Anda di halaman 1dari 25

Tugas Mata Kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner

TEKNIK OPERASI JENIS-JENIS LUKA ATAU VULNUS

OLEH
KELOMPOK II
KELAS C

Putu Ayu Purbani Novia Dewi 1409005035


Dewi Pradnya Yanti Kadek 1409005036
Baja Sadhayu Putrawan 1409005037
D.S.M Odiec Yusma Purnawan 1409005042
Dody Joel Purba 1409005048

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017

i
RINGKASAN
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara terjadinya luka dan
tingkat keparahan luka. Sebelum melakukan sebuah operasi, terlebih dahulu operator
harus memastikan riwayat kesehatan hewan dan serta melakukan pemeriksaan lebih
lanjut untuk memastikan luka yang diderita oleh pasien. Sebelum tindakan operasi
dilaksanakan, hewan terlebih dahulu dianamnesa, pemeriksaan fisik secara umum.
Anestesi yang diberikan pada teknik operasi ini tergantung dari jenis luka yang diderita,
biasanya kebanyakn jika pasien hanya menderita luka tertutup anestesi yang diberikan
adalah anestesi local, sedangkan untuk luka terbuka lebih sering menggunakan anestesi
umum. Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan
dosis 0,02 0,04 mg/kg berat badan secara intra muskulus. Dilakukan tindakan operasi
jenis-jenis vulnus. Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau
vulnus yaitu dengan melindungi luka, pemberian obat antibiotik dan membatasi
pergerakan serta merawat jahitan.
Kata kunci : Vulnus, termis, Anastesi dan Antibiotik.

SUMMARY
Vulnus (injury) is damage, tearing, or tissue of the skin caused by mechanical, thermal,
or chemical trauma with or without bleeding. Injuries often occur by means of injury
and wound severity. Before performing an operation, the operator must first confirm the
animal health history and also conduct further tests to ensure injuries suffered by the
patient. Before surgery is done, the animal is first planted. The anesthesia given to this
surgical technique depends on the type of injury suffered, usually most if the only
patient suffering from anesthetic injury given is local anesthesia, whereas open wounds
are more likely to use general anesthesia. Premedication used in this surgery is Atropine
Sulfate with a dose of 0.02-0.04 mg / kg intra muscular weight. Form of surgical action
of vulnus types. Postoperative action that can be given to the types of injuries or vulnus
with wound healing, antibiotic treatment and movement habits and stitch care.
Keywords: Vulnus, Thermis, Anesthetics and Antibiotics.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Bedah Khusus Veteriner dengan judul
Teknik Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


penulis dalam menyelesaikan tugas Bedah Khusus Veteriner tepat pada waktunya.
Tugas ini berisi mengenai pemaparan ilmu bedah serta bagian bagiannya.

Pada makalah ini penulis merasa banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat memberi
pengetahuan kepada masyarakat banyak dan semoga juga bermanfaat bagi penulis
sendiri.

Denpasar, 14 November 2017

Penulis

iii
DAFTAR ISI
RINGKASAN / SUMMARY... ii

KATA PENGANTAR.. iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR GAMBAR v

DAFTAR LAMPIRAN.. vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN .. 2

2.3 Tujuan penulisan .. 2

2.4 Manfaat Penulisan ... 2

BAB III TINAJUAN PUSTAKA 3

3.1 Definisi dan Jenis-jenis Luka atau Vulnus 3

3.2 Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus 5

BAB IV PEMBAHASAN 6

4.1 Tindakan Pre-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus 6

4.2 Teknik Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus 9

4.3 Tindakan Post-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus 16

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 18

5.1 Kesimpulan 18

5.2 Saran 18

DAFTAR PUSTAKA

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Vulnus scissum ....................................................................................9


Gambar 2. Vulnus laceratum.....9
Gambar 3. Kedalaman luka tusuk .................................. . 10
Gambar 4. Vulnus morsum ................................................................... .....10
Gambar 5. Vulnus combustion ...11
Gambar 6. Vulnus contusum. ........................ ............................ 11
Gambar 7. Luka Tertutup mengalami Kerusakan Pendarahan.. 12
Gambar 8. Terlihat adanya akumulasi darah .................12
Gambar 9. Penutupan luka dengan menggunakan steples khusus .12
Gambar 10. Posisi insisi dan dielavasi dan ditransposisi.13
Gambar 11. Anjing dengan luka terbuka selebar 20cm .14
Gambar 12. Insisi lateral dan medial dimulai dari bagian proximal elbow 14
Gambar 13. Ilustrasi insisi .15
Gambar 14. Hasil akhir operasi ..15

