Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Asam Basa
Keseimbangan Cairan Elektrolit Dan Asam Basa
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat.Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairandan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh.Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air( pelarut)
dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkanpartikel-
partikelbermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan,minuman,dan cairan intravena (IV) dan di distribusi
ke seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.Keseimbangan cairan
dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka
akan berpengaruh pada yang lainnya.
JUMLAH DAN DISTRIBUSI
1.) Air tubuh total (total body water [TBW]) bergantung pada usia, berat badan,
jenis kelamin, dan derajat obesitas. Kandungan ini secara perlahan berkurang
seiring pertambahan usia.
a. Pada bayi, sekitar 80% berat badannya adalah air. Karena bayi memiliki
area permukaan yang lebih besar dibandingkan berat badannya, bayi
mengalami kehilangan air tak kasat mata (difusi air melalui sel-sel kulit).
Kebutuhan cairannya juga lebih tinggi karena pertumbuhan yang cepat dan
peningkatan metabolism yang mengakibatkan peningkatan produksi urine.
b. Pada orang dewasa, total body water mencapai 60% berat tubuh (sekitar
40L) laki-laki muda dan 50% berat badan (sekitar 30 L) perempuan muda.
1. Total body water pada perempuan lebih sedikit karena lemak
subkutannya sangat banyak. Jaringan adipose mengandung air selular
yang sangat sedikit (hanya sekitar 10 L)
2. Obesitas dapat terjadi pada kandungan total body water yang hanya
berkisar 25% sampai 30% berat tubuh.
c. Pada orang berusia diatas 60 tahun, total body water mungkin hanya
mencapai 40% sampai 50% berat badan.
d. Bayi, lansia, dan orang yang obesitas sangat rentan terhadap kehilangan
air. Kekurangan air (dehidrasi) dapat terjadi dengan cepat selama
berlangsungnya mekanisme kehilangan air seperti berkeringat, demam,
diare, dan muntah.
2.) Distribusi. Total body water tersebar 50% dalam otot, 20% dalam kulit, 20%
dalam organ lain, dan 10% dalam darah.
KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH
1. Kompartemen cairan intraseluler (CIS) mengacu pada cairan dalam miliaran sel
tubuh. Kurang lebih dua pertiga cairan tubuh adalah cairan intraseluler.
2. Kompartemen cairan ekstraseluler (CES) yang terdiri dari seluruh cairan tubuh
diluar sel, mengandung sepertiga air tubuh.
a. Cairan interstisial adalah cairan disekitar sel tubuh dan limfe adalah cairan
dalam pembuluh limfatik. Gabungan kedua cairan ini mencapai tiga
perempat CES.
b. Plasma darah adalah bagian cair dari darah dan mencapai seperempat CES.
c. Cairan transeluler, sekitar 1% sampai 3% berat badan, meliputi seluruh
cairan tubuh yang dipisahkan dari CES oleh lapisan sel epitel.
Subkompartemen ini meliputi kerinagt; cairan serebrospinal; cairan
synovial; cairan dalam peritoneum, perikardiak, dan rongga pleura; cairan
dalam ruang-ruang mata; dan cairan dalam system pernafasan, pencernaan,
dan urinaria.
3. Komposisi kompartemen cairan
a. CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion
natrium dan klorida serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit
ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat, sulfat, dan asam organic.
Perbedaannya adalah dalam hal protein; plasma lebih banyak protein dan
cairan interstisial mengandung sangat sedikit protein.
b. CIS. Akibat pompa natrium-natrium dependen ATP, konsentrasi ion natrium
dan kalium intraseluler berlawanan dengan yang ada dalam CES. Ion kalium
intraseluler berkonsentrasi tinggi dan ion natrium intraseluler rendah.
Konstentrasi protein dalam sel tinggi, yaitu sekita 4 kali konsentrasi dalam
plasma.
4. Pergerakan cairan antar kompartemen.
a. Antara sel dan CES
1.) Distribusi air di dalam dan diluar sel bergantung pada tekanan osmotic.
2.) Tekanan osmotic berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut total
(osmolalitas) di dalam dan di luar sel. Air akan bergerak dan regia
berosmolitas rendah ke regeia berosmolitas tinggi.
3.) Normalnya, osmolalitas di dalam dan di luar sel adalah sama dan tidak
ada penarikan atau pengeluaran air menuju dan keluar sel.
4.) Jika zat terlarut atau tidak bertambah maupun hilang, ekuilibrium
osmotic sementara akan terganggu. Air kemudian akan bergerak masuk
atau keuar sel sampai ekuilibrium baru tercapai.
b. Antara plasma dan cairan interstisial
1.) Pergerakan air menembus membrane sel kapiler diatur oleh tekanan
hidrostatik dan osmotic sesuai tekanan yang dijelaskan daam hipotesis
Starling-Landis. Cairan dan protein berlebih dikeluarkan melalui system
limfatik.
2.) Peningkatan tekanan hidrostatik kapilar atau penurunan tekanan osmotic
koloid plasma mengakibatkan semakin banyak cairan yang bergerak dari
kapilar menuju cairan interstisial. Sebaiknya, penurunan tekanan
hidrostatik kapilar atau peningkatan tekanan osmotic kolois plasma
menyebabkan pergerakan cairan interstisial ke dalam kapilar.