Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Sistem Plumbing
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,
dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta
kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter
ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung
atau lingkungan sekitarnya. Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung,
guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air
kotor secara efesien dan efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan
pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan

2. Sistem Air Bersih


Air bersih adalah air yang biasa dipergunakan untuk keperluan rumah
tangga yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan apabila diminum harus
dimasak terlebih dahulu. Air yang diolah untuk menjadi air bersih berasal dari air
permukaan, mata air, dan air tanah. Sistem penyedian air bersih harus memenuhi
beberapa persyarakat utama.Persyarakat tersebut meliputi persyaratan kualitatif,
persyaratan kuantitatif dan persyaratan kontinuitas. Kebutuhan air bersih adalah
banyaknya air yang diperlukan untuk melayani penduduk yang dibagi dalam dua
klasifikasi pemakaian air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non
domestic

3. Sistem Air Kotor


Air kotor adalah air yang tidak hanya sadah, tetapi juga mengandung zat
padat atau cair hasil pembuangan limbah seperti sampah, bangkai, air bekas
mencuci, limbah rumah tangga, dll. Air kotor ini tidak dapat digunakan secara
langsung apalagi untuk dikonsumsi. Tetapi, bukan berarti air kotor tidak dapat
dimanfaatkan, air ini bisa digunakan setelah mengalami pengolahan. Seperti di

1
kota-kota besar di mana warga sulit mendapat air. Maka dengan pengolahan air
sungai akan diperoleh air yang layak digunakan dan juga dikonsumsi.

Sistem pembuangan air kotor pada bangunan gedung ada 2 (dua) cara yaitu :

 Sistem individu (on site)


 Sistem terpusat (off site)

4. Sistem Tata Udara


Sistem Tata Udara adalah suatu sistem yang mengondisikan lingkungan
melalui pengendalian suhu, kelembaban nisbi, arah pergerakan udara dan mutu
udara – termasuk pengendalian partikel dan pembuangan kontaminan yang ada di
udara (seperti ‘vapors’ dan ‘fumes’).

Disebut “sistem” karena AHU terdiri dari beberapa mesin/alat yang masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda, yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu sistem tata udara yang dapat mengontrol suhu, kelembaban,
tekanan udara, tingkat kebersihan, pola aliran udara serta jumlah pergantian udara
di ruang produksi sesuai dengan persyaratan ruangan yang telah ditentukan.

Sistem Tata Udara (AHU/HVAC), biasanya terdiri dari :

 Cooling coil atau evaporator


 Static Pressure Fan atau Blower
 Filter
 Ducting
 Dumper

2
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem plumbing?


2. Apa saja jenis – jenis peralatan sistem plumbing ?
3. Bagaimana penyediaan air bersih ?
4. Bagaimana pengolahan dan pembuangan air kotor ?
5. Apa itu sistem tata udara ?
6. Bagaimana penataan sistem udara ?
7. Apa saja alat – alat sistem tata udara ?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui tentang sistem plumbing


2. Agar mengetahui apa saja jenis – jenis peralatan sistem plumbing
3. Agar mengetahui tentang bagaimana penyediaan dan penyaluran air bersih.
4. Agar mengetahui tentang pengolahan dan pembuangan air kotor
5. Agar mengetahui tentang apa itu sistem tata udara
6. Agar mengetahui tentang penataan sistem udara
7. Agar mengetahui tentang alat – alat sistem tata udara

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. SISTEM PLUMBING

a. Pengertian Plumbing

 Plumbing : seni dan teknologi pemipaan serta peralatannya untuk menyediakan


air bersih, dan pembuang air bekas atau air kotor.
 Sistem Plumbing adalah sistem penyediaan air bersih dan sistem pembuangan
air kotor yang saling berkaitan serta merupakan paduan yang memenuhi syarat;
yang berupa peraturan dan perundangan, pedoman pelaksanaan, standar
peralatan dan standar instalasinya.
 Maksud dan Tujuan Sistem Plumbing

- Menyediakan air bersih yang diperlukan oleh manusia untuk kehidupan.

- Menjamin adanya sanitasi di dalam gedung dan gedung–gedung yang


berdekatan

- Untuk perlindungan kesehatan masyarakat terhadap bahaya yang


timbul sebagai akibat dari instalasi Plumbing yang tidak baik.

b. Instalasi plumbing Sistem Pemipaan Air Bersih

Sumber Air bersih didapat dari 2 sumber antara lain : dari PDAM dan dari
air sumur (deep well), dimana air yang bersumber di keduanya ini akan masuk ke
dalam ground water tank. didalam ground water tank terdapat 2 sekat bak
penampungan air yaitu raw water tank dan clean water tank.

Secara detail bagian-bagian dari sistem air bersih ini adalah sebagai berikut:

 Deep Well

Sumber pengadaan air bersih berasal dari air sumur (deep well).
 Transfer Pump
Transfer Pump atau pompa transfer berfungsi untuk memindahkan
air dari Ground Water Tank menuju ke roof water tank.

4
 Sand Filter
Sand Filter berfungsi untuk menyaring kotoran didalam air yang
berasal dari bak air Raw Water Tank. Peralatan ini berjumlah dua buah unit
dan dipasang secara paralel, dimana jika satu Sand Filter bekerja maka
Sand Filter yang lain sebagai cadangan. dan untuk membersihkannya
dioperasikan secara manual (manual back wash). Sand Filter ini dilengkapi
dengan pressure gauge di bagian pipa masuk dan pipa keluar untuk
mengukur tekanan air.

