OLEH
KELOMPOK II
KELAS C
i
RINGKASAN
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara terjadinya luka dan
tingkat keparahan luka. Sebelum melakukan sebuah operasi, terlebih dahulu operator
harus memastikan riwayat kesehatan hewan dan serta melakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan luka yang diderita oleh pasien. Sebelum tindakan operasi
dilaksanakan, hewan terlebih dahulu dianamnesa, pemeriksaan fisik secara umum.
Anestesi yang diberikan pada teknik operasi ini tergantung dari jenis luka yang diderita,
biasanya kebanyakn jika pasien hanya menderita luka tertutup anestesi yang diberikan
adalah anestesi local, sedangkan untuk luka terbuka lebih sering menggunakan anestesi
umum. Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan
dosis 0,02 0,04 mg/kg berat badan secara intra muskulus. Dilakukan tindakan operasi
jenis-jenis vulnus. Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau
vulnus yaitu dengan melindungi luka, pemberian obat antibiotik dan membatasi
pergerakan serta merawat jahitan.
Kata kunci : Vulnus, termis, Anastesi dan Antibiotik.
SUMMARY
Vulnus (injury) is damage, tearing, or tissue of the skin caused by mechanical, thermal,
or chemical trauma with or without bleeding. Injuries often occur by means of injury
and wound severity. Before performing an operation, the operator must first confirm the
animal health history and also conduct further tests to ensure injuries suffered by the
patient. Before surgery is done, the animal is first planted. The anesthesia given to this
surgical technique depends on the type of injury suffered, usually most if the only
patient suffering from anesthetic injury given is local anesthesia, whereas open wounds
are more likely to use general anesthesia. Premedication used in this surgery is Atropine
Sulfate with a dose of 0.02-0.04 mg / kg intra muscular weight. Form of surgical action
of vulnus types. Postoperative action that can be given to the types of injuries or vulnus
with wound healing, antibiotic treatment and movement habits and stitch care.
Keywords: Vulnus, Thermis, Anesthetics and Antibiotics.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Bedah Khusus Veteriner dengan judul
Teknik Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
Pada makalah ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberi
pengetahuan kepada masyarakat banyak dan semoga juga bermanfaat bagi penulis
sendiri.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN / SUMMARY... ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN.. vi
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PEMBAHASAN 6
5.1 Kesimpulan 18
5.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Value of the Pedicle Omentum Tranfer for the Healing of Large Skin
Wound in Dogs
Lampiran 2. Analysis and post-exposure management of mammalian bite injuries in the
Hungarian Central Military Hospital, 19952005
Lampiran 3. Efikasi Mentimun (Cucumis Sativus L.) Terhadap Percepatan
Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus Combustion) Derajat Iib Pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus)
Lampiran 4. Hubungan Perawatan Luka Dengan Proses Penyembuhan Luka Pada
Klien Luka Robek (Vulnus Laceratum) Di Ruangan Bedah Rsi Ibnu
Sina Bukit tinggi Tahun 2013
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT
2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi dan Jenis-jenis Luka atau Vulnus
3.1.1 Definisi Luka atau Vulnus
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Vulnus (luka terbuka) sering terjadi pada kuda karena kuda memiliki
aktivitas motorik yang tinggi apalagi jika berada pada lingkungan kandang yang tidak
terawat dengan baik.
3.1.2 Jenis-jenis Luka atau Vulnus
A. Bedasarkan Cara Terjadinya Luka & Tingkat Keparahan Luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara terjadinya luka dan tingkat
keparahan luka. Luka di bagi menjadi 2 jenis, yakni :
1. Luka Tertutup (vulnus occlusum).
Luka ini adalah luka dimana kulit pasien tetap utuh dan tidak ada hubungan antara
jaringan dibawah kulit dengan dunia luar, jadi kerusakan diakibatkan trauma benda
tumpul. Luka tertutup diantaranya, yaitu :
Contusio (vulnus confusion), dimana kerusakan jaringan dibawah kulit dari luar
hanya tampak sebagian benjolan.
