Anda di halaman 1dari 69

PESTISIDA ALAMI/ HAYATI

PESTISIDA ALAMI
KLASIFIKASI PESTISIDA BERDASARKAN BAHAN ASALNYA
 Bahan alami
1. Pestisida alami: minyak bumi (I, A, F)
2. Pestisida botani: piretrum, nikotin, rotenon (I)
3. Bio-pestisida: virus, bakteri, jemur, nematoda (I, F)
 Produk hasil fermentasi
1. Antibiotika: blastisidin, validamisin, kasugamisin (F, B)
2. Makrolida: avermektin, milbemisin, spinosin (I)
 Sintetik
1. Pestisida anorganik: metil bromida, seng fosfida
2. Pestisida organik sintetik: I: organofosfat, organochlorine, karbamat; F:
triazol, benzimidazole, phenylamide, ; H: triazin, urea, sulfonylurea.
3. Tiruan senyawa alami: piretroid, nikotinoid, rotenoid (I); azoxystrobin
(F)
4. Semio-kimia (tiruan hormon): metopren, metil-eugenol.
PESTISIDA BOTANI
PENGERTIAN PESTISIDA BOTANI
- Banyak tumbuhan yang mengandung senyawa beracun bagi
hama dan patogen
- Ekstrak dari tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai
insektisida atau fungisida
- Pestisida yang secara dari tumbuhan secara khusus disebut
pestisida botani atau nabati
- Pestisida nabati pada umumnya digunakan untuk
mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun
penyakit
PESTISIDA BOTANI
PENGERTIAN PESTISIDA BOTANI
 Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu
dari tanaman baik dari daun, buah, biji, atau akar yang
senyawa atau metabolik sekunder dan memiliki sifat racun
terhadap hama dan penyakit tertentu
 Setiap bahan kimia dari tumbuhan yang dapat
mengakibatkan satu atau lebih pengaruh biologi terhadap
OPT dan memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pengendalian OPT
PESTISIDA BOTANI
KELEBIHAN PESTISIDA BOTANI DIBANDINGKAN SINTETIK
- Mudah terurai di lingkungan
- Umumnya cukup aman terhadap makhluk bukan sasaran
termasuk musuh alami hama
- Bisa dipadukan dengan komponen lain PHT
- Tidak cepat menimbulkan resistensi
- Komponen ekstrak bisa bersifat sinergis
- Beberapa jenis dapat disiapkan sendiri oleh petani
PESTISIDA BOTANI
KETERBATASAN PESTISIDA BOTANI

- Persistensi singkat → perlu aplikasi berulang

- Spektrum aktivitas terbatas

- Ekstrak dg pelarut air tidak tahan lama

- Untuk produksi komersial

 pasokan bahan baku terbatas

 biaya produksi cukup mahal

 standarisasi tidak selalu mudah karena kandungan bahan aktif


dlm tumbuhan beragam
PESTISIDA BOTANI
KATEGORI INSEKTISIDA BOTANI
1. Insektisida botani dalam arti sempit:
- Racun syaraf: piretrin dari bunga piretrum, nikotin dari
tembakau, pipersida dari Piperaceae
- Racun respirasi: rotenon dari akar tuba dan skuamosin dari
biji srikaya
- Penghambat fungsi hormon serangga (IGR): azadirahtin dari
biji mimba
2. Zat penghambat makan: salanin dari mimba, limonin dari
kulit jeruk
3. Zat pengusir: senyawa terpenoid dari Asteraceae
4. Zat pemikat: metil eugenol dari selasih
5. Zat pemandul: β-asaron dari jeringau
KILAS BALIK SEJARAH

- Zaman Yunani dan Romawi


klasik: ampas zaitun (Olea
europea), bawang putih
(Allium sativum), mentimun
liar (Citrullus colocynthis)
untuk mengendalikan ulat
dan belalang
LANJUTAN

KILAS BALIK SEJARAH


- 1690: ekstrak tembakau untuk
mengendalikan kepik jala
(Tingidae) pada pohon pir di
Perancis

- Tembakau (Nicotiana tabacum)


 Nikotin (racun syaraf)
 Efektif terhadap berbagai
jenis serangga
 Beracun bagi manusia
LANJUTAN

KILAS BALIK SEJARAH

- 1800: tepung bunga


piretrum sebagai Piretrum (Tanacetum cinerariaefolium)
insektisida di daerah  Piretrin dan sinerin (racun syaraf)
Kaukasus-Iran  Efektif terhadap berbagai jenis
serangga
 Cukup aman terhadap hewan
Menyusui
 Beracun terhadap ikan
LANJUTAN