 Packaged Booster Pump

Berfungsi untuk mendistribusikan air bersih dari roof tank ke


pengguna. Distribusi air bersih pada dua lantai teratas menggunakan
packaged booster pump, sedangkan untuk lantai-lantai dibawahnya
dialirkan secara gravitasi. Perlengkapan dan aksesoris di dalam ruang
pompa antara lain :

 Butterfly Valve : membuka atau menutup aliran air


 Gate Valve : membuka atau menutup aliran air
 Strainer : menyaring kotoran pada bagian hisap pompa (suction)
 Flexible Joint : menahan getaran pompa terhadap instalasi pipa
 Check Valve : menahan balik aliran air
 Pressure Tank : mengatur (setting) besarnya tekanan air
 WLC : Water Level Control, mengendalikan pengoperasian pompa
berdasarkan pada tingkat ketinggian air di dalam bak air
 Floating Valve : membuka atau menutup aliran air secara otomatis
berdasarkan ketinggian air di bak air
 Pressure Switch : mengontrol pengoperasian pompa berdasarkan pada
besarnya tekanan air
 Pressure Gauge : alat untuk mengukur besarnya tekanan air
 Vent Cap : membuang udara yang terjebak di dalam bak/tangki
 AAV : membuang udara yang terjebak di dalam instalasi pipa secara
otomatis

5
 Pressure Reducing Valve (PRV) : PRV digunakan untuk menurunkan
tekanan air didalam instalasi air bersih supaya air yang keluar dari kran
air bersih mempunyai tekanan yang cukup.
c. Instalasi Plumbing Sistem Penyediaan Air Kotor

 Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan:

o Sistem pembuangan air kotor.


Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran
manusia dari alat plambing lainnya ( black water ).
o Sistem pembuangan air bekas.
Adalah system pembuangan untuk air buangan yang berasal dari
bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya ( grey water ). Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air
bekas, maka dapat di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih
dahulu
o Sistem pembuangan air hujan.
Sistem pembuangan air hujan harus merupakan system terpisah dari
system pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan
akan mengalir balik masuk ke alat plambing yang terendah.
o Sistem air buangan khusus.
Sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun, lemak, limbah
pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang
bersifat khusus.

 Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :

o Sistem gravitasi.
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih
rendah

6
o Sistem bertekanan.
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan
di kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bakpenampungan,
kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal,
tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat – alat
plambing di basement pada bangunan tinggi / bertingkat banyak.

 Skema Umum Sistem Pembuangan Gravitasi

 Efek Sifon Dan Peranan Pipa Ven Pada Sistem Pembuangan

7
 Bagian – Bagian Sistem Pembuangan

- Alat – alat plambing yang di gunakan untuk pembuangan seperti


bathtub,wastafel, bak – bak cuci piring, cuci pakaian, kloset, urinal,
bidet, dsb.
- Pipa – pipa pembuangan.
- Pipa ven.
- Perangkap dan penangkap ( interceptor ).
- Bak penampung dan tangki septic.
- Pompa pembuangan.

- Pipa – pipa pembuangan

Ukuran pipa ini harus sama atau lebih besar dengan ukuran lubang
keluar perangkap alat plambing dan untuk mencegah efek sifon pada air
yang ada dalam perangkap, jarak tegak dari ambang puncak perangkap
sampai pipa mendatar di bawahnya tidak lebih dari 60 cm

8
- Perangkap & penangkap

o Syarat – syarat perangkap :

- Kedalaman air penyekat berkisar antara 50 – 100 mm.


- Konstruksi perangkap harus sedemikian rupa sehingga tak terjadi
pengendapan atau tertahannya kotoran dalam perangkap.
- Konstruksi perangkap harus sederhana sehingga mudah di pe rbaiki bila
ada kerusakan dan dari bahan tak berkarat.
- Tidak ada bagian bergerak atau bersudut dalam perangkap yang dapat
menghambat aliran air.

o Jenis perangkap:
Jenis perangkap dapat di kelompokkan menjadi :

a. Perangkap yang di pasang pada alat plambing dan pipa


pembuangan.

9
b. Perangkap yang menjadi satu dengan alat plambing.

o Persyaratan penangkap

- Penangkap yang sesuai harus dipasang sedekat mungkin dengan


alat plambing yang di layaninya, dengan maksud agar pipa
pembuangan yang mungkin mengalami gangguan sependek
mungkin.
- Konstruksinya harus mudah dibersihkan, dilengkapi dengan
tutup yang mudah dibuka dan letak dari penangkap dalam ruang
sedemikian rupa sehingga sampah dari penangkap mudah
dibuang keluar ruang

10
- Konstruksi penangkap harus mampu secara efektif memisahkan
minyak, lemak dan sebagainya dari air buangan.Konstruksi
penangkap umumnya juga merupakan ‘perangkap’, karena itu
bila telah dipasang penangkap dilarang memasang perangkap,
sebab dapat terjadi ‘perangkap ganda’.

- Tangki septic dan rembesan

Tangki septic sebenarnya serupa saja dengan bak penampungan air


kotor, tetapi lebih ditujukan penggunannya untuk menampung air kotor
buangan dari bangunan ditempat yang tidak terjangkau oleh riol
umum/kota. Prinsip kerja dari tangki septik adalah mengolah dan
memisahkan antara air dengan kotoran dengan cara pengendapan.
Pengolahan dilakukan oleh bakteri anaerobic yang merubah kotoran baku
menjadi Lumpur.
Air hasil pemisahan (70% lebih bersih) dialirkan keluar secara
gravitasi dan diresapkan ketanah, sedangkan hasil endapan (Lumpur) harus
dibuang secara berkala dengan bantuan layanan mobil tangki air kotor
pemerintah setempat. Dengan demikian tangki septic biasanya terletak
diluar bangungan (mudah dicapai mobil tangki) dan tidak ada peralatan
pompa yang dipasangkan.

- Sistem pembuangan dengan tangki septic

- Komponen sistem pembuangan

11
- Syarat jarak komponen sistem tangki septic

d. Instalasi Plumbing Sistem Pemadam Kebakaran

Sistem pemadam kebakaran atau sistem fire fighting disediakan di


gedung sebagai preventif (pencegah) terjadinya kebakaran. Sistem ini terdiri dari
sistem sprinkler, sistem hidran dan Fire Extinguisher. Dan pada tempat-tempat
tertentu digunakan juga sistem fire gas.Tetapi pada umumnya sistem yang
digunakan terdiri dari: sistem sprinkler, hidran dan fire extinguisher.
Ada 3 pompa yang digunakan dalam sistem sprinkler dan Hydran, yaitu :

o Jockey Pump
Jockey pump berfungsi untuk menstabilkan tekanan di instalasi, dan
secara otomatis akan bekerja apabila ada penurunan tekanan. Dan jika ada
head sprinkler yang pecah atau hydran digunakan, maka yang bekerja
secara otomatis pompa elektrik bekerja, dan secara otomatis pula jockey
pump akan berhenti bekerja. Pompa elektrik pump (atau elektrik pump)
merupakan pompa utama yang bekerja bila head sprinkler atau hydran
digunakan. Sedang pompa diesel merupakan pompa cadangan, yang bekerja
apabila pompa elektrik gagal digunakan.

