. Palpasi craniodorsal paling ujung dari sayap ileum secara bilateral dan gambar garis
bayangan melewati semua itu untuk memperjelas tulang belakang L7 lokasikan
secepatnya dibelakang garis bayangan.
4. Masukan 20- sampai 22- gauge, 1.5- sampai 3- inci jarum spinal atau epidural melalui
kulit hanya bagian tulang belakang L7.
5. Jarum akan kehilangan resistensi ketika dikenalkan ke ruang epidural. Teteskan
larutan garam ke bagian jarum, dan larutan garam akan ditarik ke dalam ruang
epidural saat jarum masuk.

F. Penghalang saraf Interkostal


penghalang saraf intercostals terpisah dan bisa memberikan analgesi efektif untuk
trauma atau rasa sakit setelah operasi. Identifikasi area luka, dan infiltrasikan 3 segmen di
kedua sisi luka dengan analgesic.
Untuk melakukan penghalang saraf intekostal, ikuti prosedur berikut.
1. Gunting dan secara aseptis raba dorsal dan ventral sepertiga dinding dada
2. Palpasi ruang interkostal secara dorsal sejauh mungkin.
3. Gunakan jarum 25-gauge, 0.625 inci pada aspek caudolateral di segmen rusuk yang
dipengaruhi dan yang cranial dan caudal.
4. Arahkan ujung jarum secara kaudal saat ujung jarum “masuk” pada rusuk kaudal.
(tempat ini ujung jarum di proksimitas ke kumpulan neuromuscular yang berisi saraf
interkostal yang berjalan dalam groove di permukaan caudomedial rusuk.
5. Aspirasikan untuk menkorfimasi bahwa obat tersebut tidak akan masuk secara
intravena.
6. Injeksikan secara perlahan bersamaan dengan menarik jarum. Injeksikan 0.5 sampai 1
ml ke setiap daerah, tergantung pada ukuran hewan.

Anda mungkin juga menyukai