DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Naziyatul Akmala (160140070)
Dara mutia (160140077)
Fikrul Husni Rifai (160140063)
Dosen Pembimbing :
Masrullita ST.MT
Penyusun.
BAB 1
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak
dimiliki di Indonesia. Seiring dengan letak geografis Indonesia yang merupakan
negara kepulauan, maka tidak mengherankan jika variasi dalam jumlah dan
jenisnya pun akan cukup banyak. Pada proses penambangan minyak dari dalam
perut bumi, membutuhkan teknologi dan ilmu pengetahuan yang memadai.
Pengelolaan kegiatan tambang minyak bumi harus direncanakan sejak dibuatnya
rencana kegiatan pertambangan hingga kegiatan pasca tambang yang dilakukan
dalam rangka pengembalian fungsi lahan.
Pada proses penambangan minyak bumi, kegiatan pengolahan minyak
mentah hingga menjadi minyak yang siap pakan merupakan hal yang cukup
komples. Masalah berat yang harus difikirkan adalah limbah dari proses
pengolahan limbah tersebut. Minyak bumi yang dihasilkan dari kegiatan
penambangan seringkali memberikan dampak yang berbahaya bagi lingkungan
disekitarnya sehingga dilakukan pengawasan atas kegiatan tersebut terutama pada
saat dihasilkannya limbah minyak bumi.
Industri tambang minyak di Indonesia memiliki banyak peranan bahkan
menjadi penyumbang pendapatan negra terbesar, oleh sebab itu perlu dilakukan
pengolahan yang baik sehingga eksploitasinya tidak memberikan dampak yang
berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Salah satu limbah yang
dihasilkan pada saat proses pengolahan minyak adalah oil sludge. Limbah ini
dikategorikan kedalam golongan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
sehingga perlu dilakukan pengolahan yang baik. Sifat dan konsentrasi dari limbah
kategori ini memiliki dampak yang mencemarkan lingkungan sehingga akan
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan terhadap manusia dan makhluk
hidup lainnya baik langsung maupun tidak langsung.
Minyak bumi mengandung 50-98% komponen hidrokarbon dan non
hidrokarbon. Kandungannya bervariasi tergantung pada sumber minyak. Minyak
bumi mengandung senyawa karbon 83,9-86,8%, hidrogen 11,4-14%, belerang
0,06-8,0%, nitrogen 0,11-1,7% dan oksigen 0,5% dan logam (Fe, Cu, Ni), 0,03%.
Terdapat empat seri hidrokarbon minimal yang terkandung di dalam minyak
bumi, yaitu seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4), aspal yang
memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin
(isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena
(sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan
seri aromatik. Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi berbeda
bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut (Pertamina 2009).
Minyak bumi dipisahkan menjadi fraksi-fraksi dengan cara destilasi yang
dipisahkan berdasarkan titik didih. Fraksi dengan titik didih lebih rendah akan
naik lebih cepat dan lebih tinggi. Sedangkan fraksi dengan titik didih lebih tinggi
akan naik lebih lama dan lebih rendah (Hart 1991).
2.2 LIMBAH
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di
sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black
water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water).Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak
dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau
secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan
yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Limbah yang dihasilkan dalam rangka pengolahan minyak bumi adalah
berupa sludge. Pada sludge dapat ditemukan kandungan logam berat yang bersifat
racun jika jumlahnya melebihi kebutuhan hara bagi tanaman. Logam berat adalah
golongan logam yang kriterianya sama dengan logam-logam lain. Perbedaan
golongan logam ini terdapat pada pengaruhnya apabila logam berat tersebut
berikatan atau masuk kedalam tubuh organisme hidup, misalnya pada pencemaran
biota perairan (Palar 1995).
Di Indonesia sendiri limbah menjadi masalah yang serius.dalam proses
pengolahan air limbah khususnya yang mengandung polutan senyawa
organik.teknologi yang digunakan aktifitas organism untuk menguraikan senyawa
organi tersebut.Proses pengolahn limbah dengan aktifitas mikro organisme biasa
disebut dengan proses biologis.
Adapun proses pengolahan limbah dengan cara biologis tersebut dilakukan
dengan 2 kondisi yaitu melalui kondisi aerobik (dengan udara) dan melalui
kondisi aneorobik (tanpa udara) ataupun melalui keduanya dengan aerobik dan
aneorobik.
2.2.1 Aerobik
2.2.2 Anaerobik
2.3
.1 Secara alami