KILAS BALIK SEJARAH


- 1848: akar tuba untuk
mengendalikan hama
pala di Malaysia
- Tuba (Derris elliptica)
Rotenon, deguelin,
tefrosin (racun respirasi
sel)

KILAS BALIK SEJARAH


- Efektif terhadap berbagai
jenis serangga
- Beracun terhadap ikan
KILAS BALIK SEJARAH

Sediaan insektisida dari bunga piretrum, daun


tembakau, dan akar tuba sering digunakan dalam pengendalian
hama sebelum tahun 1950-an
PESTISIDA BOTANI
PEMICU KEBANGKITAN MINAT TERHADAP PESTISIDA BOTANI

- Dampak negatif dari pestisida sintetik

- Meluasnya penerapan konsep PHT

- Berkembangnya pertanian organik

- Upaya pelestarian lingkungan


- Perjanjian perdagangan internasional (Sanitary &
Phytosanitary Measures) yang membatasi kadar residu
pestisida pada produk ekspor/ impor
PESTISIDA BOTANI
SUMBER PENTING PESTISIDA BOTANI
o Acanthaceae o Lamiaceae (Labiatae)
o Arecaceae o Meliaceae
o Annonaceae o Piperaceae
o Asteraceae (Compositae) o Simaroubaceae
o Clusiaceae (Guttiferae) o Solanaceae
o Euphorbiaceae o Zingiberaceae
o Fabaceae (Leguminosae)
ACANTHACEAE
- Andrographis paniculata (sambiloto)
- Mengandung senyawa berfungsi sebagai
Andrografolida dan Antifeedant
ARECACEAE
- Acorus calamus (jeringau)
- Mengandung senyawa β-asaron (pemandul) Eugenol
(pemikat)
ANNONACEAE
- Sirsak (Annona muricata)
- Srikaya (Annona squamosa)
- Bahan aktif: skuamosin (gol asetogenin)
ANNONACEAE
- Buah nona sabrang (Annona glabra)
- Bahan aktif: (gol asetogenin)
ASTERACEAE
Piretrum (Tanacetum cinerariifolium)
- Kandungan bahan aktif Piretrin dan
sinerin (racun syaraf)
- Efektif terhadap berbagai jenis
serangga
- Cukup aman terhadap hewan
menyusui

Si amih (Ageratum houstonianum)


- Bahan aktif: prekosen (antihormon
juvenil)
ASTERACEAE
Echinacea angustifolia
- Bahan aktif: ekhinasein
(isobutilamida)
ASTERACEAE
Paitan/kipait/rinju pahit (Tithonia diversifolia)
- Mengandung : alkaloid, flavonoid, tanin, steroid,
terpenoid, dan saponin
CLUSIACEAE
Mammea americana Nyamplung (Calophyllum inophyllum)
- Bahan aktif: mamein (kumarin) - Bahan aktif: diduga kumarin
CLUSIACEAE
Calophyllum soulattri (sulatri)
- Bahan aktif: terpenoid dan kumarin (?)
EUPHORBIACEAE
Jarak (Ricinus communis)
- Bahan aktif: risinin (alkaloid)

LEGUMINOSAE
Tuba (Derris elliptica)
- Rotenon, deguelin, tefrosin
(racun respirasi sel)
- Efektif terhadap berbagai jenis serangga
- Beracun terhadap ikan
LEGUMINOSAE
- Spesies lain dengan kandungan seperti
tuba: kacang babi (Tephrosia vogelli)

LEGUMINOSAE
Ketepeng (Cassia alata)
- Efek fungisida
- Kandungan bahan aktif Antrakuinon
(rein, emodin)
LEGUMINOSAE
Ketepeng kecil (Cassia tora)
- Efek fungisida
- Kandungan bahan aktif: emodin, fision,
rein (antrakuinon)

LAMIACEAE
Ocimum basilicum dan Cimum sanctum
(Selasih)
- juvosimena (efek seperti hormon
juvenil), metil eugenol (attractant)
MELIACEAE
Azadirachta indica (mimba)
- Bahan aktif: azadirahtin dan limonoid