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Value of the Pedicle Omentum Tranfer for the Healing of Large Skin
Wound in Dogs
Lampiran 2. Analysis and post-exposure management of mammalian bite injuries in the
Hungarian Central Military Hospital, 19952005
Lampiran 3. Efikasi Mentimun (Cucumis Sativus L.) Terhadap Percepatan
Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus Combustion) Derajat Iib Pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus)
Lampiran 4. Hubungan Perawatan Luka Dengan Proses Penyembuhan Luka Pada
Klien Luka Robek (Vulnus Laceratum) Di Ruangan Bedah Rsi Ibnu
Sina Bukit tinggi Tahun 2013

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Luka atau vulnus adalah hilangnya atau rusaknya sebagian dari jaringan tubuh.
Keadaan luka ini banyak penyebabnya. Diantaranyah luka karena sebab trauma benda
tajam atau tumpul, ledakan, zat kimia, perubahan suhu, sengatan listrik, atau pun gigitan
hewan ke hewan lainnya. Jenis-jenis luka dapat dikelompokan berdasarkan tingkat
kontaminasi, stadium, waktu penyembuhan luka, dan sebab terjadinya luka. Secara umum
luka dapat sembuh dengan sendirinya sebagai bentuk respon tubuh untuk memperbaiki
sendiri apa yang rusak pada bagian tubuhnya. Proses penyembuhannya dapat berupa
kesembuhan luka primer, sekunder dan tersier. Penyembuhan sekunder memerlukan
waktu yang lebih lama sehingga kemungkinan terjadinya infeksi lebih besar.
Penyembuhan luka sekunder berbeda dengan penyembuhan luka primer karena luka
sekunder lebih luas dan tepinya tidak berdekatan.
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang
sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis. Tujuan penyembuhan luka
adalah untuk mengembalikan kondisi haemostasis sehingga dicapai kestabilan fisiologis
jaringan atau organ. Pada luka yang lebih parah kemungkinan tidak bisa mengembalikan
fungsinya secara normal. Luka ada kulit melalui proses penyembuhan primer maupun
sekunder. Proses penyembuhan tersebut pada dasarnya sama perbedaannya lebih
disebabkan oleh sifat luka seperti luasnya luka. Kesembuhan luka primer adalah
penyembuhan luka yang kedua tepinya bertemu dalam upaya proses penyembuhan luka.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa Pengertian dan Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?
1.2.2 Apa Penyebab dari Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?
1.2.3 Bagaimana Indikasi dari Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?
1.2.4 Bagaimana Tindakan Pre-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?
1.2.5 Bagaimana Teknik Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?
1.2.6 Bagaimana Tindakan Post-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus ?

1
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan Penulisan


2.3.1 Untuk Mengetahui apa Pengertian dan Jenis-jenis Luka atau Vulnus.
2.3.2 Untuk Mengetahui apa Penyebab dari Jenis-jenis Luka atau Vulnus.
2.3.3 Untuk Mengetahui Bagaimana Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus.
2.3.4 Untuk Mengetahui Tindakan Pre-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus.
2.3.5 Untuk Mengetahui Teknik Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus.
2.3.6 Untuk Mengetahui Tindakan Post-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus.

2.2. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :
Melalui paper ini diharapkan kalangan mahasiswa khususnya mahasiswa Fakultas
Kedokteran Hewan memiliki wawasan lebih mengenai teknik operasi vulnus dan dapat
mengaplikasikan teknik operasi vulnus dengan prosedur yang baik dan benar dengan
tujuan yang tepat.