12
o Sprinkler
Sistem ini menggunakan instalasi pipa sprinkler bertekanan dan
head sprikler sebagai alat utama untuk memadamkan kebakaran.
Sistem ada 2 macam, yaitu:
1) Wet Riser System

13
2) Dry riser system

o Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi
kebakaran secara manual dengan menggunakan hydrant box , hydrant box
ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.

14
e. Fungsi dan Jenis Peralatan Plumbing

Peralatan Plumbing dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu :

 Peralatan Plumbing dalam artian khusus :


a. Peralatan untuk penyediaan air bersih/air minum
b. Peralatan untuk penyediaan air panas
c. Peralatan untuk pembuangan dan vent
d. Peralatan saniter (plumbing fixtures)
 Peralatan Plumbing dalam artian yang lebih luas :
a. Peralatan untuk pemadam kebakaran
b. Peralatan untuk mengelola air kotor
c. Peralatan penyediaan gas
d. Peralatan dapur
e. Peralatan untuk mencuci (laundry)
f. Peralatan pengelola sampah
g. Berbagai instalasi yang lainnya

Peralatan Plumbing antara lain :

 Elbow

Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan komponen


pemipaan yang berfungsi untuk membelokan arah aliran fluida. Elbow terdiri
dari dua jenis yang paling umum yaitu 45° dan 90°.

15
 Fitting Tee

Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran, adalah koneksi


fitting yang memiliki cabang.

 Reducer

Reducer, sesuai namanya fitting jenis ini bertugas untuk me-reduce


(mengurangi) aliran fluida, mengurangi ukuran pipanya. Jadi reducer ini akan
bertugas untuk mengabungkan dari diameter yang lebih besar ke yang kecil,
atau sebaliknya.

16
 Fitting Cap

Pipe caps fitting berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung


pipa, fitting ini di las langsung pada pipa utama.

 Flange

Sambungan baut pada dua buah pipa, equipment, fitting atau valve
untuk dapat dihubungkan bersama-sama. Flange tersedia dalam berbagai
bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi persyaratan desain.

17
 Gate Valve

Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka


aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau
persegi panjang.

18
B . SISTEM PENYEDIAAN DAN PENYALURAN AIR BERSIH

a. Pengertian Air Bersih


Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu
baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam
melakukan aktivitas mereka sehari-hari dan memenuhi persyaratan untuk pengairan
sawah, untuk treatment air minum dan untuk treatmen air sanitasi. Persyaratan
disini ditinjau dari persyaratan kandungan kimia, fisika dan biologis.

Pengertian Air Bersih:


 Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi manusia.
 Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
 Secara Kimia:
- PH netral (bukan asam/basa)
- Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya

Macam – Macam Sumber Air


 Air Laut
Air ini sifatnya asin karena mengandung garan NaCL. Kadar garam
NaCL dalam air laut 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi
syarat untuk di minum.
 Air Hujan
Cara menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan saat
air hujan baru mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Air
hujan juga mempunyai sifat agresif terutama pada pipa-pipa penyalur
maupun bak-bak reservoir sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya
korosi atau karatan.
 Air permukaan
Air pemukaan adalah air yang mengalir dipermukaan bumi. Pada
umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama
pengalirannya, misalnya oleh rumput, batang kayu, daun, kotoran industri
dan lainnya.
 Air tanah

19
Air tanah adalah air yang berada dibawah tanah di dalam zone jenuh
dimana tekanan hidrastatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer.
 Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan
kualitasnya sama dengan air dalam.

b. Sistem Penyaluran Air Bersih Pada Gedung Bertingkat :


 Up-Feed System

Dalam sistem ini pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground
tank) dengan pompa langsung disambungkan dengan pipa utama penyediaan
air bersih pada bangunan, dalam hal ini menggunakan sepenuhnya kemampuan
pompa. Karena terbatasnya tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa
cabang dari pipa utama tersebut, sistem ini terutama dapat diterapkan untuk
perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah. Pembuatan relatif murah
tetapi pompa cepat rusak.

Kerugian sistem ini adalah:

o pompa bekerja terus menerus


o ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan
air di dalamnya.

Gambar : Up Feed System

20
 Down Feed System

Dalam sistem ini air ditampung dulu di tangki bawah (ground tank),
kemudian dipompakan ke tangki atas (upper tank) yang biasanya dipasang di
atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air didistribusikan ke
seluruh bangunan.

Sistem tangki atap ini cukup efisien diterapkan karena:

 Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat


plumbing hampir tidak berarti.
 Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara
otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat
ditekan.
 Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya
tangki tekan.

Gambar : Down Feed System

Kelebihan down feed system ini adalah:


 Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan
awet.
 Air bersih selalu tersedia setiap saat.
 Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah
bahaya kebakaran (sprinkler dan hydrant).

21
Kekurangan sistem ini adalah:

 Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan.


 Menambah beban pada struktur bangunan.
 Menambah biaya pemeliharaan.

Untuk pemakaian jangka panjang sistem ini termasuk efektif dan


efisien walaupun biaya pembuatannya mahal. Apabila jumlah lantai sangat
banyak, tekanan air dalam pila sangat tinggi, sehingga pipa dapat pecah
karena tekanan tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa menerima tekanan
sebesar 1 atmosfir), maka down feed system ini dilengkapi dengan:

 Spillback Tank.

Berupa tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu.


Tiap tangki dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air
tinggi maka katup akan menutup. Hal terpenting dalam sistem tangki atap
ini adalah menentukan letak tangki tersebut apakah dipasang dalam langit-
langit, di atas atap, atau dipasang dalam menara khusus.

Prinsip kerja sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada
beberapa lantai sehingga udara di dalamnya terkompresi.
2. Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi
bangunan. Pompa diatur secara otomatis oleh suatu detektor yang
menggerakkan saklar motor listrik penggerak pompa.
3. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas
maksimum yang ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan
tangki mencapai suatu batas minimum yang telah ditetapkan pula.
Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0-1,5
kg/cm’.

