Anda di halaman 1dari 14

Konspirasi Pembunuhan

Utsman bin Affan RA


Sampai pada saat ini perkembangan islam sangat tidak terbendung baik dari segi
positif maupun segi negative.
Dari segi positif islam semakin di pahami bukan hanya ritual saja tapi juga
mengatur kehidupan secara keseluruhan dan ini adalah sesuatu hal yang baik
karena ummat semakin mengerti bahwa islam juga mengurusi kehidupan
manusia.
Akan tetapi sisi negative juga berkembang sangat tidak terkendali, baik dari segi
kurafat, ilmu kalam, aliran sesat, dsb

Problem yang lebih rumit ketika segi negative belum tentu dipandang negative
oleh kelompok islam tertentu dan segi positif belum tentu dianggap positif bagi
kelompok tertentu.

Seperti contoh: wahabbisme menganggap hampir segala sesuatu yang tidak


dikerjakan Rasulullah SAW adalah bidah, dan bahkan mereka bisa mentakfir
seorang muslim lain.

Ada juga yang mengaku bahwa kelompoknyalah yang paling “mengikuti sunnah”
sehingga yang tidak seperti mereka “ada di neraka”
Dilain pihak ada juga yang mengatakan bahwa pemahaman islam harus di
rekonstruksi, ushul fiqih harus pake logika dan penafsiran Alquran harus direvisi
ulang dan ironisnya ide “kafir” di junjung tinggi dan dianggap lebih islami.

Fenomena “pentakfiran” dan “liberalisasi” ini sangat menyedihkan karena kita


tidak bisa mengetahui sampai sebatas mana kita bisa menganggap bahwa suatu
kelompok masih islami atau bahkan keluar dari islam sama sekali.

Kalau kita lihat pada jaman sahabat ternyata kejadian pentakfiran dan bidah
sudah terjadi pada saat kepemimpinan setelah Umar RA, bahkan Ali dan Utsman
Radhiallahu anhuma dianggap ahli bidah oleh para pengkhianat islam.

Keadaan ini memang disebabkan oleh pengaruh dari konspirasi yang disebabkan
oleh orang Majusi Yahudi yang tidak senang melihat kaum muslimin bersatu.

Oleh karena itu sejarah tentang pembunuhan utsman RA dan Ali RA pun juga
dimanipulasi oleh para orientalis dan orang2 kafir dengan tujuan
membingungkan umat islam.

Tujuan Pembahasan
Memberikan pengetahuan asal muasal islam terpecah belah dan sebab yang
mungkin terjadi dan politisasi dibalik peristiwa ini dan dampaknya.
Struktur Pembahasan
Pembahasan akan dibagi menjadi beberapa bagian
 Hidup bersama Rasulullah SAW
 Awal mula perpecahan umat Islam
 Politisasi kaum kuffar menggunakan kesempatan ini
 Kesimpulan

Metode Penulisan dan analisa keabsahannya


- Berhusnuzzon kepada para sahabat Rasulullah SAW
- Menggunakan sumber yang shoheh
- Jika masih kurang karena sirah terkadang membutuhkan tambahan
informasi yang bisa diambil dari riwayat yang lemah akan tetapi para
pakar sirah mempercayai nama orang tersebut
- Logika komparatif dalam menganalisa kemungkinan yang terjadi dari
hasil informasi yang diperoleh dari berbagai sumber

Salah satu metoda yang paling penting adalah berhusnuzzon kepada para
sahabat semuanya, terutama para sahabat yang disebutkan oleh Rasulullah SAW
adalah penghuni Surga (‘asyara mubasiron) : Abu bakar, Umar bin Khattab,
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah ibn
Jarrah, Saad bin Abi Waqqas, Said bin Zaid, Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin
Ubaidillah.

Juga berhusnuzzon kepada sahabat terkenal/kabair lainnya seperti Amr Bin


Yasir dan juga istri nabi Aisyah RA, Abdullah bin Umar RA, dsb

Rasulullah SAW bersabda:


“Janganlah kalian mencaci sahabat-sahabatku. Demi Allah yang jiwaku berada di
tangan-Nya, seandainya seorang di antara kalian bersedekah dengan emas
sebesar gunung Uhud, maka tidak akan setara dengan satu mudd atau
setengahnya dari sedekah mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Menggunakan sumber yang shoheh bisa difilter dari berbagai macam sumber,
kita tahu buku2 sejarah seperti Tarikh thobari, bidayah wa nihayah, tarikh
khulafa, dan yang lainnya mengacu pada beberapa periwayatan dan kutipan dari
orang2 yang dianggap soheh pada pakar sirah yang satu tapi dianngap lemah
oleh para sirah yang lain, oleh karena itu Jarh wa ta’dil disini akan dilihat dengan
menggunakan para muhaddits terkenal seperti Bukhari Muslim, akan tetapi jika
kurang lengkap karena ini berupa sirah maka sumber2 yang lemah pun bisa
diambil asalkan tidak bertentangan dengan sumber2 yang shoheh.