2
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi dan Jenis-jenis Luka atau Vulnus
3.1.1 Definisi Luka atau Vulnus
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Vulnus (luka terbuka) sering terjadi pada kuda karena kuda memiliki
aktivitas motorik yang tinggi apalagi jika berada pada lingkungan kandang yang tidak
terawat dengan baik.
3.1.2 Jenis-jenis Luka atau Vulnus
A. Bedasarkan Cara Terjadinya Luka & Tingkat Keparahan Luka
Luka sering digambarkan berdasarkan bagaimana cara terjadinya luka dan tingkat
keparahan luka. Luka di bagi menjadi 2 jenis, yakni :
1. Luka Tertutup (vulnus occlusum).
Luka ini adalah luka dimana kulit pasien tetap utuh dan tidak ada hubungan antara
jaringan dibawah kulit dengan dunia luar, jadi kerusakan diakibatkan trauma benda
tumpul. Luka tertutup diantaranya, yaitu :
Contusio (vulnus confusion), dimana kerusakan jaringan dibawah kulit dari luar
hanya tampak sebagian benjolan.
Hematoma, dimana kerusakan jaringan di bawah kulit disertai perdarahan
sehingga dari luar tampak kebiruan.
Luka lecet (vulnus abrasi), dimana yang rusak hanya bagian superfisial kulit atau
tidak seluruh tebal kulit.
Bulla (lepuh) hanya terjadi dibawah kulit epidermis sehingga timbul ruangan
berisi cairan. Kasusnya pada luka bakar
Dislokasi
Fraktur tertutup
Lacerasi organ interna misalnya pada hati dan limpa

3
2. Luka terbuka (vunus aprtum)
Jenis luka ini adalah luka dimana kulit atau jaringan dibawah kulit mengalami
kerusakan. Penyebab luka ini adalah karena terkena benda tajam, tembakan, dan benturan
keras dari benda tumpul pada kecelakaan lalu lintas. Macam-macam luka terbuka, yaitu :
Luka gigitan (vulnus marsum). Luka ini biasanya ditimbulkan akibat gigitan
binatang seperti anjing, kucing, harimau, beruang, ular.
Luka tajam (vulnus scissum), Luka berupa garis yang tidak teratur dan jaringan
kulit disekitar luka ikut mengalami kerusakan, atau disebabkan oleh alat tajam
seperti pisau atau kaca.
Luka tusuk tajam (vulnus traumaticus). Luka robek ini biasanya merupakan luka
yang disebabkan oleh benda tajam, mulut luka lebih sempit dibandingkan ukuran
dalamnya. Tepi luka biasanya ikut terdorong masuk kedalam luka,misalnya
tusukan pisau dan menginjak paku.
Luka penetrasi (vulnus penetratum), merupakan luka yang dapat menembus
rongga tubuh seperti peritonium dan pleura, luka ini menembus rongga paru-paru,
dengan demikian udara akanmasuk kedalam paru-paru akibatnya paru-paru pada
sisi yang luka akan collaps atau mengempis. Penderita akan nampak kesakitan
ketika bernafas, gerakan iga pada sisi yang luka menjadi kurang dan mendadak
merasa sesak.
Fraktur terbuka
Luka avulsi (vulnus avulsum), merupaka luka yang terjadi diserta dengan
lepasnya sebagian atau seluruh jaringan seperti telinga yang lepas, operasi pada
pengangkatan tumor dimana jaringan yang sehat juga ikut terangkat.
Luka tumpul, merupakan luka akibat benda tumpul, seperti luka tembak (vulnus
sclopetum
B. Berdasarkan derajat kontaminasi luka
a) Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi untuk
terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring,traktus respiratorius maupun
traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka tetap dalam keadaan
bersih. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% - 5%.

4
b) Luka bersih terkontaminasi
Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol. Proses
penyembuhan luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda infeksi.
Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
c) Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menunjukan tanda
infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau
kecelakaan (luka laserasi), fraktur terbuka maupun luka penetrasi. Kemungkinan
infeksi luka 10% - 17%.
d) Luka kotor
Luka kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati
dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa sebagai akibat
pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi visera,
abses dan trauma lama.
3.2 Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
Operasi Vulnus biasanya dilakukan jika terjadi luka robek yang disebabkan oleh
trauma benda tajam (paku, sisa pohon, kawat pagar dan sebagainya) atau benda tumpul
(batu, batang pohon, tali pelana dan sebagainya).