MELIACEAE
Melia azedarach (mindi)
- Bahan aktif: azadirahtin
dan limonoid
MELIACEAE MELIACEAE
Aglaia odorata (culan) Swietenia macrophylla (mahoni)
- Bahan aktif: rokaglamida - Bahan aktif: swietenin (gol
(gol benzofuran) limonoid)
MELIACEAE MELIACEAE
Dysoxylum acutangulum Suren (Toona sureni)
- Bahan aktif: Diduga - Bahan aktif: swietenin (gol
limonoid limonoid)
PIPERACEAE
Piper nigrum (lada)
- Bahan aktif: piperin, pipersida, dll.
(gol alkaloid/amida)
PIPERACEAE
Piper retrofractum (cabai jawa)
- Bahan aktif: piperin, retrofraktamida
PIPERACEAE PIPERACEAE
Piper betle (sirih) Piper aduncum (sirih sirih)
- Antimikroba - dillapiol
- Kandungan bahan aktif Alkaloid, - insektisida dan sinergisme
eugenol
SIMAROUBACEAE
Quassia amara
- Bahan aktif: quasin (gol quasinoid)

SIMAROUBACEAE
Eurycoma longifolia (Pasak bumi)
- Bahan aktif: quasin (gol quasinoid)
SIMAROUBACEAE
Brucea javanica Melur
- Bahan aktif: mengandung kuasinoid
SOLANACEAE
Tembakau (Nicotiana tabacum)
- Nikotin (racun syaraf)
- Efektif terhadap berbagai jenis serangga
- Beracun bagi manusia
ZINGIBERACEAE
Lengkuas (Alpinia galanga)
- Anticendawan
- Asetoksikavikol aset
PESTISIDA BOTANI
SYARAT-SYARAT PESTISIDA BOTANI YG BAIK
- Efektif pd konsentrasi cukup rendah (≤ 0,5 % utk ekstrak dg
pelarut organik; ≤ 5% utk ekstrak air) & tidak fitotoksik
- Aman thd musuh alami hama & organisme bukan sasaran
lainnya
- Tumbuhan sumber pestisida botani mudah
ditemukan/dibudidayakan
- Untuk produksi komersial, bahan aktif mudah diekstraksi &
produk insektisida botani mudah distandarisasi
PESTISIDA BOTANI
PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN PESTISIDA BOTANI
- Penapisan bahan tumbuhan dlm jumlah besar
- Informasi pengendalian hama oleh masyarakat
- Informasi sebagai obat tradisional atau aktivitas biolologi
lain
- Sifat tumbuhan sekerabat
- Pengamatan ekologi
PESTISIDA BOTANI
PENILAIAN POTENSI PESTISIDA BOTANI
- Penilaian keefektifan
 Ekstrak pelarut organik ≤ 0,5%
 Ekstrak sederhana: 25 – 100 g/l
- Keamanan
 Tidak fitotoksik
 Aman bagi jasad bukan sasaran (sesuai persyaratan
pendaftaran)
- Ketersediaan bahan tumbuhan
 Mudah diperoleh di sekitar petani
 Mudah dibudidayakan
PESTISIDA BOTANI
PENILAIAN POTENSI PESTISIDA BOTANI
- Kemudahan dalam penyiapan
 Dapat diekstrak secara efisien (dgn pelaruT organik)
 Dapat diekstrak dgn air (penggunaan langsung)
- Kegunaan lain (bila ada)
 Obat (kunyit)
 Pangan (srikaya)
 Tanaman hias (culan)
 Kayu (Dysoxylum spp.)
 Rempah (lada)
PESTISIDA BOTANI
PENYIAPAN INSEKTISIDA BOTANI DI TINGKAT PETANI
- Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling + air + diterjen (≤ 1 g/l)
- Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling + metanol/etanol (≤ 1%) +
air + surfaktan (0,1 – 0,5%)
PESTISIDA BOTANI
PEGGUNAAN PESTISIDA BOTANI DLM PHT:
- Mengacu pada asas-asas PHT (PP No 6/1995 dan empat pilar
PHT)
- Ekstrak kasar lebih baik drpd senyawa murni → sinergisme &
menekan resistensi
- Pestisida botani dlm bentuk campuran → menekan resistensi,
sinergisme, & mengatasi keterbatasan bahan baku
- Penggunaan pestisida botani secara berselang-seling →
menekan resistensi, mengatasi keterbatasan bahan baku
- Menganjurkan petani utk menanam tumbuhan sumber
insektisida & menggunakannya secara langsung
- Dukungan kebijakan pemerintah
- Penyuluhan pertanian partisipatif, misal melalui stasiun
lapangan PHT (praktik bersama petani)
PESTISIDA BOTANI
STRATEGI PENGEMBANGAN
- Mencari pestisida botani baru atau mengembangkan bahan
tumbuhan yang ada

