DI SUSUN OLEH:
ERNA AMBARWATI
NIM. P.13086
DI SUSUN OLEH:
ERNA AMBARWATI
NIM. P.13086
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena
Tulis Ilmiah dengan judul “Pemberian Minyak Zaitun (Olive Oil)terhadap Derajat
Ruam pada Asuhan Keperawatan An. A dengan Diare Pengguna Diapers Usia 0-
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Ns. Meri Oktariani M.Kep, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
3. Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep, selaku dosen penguji I yang membimbing
iv
4. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada
5. Kedua Orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
6. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga yang telah memberikan ijin untuk
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................ix
DARTAF GAMBAR ..........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................1
B. Tujuan Penulisan ...............................................................................5
C. Manfaat Penulisan .............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ...................................................................................8
1. Diare ...........................................................................................8
2. Konsep Asuhan Keperawatan .....................................................14
3. Diapers Rush ...............................................................................30
4. Minyak zaitun .............................................................................34
B. Kerangka Teori .................................................................................38
BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET
A. Subjek Aplikasi Riset .......................................................................39
B. Tempat dan Waktu ............................................................................39
C. Media atau Alat yang digunakan.......................................................39
D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset ...................................40
E. Alat ukur evaluasi tindakan aplikasi riset ........................................41
vi
BAB IV LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien ................................................................................42
B. Pengkajian .......................................................................................42
C. Perumusan Masalah Keperawatan ..................................................49
D. Intervensi Keperawatan ...................................................................51
E. Implementasi ...................................................................................53
F. Evaluasi Keperawatan .....................................................................61
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian .......................................................................................67
B. Diagnosa Keperawatan ....................................................................79
C. Intervensi .........................................................................................83
D. Implementasi ...................................................................................85
E. Evaluasi ...........................................................................................90
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................94
B. Saran ................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari. Pada bayi lebih dari 4 kali
sehari dengan lendir atau tanpa lendir darah serta lebih dalam dua puluh jam
dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau hanya
penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis. Pengeluaran feses yang
meningkat pada anak yang menderita diare, mengharuskan orang tua lebih
sering menganti popok, Dahulu para orang tua melindungi genetalia anak
dengan popok kain, tetapi karena intensitas feses keluar lebih sering maka
feses menjadikan daerah disekitar genetalia menjadi lembab dan dan akan
(Maryunani 2010).
genetalia anak yang memiliki daya serap tinggi dan terbuat dari bahan plastik
1
2
feses serta urin yang bersifat disposible atau sekali pakai, dalam penggunaan
popok yang bersifat disposable ini jika tidak digunakan secara tepat dan
(Diena, 2009). Sedangkan menurut (Syahrani, 2008) ruam popok yang terjadi
selama beberapa hari, walaupun tetap rutin diganti, bisa disebabkan oleh
jamur Candida albicans. Jenis ruam popok ini berwarna kemerahan dan tidak
bayi atau ibu menyusui justru akan mengakibatkan infeksi jamur karena
Candida.
seluruh negara. Semua kelompok usia bisa terkena diare, tetapi penyakit diare
dalam tingkat berat dengan risiko kematian yang tinggi terutama terjadi pada
3 - 4 kali diare per tahun bahkan lebih (Wulandari, 2009). Sedangkan diare di
Jawa Tengah berdasarkan (Dinkes Jateng, 2007) jumlah kasus diare di Jawa
Tengah tahun 2007 yaitu sebanyak 625.022 penderita dengan Incidence Rate
(IR) 1,93%, sedangkan jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak
3
269.483 penderita, Jumlah kasus diare setiap tahunnya rata-rata di atas 40%,
hal ini menunjukkan bahwa kasus diare masih tetap tinggi dibandingkan
golongan umur lainnya. Data pada tahun 2007 memperlihatkan empat juta
tahun 2003 menunjukkan jumlahbalita yang ada 2.816.499 anak, dari jumlah
rincian yang naik berat badannyasebanyak 1.575.486 anak atau 79,03% dan
balita yang ada dibawah garis merah(BGM) sebanyak 46.679 anak atau
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah dan
integritas kulit berhubungan dengan iritasi rectal karena diare, resiko infeksi
diagnosa yang sering muncul pada anak dengan penyakit diare akut, dalam
pemerasan dingin biji - biji buah tanaman tersebut yang telah masak. Kualitas
minyak yang terbaik diperoleh dari buahnya yang tua tetapi belum masak
benar (Sutedjo, 2004). Menurut Setyanti 2012 tentang manfaat minyak zaitun
emolien yang bermanfaat untuk menjaga kondisi kulit yang rusak seperti
psoriaris dan eksim. Minyak zaitun (olive oil) dipercaya dapat digunakan
untuk perawatan bekas luka, serta area-area yang terdapat keriput dan pecah-
pecah akibat kulit kering atau penuaan sel kulit, dapat juga digunakan untuk
stretching atau penarikan pada kulit, sehingga dapat mengatasi masalah bekas
untuk pemberian minyak zaitun (olive oil) yang tujuannya untuk menurunkan
5
derajat ruam pada An.A Dengan diare. Maka dari itu penulis tertarik untuk
menyusun Karya Tulis Ilmiah tentang “Pemberian Minyak Zaitun (olive oil)
RSUD Salatiga.