Hematoma, dimana kerusakan jaringan di bawah kulit disertai perdarahan
sehingga dari luar tampak kebiruan.
Luka lecet (vulnus abrasi), dimana yang rusak hanya bagian superfisial kulit atau
tidak seluruh tebal kulit.
Bulla (lepuh) hanya terjadi dibawah kulit epidermis sehingga timbul ruangan
berisi cairan. Kasusnya pada luka bakar
Dislokasi
Fraktur tertutup
Lacerasi organ interna misalnya pada hati dan limpa
3
2. Luka terbuka (vunus aprtum)
Jenis luka ini adalah luka dimana kulit atau jaringan dibawah kulit mengalami
kerusakan. Penyebab luka ini adalah karena terkena benda tajam, tembakan, dan benturan
keras dari benda tumpul pada kecelakaan lalu lintas. Macam-macam luka terbuka, yaitu :
Luka gigitan (vulnus marsum). Luka ini biasanya ditimbulkan akibat gigitan
binatang seperti anjing, kucing, harimau, beruang, ular.
Luka tajam (vulnus scissum), Luka berupa garis yang tidak teratur dan jaringan
kulit disekitar luka ikut mengalami kerusakan, atau disebabkan oleh alat tajam
seperti pisau atau kaca.
Luka tusuk tajam (vulnus traumaticus). Luka robek ini biasanya merupakan luka
yang disebabkan oleh benda tajam, mulut luka lebih sempit dibandingkan ukuran
dalamnya. Tepi luka biasanya ikut terdorong masuk kedalam luka,misalnya
tusukan pisau dan menginjak paku.
Luka penetrasi (vulnus penetratum), merupakan luka yang dapat menembus
rongga tubuh seperti peritonium dan pleura, luka ini menembus rongga paru-paru,
dengan demikian udara akanmasuk kedalam paru-paru akibatnya paru-paru pada
sisi yang luka akan collaps atau mengempis. Penderita akan nampak kesakitan
ketika bernafas, gerakan iga pada sisi yang luka menjadi kurang dan mendadak
merasa sesak.
Fraktur terbuka
Luka avulsi (vulnus avulsum), merupaka luka yang terjadi diserta dengan
lepasnya sebagian atau seluruh jaringan seperti telinga yang lepas, operasi pada
pengangkatan tumor dimana jaringan yang sehat juga ikut terangkat.
Luka tumpul, merupakan luka akibat benda tumpul, seperti luka tembak (vulnus
sclopetum
B. Berdasarkan derajat kontaminasi luka
a) Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi untuk
terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring,traktus respiratorius maupun
traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka tetap dalam keadaan
bersih. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.
4
b) Luka bersih terkontaminasi
Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol. Proses
penyembuhan luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda infeksi.
Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
c) Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menunjukan tanda
infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau
kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi. Kemungkinan
infeksi luka 10% - 17%.
d) Luka kotor
Luka kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati
dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa sebagai akibat
pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi visera,
abses dan trauma lama.
3.2 Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
Operasi Vulnus biasanya dilakukan jika terjadi luka robek yang disebabkan oleh
trauma benda tajam (paku, sisa pohon, kawat pagar dan sebagainya) atau benda tumpul
(batu, batang pohon, tali pelana dan sebagainya).
5
BAB IV
PEMBAHASAN
6
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu :
Antiseptik (iodin)
Alcohol 70%
Antibiotic
Anti inflamasi
Obat Anestesi
C. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dan meja operasi didesinfeksi menggunakan desinfektan. Selain
itu, perlengkapan alat juga didesinfeksi. Kemudian dilakukan fumigasi dengan
menggunakan formalin 10% dan KMnO4 1% (1:2) dan dibiarkan selama 15 menit.