PENGEMBANGAN POTENSI LOKAL


- Sumbar: Ekstrak daun Sigalundi utk mengendalikan Kutu
daun
- Bali: Ekstrak sirih + lengkuas utk mengendalikan Fusarium
pada vanili
- Jawa Barat: Ekstrak suren (Toone sureni) + kacang babi
(Tephrosia vogelli) vs hama ulat
- Jawa Timur: Ekstrak mimba vs berbagai jenis hama
- Sulawesi Tenggara: Ekstrak tuba + tembakau vs. hama kakao,
ekstrak ketepeng vs penyakit kanker batang kakao
PESTISIDA BOTANI
PENUTUP
- Pestisida botani memiliki peluang yg besar utk digunakan
dlm PHT
- Pengembangan pestisida botani perlu disesuaikan dengan
potensi setempat dan permasalahan OPT-n
PENGERTIAN BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
- Biopestisida terdiri dari dua suku kata utama yaitu, BIO dan
PESTISIDA
- Kata bio berasal dari bahasa yunani, bios yang berarti
HIDUP dan pestisida yang berarti PEMBASMI HAMA.
- Jadi, dapat disimpulkan bahwa biopestida merupakan suatu
pembasmi hama yang berasal dari zat hidup.
MIKROBA SEBAGAI BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
- Mikroorganisme dan serangga berasosiasi dengan dengan
banyak cara, asosiasi mutualistik sampai mikroorganisme
penyebab penyakit pada serangga
- Mikroorganisme penyebab penyakit pada serangga dikenal
dengan PATOGEN SERANGGA
- Patogen serangga JAMUR, BAKTERI,
mencakup
VIRUS, PROTOZOA, RIKETTSIA, dan NEMATODA
PENGERTIAN BIOPESTISIDA
BIOPESTISIDA
pestisida yang bahan dasarnya mengandung MIKROBA
tertentu baik berupa JAMUR, BAKTERI, maupun VIRUS
yang bersifat antagonis terhadap serangga (hama), nematoda,
maupun mikroba lainnya (penyebab penyakit tanaman)
BIOPESTISIDA
PENGELOMPOKAN BIOPESTISIDA
1. Insektisida biologi (Bio-insektisida)
- Berasal dari mikroorganisme yang digunakan sebagai
insektisida
- Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
serangga tidak dapat menimbulkan gangguan terhadap
hewan-hewan lain lainnya maupun tumbuhan
- Jenis mikroorganisme yang digunakan sebagai insektisida
harus mempunyai sifat yang spesifik
- Contoh: Bacillus thuringiensis, Nosema locustae
BIOPESTISIDA
PENGELOMPOKAN BIOPESTISIDA
2. Herbisida Biologi (Bio-herbisida)
- Pengendalian gulma dengan menggunakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus
- Bioherbisida yang pertama kali digunakan adalah DeVine
yang berasal dari Phytophthora palmivora yang digunakan
untuk mengendalikan Morrenia odorata gulma pada
tanaman jeruk
- Bioherbisida kedua yang Colletotricum gloeosporoides
digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman padi
dan kedelai di Amerika
BIOPESTISIDA
PENGELOMPOKAN BIOPESTISIDA
3. Fungisida Biologi (Bio-fungisida)
- Beberapa biofungisida yang telah digunakan adalah jamur
Trichoderma sp, digunakan untuk mengendalikan penyakit
akar putih pada tanaman karet dan layu fusarium pada
tanaman cabai
- Jamur Gliocladium Sp untuk mengendalikan busuk akar
pada tanaman cabai akibat serangan jamur Sclerotium
rolfsii
- Bakteri Bacillus subtilis yang merupakan bakteri saprofit
mampu mengendalikan jamur Fusarium Sp
BIOPESTISIDA VIRUS
BIOPESTISIDA
Menggunakan virus penyebab penyakit pada hama:
- Virus patogen serangga sebagian besar masuk dalam genus
Nucleopoly-hedrovirus, Granulovirus, Iridovirus,
Entomopoxvirus, Cypovirus, Nodavirus
- Virus umumnya menyerang serangga dari ordo Lepidoptera
(86%), hymenoptera (7%), dan Diptera (3%)
- Virus masuk kedalam tubuh serangga melalui proses makan,
Selain itu virus juga dapat masuk sewaktu serangga
meletakkan telur, atau melalui luka
- Gejala serangan (1) serangga malas bergerak, (2)
pertumbuhan terhambat (3) kulit berganti warna semakin
pucat dan memutih seperti susu
BIOPESTISIDA JAMUR
BIOPESTISIDA