Daerah Kota Salatiga, kasus diare rumayan banyak, dimana selama 3 bulan
terakir dari bulan Oktober sampay Desember 2015 ada 50 pasien, dan dibulan
Januari 2016 ada 12 pasien dengan diare yang dirawat diruang anggrek
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga, hal ini membuktikan bahwa
prevelensi penyakit diare diruang anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Rumah Sakit.
2. Tujuan khusus
C. Manfaat Penulisan
1. BagiRumah Sakit
3. Bagi Pasien
minyak zaitun terhadap derajat ruam popok penguna diapers pada anak
diare.
4. Bagi Penulis
popok pada anak diare dan merupakan satu pengalaman baru bagi penulis
LANDASAN TEORI
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi Diare
Diare adalah pengeluaran tinja tidak normal dan cair buang air
besar tidak normal dan bentuk tinja yang cair dengan frekuensi lebih
mencret, tinja encer, dapat bercampur darah dan lendir kadang disertai
pada bayi dan anak-anak usia dibawah lima tahun. Diare adalah buang air
besar yang tidak normal atau bentuk tinda yang encer dengan frekuensi
buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi lebih dari
satu bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali (Hasan, 2007).
pada bayi pada anak yang sebelumnya sehat. Diare kronik yaitu diare
badan atau berat badan tidak bertambah selama diare tersebut Suratmaja
(2007).
8
9
2. Etiologi
mutipel.
protein.
e. Pisikologis yaitu rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak
balita, umumnya terjadi pada anak yang lebih besar (Hasan 2007)
3. Klasifikasi
oleh agens infeksius dalam traktus GI. Keadaan ini dapat menyertai
10
infeksi saluran nafas atas (ISPA) atau saluran kemih (ISK), terapi
biasanya sembuh sendiri (lama sakit kurang dari 14 hari) dan akan
mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi. Diare
dan kandungan air dalam feses dengan lamanya (durasi) sakit lebih
dari 14 hari. Kerap kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis
4. Manifestasi klinis
timbul diare tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja
dengan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya
asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diapsobsi usus
selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan
nampak. Berat badan turun, tugor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun
besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering (Hasan,2007).
5. Patofisiologi
makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan
menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat
6. Pemeriksaan penunjang.
diagnosis (casual) yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang
(2009) adalah :
1) Pemeriksaan feses
glukosa.
disebabkan karena efek dari obat seperti Fe, diet tinggi buah merah
dan sayur hijau tua seperti bayam. Feses berwarna pucat disebabkan
karena malabsorbsi lemak, diet tinggi susu dan produk susu. Feses
2) Pemeriksaan darah
Darah perifer lengkap, analisa gas darah dan elektrolit (terutama Na,
4) Duodenal intubation
7. Penatalaksanaan
terdiri atas :
1) Jenis cairan
2) Jumlah cairan
14
8. Komplikasi
b. Renjatan hipovolemik
d. Hipoglikemia.
9. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
sebagai berikut :
1) Riwayat keperawatan
tua.
2) Keluhan utama
Mula mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
disertai lendir atau lendir dan darah, anus dan daerah sekitarnya
5) Riwayat kesehatan
penyebab diare.
6) Riwayat nutrisi
sebagai berikut.
kemandirian.
