Anda di halaman 1dari 7

SCOURING

I. TUJUAN
Pada praktikum scouring atau pemasakan ini bertujuan untuk
memperoleh bahan tekstil yang bersih dari kotoran alami dan kotoran luar
sehingga meningkatkan daya serap pada seluruh permukaan bahan secara
merata.
II. TEORI DASAR
2.1. Scouring
Pada dasarnya proses pemasakan serat-serat alam dilakukan dengan
alkali seperti natrium hidroksida (NaOH), natrium carbonat (Na 2CO3) dan air
kapur, campuran natrium carbonat dan sabun, amoniak dan lain-lain.
Sedangkan pemasakan serat buatan (sintetik) dapat dilakukan dengan zat
aktif permukaan yang bersifat sebagai pencuci (detergen). Ditinjau dari sistem
yang digunakan, proses pemasakan dapat digolongkan menjadi 2 macam,
yaitu pemasakan sistem tidak kontinyu (discontinue) contohnya pemasakan
dengan bak, mesin jigger, mesin haspel, mesin clapbau, mesin kier ketel dan
pemasakan sistem kontinyu (continue) contohnya pemasakan dengan
mesin J-Box, L-Box. Sedangkan kalau ditinjau dari tekanan mesin yang
digunakan, proses pemasakan dibagi menjadi 2 macam, yaitu pemasakan
tanpa tekanan misalnya menggunakan bak, mesin jigger, haspel, Clapbau, J-
Box dan L-Box dan pemasakan dengan tekanan, misalnya menggunakan
mesin kier ketel, jigger tertutup.
Pada proses pemasakan bahan dari serat kapas terjadi hal-hal sebagai
berikut :
- Safonifikasi minyak menjadi garam-garam larut.
- Protein akan pecah menjadi asam amino asam amonia.
- Mineral-mineral dilarutkan
- Kotoran-kotoran lain disuspensikan oleh sabun yang terbentuk.
- Zat-zat penguat yang terdapat pada serat akan terlepas.
- Kotoran-kotoran yang disuspensikan oleh sabun yang terbentuk
2.2. Kain Poliester Kapas
Serat poliester memiliki sifat ketahanan yang jelek terhadap alkali pada
suhu dan tekanan tinggi, sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses
pengurangan berat, alkali kuat seperti soda kostik(NaOH) akan menghidrolisa
serat poliester membentuk natrium tereftalat yang larut dalam air, proses
hidrolisa ini terjadi pada permukaan serat terutama menyerang bagian amorf
dan perlahan menuju inti serat yang menyerang bagian kristalin. Dengan
adanya hidrolisa ini mengakibatkan terjadinya pengikisan permukaan bahan
sehingga berat kain berkurang, kain menjadi lebih tipis, dan peganganya
menjadi lembut. Ada banyak metode yang dapat digunakan pada proses
pengurangan berat , salah satunya adalah metoda exhaust/perendaman suhu
dan tekanan tinggi menggunakan mesin HT-dyeing. Kain yang telah
mengalami pengurangan berat akan terasa lebih lembut dan langsai.

Serat kapas merupakan serat alam yang paling banyak digunakan untuk
bahan tekstil terutama untuk pakaian jadi, karena serat kapas memiliki
beberapa kelebihan yaitu diantaranya memiliki daya serap yang baik daripada
serat lainya sehingga nyaman untuk digunakan.Serat kapas memliki bentuk
penampang yang sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada
umumnya berbentuk seperti ginjal.
2.3. Metode Exhaust
Pada metoda ini kain direndam dalam larutan penghilngan kanji pada
suhu dan waktu tertentu, metoda ini merupakan proses diskontinyu, cocok
untuk proses produksi dengan kapasitas kecil. Mesin yang dipakai adalah
mesin jigger, winch, jet dyeing dll
III. PRAKTIKUM
A. Alat dan bahan

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Panci pemasakan 1 buah
2 Pengaduk 1 buah
3 Bahan poliester kapas 1 buah
4 Timbangan digital 1 set
5 Mesin padder 1 set
6 Mesin stenter 1 set
7 Kompor gas 1 set
8 Nampan plastik 1 buah
9 Termometer 1 buah
10 Pipet volume 10 ml 1 buah

B. Diagram alir Proses

Menimbang kain T/C dan zat sesuai perhitungan resep

Memasukkan resep dan kain ke panci pemasakan

Proses pemasakan dengan suhu 90°C selama 45 menit

Kain dicuci panas dan dingin

Memeras kain dengan mesin padder dengan WPU 70%


dan mengeringkan kain dengan mesin stenter

Evaluasi kain (% pengurangan berat dan daya serap)

C. Resep

Metoda perendaman

Na2CO3 : 1 g/l

NaOH flake : 2 g/l

Wetting agent (teepol) : 1 cc

Sequestering agent : 1 cc

Suhu : 90oC

Waktu : 45 menit

Volt : 1:30
D. Fungsi Zat
Natrium karbonat : agar proses saponifikasi sempurna
Wetting agent : Menurunkan tegangan permukaan
bahan terbasahi.
NaOH : zat yang mrnyabunkan lemak, malam,
minyak menjadi sabun yang larut dalam air
dan menggembungkan serat sehingga
mudah menyerap larutan pemasakan.
Sequestering agent : zat yang mengikat kandungan logam
penyebab kesadahan yang berasal dari air
proses dan serat kapas.
E. Perhitungan Resep

