Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ani Triyanti

NIM : 010116A001
Prodi : PSIK Kelas A Semester 3

Komunikasi penyampaian berita buruk


Dengan masalah Kecelakaan Lalu Lintas (KLL)

Nn. Y berumur 23 tahun yang merupakan seorang pasien dari mahasiswa


ekonomi yang kuliah di salah satu universitas ternama di Indonesia yaitu
Universitas Gajah Mada. Namun pada saat pasien mau pulang ke kampung
halamannya tepatnya di Semarang, insiden tak terduga terjadi pada gadis malang
tersebut. Pasien mengalami kecelakaan yang sangat hebat, karena pasien tersebut
tertabrak oleh bus malam. Dan untungnya ada saksi mata yang melihat pasien
tergeletak di jalan. Hingga akhirnya pasien dibawa ke tepi jalan untuk pemberian
pertolongan pertama, Lalu pasien dilarikan ke rumah sakit terdekat dengan darah
yang bercucuran di kepalanya. Pasien saat ini di ruang IGD dengan ditunggui oleh
anggota keluarganya. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ternyata
sudah tidak ada tanda-tanda kehidupan dan pada saat itu ditetapkan dokter bahwa
pasien nyawanya sudah tidak bisa tertolong lagi .

Perawat :“Assalamu’alaikum buk selamat siang dengan saya perawat Ani.”


(menghampiri pasien yang ada diruang tunggu)

Keluarga : “Wa’alaikumsalam sus, selamat siang. Bagaimana dengan kondisi


anak saya sus?”(menangis terisak-isak)

Perawat :” Baik ibuk mohon tenang dulu ya, untuk lebih jelasnya biar saya
jelaskan di ruangan saya, mari ibuk.” (dengan memegang bahu dan
membawanya ke ruangan perawat)

Keluarga :”(Jalan sambil bersender di bahu perawat) Anak saya tidak apa-
apa kan sus?”

1
Perawat : “Ibuk silahkan duduk dulu ya, yang tenang. (perawat duduk
berhadapan dengan keluarga pasien)

Keluarga :”(masih saja menangis terisak-isak)”

Perawat :”Ibuk mohon tenang dan bagaimanapun hasilnya nanti ibuk tetap
tenang, sabar dan ikhlas ya buk.” (sambil memegang kedua tangan
pasien)

Keluarga :”InsyaAllah bagaimanapun hasilnya akan saya terima dengan


ikhlas sus.” (dengan nada yang lirih dan terus menangis )

Perawat :”Begini ibuk, Setelah kami lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital,


tanda vital pasien tidak berfungsi dengan baik. Saya dan tim medis
lainnya sudah berusaha semaksimal mungkin, namun ternyata
Allah sudah berkehendak yang lain.”

Keluarga :”Jadi maksudnya anak saya sudah tertolong lagi sus? (dengan
nada yang pelan sekali)

Perawat :”Benar ibuk, kami sudah berusaha sebisa mungkin, namun


ternyata Allah punya rencana yang lain.”

Keluarga : (tidak berkata-kata lagi, hanya diam dan mengangis, setelah


beberapa saat kemudian menangis sangat keras)

Perawat :”(Dengan ekspresi yang menunjukkan empati), Ibuk yang ikhlas


ya.”

Keluarga :”Kenapa anak saya yang pergi duluan sus? kenapa bukan saya saja
yang diambil? dia anak hang baik sus.” (sambil menangis dengan
segala penolakannya)

Perawat :”Buk Istighfar buk,( sambil memegang pundaknya) Segala sesuatu


yang terjadi pasti ada alasannya buk, sekalipun maut manusia kita
tidak ada yang tau, hanya Allah lah yang Maha Tau. Sekarang

2
lebih baik kita do’akan saja buk. Karena yang paling dbutuhkannya
saat ini hanyalah do,a.”

Keluarga :” (Melamun dengan pandangan kosong, dan hanya diam saja)”

Perawat :” Ibuk ibuk (dengan melambaikan jari-jari di depan wajah


keluarga), sekarang mari kita langsung saja ke ruangan pasien.”

Keluarga :”Sekarang anak saya ada dimana sus? saya pengen ketemu.”
(dengan menangis pelan)

Perawat :” Baik buk, mari saya tunjukkan ruangan pasien.” (sambil


menuntun keluarga ke ruangan pasien)

Keluarga :” Sus ini jenazahnya boleh langsung dibawa pulang?

Perawat :” Sebentar ibuk nunggu administrasinya dulu ya. Maaf ibuk


sebelumnya, ini jenazahnya mau dimandikan di rumah sakit apa
dirumah saja?

Keluarga :” Dirumah saja sus.”

Perawat :” Baik ibuk, saya ke ruangan dulu ya untuk mengurus berkas-


berkas administrasinya, Selamat siang.”

Anda mungkin juga menyukai