9) Psikososial
air besar dan buang air kecil dirumah dan dirumah sakit. Selain
rumah.
b) Berat badan
Tabel 2.1
Penurunan berat badab anak dengan dehidrasi
c) Kulit
d) Kepala
biasanya cekung.
20
e) Mata
cekung.
meningkat.
h) Anus
menurut gordon:
makanan kesukaan.
c) Pola eliminasi
lain-lain.
d) Pola latihan-aktivitas
penyakit paru.
peristiwa yang telah lama terjadi dan atau baru terjadi dan
mengeluh letih.
i) Pola reproduksi/seksual.
24
b. Diagnosa keperawatan
lain :
5) Resiko syok.
c. Perencanaan keperawatan
berlebihan.
terkena.
Intervensi keperawatan :
menyertai
b) Beri kompres hangat pada daerah dahi, aksila dan lipat paha
kehagatan tubuh
5) Resiko syok
d) Pantau TTV.
cemas.
prosedur.
menggurangi takut.
B. Diaper Rush
1. Definisi
Diapers rush adalah kelainan pada bayi atau balita yang terjadi
daerah bokong. Pada kulit yang normal, terdapat jamur candida dalam
jumlah yang sedikit, tetapi saat kulit lembab maka jamur akan tumbuh
diapers rush (putra, 2012). Diaper rush atau ruam popok adalah adanya
keluhan bintik merah pada kelamin dan bokong bayi atau anak dengan
atau ruam popok adalah ruam merah terang yang disebabkan oleh iritasi
dari kulit terkena urin atau feses yang berlangsung lama di bagian mana
2. Faktor Resiko
menimbulkan diaper rush antara lain faktor fisik, kimiawi, enzimnya dan
ASI (air susu ibu) pada urin atau feses pada anak (Marmi dan
Raharjo, 2012).
c. Diapers rush bisa terjadi saat, kebersihan kulit yang tidak terjaga,
udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab, akibat
3. Klasifikasi
4. Diagnosa keperawatan.
untuk perawatan bekas luka, serta area-area yang terdapat keriput dan
pecah-pecah akibat kulit kering atau penuaan sel kulit, dapat juga
minyak zaitun (olive oil) salah satunya untuk kesehatan kulit dan untuk
baby oil yaitu mineral dan vitamin E yang berfungsi sebagai anti oksidan
gangguan kulit.
Diaper rash terdiri dari kulit yang basah dan kotor. Keadaan oklusi
(tertutup oleh popok), kelembapan kulit, luka atau gesekan, urine, jamur
dan bakteri. Pada keadaan normal memang ada jamur dan kuman pada
tubuh kita, tetapi kalau kulit basah, kotor dan berlangsung lama maka
antara lain peranan urine, feses, gesekan, kelembapan kulit yang tinggi,
bahan iritan kimiawi, penggunaan jenis popok yang tidak baik, dan
Menurut dewi (2010) adapun tanda dan gejala dari diapers rush
yaitu :
dan uleerasi.
c. Agar kulit bayi atau anak tidak lembab, setiap hari paling sedikit 2-3
f. Apabila terjadi ruam popok pada bayi atau anak ada alternatif herbal
dari minyak zaitun untuk mengatasi ruam popok pada bayi atau anak
(nurlita, 2014)
tidak nyaman.
C. Minyak Zaitun
1. Definisi
menjaga hidrasi kulit dalam batas yang wajar (tidak terlalu lembab atau
terlalu kering (Yolanda, 2012). Minyak zaitun adalah salah satu minyak
35
yang diperas dari buah zaitun tentang manfaat minyak zaitun (Olive Oil)
untuk menjaga kondisi kulit yang rusak seperti psoriaris dan eksim.
Minyak zaitun dapat menghilangkan ruam terutama pada pantat bayi atau
2008).
pelembab yang baik untuk melembabkan kulit selain itu minyak zaitun
b) Virgin olive oil : minyak yang hampir menyerupai ekstra virgin oil,
bedanya virgin olive oil diambil pada buah yang lebih matang dan
d) Pure olive oil : minyak zaitun yang paling laris dijual di pasaran,
e) Extra light olive oil : merupakan campuran minyak zaitun murni dan
lebih populer dipasaran karena harganya lebih murah dari pada jenis
lainnya.
a. Lemak jenuh
1) MUFA terdiri atas oleat atau omega 9 55-83% dan asam polmito
fitroestrogen.