Perlu diketahui mengenai kejadian pembunuhan utsman RA ada beberapa


periwayatan diantaranya:
- Yazid bin Abi Habib (53-128H mufti mesir pada jamannya)
- Muhammad bin syihab Azzuhri (58-124H ahli hadits negeri syam)
- Abu Khunais Sahm Al-Azdi hadir dalam peristiwa dan hidup sampai masa
Umar bin Abdul Aziz
- Said bin Al-Musayyib (13-94H salah satu dari 7 fuqoha di Madinah)
- Al-Ahnaf bin Qais (72H) pembesar bani Tamim yg hidup sejaman dengan
tragedy fitnah ini
- Abu Said Maula Abu Usaid Al Anshari ikut menyaksikan tragedy fitnah
dan mengetahui keadaannya
- Zubair bin Awwam adalah sahabat Rasulullah SAW yang cukup
terkemuka
- Abu Mikhnaf Luth bin Yahya (157H)
- Abu Ubaidah Mu’ammar bin Mutsanna (207H)
- Muhammad bin Umar Al-Waqidi (207H)
- Ibn A’tsam
- Ibnu Atsakir
- Saif bin Amir At-tamimi (180H)

Banyak buku yang sebenarnya menulis tentang kejadian terbunuhnya Utsman


(Maqtal Utsman) tapi karena terpaan zaman maka buku itu tidak pernah sampai
kepada kita, akan tetapi ada riwayat yang dapat diingat sehingga potongan
informasi itu sampai kepada kita seperti Al-Baladzuri meriwayatkan potongan
informasi dari Al-Waqidy dan Saif bin Amir.

Abu Mikhnaf adalah ulama syiah yang sangat membenci Utsman RA, hal ini bisa
dilihat karena dia tidak menganggap Utsman RA sebagai sosok seorang khalifah
dan bahkan banyak usahanya dalam menjatuhkan Utsman RA

Al-Waqidy juga memiliki kebencian sehingga At Thabary dalam Tarikh At


Thobari dan ibn Katsir dalam bidayah wa nihayah mengutip dari Al-Waqidy
hanya hal2 yang tidak terlalu tendensius terhadap fitnah yang terjadi diantara
para sahabat.

Said bin Musayyib, Yazid bin Abi Habib tergolong lemah dari sisi sanad,
sedangkan Az-Zuhri juga dianggap lemah isnadnya, dia juga memposisikan
Thalhah RA sebagai salah satu penentang Utsman RA.

Saif bin Umar At Tamimi mungkin yang akan menjadi mayoritas dari rujukan
tapi dilakukan cross check dengan riwayat2 yang shohih dari riwayat Abu Said,
Sham Al Azdi dan Ahnaf bin Qais karena 3 periwayatan ini saling melengkapi
adapun Saif bin Umar menjadikannya menjadi lebih detail meskipun sanadnya
ada yang lemah akan tetapi masih sejalan dan pada pokoknya tidak
bertentangan dengan periwayatan yang shoheh diatas.

Saif bin Umar terbilang seorang penulis yang dipercayai oleh kebanyakan para
ulama seperti Yahya ibn Mu'in (w233/847H), Abu Dawud (w275H/888M), al-
Nasai (w303H/915M), Ibn Abi Hatim (w327H/938M), Ibn al-Sukn
(w353H/964M), Ibn Hibban (w354H/965M), al-Daraqutni (w385H/995M), al-
Hakim (w405H/1014M), al-Firuzabadi (w817H/1414M), Ibn Hajar
(w852H/1448M), al-Suyuti (w911H/1505M, dan al-Safi al-Din (w923H/1517M).

Sedangkan Logika komparatif digunakan utk melihat kesinambungan antara


beberapa periwayatan, seperti halnya tidak mungkin Utsman RA dikuburkan di
tempat kau Yahudi, kebencian Aisyah RA kepada Utsman RA dan para sahabat
lain seperti Thalhah, padahal pada saat Utsman RA terbunuh mereka yang sangat
mendorong Ali RA utk mengadili pembunuh Utsman RA.

Hidup Bersama Rasulullah SAW

Kita mengetahui bahwa pada saat islam dibangun oleh Rasulullah SAW di Mekah,
musuh nyata adalah orang musyrik dan jahiliyah, tidak ada daerah abu-abu utk
melihat musuh kaum muslimin, karena pada saat Rasulullah SAW di Mekah tidak
ada orang bermuka-dua, setiap orang yang menerima dakwah Rasulullah SAW
di mekah (para sahabat) menerima dengan kesadaran penuh oleh karena itu
kualitas para sahabat yang akhirnya berjumlah kurang lebih 40 orang disebut
sebagai “umat terbaik”

Pada saat Rasulullah SAW hijrah kemadinah, terjadi pertemuan antara kaum
muhajirin dan Anshor di awal2 terbentuknya Negara islam di Madinah kekuatan
islam sangat luar biasa sampai saat ini muslim “bermuka-dua” belum muncul,
karena kesibukan dengan penaklukan dan jihad yang berlanjut sampai terjadi
fathul makkah.

Pada saat pembukaan kota mekah inilah mulai kelihatan individu2 dari yang
bermuka dua, oleh karena itu Rasulullah SAW bersabda:

(BUKHARI – 1750) : Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin ‘Abbas telah
menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman telah menceritakan kepada kami
Sufyan dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir radliallahu ‘anhu: Ada
seorang ‘Arab Badwi menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berbai’at
untuk masuk Islam. Keesokan harinya dia datang lagi dalam keadaan menderita
sakit demam lalu berkata: “Bebaskan aku (Batalkan baiatku) “. (Dia minta keluar
dari Islam). Namun Beliau tidak mengabulkannya. Permintaannya itu dilakukan
hingga tiga kali. Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Madinah ini
seperti alat penempa besi, yang membersihkan orang-orang jelek darinya dan
akan menyeleksi orang-orang yang baik saja (untuk tinggal didalamnya) “.

Disisi lain kejayaan islam yang dipimpin oleh Rasulullah SAW menjadi “posisi-
panas” bagi orang2 yang mengimpikan dirinya menjadi sosok terkemuka.
Sehingga nabi palsu pun mulai bermunculan.

Beruntunglah pada saat ini Rasulullah SAW masih ada ditengah tengah kaum
muslimin maka nabi palsu seperti Aswad Alansi (Abhalah bin Ka'ab bin Ghauts
Al Kadzdzab) di Yaman yang muncul pada tahun 12H bisa dibunuh oleh Fairuz
yg merupakan sepupu dari istrinya (yang direbut dengan cara membnuhuh
suaminya), Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh Aswad dan
akhirnya misi ini diselesaikan oleh Fairuz dengan memenggal kepalanya.

Kemudian perpecahan yang dihembuskan oleh musuh islampun masih dapat di


padamkan.
Ini terjadi pada suku aus dan khazraj yang diprovokasi orang Yahudi, perlu
diketahui bahwa sebelum islam datang mereka selalu berperang.
Secara singkat hal ini terjadi akibat adanya bani qainuqa nadhir dan quraizah,
kaum yahudi yang merasa diri mereka memiliki ras tertinggi dan melakukan
politik pecah belah kepada kabilah2 arab dan bahkan mengancam akan
mengalahkan seluruh kabilah arab yang ada dimadinah jika nabi terakhir datang,
karena mereka menganggap nabi terakhir akan berasal dari bani israil, mereka
semakin benci kepada Islam pada saat nabi terkahir yang mulia Rasulullah SAW
datang dari bangsa Arab.

Kaum yahudi ini menguasai ekonomi madinah sebelum Rasulullah SAW datang,
karena mereka selain licik dalam perdagangan, praktik riba pun menyebabkan
mereka menguasai ekonomi lintah-darat didaerah ini.

Kaum yahudi tidak pernah memiliki keahlian dalam berperang tapi ke ahlian nya
adalah dengan kelicikannya mengadu domba, strategi ini sangat jitu utk
membuat suku aus dan khazraj selalu berselisih. Dua suku ini selalu menjadi
object pecah-belah oleh kaum Yahudi.

Bahkan setelah mereka menjadi bersaudara (kaum muslim) ditengah


keberadaan Rasulullah SAW pun hampir membuat mereka bertikai (QS Ali Imran
103), hal ini pun kembali padam karena Rasulullah SAW masih berada ditengah2
sahabat pada saat itu.

Setelah Rasulullah SAW manusia paling mulia didunia ini wafat pada tgl 12
rabiul awal 632M (11H), mulailah fitnah terjadi, pada saat perundingan di
saqifah bani saidah kaum anshor hendak membaiat Saad bin Ubadah, oleh
karena itu Umar RA mengajak Abubakar RA utk mendatangi pertemuan tersebut,
yang akhirnya dibaiat lah Abu Bakar RA secara in-iqod dan kemudian baiat
keesokan harinya bagi seluruh kaum muslimin (baiat To’ah)

Terdapat dua pendapat dalam hal ini mengenai siapa orang yang paling tepat
menduduki khalifatu Rasulillah, masing2 memliki argumentasi yang cukup kuat.

Pendapat pertama mengatakan bahwa Abu-bakar lah yang di tunjuk “istikhlaf”


oleh Rasulullah SAW dengan alasan bahwa pada saat Rasulullah SAW sakit beliau
menunjuk Abu bakar utk mengimami solat, dan juga dalam hal lain Abu bakar RA
menjadi wakil dari Rasulullah jika beliau tidak ada ditempat, inilah alasan kaum
muslim menganggap memang Abu bakarlah yang tepat menduduki posisi ini.

Pendapat kedua mengatakan bahwa Ali RA lah yang tepat karena disebutkan
bahwa “kamu adalah bagian dariku dan aku adalah bagian darimu” dan alasan
lain pada saat Ali RA di suruh menjaga keluarga Rasulullah SAW dan mengatakan
“apakah kamu tidak ridha menduduki posisi terhadapku, seperti posisi harun
terhadap musa?”

Dua pendapat tersebut hanyalah pujian Rasulullah SAW seperti layaknya


Rasulullah SAW memuji sahabat yang lain oleh karena itu dua pendapat diatas
salah karena baiat di tentukan oleh keridhaan kaum muslimin.
Awal mula perpecahan umat islam

Problem diatas merupakan cikal bakal fitnah terbesar yang akan kita bahas
disini.

Di jaman kekhalifahan Abu bakar yang hanya berumur 2 tahun, dia juga
mengalami percobaan pemberontakan yaitu oleh musailamah alkadzab yang ada
semenjak Rasulullah SAW hidup kemudian nabi palsu yang satu ini menyatakan
perang setelah Rasulullah SAW wafat, dan terjadilah perang riddah yang disebut
juga perang yamamah didalam taman kematian “hadiqotul maut”, dikatakan
seperti ini karena sekitar 21000 murtad mati dan 1200 kaum muslim menjadi
syuhada

Sampai saat ini motifasi politik adu-domba belum terlihat karena semua
pemberontakan hanya merupakan ego dari para pemberontak yang
menginginkan kedudukan seperti Rasulullah SAW.

Mereka juga menganggap remeh dan lemah kepemimpinan Abu Bakar RA yang
ditandai dengan menolak membayar zakat, yang akhirnya dengan ketegasan Abu
Bakar RA merekapun diperangi

Setelah Abu bakar RA wafat pada tahun 634M, kemudian terpilihlah melalui
ridho kaum muslimin Umar RA, dimasa inilah fitnah terhadap kaum muslim
makin menguat, oleh karena itu disebutkan didalam satu hadits tentang
terbunuhnya Umar RA

Hadist tentang terbunuhnya Umar RA ini hendak menjelaskan bahwa perubahan


jaman menuju kepada fitnah telah dibatasi oleh seorang Umar. ketika perubahan
jaman bergejolak laksana gelombang dilaut (menuju kepada jaman penuh
fitnah), maka pintu harus terbuka. Kemudian pintu tersebut telah dibuka secara
paksa (didobrak) yang bermakna Umar sebagai pembatas yang berdiri menjaga
pintu itu tentu akan memerangi dan mencegah gelombang yang keras itu.

Dengan terdobraknya pintu itu, mengisyaratkan bahwa Umar akan terbunuh.


Dan ucapan Umar bahwa "pintu itu tidak akan tertutup selama-lamanya?
"mengisyaratkan bahwa setelah terbunuhnya Umar, maka jaman yang baru akan
lebih buruk dari jaman sebelumnya seperti yang telah disebutkan oleh
Rasulullah. (yaitu terus menerus meluasnya fitnah / semakin besarnya fitnah
kepada Umat Islam.)

Pembunuhan Umar RA ini dilakukan oleh Abu lu’luah majusi berasal dari Persia
dia juga seorang budak dari Al Mughirah bin syu’bah, ada yang mengatakan
bahwa Abu lu’luah yg memiliki nama Persia Firuz Nahavandi karena dia
berasalah dari Nahawand suatu daerah yg ditaklukkan pada saat kekhilafahan
Umar RA.

Saif meriwayatkan dari Assa’di bahwa dia pernah berkata “Ketika para tawanan
wanita dan anak2 nahawand sampai dimadinah Abu lu’luah mengusap kepala
setiap anak kecil dari para tawanan sambil menangis dan berkata Umar telah
memakan jantungku”.

Meskipun faktor diatas adalah salah satu dari beberapa faktor yang
menyebankan Abu Lu’luah membunuh umar tapi disini kita bisa lihat awal mula
fitnah yang terjadi masih bersifat individual dan tidak melibatkan terjadinya
adu-domba diantara para sahabat.

Setelah umar RA wafat dibentuk komisi untuk memilih khalifah berikutnya yang
terdiri dari Abdurrahman bin Auf, Zubai bin Awwam, , Thalhah bin ubaidillah,
Saad bin Abi Waqosh, Ali bin Abi thalib dan Utsman bin Affan RAA, akhirnya
hanya dua kandidat Ali dan Utsman yang akan dipilih, karena ridho kaum
muslimin menginginkan khalifah berikutnya menjalankan sesuai ijtihad Umar
RA dan Abu Bakar RA maka Utsman RA resmi menjadi Khalifah ke 3.

Utsman RA dikenal pemalu, akan tetapi bukan berarti beliau adalah khalifah
yang lemah, memang ada hal yang mungkin menjadi salah satu kebijaksanaan
yang beliau lakukan menjadi alat yang digunakan para pengkhianat.

Salah satu kebijaksanaannya adalah mencopot jabatan gubernur yang terpilih


dijaman Umar RA dan menggantikan dengan gubernur baru yang masih ada
hubungan keluarga dengan beliau, kebijaksanaan ini adalah salah satu yang
menjadi alasan yang digunakan para pengkhianat utk menurunkan Utsman RA.

Hal ini dimulai oleh Utsman RA dengan menurunkan Amr bin Ash dari jabatan
gubernur, para pengkhianat tidak diam utk mengambil kesempatan ini, jadi bisa
dikatakan bahwa daerah Mesir adalah daerah yang digunakan sebagai titik
tumpu pemberontakan sedangkan daerah bashrah dan kufah juga dijadikan alat
yang akan di provokasi untuk membuat keadaan semakin kondusif untuk
menjatuhkan dan membunuh Khalifah ke 3 ini.

