LAPORAN KRS Pompa Power Steering
LAPORAN KRS Pompa Power Steering
Dosen Pendamping:
Yosep Efendi, M.Pd
Di susun oleh :
Nanja Dwi Kurniawan (16504244025)
Nurssalim Rasidi (16504244022)
Fajar Indra Rahmana (16504244023)
Arga Kuncoro Jati (16504244021)
Zio Kenny (16504240001)
V. DASAR TEORI
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan memutar
sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan tanpa
membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan
rendah dan menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.
Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan control spool
adalah sebagai berikut :
Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh pompa akan
dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve) dan y (saluran ke control spool).
Aliran yang melewati saluran x sebagian kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar (P1).
Aliran P1 diteruskan melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output pompa dan
dialirkan ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan tekan P1 dan P2
tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik maka terjadi kenaikan perbedaan
antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas ”A”, maka flow control valve akan
bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi pengisapan pompa sehingga
jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada kondisi ini jumlah aliran minyak dikontrol pada ±
6.6 ltr/ min.
b). Pada Putaran Menengah
Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran pompa (P1)
yang bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai tekanan yang mampu mengalahkan
tekanan pegas ”B”, sehingga control spool valve tergerakkan ke kanan. Dengan bergesernya
control spool valve maka besarnya lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan out-put pompa
dan tekanan P2 berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin bergeser ke kiri. Jadi
pada posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke kanan dan memperkecil
orifice 2 sehingga mengurangi volume fluida yang melalui orifice.
Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan optimum
terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna. Pada kondisi ini out-put
pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/
min.
Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk mengatur
tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas relief valve akan terdorong
sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.
C. DATA PRAKTIK
Pembahasan: Apabila rotor mengalami kerusakan, misal pada dudukan vane plate maka
akan berpengaruh pada kerja vane plate. Vane plate menjadi kocak jika dudukannya rusak.
Berdasarkan data praktik, kondisi rotor masih baik, tidak mengalami kerusakan. Sehingga
masih bisa digunakan. Sedangkan untuk vane plate yang sudah mengalami keausan pada
bagian ujungnya dapat menyebabkan menurunnya tekanan apabila keausan yang terjadi
berlebihan. Berdasarkan pemeriksaan vane plate masih bisa digunakan. Tidak mengalami
keausan berlebih.
Pembahasan: Kondisi tutup pompa masih dalam kondisi baik, tidak ada keretakan ataupun
kebocoran. Apabila tutup pompa mengalami keretakan maka minyak power steering dapat
keluar melalui celah-celah bagian yang retak. Jika mengalami hal tersebut maka perlu
dilakukan penggantian tutup pompa. Berdasarkan hasil pemeriksaan tutup pompa tidak
perlu diganti.
Pembahasan: Berdasarkan data praktik kondisi pully ada yang rusak pada bagian alurnya.
Sedangkan pada rotor shaftnya masih dalam kondisi baik, tidak bengkok. Apabila alur pully
ada yang rusak maka dapat menyebabkan kerusakan pada belt yang menyalurkan putaran
dari poros engkol, selain itu dapat menimbulkan selip jika alurnya mengalami aus yang
berlebihan. Jika mengalami hal tersebut maka pully pompa perlu diganti. Pully bila perlu
diganti walaupun rotor shaft masih dalam kondisi baik. Karena keduannya satu kesatuan.
Pembahasan: Berdasarkan data praktik kondisi cam ring masih dalam kondisi baik, tidak
mengalami keretakan ataupun keausan berlebih. Hanya terdapat kotoran. Kotoran yang
menempel pada permukaan cam ring dapat menimbulkan keausan pada permukaannya
karena terdapat vane ring yang berputar. Agar tidak menimbulkan hal tersebut maka cam
ring perlu dibersihkan dengan bensin/solar, lalu dibersihkan pakai majun. Berdasarkan
pemeriksaan cam ring tidak perlu diganti karena masih dalam kondisi baik dan tidak
mengalami kerusakan.
Pembahasan: Berdasarkan data praktik kondisi body cam ring masih dalam kondisi baik.
Tidak pecah ataupun retak. Apabila body cam ring retak maka dapat mengakibatkan
kebocoran minyak power steering, sehingga akan mempengaruhi kerja dari pompa power
steering tersebut. Selain itu dapat menyebabkan kekurangan minyak karena bocor dan
menyebabkan pompa menjadi rusak. Jika mengalami hal tersebut perlu dilakukan
penggantian body cam ring. Sedangkan boby cam ring yang kita gunakan untuk praktik
masih dalam kondisi baik, sehingga tidak perlu dilakukan penggantian.
Pembahasan: Berdasarkan data praktik, kondisi flow control valve masih dalam kondisi baik,
hanya terdapat kotoran. Sedangkan pada control spool masih dalam kondisi baik, tidak
buntu pada lubangnya. Kotoran yang berada di flow control valve perlu dilakukan
pembersihan dengan dicuci dengan solar lalu disemprot dengan udara bertekanan. Kotoran
dapat menyumbat lubang pada flow control valve sehingga mempengaruhi pengaturan
pembukaan katup berdasarkan kecepatan mesin. Katup flow control tidak perlu dilakukan
penggantian, karena masih dalam kondisi baik.
VIII. PERAKITAN
1. Memasang flow control valve dan control spool.
Jika pompa power steering itu akan digunakan pada kendaraan langsung maka perlu
dilakukan pembersihan dahulu dengan udara bertekanan agar kotoran yang menempel
pada komponen bisa bersih.
Berdasarkan data praktik sebagian komponen masih dalam kondisi baik, hanya yang
perlu diganti yaitu vane plate karena bagian ujungnya mengalami keausan, komponen
yang kedua yaitu pully power steerring perlu diganti karena mengalami kerusakan pada
alur belt.