37
sebagai antiseptik oil dapat mengurangi kemerahan pada ruam popok dan
ruam popok. Secara teori minyak zaitun (olive oil) bermanfaat untuk
zaitun (olive oil) yang diberikan pada anak yang mengalami ruam
D. Kerangka teori.
1. Faktor virus
2. Alergi makanan
3. Malabsorpsi
Diare
4. Keracunan makanan
5. Pisikologis yaitu rasa
takut
Pemberian minyak
zaitun
Subyek aplikasi ini adalah aplikasi tindakan pemberian minyak zaitun (olive
oil) terhadap derajat ruam popok pada anak diare pengguna diapers usia 0-36
1. Waktu
2. Tempat
Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan yaitu
1. Handscoon.
2. minyak zaitun.
39
40
Prosedur tindakan yang akan dilakukan pada aplikasi riset tentang pangaruh
minyak zaitun terhadap derajat ruam popok anak diare pengguna diapers usia
0-36 bulan.
Tabel 3.1
Langkah prosedur
Prosedur Pelaksanaan
A. FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
4. Menjelaskan prosedur
5. Menanyakan kesiapan pasien dan keluarga
B. FASE KERJA
1. Mencuci tangan
2. Menutup sampiran / jendela
3. Memakai sarung tangan
4. Memasang pengalas dibawah rektal pasien
5. Melepasken pakaian pasien
6. Memasang selimut pasien
7. Mengoleskan minzak zaitun ditelapak tangan
8. Mengoleskan minzak zaitun di bokong pasien
9. Merapikan kembali alat-alat
10. Melepas sarung tangan
11. Merapikan pasien
12. Menanyakan kenyamanan pasien
13. Mencuci tangan
C. FASE TERMINASI
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaykan rencana tindak lanjut
3. Berpamitan
Sumber : Ngastiyah (2005)
41
E. Alat ukur.
minyak zaitun terhadap derajat ruam popok pada anak usia 0-36 bulan dengan
Tabel 3.2
Alat ukur derajad ruam
Keterangan :
Keterangan :
LAPORAN KASUS
dilakukan pada An.A di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Salatiga, dilaksanakan pada tanggal 4-6 Januari 2016. Asuhan keperawatan ini
A. Identitas Pasien
Pengkajian dimulai pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016 pukul 11.30
WIB. Pada An. A di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Klien masuk rumah sakit tanggal 1 Januari 2016 jam 14.21 WIB. Identitas
klien nama An. A, lahir tanggal 17 Februari 2015, umur 10 bulan. Agama
Islam, alamat Dusun Karipan, diagnosa medis Diare, penangung jawab Tn. M
B. Pengkajian
Alasan An.A masuk rumah sakit. Ny.S ibu pasien mengatakan sejak hari
rabu tanggal 30 Desember 2015 An.A BAB cair sudah 8 kali sehari. An.A
42
43
IGD pada tanggal 1 Januari 2016 dengan keluhan BAB cair 8 kali sehari di
IGD klien di periksa suhu : 39ºC, nadi : 139 x/menit Rr : 30 x/menit di IGD
2x8mg, sanmol 3x80mg pada saat dikaji tanggal 4 januari 2016 jam 11.30
WIB. Klien tampak lemas suhu klien 38ºC nadi : 139 x/menit Rr : 30 x/menit
BAB sudah 5 kali sehari, tugor kulit tidak elastis, membran mukosa kering,
Riwayat penyakit dahulu, Ny.S ibu dari An.A mengatakan saat kehamilan
Februari 2015 usia gestasi saat lahir yaitu 38 minggu Ny.S ibu dari An.A
mengatakan saat hamil kandungan sehat. Ny.S ibu An.A mengatakan periksa
kehamilan rutin satu bulan sekali periksa kandungan dan tidak mengkonsumsi
obat-obatan. Ny.S mengatakan An.A lahir di tempat bidan dan lahir sepontan
dengan berat badan 3200 gram. Penyakit yang diderita sebelumnya klien
badan waktu lahir 3200 gram. Antropometri berat badan An.A sekarang 8 kg
44
dan sebelum sakit 8 kg, panjang badan 80 cm, lingkar dada 65, lingkar lengan
keluarga tidak ada yang memiliki penyakit menular atau keturunan lainnya.