22
Gambar : Down Feed System Dengan Spill Back Tank

 Presure Reducer Valve(PRV, katup reduksi tekanan)

Pada jumlah lantai yang relatif banyak, ada kemungkinan tekanan


dalam pipa sangat tinggi sehingga perlu direduksi dengan katup (valve).
Katup-katup tersebut diletakkan pada beberapa lantai tertentu.

Gambar: Down Feed System Dengan Pressure Reducer Valve

23
c. Sistem Jaringan Penyediaan Air Bersih

Jaringan penyediaan air bersih yang banyak digunakan sebagai berikut :

1. Sistem Sambungan Langsung


Sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa
utama penyediaan air bersih misalnya PDAM.

Kelebihan dari sistem distribusi langsung ini adalah :


- Sistem perpipaan di luar bangunan lebih sederhana.
- Relatif lebih hemat dari sisi biaya apabila dari Meter air langsung
didistribusi menuju sistim instalasi dalam rumah.
Kelemahannya :
- Debit air yang keluar dari PDAM setelah meter air tidak konstan
dan tekanan relatif kecil.
- Debit air yang keluar seringkali tidak memenuhi kebutuhan apabila
beberapa peralatan saniter digunakan secara bersamaan.
- Diameter pipa setelah meter air pada umumnya hanya ½”, sehingga
untuk menyambungkan pipa distribusi dengan diameter yang lebih
besar harus menggunakan Socket Reducer.
- Pompa tidak boleh digunakan secara langsung setelah meter air.
- Daya listrik rumah harus mencukupi, apabila dari sumur
didistribusikan langsung dengan menggunakan pompa.

Gambar : sistem sambungan langsung

24
2. Sistem Tangki Atap
Sistem ini air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
kemudian dipompakan ke suatu tangki atas yang bisasanya dipasang di atas
atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki air ini air di
distribusikan ke seluruh bangunan.

Gambar : sistem tangki atap

3. Sistem Tangki Tekan


Sistem tangki tekan ini diterapkan dalam keadaan dimana
olehkarena sesuatu alasan tidak dapat digunakan sistem sambungan langsung.
Prinsip kerja adalah sebagai berikut : Air yang telah ditampung dalam tangki
bawah, dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di
dalamnya terkompresi. Air dari tangki tersebut dipompakan ke dalam suatu
bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.

Gambar : sistem tangki tekan

25
4. Sistem Tanpa Tangki
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun. Air dipompakan
langsung ke sistem distribusi dan pompa menghisap air langsung dari sumber
air.
d. Sistem Penyaluran Pemanas Air ( Hot Water System) Di Gedung Bertingkat

Hot water system terdiri dari:

 Suplai Air Bersih

Dalam perhitungannya kapasitas air bersih yang perlu dicadangkan


untuk keperluan air panas sebesar 1/3 dari total kebutuhan air bersih atau
1/3 dari debit kebutuhan total air bersih. Tangki air bersih yang digunakan
secara ekonomis dapat dijadikan satu dengan tangki air bersih untuk
keperluan secara umum.

 Boiler (Tangki Pemanas)


Unit pemanas air yang digunakan dalam bangunan berlantai banyak
untuk keperluan suplly air panas di bangunan tersebut. Bagian-bagian
boiler:
- Tangki persiapan / tangki air bersih yang mampu mensuplai
kebutuhan pemanasan dalam waktu 1 jam.
- Alat pemanas (FIRE TUBE BOILER). Terdiri burner dan sistem
kontrol (sensor).
 Tangki Air Panas

Adalah tangki yang berfungsi sebagai penyimpan air panas dengan


cadangan penyimpanan selama minimum 1 jam. Dilengkapi dengan lapisan
isolasi panas sehingga tidak terjadi reduksi panas pada saat distribusi
dilaksanakan. Tangki air panas tersebut harus mampu menahan panas air
sekitar 180 derajat F atau 82 derajat C. Untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan, tangki boiler umumnya dilengkapi dengan katup
pengaman (safety valve).

26
 Pompa

Dalam Hot Water System diperlukan pompa, karena pada umumnya


letak boiler ada di bagian bawah bangunan (basement). Apabila letaknya di
bagian bawah bangunan, maka jenis pompa yang diperlukan adalah pompa
tekan.

 Pemipaan
Pipa air panas mempunyai fungsi yang spesifik yaitu
mendistribusikan air panas untuk bagian yang diperlukan serta menjaga
suhu agar tidak terlalu banyak mengalami penurunan. Dengan demikian:
 Tahan pada suhu tinggi,
 Anti bocor,
 Kedap air, dan
 Dilapisi dengan serat kaca untuk menahan suhu dengan ketebalan
minimum 1/4 inch secara merata di seluruh permukaan pipa.

 Sistem Listrik Dan Panel Kontrol


Tegangan dan kuat arus listrik harus stabil apabila menggunakan
unit pemanas dengan sistem pemanasan listrik.
Panel kontrol, menunjukkan indikasi dari: volume air panas dalam tanki air
panas, tekanan air, suhu air panas, dan volume bahan bakar apabila
menggunakan bahan bakar.

27
C. SISTEM AIR KOTOR
Air buangan atau sering pula disebut air limbah, adalah semua cairan yang
dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia, hewan, bekas tumbuh-
tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-sisa proses dari industri.

a. Fungsi saluran pembuangan air kotor dalam bangunan

- Fungsi kenyamanan, Sebagai bagian dari sebuah bangunan, saluran air


kotor berfungsi sebagai penunjang kegiatan yang sedang berlangsung
dalam bangunan.
- Fungsi estetika, Dengan adanya jaringan saluran pembuangan air
kotor, maka penampilan fisik bangunan akan lebih estetis karena secara
keseluruhan penampilan bangunan akan lebih teratur.
- Fungsi utilitas, Saluran pembuangan air kotor merupakan suatu saluran
yang berfungsi sebagai pengangkut bahan-bahan limbah dari kegiatan
yang sedang berlangsung dalam suatu bangunan

b. Jenis zat buangan

Jenis zat buangan dari dalam bangunan atau suatu lingkungan pada
umumnya digolongkan dalam dua macam yaitu zat padat dan zat cair. Zat
buangan padat adalah kotoran yang berasal dari kloset dan berupa tinja.
sedangkan zat buangan cair adalah air kotor yang berasal dari lavatory, urinoir,
bak mandi, dll. Air buangan dapat dibagi dalam empat golongan:

- Air tinja, yaitu air sisa buangan yang berasal dari kloset, peturasan,
bidet, dan air buangan mengandung kotoran manusia yang berasal dari
alat plumbing lainnya.
- Air bekas pakai / air sabun, yaitu air buangan yang berasal dari bak
mandi, wastafel, bak dapur, dan sebagainya.
- Air hujan, yaitu air dari atap dan halaman yang berasal dari hujan.
- Air buangan khusus, yaitu air buangan yang mengandung bahan
kimia atau bahanbahan berbahaya lainnya. Air buangan tersebut
biasanya berasal dari pabrik, laboratorium, tempat pengobatan, rumah
pemotongan hewan, dll.