5
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Tindakan Pre-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus


Sebelum melakukan sebuah operasi, terlebih dahulu operator harus memastikan
riwayat kesehatan hewan dan serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk
memastikan luka yang diderita oleh pasien. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan
fisik dan juga anamnesis serta pemeriksaan-pemeriksaan lainnya yang mungkin
diperlukan.
A. Persiapan Hewan
Sebelum tindakan operasi dilaksanakan, hewan terlebih dahulu dianamnesa,
pemeriksaan fisik secara umum. Selain itu, sebelum hewan masuk keruang operasi
pastikan hewan sudah dalam keadaan steril, rambut sekitar luka dicukur dan
disterilkan.
B. Persiapan Alat dan Bahan
Alat-alat operasi yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu dengan alcohol
70% setelah itu dikeringkan dengan menggunakan kain/handuk steril. Alat yang
diperlukan saat melakukan teknik operasi luka- luka vulnus tergantung dari jenis luka
itu sendiri, namun disini akan diterangkan alat-alat yang diperlukan secara umum
yaitu sebagai berikut :
Pinset Masker
Scapel blade Antiseptic
Scapel handle Benang jahit steril
Jarum jahit Perban
Gunting bedah Alat pencukur rambut
Needle holder Pinset anatomis
Tampon Pinset cicurgis
Alkohol 70% Steples khusus untuk luka
Gloves

6
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu :
Antiseptik (iodin)
Alcohol 70%
Antibiotic
Anti inflamasi
Obat Anestesi
C. Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dan meja operasi didesinfeksi menggunakan desinfektan. Selain
itu, perlengkapan alat juga didesinfeksi. Kemudian dilakukan fumigasi dengan
menggunakan formalin 10% dan KMnO4 1% (1:2) dan dibiarkan selama 15 menit.
D. Persiapan Operator
Operator harus menggunakan seperangkat APD (Alat Pelindung Diri) untuk
tujuan sterilitas prosedur pelaksanaan operasi. APD yang dimaksud meliputi ;
1. Mengenakan penutup kepala
2. Mengenakan masker
3. Mencuci hamakan tangan dari ujung jari sampai siku dengan antiseptik
4. Mengenakan baju operasi steril
5. Mengenakan sarung tangan dan alas kaki steril
Operator harus dalam keadaan steril terutama pada bagian jari-jari tangan
harus dicuci memakai air sabun dan disikat, kuku harus pendek dan tidak boleh
memakai asesoris. Operator juga tidak boleh menggunakan alas kaki, setelah semua
selesai dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan :
1. Pemasangan infus (jika diperlukan)
2. Pembiusan,
3. Fixasi hewan di meja operasi
4. Pengolesan antiseptik pada bagian dan sekitar kulit yang akan di insisi.

7
E. Premedikasi dan Anastesi
Anestesi yang diberikan pada teknik operasi ini tergantung dari jenis luka
yang diderita, biasanya kebanyakn jika pasien hanya menderita luka tertutup anestesi
yang diberikan adalah anestesi local, sedangkan untuk luka terbuka lebih sering
menggunakan anestesi umum. Tetapi untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus
disarankan untuk menggunakan anestesi umum.
Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan
dosis 0,02 0,04 mg/kg berat badan secara intra muskulus. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya muntah, hipersalivasi dan sebagai sedatif. Setelah sepuluh menit
dilanjutkan dengan pemberian anastesi umum, diberikan Ketamin 10 40 mg/kg berat
badan, Xylazin 1 3 mg/kg berat badan yang dikombinasikan dalam satu spuit secra
intra muskulus.
Kombinasi obat anastesi dilakukan untuk mendapatkan anastesi yang
sempurna, dimana kedua obat ini mempunyai efek kerja yang antagonis atau
berlawanan, sehingga efek buruk yang ditimbulkan berkurang. Ketamin mempunyai
sifat analgesik, analgesik dan kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya
sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem viseral. Tidak
menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi.
Ketamin mimiliki kekurangan yaitu sangat lemah sifat analgesik pada visceral karena
itu tidak dapat diberikan secara tunggal untuk prosedur operasi.
Sedangkan xylazin mempunyai efek sedasi, analgesi,anastesi dan pelemas otot
pada dosis tertentu. Xylazin mempunyai efek terhadap sistem sirkulasi, penafasan dan
penurunan suhu tubuh. Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh
hipotensi yang berlangsung lama. Setelah hewan benar-benar teranastesi baru
dilakukan tindakan operasi sesuai dengan jenis luka yang diderita oleh pasien.

8
4.2 Tindakan Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
1. Vulnus Ekskoriasi (Luka lecet)
Penanganan dengan melakukan pembersihan menggunakan antiseptik secara rutin
pada daerah luka hingga vulnus kering.
2. Vulnus Scissum (Luka sayat)
Penanganan dengan membersihkan dan memberikan antiseptik hingga luka sembuh.