Genogram:
An.A
Keterangan
: Laki-laki
: Perempuan
An. A: Pasien
: TinggalSatuRumah
Riwayat sosial struktur ibu pasien mengatakan tinggal bersama suami dan
kedua anak , lingkungan rumah bersih, tidak ada tumpukan sampah disekitar
45
rumah dan berkomunikasi dengan tetangganya baik dan rukun, ibu pasien
Pola nutrisi dan cairan pasien, sebelum sakit ibu pasien mengatakan An.A
dirumah makan tiga kali sehari bubur, sayur satu porsi habis dan tidak ada
keluhan,minum air putih, susu porsi enam sampai tujuh botol dan tidak ada
keluhan. Selama sakit di rumah sakit ibu pasien mengatakan An.A makan
tiga kali sehari bubur dan sayur, minum air putih, susu ± 4 botol dan tidak ada
10.4 g/dl, hematokrit 31.9 %, , clinical lemas, mukosa bibir kering, turgor
kulit kering/tidak elastis, diit bubur, sayur, susu dan air putih.
Pola eliminasi pasien, ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.A BAB
dua kali sehari dengan konsistensi lunak berbentuk berbau khas berwarna
kuning kecoklatan dan tidak ada keluhan. Ibu pasien mengatakan An.A BAK
± 7 kali sehari, berbau amoniak berwarna kuning bening dan tidak ada
keluhan. Ibu pasien mengatakan selama sakit An.A BAB lima kali sehari
dengan konsistensi BAB cair berwarna kuning keluhan BAB cair. Ibu pasien
Pola aktivitas dan latihan, ibu pasien mengatakan An.A sebelum sakit
berpindah, ambulasi/ROM di bantu dengan orang lain. Pola istirahat tidur, ibu
pasien mengatakan sebelum sakit An.A tidur nyenyak pada siang hari
maupun malam hari. Ibu pasien mengatakan selam sakit An.A istirahat, tidur
pasien saat malam hari maupun siang hari jika di temani ibunya. Pola kognitif
- perseptual, ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.A sangat aktif tidak
rewel menagis jika lapar atau ingin minum dan apabila BAB atau BAK.
selama sakit ibu pasien mengatakan pasien menagis jika terbagun atau
dideketin perawat. Pola persepsi konsep diri, gambaran diri An.A berumur
sepuluh bulan, harga diri ibu pasien mengatakan orang tua dan keluarga
pasien menyayangi pasien dan senantiasa merawat pasien, identitas pasien ibu
pasien mengatakan An.A anak kedua dari dua saudara berjenis kelamin laki-
laki, ideal diri ibu pasien mengatakan An.A cepat sembuh dari penyakitnya.
tetangganya cukup baik sebelum maupun selama sakit, ditandai dengan saat
diselesaikan secara bersama. Pola nilai dan keyakinan, ibu pasien mengatakan
didapatkan hasil suhu tubuh 380C, respirasi 30 kali permenit, nadi 139 kali
BAB cair sudah lima kali sehari dan badan anaknya teraba panas. Pada
kepala bersih, rambut berwarna hitam, tidak ada ketombe. Mata warna sklera
putih (tidak ikterik), warna kornea hitam, posisi simetris, gerakan mata
normal, keadaan kelopak mata normal (tidak ada mata panda/ warna hitam
pada kelopak mata), konjungtiva tidak anemis, pupil isokor normal mengecil
apabila diberi rangsangan cahaya. Telinga kebersihan bersih dan tidak ada
simetris, tidak ada polip, penciuman tidak terganggu. Mulut, bibir simetris,
mukosa bibir kering, tidak ada sianosis, gerakan lidah normal, tidak ada
stomatitis. Leher, tidak ada kaku kudu, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.
Kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar limfe. Kuku bersih tidak ada
kotoran, bersih, warna merah muda,rapi dan pendek. Kulit, turgor kulit
kering atau tidak elastis, teraba panas. Pada pemeriksaan dada, paru-paru
inspeksi bentuk dada simetris antara kanan kiri palpasi vocal premitus sama
48
antara kanan kiri perkusi sonor auskultasi vesikuler tidak ada suara tambahan.