D. Persiapan Operator
Operator harus menggunakan seperangkat APD (Alat Pelindung Diri) untuk
tujuan sterilitas prosedur pelaksanaan operasi. APD yang dimaksud meliputi ;
1. Mengenakan penutup kepala
2. Mengenakan masker
3. Mencuci hamakan tangan dari ujung jari sampai siku dengan antiseptik
4. Mengenakan baju operasi steril
5. Mengenakan sarung tangan dan alas kaki steril
Operator harus dalam keadaan steril terutama pada bagian jari-jari tangan
harus dicuci memakai air sabun dan disikat, kuku harus pendek dan tidak boleh
memakai asesoris. Operator juga tidak boleh menggunakan alas kaki, setelah semua
selesai dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan :
1. Pemasangan infus (jika diperlukan)
2. Pembiusan,
3. Fixasi hewan di meja operasi
4. Pengolesan antiseptik pada bagian dan sekitar kulit yang akan di insisi.
7
E. Premedikasi dan Anastesi
Anestesi yang diberikan pada teknik operasi ini tergantung dari jenis luka
yang diderita, biasanya kebanyakn jika pasien hanya menderita luka tertutup anestesi
yang diberikan adalah anestesi local, sedangkan untuk luka terbuka lebih sering
menggunakan anestesi umum. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus
disarankan untuk menggunakan anestesi umum.
Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan
dosis 0,02 0,04 mg/kg berat badan secara intra muskulus. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya muntah, hipersalivasi dan sebagai sedatif. Setelah sepuluh menit
dilanjutkan dengan pemberian anastesi umum, diberikan Ketamin 10 40 mg/kg berat
badan, Xylazin 1 3 mg/kg berat badan yang dikombinasikan dalam satu spuit secra
intra muskulus.
Kombinasi obat anastesi dilakukan untuk mendapatkan anastesi yang
sempurna, dimana kedua obat ini mempunyai efek kerja yang antagonis atau
berlawanan, sehingga efek buruk yang ditimbulkan berkurang. Ketamin mempunyai
sifat analgesik, analgesik dan kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya
sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem viseral. Tidak
menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi.
Ketamin mimiliki kekurangan yaitu sangat lemah sifat analgesik pada visceral karena
itu tidak dapat diberikan secara tunggal untuk prosedur operasi.
Sedangkan xylazin mempunyai efek sedasi, analgesi,anastesi dan pelemas otot
pada dosis tertentu. Xylazin mempunyai efek terhadap sistem sirkulasi, penafasan dan
penurunan suhu tubuh. Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh
hipotensi yang berlangsung lama. Setelah hewan benar-benar teranastesi baru
dilakukan tindakan operasi sesuai dengan jenis luka yang diderita oleh pasien.
8
4.2 Tindakan Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
1. Vulnus Ekskoriasi (Luka lecet)
Penanganan dengan melakukan pembersihan menggunakan antiseptik secara rutin
pada daerah luka hingga vulnus kering.
2. Vulnus Scissum (Luka sayat)
Penanganan dengan membersihkan dan memberikan antiseptik hingga luka sembuh.
9
pembalut penekan atau pembalut cepat yang salah satu sisinya digunting sebagai
pengkait benda yang tertancap. Amati kedalaman luka tusuk, apabila tusukan tidak
terlalu dalam maka hanya diberikan antiseptik dan dibiarkan luka terbuka. Sedangkan
jika luka tusukan dalam dan terjadi perdarahan hebat maka lakukan ligasi pembuluh
darah yang terpotong dan penutupan jaringan dengan jahitan pada otot dengan benang
absorable pola simple interupted dan bagian subkutan hingga kulit dengan benang non
absorable pola simple interupted.
10
6. Vulnus Combustion (Luka bakar)
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan luka dibawah air mengalir tujuannya
untuk memindahkan kalor, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Bila
terbentuk bula dapat dibedah. Kemudian perawatan luka terbuka dengan tetap
menjaga sterilitas karena luka ini sangat mudah terinfeksi dan pastikan keseimbangan
cairan dalam tubuh pasien harus tetap dipantau.
11
penutupan kulit luka tidak mengenai jaringan subcutan yang berada disekitar luka.
Penutupan luka seperti ini juga dimaksudkan untuk mencegah pembendungan cairan
(pembentukan seroma).