28
c. Karakteristik Air Buangan

 Karakteristik Fisik
- Warna
- Bau
- Suhu
- Kekeruhan
 Karakteristik Kimia
- Zat Organik merupakan zat yang dapat terurai atau mudah terurai
menjadi zat yang stabil oleh manusia secara alamiah. Umumnya terdiri
dari senyawa C.H.N.O.P.S (protein dan Karbohidrat).
- Zat Anorganik tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Contoh nya adalah:
Besi (Fe), Mangan (Mg), Air Raksa (Hg), Timah Hitam (Pb), Logam
berat lainnya, Pestisida dan Deterjen.
 Karakteristik Biologi
- Bakteri Aerob adalah jenis bakteri yang dapat hidup bila tersedia O2.
- Bakteri Anaerob adalah bakteri yang dapat hidup tanpa adanya O2.
- Bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa O2.

d. Klasifikasi Sistem Buangan Air

 Menurut Jenis Buangan


a) Sistem Pembuangan Air Tinja, adalah sistem pembuangan dari kloset/
peturasan, dll. yang berasal dari datam gedung, yang dikumpulkan dan
dialirkan dalam bangunan bersama-sama.
b) Sistem Pembuangan air bekas pakai / air sabun, adalah sistem
pembuangan air dimana air bekas pakai dalam gedung dikumputkan
dan dialirkan ke luar bangunan.
c) Sistem Pembuangan Air Hujan adalah sistem pembuangan dimana
hanya air hujan dari atap gedung dan tempat lainnya dikumpulkan dan
diatirkan ke tuar bangunan.
d) Sistem Pembuangan Air Khusus adalah sistem buangan yang
dikhususkan bagi air buangan yang apabila ditinjau dari segi

29
pencemaran tingkungan adalah sangat berbahaya, terutama jika air
buangan tersebut langsung disaturkan datam riot kota tanpa proses
pengamanan/pengolahan lebih dahulu.
e) Sistem Pembuangan dari Air Berlemak dari Dapur sistem pembuangan
dari dapur secara umum sebenarnya dapat dimasukkan datam riot kota
tanpa proses pengamanan terlebih dahulu.
 Menurut Cara Pembuangan Air Kotor
a) Sistem pembuangan campuran, yaitu sistem pembuangan dimana
segala jenis air buangan dikumpulkan ke dalam satu saluran dan
dialirkan ke luar gedung, tanpa memperhatikan jenis air buangannya.
b) Sistem pembuangan terpisah, yaitu sistem pembuangan dimana segata
jenis air buangan dikumpulkan dan dialirkan ke luar gedung secara
terpisah.
c) Sistem pembuangan air secara tak langsung, yaitu sistem pembuangan
air dimana air buangan dari beberapa lantai gedung bertingkat
digabungkan datam satu kelompok.
 Menurut Cara Pengalirannya.
a) Sistem gravitasi, yaitu air buangan mengatir dari tempat yang lebih
tinggi secara grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
b) Sistem bertekanan yaitu bita saluran umum atau riot kota letaknya lebih
tinggi dari atat-atat plumbing, sehingga air buangan dikumpulkan
tertebih dahulu dalam suatu bak penampung kemudian dipompakan ke
riot kota.
 Menurut Letaknya
a) Sistem pembuangan dalam bangunan, yaitu sistem pembuangan yang
tertetak di datam gedung, sampai jarak satu meter dari dinding tuar
bangunan tersebut.
b) Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan, yaitu sistem
pembuangan di luar bangunan, di halaman, mulai satu meter dari
dinding paling luar dari bangunan sampai ke riot kota.

30
e. Jenis – Jenis Sistem Jaringan Air Kotor

 One Pipe System


a) Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor
tainnya) pada One Pipe System dialirkan melalui satu pipa.
b) Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.
c) Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone
effect karena sifat pipa merupakan bejana berhubungan.

Gambar : Sistem Jaringan Air Kotor One Pipe System

 Two Pipe System


a) Pada Two Pipe System,. air tinja dan air kotor/air sabun dipisahkan
pembuangan dengan dua jenis pipa.
b) Soil pipe mengalirkan air tinja, waste pipe mengalirkan air kotor
selain air tinja.

31
Gambar : Sistem Jaringan Air Kotor Two Pipe System

 Single Stack System


a) Pada Single Stack System, air tinja dan air kotor / air sabun
dipisahkan pembuangan dengan dua jenis pipa pada aliran
mendatar, sedangkan pipa vertikal menjadi satu.
b) Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan sering disebut
sebagai vent stack.
c) Keuntungan sistem ini adalah memudahkannya pengontrolan pipa
mendatar bila terjadi gangguan/kebuntuan dalam saluran. Selain itu,
pipa tegak yang berupa vent stack cukup satu buah saja, biasa
dianggap menguntungkan.
d) Sistem ini banyak digunakan di Indonesia

f. Syarat Pipa Air Kotor


- Pipa menggunakan bahan anti korosi, tidak menimbulkan kontaminasi.
- Permukaan dalam pipa harus licin, sehingga terbebas dari
penggumpalan
- 3.Sirkulasi udara dalam pipa harus lancar.
- Pada ujung atas vent stack harus terbuka agar tidak terjadi cyclone
effect maupun efek kapiler.
g. Kemiringan Pipa Kecepatan Aliran.
- Sistem pembuangan harus mampu mengalirkan dengan cepat air
buangan yang biasanya mengandung bahan-bahan padat. Maka pipa