Gambar 1. Vulnus scissum


3. Vulnus Laceratum (Luka robek)
Pertama-tama hewan dibius lokal dan rambut disekitar tepi luka dicukur sampai
bersih. Apabila di dalam luka terakumulasi nanah, lakukan insisi seperlunya pada
permukaan luka dan dikeluarkan nanah dengan cara di tekan hingga dipastikan bersih
dari nanah.Luka dibersihkan dengan cairan perhydroldan irigasi luka dilakukan
dengan cairan NaCl fisiologis steril memakai spuit yang disemprotkan ke arah luka,
untuk membersihkan debris mikroskopis.Jahit luka dengan benang non absorable pola
simple interupted.

Gambar 2. Vulnus laceratum


4. Vulnus Punctum (Luka tusuk)
Pertama-tama hewan dibius lokal dan rambut disekitar tepi luka dicukur sampai
bersih. Fiksasi benda yang tertancap pada tubuh korban dengan menggunakan

9
pembalut penekan atau pembalut cepat yang salah satu sisinya digunting sebagai
pengkait benda yang tertancap. Amati kedalaman luka tusuk, apabila tusukan tidak
terlalu dalam maka hanya diberikan antiseptik dan dibiarkan luka terbuka. Sedangkan
jika luka tusukan dalam dan terjadi perdarahan hebat maka lakukan ligasi pembuluh
darah yang terpotong dan penutupan jaringan dengan jahitan pada otot dengan benang
absorable pola simple interupted dan bagian subkutan hingga kulit dengan benang non
absorable pola simple interupted.

Gambar 3. Kedalaman luka tusuk


5. Vulnus Morsum (Luka gigit)
Pertama-tama hewan dibius lokal dan rambut disekitar tepi luka dicukur sampai
bersih. Pembilasan luka dengan menggunakan NaCl dan sterilisasi luka menggunakan
yodium povidium 1%, klorheksidin 0,5%, yodium tincture 3% dan alkohol 70%.
Pembersihan luka bertujuan untuk membersihkan luka dari kotoran, benda asing,
jaringan mati dan pinggir kulit terutama agen patogen dalam saliva hewan yang
mengakibatkan luka gigit (Andras Fekete dan Lajos Zsiros, 2008). Lakukan
penutupan luka pada otot dengan benang absorable pola simple interupted dan bagian
subkutan hingga kulit dengan benang non absorable pola simple interupted.

Gambar 4. Vulnus morsum

10
6. Vulnus Combustion (Luka bakar)
Penanganan paling awal luka ini adalah alirkan luka dibawah air mengalir tujuannya
untuk memindahkan kalor, bukan menggunakan odol apalagi minyak tanah. Bila
terbentuk bula dapat dibedah. Kemudian perawatan luka terbuka dengan tetap
menjaga sterilitas karena luka ini sangat mudah terinfeksi dan pastikan keseimbangan
cairan dalam tubuh pasien harus tetap dipantau.

Gambar 5. Vulnus combustion


7. Vulnus Contusum (Luka kontusio)
Pertama-tama kompres luka dengan dengan air dingin yang akan menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah, sehingga akan memampatkan pembuluh darah yang
robek. Kemudian luka dibersihkan dengan antiseptik. Apabila luka dalam keadaan
terbuka perlu dilakukan penjahitan.

Gambar 6. Vulnus contusum


8. Luka Tertutup : Hematoma
Sebelum melakukan tindakan operasi Hewan di baringkan pada posisi dorsal
recumbency dan di beri anestesi lokal. Tepi hematoma di incisi dan dibersihkan
menggunakan tampon yang telah diberi antiseptic (iodine).
Luka yang telah dibersihkan ditutup tanpa menggunakan penjahitan tetapi
dengan menggunakan steples khusus. Penggunaan steples ini bertujuan agar

11
penutupan kulit luka tidak mengenai jaringan subcutan yang berada disekitar luka.
Penutupan luka seperti ini juga dimaksudkan untuk mencegah pembendungan cairan
(pembentukan seroma).

Gambar 7. Pada kulit anjing terdapat hematoma yang merupakan salah satu jenis luka
tertutup, dimana kerusakan jaringan di bawah kulit disertai perdarahan.

Gambar 8. Terlihat adanya akumulasi darah.

Gambar 9. Penutupan luka dengan menggunakan steples khusus.

