Laporan Analisis Banjir Bandang Kabupate PDF
Laporan Analisis Banjir Bandang Kabupate PDF
Lokasi kejadian berada di 2 desa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa
Tengah. Dimana lokasi terjadinya bencana berada di bawah kaki pegunungan andong dan
telemoyo.
pada koordinat : 7°21'27.51" Lintang Selatan dan 110°21'17.97" Bujur Timur waktu
Banjir bandang yang menimpa Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan
Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Timur berupa Banjir dengan arus pekat yang
berasal dari material rombakan berupa lumpur, bongkahan batuan dan material kayu
pepohonan. Sedikitnya bencana banjir bandang tersebut 50 rumah dan fasilitas umum hancur
tergerus arus banjir bandang dan mengakibatkan 10 orang korban meninggal, 3 orang luka
Secara umum topografi di lokasi banjir bandang berupa kaki perbukitan gunung
Arah aliran sungai berasal dari lereng gunung Telomoyo dengan arah aliran dari
kecil.
Harli Sumardidja dan Paul W. Richards, 1975) batuan penyusun di daerah bencana
terdiri dari breksi gunungapi hasil aktifitas gunungapi Telomoyo yang berumur ±
Curah hujan yang tinggi dengan durasi lama sebelum terjadi gerakan tanah.
Adanya aktivitas gerakan tanah pada daerah hulu sungai akibat dari intensitas hujan
Kondisi batuan dan tanah di sekitaran lokasi kejadian yang mudah jenuh dan
menyebabkan longsor.
Jebolnya tanggul yang dibentuk oleh material gerakan tanah sehingga membawa
Debit banjir yang lebih besar dari kapasitas pengaliran. Debit banjir pada saat
kejadian mencapai 19,24 m3/detik, sementara kapasitas pengaliran sungai hanya 5,48
m3/ detik. Jadi sekitar 14 m3/detik meluap di sepanjang sempadan sungai hingga
Kondisi perbukitan dan tata guna lahan yang kurang baik sehingga aliran air hujan
tidak dapat meresap ke tanah dan akhirnya mengalir menjadi aliran permukaan.
Adanya hujan deras dalam waktu yang lama menyebabkan air hujan sebagian meresap
ke dalam tanah melalui retakan dan ruang antar pori sehingga menyebabkan batuan dan tanah
disekitar lereng menjadi longsor. Material longsoran tersebut menutup aliran sungai sehingga
membendung aliran sungai, intensitas hujan yang sangat tinggi menyebabkan meluapnya
bendungan oleh material longsoran dan menyebabkan bendungan jebol dengan arus yang
kuat membawa material hasil longsoran berupa bongkah batuan, lumpur dan material
pepohonan. Dengan cepat banjir tersebut menerjang pemukiman warga dan mengendapkan
material hasil longsoran di sungai sehingga banjir pun meluap ke pemukiman warga dan
6. Kesimpulan
Banjir bandang pada Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono disebabkan oleh
Batuan di lokasi daerah kejadian disusun oleh breksi gunungapi aktivitas gunungapi
telemoyo purba yang berumur ± 11.500 tahun yang lalu sehingga kemungkinan besar
kondisi batuan sudah lapuk kuat dan tanah hasil lapukan sangat tebal.
Curah hujan ekstrim dengan durasi lama merupakan factor utama terjadinya tanah
Debit banjir yang lebih besar dari kapasitas pengaliran. Debit banjir pada saat
kejadian mencapai 19,24 m3/detik, sementara kapasitas pengaliran sungai hanya 5,48
m3/ detik. Jadi sekitar 14 m3/detik meluap di sepanjang sempadan sungai hingga
Perubahan tata guna lahan juga sangat mempengaruhi penyerapan air ke dalam tanah
dan aliran permukaan seperti sungai yang memliki dimensi yang kecil sehingga
Kenamampakan DAS lokasi kejadian dan material banjir berupa bongkah bebatuan dan lumpur
Kondisi pasca kejadian bencana banjir bandang di desa Sambungrejo dan desa Citrosari material hasil longsoran
yg terbawa oleh banjir bebatuan, lumpur hingga pepohonan dan kerusakan bangunan berupa rumah (Tribun
Jogja, 2017)
Refrensi
Peta Geologi Lembar Magelang-Semarang (Robert E. Thaden, , Harli Sumardidja dan Paul
W. Richards, 1975)
http://jogja.tribunnews.com/2017/04/29/foto-foto-kondisi-banjir-bandang-di-magelang-batu-
dan-lumpur-terbawa-banjir
https://news.detik.com/berita/3490958/banjir-magelang-hutan-bagus-longsoran-di-hulu-
bendung-sungai