Menggunakan jamur penyebab penyakit pada hama:
- Kelompok jamur yang menginfeksi serangga dinamakan jamur
entomopatogenik
- Jamur masuk kedalam tumbuh serangga dengan menginvasi
langsung dengan penetrasi melalui kutikula.
- Disamping itu ada beberapa spesies jamur mempengaruhi
pigmetasi serangga dan menghasilkan toksik yang
mempengaruhi proses fisiologi serangga
- Faktok yang mempengaruhi infeksi jamur antara lain (1)
kepadatan inang (2) kesedian spora (3) cuaca terutama angin
dan kebasahan.
BIOPESTISIDA JAMUR
BIOPESTISIDA
Menggunakan jamur patogen pada serangga hama:
- Beauveria bassiana
- Beauveria brongniarti
- Metharhizium anisopliae
BIOPESTISIDA BAKTERI
BIOPESTISIDA
Menggunakan bakteri penyebab penyakit pada hama:
- Bakteri yang menyerang serangga dibedakan menjadi (1)
bakteri yang membentuk spora dan (2) bakteri yang tidak
membentuk spora.
- Kebanyakan spesies bakteri yang tidak membentuk spora
mempunyai patogenesitas yang rendah
- Bakteri pembentuk spora sangat penting dalam program
pengendalian hayati
- Bakteri hanya efektif apabila termakan dan masuk saluran
pencernaan serangga sasaran
BIOPESTISIDA BAKTERI
BIOPESTISIDA
Menggunakan bakteri patogen pada serangga hama:
- Pseudomonas aeruginosa
- Escherichia coli
- Streptococcos
- Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki
- Bacillus thuringiensis subsp. morrisoni
- Bacillus thuringiensis subsp. aizawai
- Bacillus thuringiensis subsp. Japonensis
- Bacillus thuringiensis subsp. israelensis
- Bacillus cereus
- Bacillus popilliae
- Bacillus spharericus
BIOPESTISIDA NEMATODA
BIOPESTISIDA
Menggunakan nematoda penyebab penyakit pada hama:
- Famili nematoda yang menyerang serangga mermithidae,
steirnematidae dan heterohabditidae
- Secara komersil banyak digunakan karena mempunyai atribut
penting yakni (1) kisaran inang luas (2) mampu membunuh inang
dalam waktu 24 jam (3) dapat dibiakan dalam biakan murni (4)
tidak menimbulkan efek resisten (5) aman terhadap lingkungan
- Nematoda masuk kedalam tubuh inang melalui lubang alami
(mulut, anus dan spirakel)
- Gejala serangan (1) tubuh serangga menjadi lemas (2) terjadi
perubahan warna menjadi kecoklatan (3) serangga mati dalam 24
jam
BIOPESTISIDA NEMATODA
BIOPESTISIDA
Menggunakan nematoda patogen pada serangga hama:
- Heterorhabditis bacteriophora
- Heterorhabditis megidis
- Steirnernema carpocapsae
- Steirnernema feltiae
- Steirnernema glaseri
- Steirnernema krausseri
BIOPESTISIDA
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BIOPESTISIDA
Keunggulan:
- Murah dan mudah dibuat
- Relatif aman terhadap lingkungan
- Kandungan kimianya tidak menyebabkan keracunan pada
tanaman
- Tidak mudah menimbulkan kekebalan hama
- Menghasilkan produk pertanian yang sehat (terbebas dari
residu kimiawi)
BIOPESTISIDA
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BIOPESTISIDA
Kelemahan:
- Daya kerjanya relatif lambat
- Tidak membunuh langsung hama sasaran
- Tidak tahan sinar matahari dan tidak tahan simpan
- Kurang praktis
TUGAS MANDIRI
BIOPESTISIDA
1. Cari jurnal terkait dengan penggunaan mikroorganisme sebagai
biopestisida
- Jurnal dicetak hard copy
- Biopestisida dari kelompok jamur (nomor absen 1-4), bakteri (5-8),
virus (9-12) dan nematoda (12-16)
- Buat kesimpulan dari jurnal tersebut dengan tulis tangan, meliputi:
a. Latar belakang
b. Tujuan penelitian
c. Bahan dan metode
d. Hasil dan pembahasan
- Jurnal yang digunakan adalah hanya yang dipublikasi lima tahun
terakhir (2010-2015)
- Buat powerpoint untuk dipresentasikan
- Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya
ANTI BIOTIK
- Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan),Bios (hidup )