Gambar 7. Pada kulit anjing terdapat hematoma yang merupakan salah satu jenis luka
tertutup, dimana kerusakan jaringan di bawah kulit disertai perdarahan.
12
9. Luka Terbuka
A. Luka gigitan: Pada ular Phyton reticulatus (Puspo Kajang)
Pasien dianastesi dengan anastesi umum, lalu baringkan pada posisinya. Lalu luka
dibersihkan menggunakan NaCl fisiologis, antiseptik, antibiotik (nebasetin
powder) kemudian dijahit dengan pola terputus sederhana dengan menggunakan
benang silk.
B. Luka Terbuka : Pada anjing betina Greyhound.
Pasien diananstesi dengan anastesi umum, lalu dibaringkan pada posisi lateral
recumbency. Luka pada tubuh pasien dibersihkan dengan menggunakan larutan
NaCl fisiologis. Setelah dibersihkan dilakukan identifikasi bagian kulit yang akan
dielevasi dan ditransposisi.
Kulit diinsisi pada bagian lateral dan medial dimulai dari bagian proksimal
elbow. Kulit bagian lateral dielevasikan dan ditransposisikan ke bagian cranial
luka. Lalu dilakukan pertautan kulit menggunakan benang 4/0 monofilament
nylon dengan pola jahitan simple interrupted.
Gambar 10. Gambar a dan b menunjukkan penentuan posisi insisi dan banyaknya
kulit yang dapat dielavasi dan ditransposisi.
13
Gambar 11. Anjing Greyhound betina berumur 10 tahun, dengan luka terbuka
selebar 20cm.
Gambar 12. Insisi lateral dan medial dimulai dari bagian proximal elbow.
14
Gambar 13. Ilustrasi insisi : a). Insisi lateral dan medial. b). Elevasi dan transposisis
insisi lateral ke arah cranial luka. c). Kulit disatukan.
15
4.3 Tindakan Post-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau vulnus yaitu :
1) Melindungi Luka
Tujuannya adalah melakukan kontrol kebersihan luka agar luka post operasi tidak
infeksi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi luka yaitu :
Pembalutan Luka
Bekas luka sayatan setelah operasi sebaiknya dibalut dengan perban steril supaya
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme luar.
Memakai Elizabeth Collar
Pemakaian Elizabeth Collar dapat dilakukan untuk menghindari pasien (hewan)
menggaruk luka operasi.
2) Pemberian Obat
Pemberian obat disesuaikan dengan keperluan terhadap jenis-jenis luka atau vulnus
tersebut. Obat-obatan yang biasanya diberikan pada saat setelah tindakan operasi
vulnus yaitu :
Antibiotik
Antibiotik sangat penting dalam proses perawatan pasca operasi. Antibiotik
diberikan selama 5 hari yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
luka bekas operasi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik yang biasanya
diberikan yaitu Duphapen 1cc.
Analgesik
Analgesik merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri pasca operasi
dan komplikasinya seperti mual dan muntah. Analgesic yang biasanya diberikan
yaitu analgesik antrain 1cc via IM.
Anti inflamasi
Obat anti inflamasi (anti radang) adalah suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi
(anti radang). Antiinflamasi yang biasanya digunakan yaitu antiinflamasi
carprofen 2.2 mg/kg diberikan 2 hari sekali selama 5 hari.
Hemostatika
Hemostatika dapat diberikan setelah operasi, karena obat ini berfungsi untuk
menghentikan pendarahan.
16
Vitamin B Kompleks, vitamin A, vitamin C
Pemberian vitamin B Kompleks, vitamin A, vitamin C setelah operasi bertujuan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari pasien (hewan). Vitamin yang
biasanya diberikan yaitu vitamin injectavit 1 cc.
Laktat Ringer dan dextrose 5%
Laktat Ringer dan dextrose 5% dapat diberikan setelah operasi yang bertujuan
menjaga kondisi pasien agar tetap stabil.
3) Membatasi Pergerakan
Untuk membatasi pergerakan pasien (hewan) setelah operasi, hewan
diintirahatkan dengan dikandangkan atau diikat sehingga proses kesembuhan dapat
berjalan lebih cepat.