12
9. Luka Terbuka
A. Luka gigitan: Pada ular Phyton reticulatus (Puspo Kajang)
Pasien dianastesi dengan anastesi umum, lalu baringkan pada posisinya. Lalu luka
dibersihkan menggunakan NaCl fisiologis, antiseptik, antibiotik (nebasetin
powder) kemudian dijahit dengan pola terputus sederhana dengan menggunakan
benang silk.
B. Luka Terbuka : Pada anjing betina Greyhound.
Pasien diananstesi dengan anastesi umum, lalu dibaringkan pada posisi lateral
recumbency. Luka pada tubuh pasien dibersihkan dengan menggunakan larutan
NaCl fisiologis. Setelah dibersihkan dilakukan identifikasi bagian kulit yang akan
dielevasi dan ditransposisi.
Kulit diinsisi pada bagian lateral dan medial dimulai dari bagian proksimal
elbow. Kulit bagian lateral dielevasikan dan ditransposisikan ke bagian cranial
luka. Lalu dilakukan pertautan kulit menggunakan benang 4/0 monofilament
nylon dengan pola jahitan simple interrupted.

Gambar 10. Gambar a dan b menunjukkan penentuan posisi insisi dan banyaknya
kulit yang dapat dielavasi dan ditransposisi.

13
Gambar 11. Anjing Greyhound betina berumur 10 tahun, dengan luka terbuka
selebar 20cm.

Gambar 12. Insisi lateral dan medial dimulai dari bagian proximal elbow.

14
Gambar 13. Ilustrasi insisi : a). Insisi lateral dan medial. b). Elevasi dan transposisis
insisi lateral ke arah cranial luka. c). Kulit disatukan.

Gambar 14. Hasil akhir operasi

15
4.3 Tindakan Post-Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus
Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau vulnus yaitu :
1) Melindungi Luka
Tujuannya adalah melakukan kontrol kebersihan luka agar luka post operasi tidak
infeksi. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi luka yaitu :
Pembalutan Luka
Bekas luka sayatan setelah operasi sebaiknya dibalut dengan perban steril supaya
tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme luar.
Memakai Elizabeth Collar
Pemakaian Elizabeth Collar dapat dilakukan untuk menghindari pasien (hewan)
menggaruk luka operasi.
2) Pemberian Obat
Pemberian obat disesuaikan dengan keperluan terhadap jenis-jenis luka atau vulnus
tersebut. Obat-obatan yang biasanya diberikan pada saat setelah tindakan operasi
vulnus yaitu :
Antibiotik
Antibiotik sangat penting dalam proses perawatan pasca operasi. Antibiotik
diberikan selama 5 hari yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada
luka bekas operasi yang disebabkan oleh bakteri. Antibiotik yang biasanya
diberikan yaitu Duphapen 1cc.
Analgesik
Analgesik merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri pasca operasi
dan komplikasinya seperti mual dan muntah. Analgesic yang biasanya diberikan
yaitu analgesik antrain 1cc via IM.
Anti inflamasi
Obat anti inflamasi (anti radang) adalah suatu golongan obat yang memiliki
khasiat analgesik (pereda nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi
(anti radang). Antiinflamasi yang biasanya digunakan yaitu antiinflamasi
carprofen 2.2 mg/kg diberikan 2 hari sekali selama 5 hari.
Hemostatika
Hemostatika dapat diberikan setelah operasi, karena obat ini berfungsi untuk
menghentikan pendarahan.