- Antibiotik adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri


ataupun jamur yang berkhasiat obat apabila digunakan dalam
dosis tertentu dan berkhasiat mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman dan toksisitasnya tidak berbahaya bagi
manusia
ANTI BIOTIK
1. PENGGOLONGAN ATAS DASAR MEKANISME KERJANYA
 Zat bakterisida, pada dosis biasa berkhasiat mematikan
kuman
1) Zat yang bekerja terhadap fase tumbuh, ex: penisilin dan
sefalosporin, polopeptida (polimiksin, basitrasin), rifampisin,
asam nalidiksat dan kuinolon.
2) Zat yang bekerja trhadap fase istirahat, ex: aminoglikosida,
nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol.
 Zat bakteriostatik, pada dosis biasa terutama berkhasiat
menghentikan pertumbuhan dan perbanyakan kuman. Ex:
sulfonamida, kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida, linkomisin.
ANTI BIOTIK
2. PENGGOLONGAN BERDASARKAN LUAS AKTIVITASNYA
1) Antibiotika Narrow-Spektrum (aktivitas sempit)
Obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja
Misal:
- Penisilin G dan Penisilin V, eritromisin, klindamisin,
kanamisin hanya bekerja terhadap kuman Gram –positif.
- Streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, asam nalidiksat
khusus aktif terhadap kuman Gram-negatif.
2) Antibiotika Broad Spektrum (aktivitas luas)
Bekerja terhadap lebih banyak kuman baik jenis kuman Gram-
positif maupun jenis kuman Gram-negatif.
- Antara lain : Sulfonamida, ampisilin, sefalosporin,
kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin
ANTI BIOTIK
3. MEKANISME KERJA
Obat antibiotika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa
mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi
terpenting dari bakteri, antara lain:
 Dinding sel.
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang
sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari
plasma dengan akibat pecah
contoh: Kelompok penisilin dan sefalosporin.
 Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding sel)
dikacaukan sintesanya hingga menjadi lebih permeabel.
Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Ex: Polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol dan ketokonazol).
ANTI BIOTIK
3. MEKANISME KERJA
Obat antibiotika dapat melakukan aktivitasnya lewat beberapa
mekanisme, terutama dengan penghambatan sintesa materi
terpenting dari bakteri, antara lain:
 Protein Sel.
Sintesanya terganggu, misalnya: kloramfenikol, tetrasiklin,
aminoglikosida, makrolida
 Asam-asam inti (DNA,RNA)
RNA : Rifampisin
DNA : asam nalidiksat dan kinolon, acyclovir.
 Antagonis Saingan
Obat menyaingi zat-zat penting untuk metabolisme kuman,
hingga pertukaran zatnya terhenti.
Ex : Sulfonamida, trimetoprim, INH.
ANTI BIOTIK
4. KLASIFIKASI ANTIBAKTERI
 Penisilin : benzil penisilin, fenoksimetilpenisilin, ampisilin,
amoksisilin
 Sefalosporin dan antibiotik beta laktam lainnya ; sefadroksil,
sefaklor, sefotaksim
 Tetrasiklin
 Aminoglikosida; streptomisisn, gentamisin, neomisin
 Makrolida; erotromisin, linkomisin
 Kuinolon; siprofloksasin, ofloksasin
 Sulfonamida dan trimetoprim; kotrimiksazol, suldok
ANTI BIOTIK
5. ASUMSI DASAR PEMAKAIAN ANTIBIOTIK
 Sifat toksisitas selektif : membunuh mikroorganisme yang
menginvasi host tanpa merusak sel host

 Toksisitas Antibiotik lebih bersifat relatif daripada absolut :


perlu kontrol konsentrasi obat secara hati-hati sehingga dapat
ditolerir tubuh
ANTI BIOTIK
6. ANTIBIOTIKA PROFILAKTIK
 Pemberian antibiotik untuk PENCEGAHAN INFEKSI, bukan
untuk PENGOBATAN INFEKSI
 Lama pemberian ditentukan oleh lamanya risiko infeksi

 Dapat timbul resistensi bakteri & superinfeksi.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai