Oleh:
Nama : Jimmy Al Fa’is
NIM : B1A017017
Rombongan : VII
Kelompok :2
Asisten : Wakhyuningsih
A. Latar Belakang
Ikan mempunyai derajat toleransi terhadap suhu dengan kisaran tertentu yang
sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi
terhadap penyakit. Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak
menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan
diri pada suhu lingkungan sekelilingnya. Ikan akan mengalami stress manakala
terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada lingkungan perairan,
faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang
diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi ikan. Perubahan-perubahan faktor
tersebut hingga batas tertentu dapat menyebabkan stress dan timbulnya penyakit
(Yuwono, 2001).
Respirasi atau pernafasan adalah pertukaran gas O2 dan CO2 di dalam organ
pernafasan makhluk hidup. Sumber O2 dalam perairan dapat berasal dari udara dan
fotosintesis fitoplankton. Respirasi aerob ialah suatu proses pernafasan yang
membutuhkan oksigen dari udara, sedangkan Respirasi anaerob ialah suatu proses
pernafasan yang tidak membutuhkan oksigen. Faktor yang mempengaruhi proses
respirasi ada dua yaitu faktor internal dan eksternal. Sistem organ yang berperan
dalam respirasi pada ikan adalah insang. Oksigen merupakan bahan pernafasan
yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi ikan, oksigen
diperlukan oleh tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi lemak dan
gula (Lagler, 1977).
Menurut Fujaya (2004), pengukuran kualitas air seperti tingginya salinitas,
rendahnya DO, dan tingginya NH dapat dijadikan patokan untuk mengetahui
jumlah konsumsi oksigen pada ikan. Penelitian mengenai konsumsi oksigen dapat
dijadikan perbandingan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi, temperatur, serta
berat dari ikan itu sendiri. Ikan dalam proses pertumbuhannya, tidak semua
makanan yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar
energi dari makanan digunakan untuk metabolisme, dan sebagiannya lagi
digunakan untuk aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi. Proses metabolisme dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan pengetahuan penting dalam
pengembangan budidaya perikanan.
B. Tujuan
A. Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah ikan Nila (Oreocromis
niloticus), reagen untuk titrasi kandungan oksigen air (larutan KOH-KI, larutan
H2SO4 pekat, larutan MnSO4, larutan Na2S2O3, reagen amilum).
Alat aerator, timbangan teknikal, gelas ukur 2L, alat pengukur konsumsi
oksigen (respirometer), termometer, botol sampel, tabung erlenmeyer, buret, dan
statif.
B. Cara Kerja
A. Hasil
Perhitungan kelompok 2
Diketahui:
V respirometer besar = 54335 mL = 5,435 L
Bobot ikan nila kecil = 28 gram
Larutan Na2S2O3 terpakai (awal) = 7 mL
Larutan Na2S2O3 terpakai (akhir) = 5,4 mL
Selang waktu pengukuran O2 awal dan akhir = 0,25 jam
Volume ikan (L) = 30 mL = 0,03 L
1000 1000
Otaawal = 𝑥 𝑝𝑥𝑞𝑥8 = 𝑥 3,5 𝑥 0,025 𝑥 8 = 7
100 100
1000 1000
Otaakhir = 𝑥 𝑝𝑥𝑞𝑥8 = 𝑥 2,7 𝑥 0,025 𝑥 8 = 5,4
100 100
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rinek Cipta,
Jakarta.
Holt, R.E. and Jørgensen, C., 2015. Climate change in fish: effects of respiratory
constraints on optimal life history and behaviour. Biology letters, 11(2),
p.20-32.
Lagler, K. F. 1977. Icthyology. John Wiley and Sons Inc, Canada.
Prakoso, V.A. and Chang, Y.J., 2017. Laju Respirasi Induk Ikan Blackhead Seabream
Acanthopagrus schlegelii Pada Suhu Pemeliharaan Yang Berbeda. Jurnal Riset
Akuakultur, 12(2), pp.161-167.
Pramleonita, M., Yuliani, N., Arizal, R. and Wardoyo, S.E., 2018. Parameter fisika
dan kimia air kolam ikan nila hitam (Oreochromis niloticus). Jurnal Sains
Natural, 8(1), pp.24-34.
Ville., 1988. General Zoology. London W.B: Sounders Company.
Wetzel, R. G and G. E. Likens. 2000. Lymnological Analyses, Thirth Edition.
Springer-Verlag : New York.
Yuwono,E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi, UNSOED, Purwokerto.
Zainuddin. Inayah, M. Iqbal Djawad dan Abd. Djalil Saleng. 2003. Respons Fisiologi
Dan Laju Pertumbuhan Juvenil Ikan Bandeng Yang Dibantut Pada Umur
Berbeda. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin
Makassar. Makasar.
Zonneveld, N, Z. Hulsman dan J. Boon. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.