32
pembuangan harus mempunyai ukuran kemiringan yang cukup sesuai
dengan banyak dan jenis buangan yang dialirkan.
- Aliran di dalam pipa dianggap tidak penuh dengan air buangan, tidak
lebih dari 2/3 terhadap penampang pipa, sehingga bagian atas yang
kosong cukup untuk sirkulasi udara.
- Kemiringan pipa dapat dibuat sama atau lebih dari satu per diameter
pipanya (dalam mm).
- Kemiringan pipa pembuangan dan riolnya dapat dibuat lebih landai
daripada kemiringan standar, dengan kecepatan tidak kurang dari 0,6
m/detik. Dalam hal ini jika kurang dari kecepatan tersebut, kotoran
dalam air buangan akan mengendap dan menyumbat pipa.
- Kecepatan terbaik dalam pipa antara 0,6-1,2 m/detik.
- Jika aliran terlalu cepat akan menimbulkan turbulensi aliran yang dapat
menimbulkan gejolak-gejolak tekanan dalam pipa. Hal ini akan
mengganggu fungsi seal trap.
- Kemiringan yang lebih dari 1/50 cenderung menimbulkan efek siphon
yang akan menyedot air penutup dalam seal trap. h. Pada jalur pipa
yang cukup panjang, ukuran pipa sebaiknya tidak kurang dari 50 mm.
h. Lubang pembersih dan bak kontrol
- Lubang pembersih dan bak kontrol digunakan untuk pembersihan pipa
dari sumbatan dan kotoran yang mengganggu aliran dalam pipa
- Lubang pembersih dipersyaratkan harus mudah dicapai dan pada area
sekelilingnya harus cukup luas untuk memudahkan pembersihan. Untuk
pipa ukuran sampai dengan 62 mm jarak sekelilingnya minimal 30 cm,
dan untuk ukuran pipa 75 mm atau lebih jarak sekelilingnya minimal 45
cm. Lubang pembersih harus dipasang pada lokasi sebagai berikut :
 Awal cabang mendatar atau pipa pembuangan gedung.
 Pada pipa mendatar yang panjang.
 Pada tempat dimana pipa pembuangan membelok dengan sudut
lebih dari 45 derajat.
 Bagian bawah dari pipa tegak dan di dekatnya.

33
D. SISTEM TATA UDARA

Sistem tata udara pada bangunan bertugas mengolah udara dan


menghasilkan kualitas udara yang baik (nyaman dan sehat) bagi penghuninya.
Keberadaan sistem tata udara sangat menunjang aktifitas dan produktifitas
manusia. Untuk mencapai tujuan diatas perlu diketahui beban pendinginan dan
karakteristik ruangan serta sistem tata udara yang diperlukan.

a. Jenis Sistem Pengkondisian Udara

Ada beberapa sistem pengkondisian udara yang dapat dilakukan, yaitu :

1. Sistem ekspansi langsung

Dengan sistem ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh


refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin, sedangkan udara
disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan blower /
fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistem ini biasanya dipergunakan untuk
beban pendinginan udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di
rumah

34
Gambar : Mesin AC jenis Direct Expantion / Ekspansi Langsung

2. Sistem Pengkondisian Udara secara Sentral

Secara singkat sistem Central Air Conditioning System ( Sistem


Pengkondisian Udara secara sentral ), yang biasa dirancang pada bangunan
dapat di jelaskan sebagai berikut : Unit pendingin utama digunakan 2 unit
Water Cooled Water Chiller dimana satu unit beroperasi dan satu unit sebagai
cadangan, unit Chiller beroperasi dengan menggunakan “Primary Refrigerant”
berupa refrigerant R123 pada unit Chiller & R 134A pada unit purging yang
sudah ramah lingkungan, nantinya akan mendinginkan “Secondary
Refrigerant” berupa air, dimana air yang sudah didinginkan ini di sirkulasikan
oleh Chilled Water Pump ke AHU dan FCU di LQB.

Pada unit AHU air dingin akan mengkondisikan / mendinginkan udara


segar dari luar gedung sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang
cukup dan untuk selanjutnya didistribusikan ke koridor – koridor di ruangan
setiap lantainya dan kamar- kamar pada masing-masing lantai. Pada setiap
lantai akan ditangani oleh 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan
yang sama, begitu pula dengan 2 lantai di atasnya memiliki masing-masing 2
unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama dengan lantai dasar.
Sedangkan proses pertukaran kalor yang terjadi di masing-masing kamar akan
ditangani oleh Fan Coil Unit yang telah mendapatkan distribusi udara segar
yang telah didinginkan oleh AHU sehingga kerja FCU tidak terlalu berat.
Dikarenakan lantai dasar, satu dan lantai dua memiliki kapasaitas pendinginan

35
yang sama dan jenis bangunan yang sama pula, maka perhitungan luasan sistem
ducting akan diwakilkan di salah satu lantai, yaitu lantai dasar.

3. Water Cooled Water Chiller


Unit Chiller yang digunakan pada sistem ini merupakan jenis Water
Cooled Water Chiller dengan menggunakan kompresor jenis sentrifugal 3 tahap
/ 3 stage centrifugal compressor ( Kompresor sentrifugal 3 tingkat ), yang
diproduksi oleh salah satu pabrikan unit AC yang cukup terkenal yaitu Trane
Company. Unit ini berkapasitas 320 Ton Refrigerant / 320 TR, dengan
menggunakan sistim negative pressure, dimana jika terjadi kebocoran pada unit
Chiller maka refrigerant yang terdapat didalamnya tidak akan terbuang ke
udara, melainkan udara luar yang akan masuk ke dalam sistem.

Di dalam sistem Chiller sendiri terdapat satu unit pembuang udara yang
masuk saat terjadi kebocoran tadi yang dinamakan Purging Unit. cara kerja
purging seperti ini : saat Chiller mengalami kebocoran, maka udara luar akan
masuk kedalam sistem chiller sehingga refrigerant atau freon akan bercampur
dengan udara luar yang mengandung uap air, sensor pada purging unit akan
membaca perbedaan tekanan pada sistem dan kelembaban refrigerant pada
sistem sehingga akan mengaktifkan purging unit tersebut.

Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana


mestinya tanpa terganggu. Udara yang terhisap masuk kedalam sistem akan di
tekan keluar oleh purging unit, sehingga tekanan pada sistim mengalami
kondisi stabil barulah unit Chiller dapat di perbaiki. Untuk media pendingin
yang digunakan oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan untuk
Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah ramah lingkungan.

36
Gambar : Water Cooled Centrifugal Chiller

Gambar : Purging Unit

4. Chilled Water & Condenser Water Pump


Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh
unit Chiller ke AHU maupun air yang mendinginkan unit condenser di Chiller
ke Cooling Tower, maka di gunakan masing-masing sistem satu paket Pompa
sirkulasi air dingin dan Pompa sirkulasi air pendingin. Jenis kedua pompa ini
adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal Pump dengan
tekanan kerja pompa adalah 10 kg/cm2.
Pada sistem ini, sistem Chilled Water atau air yang didinginkan
menggunakan 2 buah pompa yang beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar
umur pompa dapat lebih lama. Sedangkan untuk sistem air pendinginan hanya

37
di gunakan satu buah pompa sirkulasi, mengingat jarak ruang pompa dan unit
Cooling Tower cukup dekat.

Gambar : Chilled Water dan Condenser Water Pump

5. Cooling Tower Unit

Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller
dengan media yang digunakan adalah air, dimana sistem kerja Cooling Tower
dapat dijelaskan sebagai berikut :
 condenser di unit Chiller akan memiliki temperatur dan tekanan
yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor, sehingga
diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di
condenser tersebut, untuk itu dibuat suatu sistem pendinginan
dengan menggunakan media air yang disirkulasikan oleh pompa
ke unit Cooling Tower, dimana air yang disirkulasikan tersebut
akan membawa kalor dari condenser untuk kemudian di
lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan
mengalami penurunan temperatur dan kembali disirkulasikan
kembali ke unit condenser.

Unit Cooling Tower sendiri terdiri dari :

 satu unit casing Cooling Tower, Motor Blower, Basin dan Water
Filler atau jika diartikan menjadi sirip – sirip pendingin air.

38
Gambar : Unit Cooling Tower

6. Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit


Baik Air Handling Unit maupun Fan Coil Unit memiliki kesamaan
fungsi, Air Handling unit difokuskan untuk menangani kapasitas pendinginan
yang lebih besar sedangkan Fan Coil Unit difokuskan untuk kapasitas
pendinginan yang lebih kecil, dalam sistem ini AHU di gunakan untuk
mengkondisikan fresh air (udara segar) dari udara luar yang akan
didistribusikan sebagai tambahan udara segar untuk FCU dan kamar juga
sebagai distribusi suplai udara dingin guna keperluan koridor di masing-masing
lantai.
Komponen – komponen dari AHU maupun FCU sebenarnya cukup sederhana
yang terdiri dari : Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.

b. Penggolongan Sistem Pengkondisian Udara


Jenis yang mendasari adalah sistem pengkondisian udara sentral. Untuk
menjamin pengaturan pengkondisian udara ruangan yang diteliti, maka sesuai
dengan kemajuan teknik pengkondisian udara yang telah dicapai sampai pada
saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistem. Hal tersebut terutama
menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.
Jenis – jenis sistem penghantar udara adalah sebagai berikut :

39
 Sistem Udara Penuh

 Sistem Saluran Tunggal


Sistem ini merupakan sistem penghantar udara yang paling
banyak dipergunakan. campuran udara ruangan didinginkan dan
dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan melalui
saluran udara.

Keuntungan dari sistem ini adalah :


- Sederhana, mudah perancangannya, pemasangan, pemakaian dan
perawatannnya.

- Biaya awal lebih rendah dan murah.

Kerugian dari sistem ini adalah :


- Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang
lebih besar.
- Kesulitan dalam mengatur temperatur dan kelembaban dari ruangan
yang sedang dikondisikan, karena beban kalor dari ruangan yang
berbeda satu dengan yang lainnya.

Ada pula sistem saluran tunggal yang bekerja dengan volume


variable dimana jumlah aliran udara dapat diubah sesuai dengan beban
kalornya, jadi, volume aliran udara akan berkurang dengan turunnya

40
beban kalor dari ruangan yang harus dilayani. Pengaturan volume aliran
udara dilakukan dengan mengatur posisi damper atau dengan unit
volume variable damper.
Ada beberapa macam unit volume variable damper. Salah satu
diantaranya seperti gambar dibawah ini

Gambar : Unit Volume Udara Variabel

Pada hal tersebut terakhir terdapat dua saluran; satu saluran


menyalurkan jumlah udara yang minimal diperlukan, sedangkan saluran
lainnya menyalurkan jumlah udara sesuai dengan pembukaan katup
udara yang diatur oleh thermostat. Pemasukan udara diatur oleh tekanan
udara yang bekerja pada tirai dari alat pengatur volume konstan dan gaya
pegas. Pemasukan udara minimum harus diatur supaya distribusi udara
di dalam ruangan dapat berlangsung sebaik-baiknya, dengan jumlah
ventilasi udara yang minimal. Jumlah udara masuk akan berkurang
dengan turunnya beban kalor, sehingga apabila jumlah udara masuk
menjadi lebih kecil daripada jumlah udara masuk yang minimal, maka
temperatur udara masuk akan berubah.

Dalam sistem volume variable, putaran atau sudu isap dari


kipas udara dapat diatur sesuai dengan perubahan pemasukan udara yang
diinginkan. Sistem pengaturan kipas udara tersebut di atas
memungkinkan penghematan daya listrik yang diperlukan untuk
menggerakan kipas udara pada beban parsial.