Politisasi kaum kuffar/munafiq menggunakan kesempatan ini


Fitnah seperti bola salju yang akan menjadi besar ini di percikkan oleh orang
Yahudi yang pura2 masuk islam bernama Abdullah bin saba, ibunya berkulit
hitam, ia sering berpindah pindah dari satu daerah islam kedaerah yang lain utk
menyesatkan penduduknya, ia mulai tinggal di Hijaz, Bashrah, Kufah dan
kemudian ke Syam, diSyam dia diusir dan akhirnya bermukin di Mesir.

Pengikut Abdullah ibn Saba berasalah dari Arab badui (Yaman dan Iraq) yang
tinggal di Mesir, karena setelah ditolak diberbagai daerah hanya dimesirlah dia
mulai diterima dan mulai melancarkan politik adu-domba yang menyebabkan
fitnah terbesar bagi umat Islam.

Inilah salah satu karakter Yahudi yang selalu mengadu-domba kaum muslimin
dan sering sekali membuat logika dangkal terhadap pemahaman kaum muslimin,
ia pernah mengatakan “Sungguh sangat aneh orang yg mengatakan isa akan
kembali sedangkan ia mendustakan kembalinya Muhammad, padahal ALLAH
SWT berfirman: Sesungguhnya Yang mewajibkan atas kamu AlQuran niscaya
akan mengembalikan kamu ke tempat kembali” Maka Muhammad lebih berhak
dadtang kembali kedunia daripada Isa.

Bisa terlihat dari komentar Abdullah bin saba ini bahwa dia adalah orang yang
juga menggagas paham “liberalisme” dijaman ini, karena dia mencoba untuk
menafsir ulang AlQuran.

Terjadi pro-kontra tentang tokoh Abdullah bin Saba, ada yang mengatakan
bahwa tokoh ini fiktif dan adapula yang membenarkan, terkait hal ini bisa kita
lihat sumber2 bahkan dari kalangan syiah sendiri ada yang mengatakan bahwa
tokoh ini memang ada seperti:

- Al Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad


bin Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin
Abdillah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan
Muhammad bin ‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi
dari Aban bin Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata,
‘La’nat Allah atas Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya
sifat ketuhanan pada diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah!
Amirul Mukminin hanyalah seorang hamba yang taat.”
- Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti
diatas dengan sanad yang berbeda.
- Dan selain keduanya.

Sedangkan ulama salaf kebanyakan mengatakan bahwa tokoh ini memang benar
adanya:

- Ibnu Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari


seorang Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
- Imam Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang
ekstrim, ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
- Ibnu Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling
ekstrim…. Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum
Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin Abi
Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa
kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
- Abul Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika
menceritakan tentang As-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang
membakar mereka adalah Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang
meyakini padanya (pada Ali) ada sifat ketuhanan, merekalah yang disebut
kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang
Yahudi yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
- Abdullah bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil
Hadits 1/21 berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah
dan pengikut hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada
manusia selain mereka (yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah
bin Saba’ meyakini adanya sifat ketuhanan pada diri Ali.”
- Az Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.” (Al-
A’lam 4/88)
Para orientalis dan kaum liberal mengatakan hal ini fiktif atau mengatakan
bahwa para sahabat kabair juga terlibat dalam pembunuhan Utsman RA:

- Farag Fauda dalam bukunya al-Haqiqah al-Gha’ibah


- Disanjung oleh para liberalis seperti: Prof. Azyumardi Azra danProf.
Syafi’i Maarif
- Murtadha Askari mengatakan bahwa Abdullah bin saba adalah rekaan syaf bin
Umar
- Thaha Husain
- Prof DR Quraish Shihab
Dia mengatakan:
”Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia (Abdullah bin
Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha
Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah salah seorang yang
menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa
musuh-musuh Syiah.” (hal. 65)

Dari sumber2 diatas jelaslah bahwa tokoh yang dikenal Sabaiyyah ini memang
benar2 ada.

Provokasi Abdullah bin Saba ini dilakukan dengan cara mengadu domba kaum
muslimin, dilakukan dengan:
- Membuat surat palsu khalifah Utsman RA yg memerintahkan membunuh
pemberontak yang ada di Mesir, Kufah dan Bashrah
- Membuat surat palsu mengatas namakan Ali RA, Aisyah RA dan para sahabat
yang menuntut Utsman RA
- Mengatakan Utsman RA pelaku bid’ah
- Pura2 Menyerukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

Semua tuduhan diatas dijawab oleh Ali, Zubair dan Thalhah sehingga mereka
sempat kembali pulang, tapi provokasi ibn Saba’ ini tidak stop sampai disini,
sehingga menyebabkan mereka akhirnya membunuh Utsman RA.

Utsman RA selalu berusaha mengingatkan orang2 yang ingin membunuhnya


dengan mengingatkan kepda ALLAH SWT, sehingga anak Abu Bakar pun
akhirnya pergi, Utsman RA juga sempat mengirim surat ke seluruh penjuru
kekhilafahan tentang pemberontakan tersebut, sehingga para sahabat bergegas
utk menjumpai Utsman RA akan tetapi mereka terlambat.