Pemeriksaan inspeksi jantung ictus cordis tidak tampak palpasi ictus cordis
teraba di SIC V perkusi pekak auskultasi bunyi jantung satu dan bunyi
jantung dua sama suara lub ,dup, lup, dup. Pemeriksaan inspeksi abdomen
datar dan tidak ada bekas luka auskultasi bising usus 36 kali permenit, pada
pemeriksaan palpasi abdomen tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan,
Genetalia An.A tidak terpasang kateter, tidak ada kelainan pada genetalia
dan berjenis kelamin laki-laki. Anus An.A bersih, dan terdapat ruam atau
peradangan pada daerah sekitar bokong tidak ada hemoroid. Pada pengkajian
ekstremitas tangan kanan dan kiri maupun kaki kanan dan kiri normal
kekuatan otot normal, tidak ada perubahan bentuk tulang, ROM aktif,
capilary refilekurang dari dua detik, perabaan akral hangat peting edema
tidak ada.
hasil: hematologi rutin, hemoglobin 10.4 dengan satuan g/dl, normalnya 14-
PDW 16.2 normalnya 9.0-17.0 PCT 0.2 dengan satuan % normalnya 0.108-
0.282. INDEX, MCV 74.1 dengan satuan FL, normalnya 86-108. MCH 24.1
49
dengan satuan pg, normalnya 28-31. MCHC 32.6 dengan satuan g/dl,
normalnya 30-35.
infus KAEN 3B dengan dosis 12 tpm termasuk golongan cairan elektrolit dan
data subyektif An.A, ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair sudah lima
kali sehari. Data obyektif yang diperoleh, tugor kulit tidak elastis, membran
mukosa kering nadi 139 kali permenit hematokrit 31.9% balance cairan pada
cairan aktif.
50
ditandai dengan data subyektif ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair
sudah lima kali sehari ini. Data obyektif klien terlihat lemas, pengkajian
antropometri selama sakit berat badan sebelum sakit 8 kg, selama sakit 8 kg
31.9 %, clinical mukosa bibir kering, turgor kulit kering/tidak elastis, diit
bubur, sayur, susu dan air putih, tanda-tanda vital nadi 139 kali permenit, Rr
30 kali permenit.
anaknya demam. Data obyektif dari masalah keperawatan ini adalah tubuh
berhubungan dengan ekskresi atau BAB sering. Yang ditandai dengan data
kecil di bagian bokong. Data obyektif dari masalah keperawatan ini adalah
yang diprioritaskan:
51
sering.
D. Perencanaan
yang sedang dirawat di ruang anggrek rumah sakit umum daerah kota salatiga
adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam klien tidak
batas normal. Intervensi yang pertama monitor status dehidrasi (tugor kulit,
anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi sering, kolaborasi
terpenuhi dengan kriteria hasil tidak terjadi penurunan berat badan yang
infurmasi tentang kebutuhan nutrisi, monitor tugor kulit, monitor kulit selama
dapat teratasi dengan kriteria hasil suhu tubuh dalam rentang normal (36,50C-
37,5OC), perabaan kulit hangat. Intervensi yang pertama monitor suhu tubuh,
selama 3x24 jam kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria tidak
ada luka atau lesi pada kulit, perfusi jaringan baik, mampu melindungi kulit
kebersihan kulit, monitor kulit akan adanya kemerahan, oleskan lotion atau
minyak, pada daerah yang terkena, hindari kerutan pada tempat tidur.
53
E. Implementasi
sedang dirawat di ruang anggrek rumah sakit umum daerah kota salatiga
implementasi dimulai pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016. Pada jam 11:45
cairan :-892cc. Jam 11:55 untuk diagnosa pertama dengan intervensi yang
bersedia An.A diperiksa dan respon obyektif nadi 139 kali permenit, respirasi
30 kali permenit, suhu 380C. Jjam 12:00 untuk diagnosa pertama dengan
pasien untuk memberikan makan sedikit tapi sering. Respon subyektif ibu
pasien mengatakan bersedia untuk memberikan makan sedikit tapi sering dan
data obyektif ibu pasien tampak kooperatif. Jam 12:15 untuk diagnosa
vena. Respon subyektif ibu klien mengatakan bersedia bila anaknya diberi
54
kanan.