16
Vitamin B Kompleks, vitamin A, vitamin C
Pemberian vitamin B Kompleks, vitamin A, vitamin C setelah operasi bertujuan
untuk meningkatkan daya tahan tubuh dari pasien (hewan). Vitamin yang
biasanya diberikan yaitu vitamin injectavit 1 cc.
Laktat Ringer dan dextrose 5%
Laktat Ringer dan dextrose 5% dapat diberikan setelah operasi yang bertujuan
menjaga kondisi pasien agar tetap stabil.
3) Membatasi Pergerakan
Untuk membatasi pergerakan pasien (hewan) setelah operasi, hewan
diintirahatkan dengan dikandangkan atau diikat sehingga proses kesembuhan dapat
berjalan lebih cepat.
4) Perawatan jahitan
Merawat jahitan agar tidak terbuka atau terputus pada saat belum waktunya
sangat penting. Dalam perawatan jahitan dokter hewan harus sering memonitoring
atau mengawasi pasien aning/kucing serta sering mengganti balutan yang menutupi
luka jahitan.
Pengangkatan jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.
Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis
pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi. Biasanya
luka yang memerlukan jahitan, jahitan baru diangkat setelah 10 hari post operasi
atau menunggu luka tertutup dengan baik.
5) Memberi Nutrisi Yang Baik
Selain dengan perawatan yang baik, pemberian nutrisi merupakan faktor
penting yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi. Jenis
makanan yang dapat membantu mempercepat proses penyembuhan adalah makanan
yang banyak mengandung protein seperti ikan dan daging.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Vulnus (luka) adalah kerusakan, robek, atau pemisahan jaringan pada kulit yang
disebabkan karena trauma mekanis, termis, atau kimiawi dengan atau tanpa disertai
perdarahan. Vulnus (luka terbuka) sering terjadi pada kuda karena kuda memiliki
aktivitas motorik yang tinggi apalagi jika berada pada lingkungan kandang yang tidak
terawat dengan baik. Berdasarkan cara terjadinya luka dan tingkat keparahan luka. Luka
di bagi menjadi 2 jenis, yakni : Luka Tertutup (vulnus occlusum), dan Luka terbuka
(vunus aprtum). Indikasi Operasi Jenis-jenis Luka atau Vulnus, biasanya dilakukan jika
terjadi luka robek yang disebabkan oleh trauma benda tajam (paku, sisa pohon, kawat
pagar dan sebagainya) atau benda tumpul (batu, batang pohon, tali pelana dan
sebagainya).
Tindakan Pre-Operasi, sebelum melakukan sebuah operasi, terlebih dahulu
operator harus memastikan riwayat kesehatan hewan dan serta melakukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk memastikan luka yang diderita oleh pasien. Selain itu perlu juga
dilakukan pemeriksaan fisik dan juga anamnesis serta pemeriksaan-pemeriksaan
lainnya yang mungkin diperlukan. Dan operator harus mempersiapkan Hewan, Alat dan
Bahan, Ruang Operasi, Premedikasi dan Anastesi. Jenis-jenis Luka atau Vulnus, Vulnus
Ekskoriasi (Luka lecet), Vulnus Scissum (Luka sayat), Vulnus Laceratum (Luka robek),
Vulnus Punctum (Luka tusuk), Vulnus Morsum (Luka gigit), Vulnus Combustion (Luka
bakar), Vulnus Contusum (Luka kontusio), Luka Tertutup : Hematoma, dan Luka
Terbuka. Tindakan post operasi yang dapat diberikan pada jenis-jenis luka atau vulnus
yaitu, Melindungi Luka, Pemberian Obat, Membatasi Pergerakan, Perawatan jahitan,
dan Memberi Nutrisi Yang Baik.

5.2. Saran
Penanganan pada tehnik operasi vulnus harus mengikuti prosedur tehnik operasi
yang benar agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan
terjadinya infeksi lanjutan, Dan pengobatan pada luka harus dilakukan dengan baik dan
benar, karena melalui luka mikroorganisme dapat masuk kedalam tubuh kemudian
menyebabkan penyakit yang lebih parah. Perawatan luka juga sangat perlu diperhatikan
agar tidak terjadi infeksi.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonymus. 2016. Vulnus Pada Hewan. https://mydokterhewan.blogspot.com/2016/03/bedah-


veteriner-macam-macam-vulnus-luka.html. Diakses pada tanggal 13 November 2017

Sudisma Ngurah,dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Universitas Udayana.
Denpasar.

Pudji Rahardjo. 2016. Vulnus Sclopetorum Pada Anjing Lokal. Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Udayana Denpasar. Dwinna Aliza, Et. All. 2016. Efikasi Mentimun (Cucumis
Sativus L.) Terhadap Percepatan Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus Combustion) Derajat
Iib Pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria Vol. 10 No. 2, Mei 2016

Mera Delima, et. All. 2013. Hubungan Perawatan Luka Dengan Proses Penyembuhan Luka
Pada Klien Luka Robek (Vulnus Laceratum). Di Ruangan Bedah Rsi Ibnu Sina
Bukittinggi

Andrs Fekete, Lajos Zsiros. 2005. Analysis and post-exposure management of mammalian
bite injuries in the Hungarian Central Military Hospital, 19952005.

CaiXia Wang, et. All. Value of the Pedicle Omentum Transfer for the Healing of Large Skin
Wound in Dogs. Veterinary Medical College, Huazhong Agricultural University,
Wuhan China.

19

Anda mungkin juga menyukai