Pengkhianat yang benar2 ingin membunuh Utsman RA sudah tidak sabar lagi,
karena mereka tahu para sahabat sedang menuju kediaman Utsman RA,
sebagian anak2 para sahabat Rasulullah SAW diperintahkan oleh bapak2 nya
(para sahabat) utk menjaga utsman diantaranya Husein bin Ali, Ibnu Azzubair,
Muhmmad bin Thalhah, Marwan bin Hakam, Said Azzubair dan beberapa yang
lainnya, mereka mampu menahan para pengkhianat.

Utsman RA dituduh banyak melakukan bid’ah dan membakar mushaf Al-Quran,


semua ditepis oleh Ali RA yang mengatakan aku akan melakukan hal yang sama
utk menghindari perpecahan dan pentakfiran dikarenakan perbedaan mushaf.
Utsman RA juga di lecehkan karena tidak ikut perang badar padahal Rasulullah
SAW yang menyuruhnya menjaga istrinya yang sakit.

Utsman RA benar2 sudah mempersiapkan kematian yang akan datang padanya


seperti yang dikatakan Rasulullah SAW, dan ini juga salah satu janjinya bahwa
pada saat fitnah ini datang maka dia bersabar, oleh karena itu dia mengatakan
kepada anak2 para sahabat utk tidak melindunginya lagi.

Ibnu Katsir berkata, "Beliau meminta celana tersebut pada hari itu agar
jika ia terbunuh tidak terbuka auratnya karena beliau adalah seorang yang
sangat pemalu hingga malaikat yang ada di langit pun malu terhadap Utsman
sebagaimana yang telah diberitakan Nabi

Lalu beliau meletakkan mushaf di depannya dan membacanya seraya berserah


diri menerima ketentuan Allah menghindari peperangan, dan menegaskan
kepada masyarakat jangan memerangi para pemberontak.

Kalaulah tidak karena perintah beliau tentunya mereka telah menolongnya dari
para perongrong namun ketetapan Allah adalah suatu yang pasti terjadi.

Utsman RA menghembuskan nafas yang terakhir pada saat membaca Alquran,


ada beberapa riwayat mengenai peristiwa kematiannya, ada yg mengatakan 3
orang : Saudan bin Hamran, Kinanah bin Bisyr, Amr bin Hamiq

Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Aun bahwa Kinanah bin bisyr memukul
rusuk dan ubun2 utsman RA dengan tiang besi sehingga beliau tersungkur, Lalu
saudan bin Humran Al Murady memberikan pukulan lagi kemudian menebaskan
pedangnya, tapi terhalang oleh istri Utsman RA Nailah yang juga membawa
pedang sehingga terjadilah perkelahian dan dipeganglah tangan nailah sehingga
jatuh pedangnya dan ada juga yg mengatakan tangannya berusaha memegang
pedang Saudan sehingga jarinya putus. Akhirnya pedang dihunuskan ke khalifah
ke 3 yg syahid ini.

Sayangnya ibnu Asakir mengatakan bahwa Amr bin Hamiq yang menusuk
utsman pada saat dia tidak berdaya, meskipun ini didukung apa yang ditulis
didalam bidayah wa nihayah akan tetapi karena dia adalah salah satu sahabat
maka ini kurang bisa dipertanggung jawabkan.

Anehnya didalam website yang mencoba membawa nama Tarikh At Thobari


tentang yang dianggap sahabat membunuh Utsman RA adalah bohong, didalam
buku Tarikh At Thobari sejalan dengan yang terdapat di website berbahasa arab.
Memang betul ada beberapa sahabat yang disebut berselisih dengan Utsman RA
tapi mereka tidak terlibat dalam pembununah Utsman RA.

Hampir seluruh website dalam bahasa inggris dan Indonesia melibatkan


beberapa sahabat dalam pembunuhan Utsman RA ini, ada yang menggabungkan
Ghafiqi, Qutairah dan Amr bin Hamiq, hanya website berbahasa arab sajalah
yang sedikit berbeda ini dikarenakan orang2 yang sebenarnya membunuh
Utsman RA tidak disebutkan dan mereka hanya menyebutkan orang2 yang sama
didalam website yang lain. Oleh karena itu google atau search engine yang lain
akan menampilkan sosok yang sama yang ditampilkan oleh para orientalis.

Beberapa sumber dari Wikipedia tertentu tidak berani mengatakan pelaku


pembunuh Utsman RA mungkin karena peliknya permasalahan personal dari
orang2 yang disebut sebagai pembunuh Utsman RA.

Tentu website tendensius mengatakan hal yang senada yaitu menuduh sahabat,
mengatakan Abdullah bin Saba fiktif, tentu konspirasi ini selain didukung para
orientalis, juga didukung para liberal muslim dan orang2 muslim yang tidak
detail menyelidiki hal ini.

Oleh karena itu sejarah yang benar adalah bahwa yang terlibat dalam
pembunuhan hanyalah orang2 badui yaman, yang tinggal di Mesir.