mengatakan bersedia anaknya diperiksa dan respon obyektif tugor kulit tidak
bersedia An.A diperiksa dan respon obyektif nadi 130 kali permenit, respirasi
28 kali permenit, suhu 37,80C. Jam 14:45 untuk diagnosa pertama dengan
dengan dokter pemberian terapi cairan intra vena. Respon subyektif ibu klien
mengatakan bersedia bila anaknya diberi cairan, data obyektif klien terpasang
Implementasi pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 pada jam 14:20
bersedia An.A diperiksa dan respon obyektif nadi 120 kali permenit, respirasi
28 kali permenit, suhu 36,80C. Jam 15:00 untuk diagnosa pertama dengan
dengan dokter pemberian terapi cairan intra vena. Respon subyektif ibu klien
mengatakan bersedia bila anaknya diberi cairan, data obyektif klien terpasang
sibin. Respon subyektif ibu klien mengatakan akan menyibin anaknya, data
sedang dirawat di ruang anggrek rumah sakit umum daerah kota salatiga
implementasi dimulai pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016. Jam 13:15
makan dalam lingkungan yang bersih, data obyektif lingkungan klien tampak
bersedia anaknya diberikan gizi yang baik, data obyektif ibu klien tampak
kering, turgor kulit kering/tidak elastis, diit bubur, sayur, susu, dan air putih.
Jam 12:48 untuk diagnosa ke dua dengan intervensi yang didelegasikan kaji
Implementasi pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 pada Jam 15:25
clinical mukosa bibir kering, turgor kulit kering/tidak elastis, diit bubur,
sayur, susu, dan air putih. Jam 15:42 membagikan air sibin. Respon subyektif
57
ibu klien mengatakan akan menyibin anaknya, data obyektif air sibin telah
dibagikan.
sedang dirawat di ruang anggrek rumah sakit umum daerah kota salatiga
implementasi dimulai pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016. Jam 14.20
subyektif ibu klien mengatakan anaknya demam, data obyektif suhu 38ºC.
subyektif ibu pasien mengatakan bersedia untuk diberikan obat, data obyektif
obat sudah masuk melalui mulut. Jam 15:22 untuk diagnosa ke tiga dengan
mengerti.
anaknya teraba hangat, data obyektif suhu 37,8ºC. Jam 18:15 untuk diagnosa
diberikan obat, data obyektif obat sudah masuk melalui mulut. Jam 18:30
subyektif ibu klien mengatakan akan menyelimuti anaknya, data obyektif ibu
untuk diberikan obat, data obyektif obat sudah masuk melalui mulut. Jam
sedang dirawat di ruang anggrek rumah sakit umum daerah kota salatiga
59
implementasi dimulai pada hari Senin tanggal 4 Januari 2016 Jam15:42 untuk
anaknya longgar, data subyektif pakaian yang digunakan An.A longgar klien
tampak menagis. Jam 16:00 untuk diagnosa ke empat dengan intervensi yang
dilakukan menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih. Respon subyektif ibu
klien mengatakan setiap BAB popok selalu diganti dan dibersihkan area
sekitarnya, data obyektif klien tampak menagis. Jam 16:15 untuk diagnosa ke
terdapat kemerahan bintil-bintil kecil pada daerah bokong, data obyektif klien
menagis terdapat kemerahan serta bintil-bintil kecil pada daerah bokong. Jam
zaitun pada daerah bokong, data obyektif saat diolesi minyak zaitun klien
daerah bokong, data obyektif klien menagis terdapat kemerahan serta bintil-
bintil kecil sudah berkurang pada daerah bokong. Jam 16:00 untuk diagnosa
ibu klien mengatakan bersedia anaknya diolesi minyak zaitun pada daerah
bokong, data obyektif saat diolesi minyak zaitun klien menagis, terdapat
kemerahan serta bintil-bintil kecil sudah berkurang pada daerah bokong. Jam
anjurkan pada ibu klien untuk anaknya mengunakan pakaian yang longgar,
An.A longgar klien tampak menagis. Jam 19:30 untuk diagnosa ke empat
bersih. Respon subyektif ibu klien mengatakan setiap BAB popok selalu
diganti dan dibersihkan area sekitarnya, data obyektif klien tampak menagis.