 Berat bahan = 71 gram


 Vlot = 1:30
 Air = 71 x 30 = 2130 cc
5
 NaOH flake = 1000 𝑥 2130 = 10,65 gram
1
 Na2CO3 = x 2130 = 2,13 gram
1000
2
 Zat pembasah = 1000 𝑥 2130 = 4,26 𝑐𝑐
1
 Anti sadah = 1000 𝑥 2130 = 2,13 𝑐𝑐

F. Skema Proses

Suhu

80°C
45 menit

30°C

10 20 30 45 waktu (menit)
G. Langkah Kerja
 Menimbang kain dan zat yang digunakan sesuai perhitungan resep
 Memasukkan kain dan zat yang telah ditimbang kedalam panci
pemasakan
 Proses scouring selama 45 menit dengan suhu 90°C
 Kemudian cuci panas dan cuci dingin dengan air mengalir
 Memeras kain dengan mesin padder dengan wpu 70 %
 Mengeringkan kain dengan mesin stenter
 Evaluasi kain ( % pengurangan berat, daya serap)
1. % pengurangan berat
 Kain yang telah diproses pemasakan ditimbang kembali kemudian
bandingkan dengan berat kain awal.
 Rumus presentase pengurangan berat :

Berat kain awal − berat kain setelah proses


𝑥 100%
berat kain awal

2. Uji daya serap kain


 Kain dimasukkan ke dalam simpai sulam kemudian ditetesi air
 Mengamati air yang meresap ke dalam kain menggunakan stopwatch
 Hitung waktu serapnya
3. Kelangsaian
IV. DATA PERCOBAAN
Berat awal − Berat akhir
% Pengurangan berat = 𝑥 100 %
Berat awal

71 − 70,62
= 𝑥 100% = 0,53 %
71

Pengurangan Daya serap % Pengurangan


berat (gram) (sekon) berat
Awal Akhir Awal Akhir Kain kapas

71 70,62 7,58 3,00 0,53


Uji kain Keterangan :
Nama
Blanko Kapas 1 = langsai
Akbar 3 1 2 = sedikit langsai
Rizky 3 2 3 = agak kaku

M.Riza 3 2 4 = kaku

Florentina 3 2 5 = sangat kaku

Regine 3 1

Sampel
Kain kapas

V. DISKUSI
Dari praktikum scouring (pemasakan) ini, target yang ingin dicapai
adalah menghilangkan kotoran yang terdapat pada kain berupa minyak –
minyak, lemak, lilin maupun kotoran – kotoran lain yang menempel pada
permukaan kain. Apabila kotoran – kotoran tersebut dapat dihilangkan maka
proses selanjutnya seperti pengelantangan, pencelupan, pencapan dan
sebagainya akan berlangsung dengan baik. Proses scouring ini
menggunakan metoda exhaust/perendaman, dimana kain dimasukkan
kedalam larutan resep kemudian dipanaskan pada suhu 90 oC selama 45
menit. Pada dasarnya proses scouring ini mekanismenya adalah mekanisme
penyabunan dimana pada saat kotoran – kotoran tadi berupa minyak, lilin,
lemak ketika bereaksi dengan soda kostik (NaOH) maka akan terjadi reaksi
penyabunan yang akan menghasilkan sabun yang selanjutnya akan
membantu sebagai zat pencuci dalam proses scouring (pemasakan) ini.
Untuk evaluasinya :
 % Pengurangan berat
Besar kecilnya % pengurangan berat ini tergantung pada
konsentrasi NaOH yang digunakan, Karena berdasarkan literatur
jika konsentrasi NaOH semakin banyak maka %pengurangan
beratnya akan banyak juga, tetapi jika konsentrasinya terlalu
banyak kemungkinan besar kain akan rusak karena akan
terhidrolisa oleh NaOH, maka dari itu konsentrasi NaOH yang
digunakan harus pas sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.

 Daya serap yang baik itu daya serap yang penyerapan terhadap
bahan nya cepat. Dilihat dari hasil praktikum semakin lama waktu
untuk proses scouring atau pemasakan maka semakin baik
penyerapan terhadap bahan hal ini dikarenakan perendaman dan
proses pemaskan semakin lama pada kain poliester kapas
tersebut menyebabkan struktur rantai polimer yang amorf akan
berubah menjadi kristalin atau rantai polimer tidak teratur menjadi
lebih teratur sehingga penyerapan air dapat berlangsung cepat.

VI. KESIMPULAN
Dari praktikum scouring ini diperoleh data dengan resep NaOH flake
2g/l dan Na2CO3 1 g/l, yaitu sebagai berikut :
Berat awal − Berat akhir
- % Pengurangan berat = 𝑥 100 %
Berat awal
71 − 70,62
= 𝑥 100% = 0,53 %
71
- Daya serap = 3,00 detik

Anda mungkin juga menyukai