Jadi kronologis yang insya ALLAH bisa diterima dan tidak melibatkan sahabat
adalah bahwa Rumah Utsman di kepung oleh orang yang disebutkan sekitar
2000 orang sumber lain mengatakan 600-1000 orang, pada saat ini adalah
musim haji jadi beberapa orang justru sedang melaksanakan haji.

Sumber yang bisa diterima terdapat didalam salah satu situs website berbahasa
arab menyebutkan bahwa sebenarnya ada hampir 2000 ribu orang yang
merencanakan hal ini diluar madinah, 600 diantaranya masuk kedalam Madinah
dan 50-60 orang yang mengepung rumah Utsman RA, mereka berbeda tujuan
tapi bersepakat.

Mereka berasal dari Mesir dan bergabung dengan yang berasal Basrah bernama
kaharkus bin zahir assa’diy dan hakim bin jabalah, dan dari kufah Al Asytar
malik bin Al harits An nakhai.

Kinanah bin Bisyr juga salah seorang yang memukul Utsman RA menurut
website berbahasa arab yang juga senada dengan bidayah wanihayah (dari
perkataan Ibnu Asakir)

Melalui jalur At Thobari:


Ghafiqi bin harbi Al Akiy memukul dengan besi kemudian menendang Alquran
dengan kakinya sehingga darah Utsman RA menetes kemushaf yang tepat jatuh
ْ ‫َف َس َي ْكفِي َك ُه ُم هللا ُ َوه َُو ال َّسمِي ُع‬
pada QS 2:137 yang berbunyi: ‫ال َعلِي ُم‬
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya,
sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah
akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (darah yang jatuh diayat ini disebutkan pada website
bebahasa arab dan juga bidayah wanihayah)
Bidayah wanihayah juga mengatakan bahwa setelah terbunuhnya Utsman RA
Ghafiqi bin harbi ini memimpin selama 5 hari sebelum dibaiatnya Ali RA.
Jadi boleh jadi 2 orang pertama ini yang memukul Utsman RA, didalam website
berbahasa arab sebelum Saudan bin Humran AsSukuniy seorang yang bernama
Qutairah AsSukuwniy menikam Utsman RA dengan 9 tikaman.

Versi bidayah wa nihayah mengakan Amr bin Hamiq yang melakukan ini, kalau
kita ambil perkataannya “3 tikaman utk ALLAH dan 6 tikaman utk dendamku”
bisa jadi hal ini sebenarnya disematkan kepada Qutairah bukan Amr bin Hamiq.

Setelah itu masuklah Saudan bin Humran As dengan pedangnya hendak


menyerang Utsman RA akan tetapi istri Utsman RA Nailah bint Farafisah
menghalau pedangnya sehingga jarinya putus, dia juga melakukan hal yan g
menjijikkan kepada istri seorang sahabat yang dijamin masuk surga tersebut
subhanallah.

Baik Athobari dan website berbahasa arab sejalan bahwa Setelah ini terjadi
budak Utsman RA keluar dan menebas leher dari Saudan bin Humran, melihat
hal ini Qutairah juga membunuh budak Utsman RA ini.

Kemudian Qutairah menutup rumah Utsman RA dengan meninggalkan 3 orang


yang terbunuh didalamnya, pada saat dipekarangan rumah Utsman RA, budak
utsman yang lain keluar dan menikam Quitairah, dua orang pembunuh Utsman
RA ini langsung terbunuh pada hari itu juga, Jumat 18 dzulhijjah tgl 35H.

Semua yang berpartisipasi dalam pembunuhan Utsman RA tebunuh setelah 40


tahun, dua diantaranya dibunuh oleh Alhajjaj bin Yusuf atsaqofiy pada jaman
kekhalifahan umayyah yaitu: Umary bin Dhobiy albarjamiy dan Kamil bin ziyad
Annakhai.

Sebelum peristiwa ini beberapa sahabat pergi jauh karena tidak ingin terlibat
dengan perkara ini, meskipun mereka RAA merasakan kesedihan yang
mendalam pada saat mereka mengetahui bahwa Utsman RA dibunuh.

Riwayat tentang Muhammad bin Abu bakar semuanya sama bahwa dia adalah
salah satu orang yang masuk kedalam rumah Utsman dan sempat memegang
jenggot Utsman RA, akan tetapi Utsman RA mengatakan apa dosa saya yaa ibn
Abu bakar, akhirnya dia pun keluar dan tidak terlibat dengan pembunuhan ini.

Dalam riwayat lain total budak Utsman RA yang terbunuh ada 6, karena mereka
mengatakan darah Utsman RA halal maka hartanya juga halal sehingga mereka
juga menjarah harta benda Utsman RA.

Fitnah ini akan berlanjut kepada yang lebih besar karena setelah ini Ali RA akan
dituntut untuk mengadili pembunuh Utsman RA, dan terdapat dilemma seorang
Ali RA dalam melakukan ini karena tidak mau membaian Ali RA sebelum Ali RA
mengadili pembunuh Utsman RA, sedangkan Ali RA menginginkan dibaiat dulu
sebelum mengadili pembunuh Utsman RA.