41
 Sistem Dua Saluran

Selain sistem saluran tunggal, terdapat pula sistem dua saluran


yang dapat menutupi kekurangan dari sistem saluran tunggal. Sistem ini
kebanyakan digunakan di gedung-gedung besar, dalam hal tersebut udara
panas dan udara dingin dihasilkan secara terpisah oleh mesin penyegar
udara yang bersangkutan. Kedua jenis udara itu pun disalurkan melalui
saluran yang terpisah satu sama lain. Tetapi kemudian dicampur
sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat keadaan yang sesuai dengan
beban kalor dari ruangan yang akan disegarkan. Sesudah itu disalurkan
ke dalam ruangan yang bersangkutan. Sistem ini dinamakan sistem dua
saluran.
Dalam sistem ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara
panas dan udara dingin dalam perbandingan jumlah aliran yang
ditetapkan untuk memperoleh kondisi akhir yang diinginkan, dinamakan
alat pencampur. Sistem dua saluran dapat memberikan hasil pengaturan
yang lebih teliti. Tetapi memerlukan lebih banyak energi kalor dan lebih
tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistem dua saluran, yaitu sistem
volume konstan dan sistem volume variabel.

c. Komponen Sistem Tata Udara


Pada sistem refrigerasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari
empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat

42
pengontrol aliran refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan
fungsi sendiri-sendiri yang berbeda, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan
bersama-sama akan dapat memindahkan energi termal. Dampak dari
pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila
terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut
akan menurun. Sebaliknya, karena operasi sistem refrigerasi itu kemudian
sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut
dapat menjadi lebih hangat.

Berikut ini uraian ringkas tentang komponen-komponen utama sebuah


sistem refrigerasi mekanik:

1) Kondenser (condenser – CD)


Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses
perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari
proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah
maka komponen ini mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan
berlangsung apabila refrigeran dapat melepaskan kalor yang
dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dibuang ke
lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu
kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling).
Karena refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka
agar dapat dia dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi.
Maka, kondenser adalah bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi
(Pkd = high pressure – HP).
2) Piranti ekspansi (expansion device – EXD
Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur
banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke
evaporator. Oleh sebab itu piranti ini sering juga dinamakan
refrigerant flow controller. Dalam berbagai buku teks
Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya
disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran
merupakan salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas
refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju aliran
refrigeran yang diperlukan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau

43
sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju aliran refrigeran
yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah
ini diterakan beberapa di antaranya

a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).


Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang
berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang disesuaikan
dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada berbagai unit
refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai agar
terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang
saluran yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan
hambatan bagi aliran refrigeran yang melintasinya; hambatan
itulah yang membatasi besarnya aliran itu. Pipa kapiler ini
menghasilkan aliran yang konstan.
b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV).
Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran
biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara
manual.

c. Katup ekspansi termostatik (thermostatic expansion valve –


TEV).

44
Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja
secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang
dilekatkan pada bagian keluaran evaporator. Perubahan suhu
yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator
besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan
untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran
melintasinya juga menjadi terkontrol.

d. Katup pelampung (float valve – FV).


Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan
dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet
evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon
(reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung
yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

3) Evaporator (evaporator – EV)


Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang
masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu
terjadi karena cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan
beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis evaporator yaitu:
a. Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).

Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya,


yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran
yang berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke
saluran masuk kompresor.

b. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).


Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam
evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang
berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure
receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas
tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator
tersebut dihisap masuk ke kompresor.

4) Kompresor (compressor – CP)

45
Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari
sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari
evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir
masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran
sementara piranti ekspansi membatasi alirannya, maka di antara kedua
komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser
tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di
evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).

46
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Sistem plumbing
 Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
bangunan gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing
haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan
perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih
baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran
air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke tempat yang
ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung
atau lingkungan sekitarnya.
 Maksud dan Tujuan Sistem Plumbing :

- Menyediakan air bersih yang diperlukan oleh manusia untuk


kehidupan.

- Menjamin adanya sanitasi di dalam gedung dan gedung–


gedung yang berdekatan

- Untuk perlindungan kesehatan masyarakat terhadap bahaya


yang timbul sebagai akibat dari instalasi Plumbing yang tidak
baik.

- Instalasi plumbing terbagi atas jenis :


- Instalasi plumbing Sistem Pemipaan Air Bersih
- Instalasi Plumbing Sistem Penyediaan Air Kotor
- Instalasi Plumbing Sistem Pemadam Kebakaran
 Sistem air bersih
 Pengertian Air Bersih:
- Secara Umum: Air yang aman dan sehat yang bisa dikonsumsi
manusia.
- Secara Fisik : Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
- Secara Kimia:

47
- PH netral (bukan asam/basa)
- Tidak mengandung racun dan logam berat berbahaya
 Macam – Macam Sumber Air
- Air Laut
- Air Hujan
- Air permukaan
- Air tanah
- Mata air
 Sistem Penyaluran Air Bersih Pada Gedung Bertingkat :
- Up-Feed System
- Down Feed System
 Sistem Jaringan Penyediaan Air Bersih
- Sistem Sambungan Langsung
- Sistem Tangki Atap
- Sistem Tangki Tekan
- Sistem Tanpa Tangki
 Sistem Air Kotor
 Air buangan atau sering pula disebut air limbah, adalah semua
cairan yang dibuang, baik yang mengandung kotoran manusia,
hewan, bekas tumbuh-tumbuhan, maupun yang mengandung sisa-
sisa proses dari industri.
 Fungsi saluran pembuangan air kotor dalam bangunan
- Fungsi kenyamanan
- Fungsi estetika
- Fungsi utilitas
 Jenis Zat Buangan
- Air tinja
- Air bekas pakai / air sabun
- Air hujan
- Air buangan khusus
 Jenis – Jenis Sistem Jaringan Air Kotor
- One Pipe System
- Two Pipe System

48
- Single Stack System
 Sistem tata udara

 Jenis Sistem Pengkondisian Udara


- Sistem ekspansi langsung
- Sistem Pengkondisian Udara secara Sentral
- Chilled Water & Condenser Water Pump
- Cooling Tower Unit
- Air Handling Unit (AHU) dan Fan Coil Unit

 Penggolongan Sistem Pengkondisian Udara


- Sistem Udara Penuh
- Sistem Saluran Tunggal
- Sistem Dua Saluran

 Komponen Sistem Tata Udara


- Kondenser (condenser – CD)
- Piranti ekspansi (expansion device – EXD
a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).
b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve –
HEV).
c. Katup ekspansi termostatik (thermostatic expansion
valve – TEV).
d. Katup pelampung (float valve – FV).
e. Evaporator (evaporator – EV)

- Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type - DX).


- Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
- Kompresor (compressor – CP)

49

Anda mungkin juga menyukai