4) Perawatan jahitan
Merawat jahitan agar tidak terbuka atau terputus pada saat belum waktunya
sangat penting. Dalam perawatan jahitan dokter hewan harus sering memonitoring
atau mengawasi pasien aning/kucing serta sering mengganti balutan yang menutupi
luka jahitan.
Pengangkatan jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.
Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis
pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi. Biasanya
luka yang memerlukan jahitan, jahitan baru diangkat setelah 10 hari post operasi
atau menunggu luka tertutup dengan baik.
5) Memberi Nutrisi Yang Baik
Selain dengan perawatan yang baik, pemberian nutrisi merupakan faktor
penting yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi. Jenis
makanan yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan adalah makanan
yang banyak mengandung protein seperti ikan dan daging.
17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Vulnus (luka terbuka) sering terjadi pada kuda karena kuda memiliki
aktivitas motorik yang tinggi apalagi jika berada pada lingkungan kandang yang tidak
terawat dengan baik. Berdasarkan cara terjadinya luka dan tingkat keparahan luka. Luka
di bagi menjadi 2 jenis, yakni : Luka Tertutup (vulnus occlusum), dan Luka terbuka
(vunus aprtum). Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus, biasanya dilakukan jika
terjadi luka robek yang disebabkan oleh trauma benda tajam (paku, sisa pohon, kawat
pagar dan sebagainya) atau benda tumpul (batu, batang pohon, tali pelana dan
sebagainya).
Tindakan Pre-Operasi, sebelum melakukan sebuah operasi, terlebih dahulu
operator harus memastikan riwayat kesehatan hewan dan serta melakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk memastikan luka yang diderita oleh pasien. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan fisik dan juga anamnesis serta pemeriksaan-pemeriksaan
lainnya yang mungkin diperlukan. Dan operator harus mempersiapkan Hewan, Alat dan
Bahan, Ruang Operasi, Premedikasi dan Anastesi. Jenis-jenis Luka atau Vulnus, Vulnus
Ekskoriasi (Luka lecet), Vulnus Scissum (Luka sayat), Vulnus Laceratum (Luka robek),
Vulnus Punctum (Luka tusuk), Vulnus Morsum (Luka gigit), Vulnus Combustion (Luka
bakar), Vulnus Contusum (Luka kontusio), Luka Tertutup : Hematoma, dan Luka
Terbuka. Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau vulnus
yaitu, Melindungi Luka, Pemberian Obat, Membatasi Pergerakan, Perawatan jahitan,
dan Memberi Nutrisi Yang Baik.
5.2. Saran
Penanganan pada tehnik operasi vulnus harus mengikuti prosedur tehnik operasi
yang benar agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan
terjadinya infeksi lanjutan, Dan pengobatan pada luka harus dilakukan dengan baik dan
benar, karena melalui luka mikroorganisme dapat masuk kedalam tubuh kemudian
menyebabkan penyakit yang lebih parah. Perawatan luka juga sangat perlu diperhatikan
agar tidak terjadi infeksi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Sudisma Ngurah,dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Universitas Udayana.
Denpasar.
Pudji Rahardjo. 2016. Vulnus Sclopetorum Pada Anjing Lokal. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Denpasar. Dwinna Aliza, Et. All. 2016. Efikasi Mentimun (Cucumis
Sativus L.) Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus Combustion) Derajat
Iib Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria Vol. 10 No. 2, Mei 2016
Mera Delima, et. All. 2013. Hubungan Perawatan Luka Dengan Proses Penyembuhan Luka
Pada Klien Luka Robek (Vulnus Laceratum). Di Ruangan Bedah Rsi Ibnu Sina
Bukittinggi
Andrs Fekete, Lajos Zsiros. 2005. Analysis and post-exposure management of mammalian
bite injuries in the Hungarian Central Military Hospital, 19952005.
CaiXia Wang, et. All. Value of the Pedicle Omentum Transfer for the Healing of Large Skin
Wound in Dogs. Veterinary Medical College, Huazhong Agricultural University,
Wuhan China.
19