Kesimpulan
Kalau kita lihat dengan logika komparatif diambil dari informasi2 yang cukup
bisa dipercayai terutama dari kalangan ulama2 besar diatas maka

Mengenai Surat yang dikatakan berasal dari Khalifah Utsman RA yang dibawa
oleh seorang utusan tetapi dalam perjalanannya dia bertemu kaum muslimin
dari Mesir yang pulang karena diberi nasehat oleh Ali RA tentang ketidak
benaran dugaan mereka tentang khalifah Utsman RA, pada saat bertemu si
pembawa surat ini malah melakukan tindakan2 yang mencurigakan sehingga
didapatilah surat yang menugaskan pembunuhan kepada kaum muslim yang
memberontak di Mesir, hal ini tentunya mengherankan bagaiman mungkin surat
yang harusnya rahasia:
- Dikirim melalui jalur yang diketahui bahwa kaum muslimin di Mesir akan
pulang melalui jalan yang sama
- Lebih aneh lagi si utusan ini menyengajakan supaya dia digeledah

Surat palsu yang mengatasnamakan Ali RA bahwa dia juga menuntut Utsman
ditepis habis oleh Ali RA, sehingga kaum muslimin dari Mesir tersebut
keheranan diantara mereka.

Kalau Aisyah RA dan sahabat yang lain ingin membunuh Utsman RA kenapa
mereka mendesak Ali RA utk mengadili pembunuh Utsman RA bahkan hal ini
menjadi bertambah tegang sehingga terjadi perang yang berakibat terbunuhnya
Ali RA, ini adalah episode dari kelanjutan fitnah yang dibuat oleh Yahudi
la’natullah alaihim ajmain

Adalah suatu kewajaran bahwa terkadang para sahabat berselisih tapi tidak
akan mencapai tingkat pembunuhan apalagi mereka mendengar sendiri dari
ucapan Rasulullah SAW bahwa mereka adalah penghuni Surga.

Terbukti dengan kesedihan paling dalam yang sangat membekas didalam benak
para sahabat, mereka bahkan ada yang menangis, bahkan Aisyah RA mengatakan
Utsman RA telah terbunuh dengan cara yang zalim.

Abdullah bin saba adalah orang yang hidupnya selalu membuat keributan oleh
karena itu dia pindah dari satu kota ke kota yang lain dan selalu melakukan
provokasi utk memecah belah kaum muslimin

Memang benar mungkin ada pemahaman bahwa Utsman RA mengganti pejabat


pemerintahan kepada keluarga dekat, tapi hal ini sudah dikembalikan kepada
para penduduk didaerah tersebut utk memilih gubernur yang mereka inginkan,
ini adalah salah satu cara Utsman RA meredam pemberontakan.

Utsman RA memang tidak meletakkan jabatan Khalifah karena Rasulullah SAW


yang mengingatkan beliau supaya pada saat terjadi fitnah Utsman RA jangan
meletakkan jabatan tersebut.
“Sesungguhnya kalian akan menjumpai setelahku fitnah dan perselisihan atau
perselisihan dan fitnah.” Maka berkata salah seorang, “Lalu kepada siapa kami
akan memihak?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berpegangteguhlah kalian kepada al-Amiin ini dan sahabat-sahabatnya.” Lalu
beliau mengisyaratkan kepada Utsman.”

Utsman RA juga mengetahui hal ini akan terjadi karena Rasulullah SAW telah
bersabda seperti yang tersebut diatas, dan dia juga pasrah bahkan senang karena
memang dia bermimpi pada hari yang sama sebelum dia terbunuh, dia bermimpi
akan berbuka puasa dengan Abu Bakar dan Umar RA dalam riwayat lain juga
bersama Rasulullah SAW.

Tidak ada seorang sahabatpun RAA, yang ikut andil dalam menentang Utsman
RA apalagi membunuhnya, andaipun ada maka sanadnya lemah

Utsman RA tidak pernah melakukan bidah, dia melakukan semuanya masih


berlandaskan syariat Islam yang benar yang dipahaminya langsung dari orang
yang paling mulia Rasulullah SAW

Kita sebagai seorang muslim haruslah kritis dalam menerima berita yang
disematkan kepada para sahabat, para sahabat tentunya adalah orang terbaik
karena mereka berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Kaum kuffar tidak henti2nya memalsukan sejarah dan membohongi kaum


muslimin anehnya kaum muslimin menggemakan kebohongan ini.

Kita sudah mendengar bahwa perkara pentakfiran dan penuduhan bidah sudah
dilakukan bahkan pada jaman para sahabat oleh karena itu jika kita memang
benar2 berada diatas kebenaran yang hakiki menegakkan islam setinggi-
tingginya tentulah kita tidak takut utk dibilang ahli bidah dan ditakfirkan.

Semua yang benar pasti datangnya dari ALLAH SWT dan yang salah dari penulis,
jika salah semoga ALLAH SWT membukakan pintu maghfirah kepada penulis
amiin ya robbal alamin.

Anda mungkin juga menyukai