Implementasi pada hari Rabu tanggal 6 Januari 2016 pada jam 14:20
untuk diagnosa keempat Jam 15:15 membagikan air sibin. Respon subyektif
ibu klien mengatakan akan menyibin anaknya, data obyektif air sibin telah
warna kemerahan juga sudah berkurang pada daerah bokong, data obyektif
klien tampak tenang bintil-bintil kecil sudah tidak tampak warna kemerahan
ibu klien mengatakan bersedia anaknya diolesi minyak zaitun pada daerah
bokong, data obyektif saat diolesi minyak zaitun klien menagis terdapat
warna merah muda pada daerah bokong. Jam 19:15 untuk diagnosa ke empat
bersih. Respon subyektif ibu klien mengatakan setiap BAB popok selalu
diganti dan dibersihkan area sekitarnya, data obyektif klien tampak tenang.
F. Evaluasi
rumah sakit umum daerah kota salatiga dimulai sejak hari Senin tanggal 4
Januari 2016 jam 16:35 untuk diagnosa pertama kekuragan volume cairan
subyektif ibu pasien mengatakan An.A mengalami BAB cair sudah lima kali
sehari ini. Data obyektif pasien tugor kulit tidak elastis, membran mukosa
kering, nadi 139 kali permenit, balance cairan -892 cc, hematokrit 31.9%.
balance cairan), monitor tanda-tanda vital, anjurkan pasien untuk makan dan
minum sedikit tapi sering, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
cairan intravena.
dengan kehilagan cairan aktif. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu
pasien mengatakan An.A mengalami BAB cair sudah lima kali sehari ini.
Data obyektif pasien tugor kulit tidak elastis, membran mukosa kering, nadi
130 kali permenit, balance cairan -655 cc, hematokrit 31.9%. Analisis
balance cairan), anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi sering,
dengan kehilagan cairan aktif. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu
pasien mengatakan An.A mengalami BAB cair sudah tiga kali sehari ini. Data
obyektif pasien mengoceh tugor kulit elastis, membran mukosa lembab, nadi
120 kali permenit, balance cairan -255 cc, hematokrit 31.9%. Analisis
hematokrit, balance cairan), anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit
tapi sering, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan intravena.
Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu pasien mengatakan An.A BAB
cair. Data obyektif antropometri berat badan sebelum sakit 8 kg selama sakit
hemoglobin 10.4 g/dl hematokrit 31.9 %, clinical mukosa bibir kering turgor
kulit kering atau tidak elastis, diit bubur, sayur, susu, dan air putih. Analisis
Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu pasien mengatakan An.A BAB
cair. Data obyektif antropometri berat badan sebelum sakit 8 kg selama sakit
hemoglobin 10.4 g/dl hematokrit 31.9 %, clinical mukosa bibir kering turgor
kulit kering atau tidak elastis, diit bubur, sayur, susu, dan air putih. Analisis
Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu pasien mengatakan An.A BAB
cair. Data obyektif antropometri berat badan sebelum sakit 8 kg selama sakit
turgor kulit elastis, diit bubur, sayur, susu, dan air putih. Analisis masalah
demam. Data obyektif kulit teraba panas, suhu tubuh 380C, nadi 139 kali
demam. Data obyektif kulit teraba panas, suhu tubuh 37,80C, nadi 130 kali
demam. Data obyektif kulit teraba panas, suhu tubuh 36,80C, nadi 120 kali
dengan eskresi BAB sering. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu
kulit belum teratasi. Planning lanjutkan intervensi anjurkan pada ibu klien
agar tetap bersih dan kering, memonitor kulit, mengoleskan minyak zaitun.
dengan eskresi BAB sering. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu
pakaian yang longgar, menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering,
dengan eskresi BAB sering. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu
data obyektif bintil-bintil kecil sudah tidak ada, kemerahan sudah berkurang
PEMBAHASAN
zaitun (olive oil)terhadap derajat ruam pada asuhan keperwatan An. A dengan
diare pengguna diapers di ruang anggrek RSUD Kota Salatiga”. Pada bab
A. Pengkajian
keluhan utama yang dirasakan pasien adalah ibu pasien mengatakan An.A
diare 5 kali dalam sehari. Berdasarkan hasil pengkajian pada An.A dengan
kasus diare telah sesuai dengan teori yang ditemukan oleh penulis. Diare
adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat kandungan air
frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan berlangsung kurang dari
14 hari. Pola defekasi neonatus dan bayi, hingga usia 4-6 bulan, yang
defekasi >3 kali/hari dan konsistensinya cair atau lembek masih dianggap
disimpulkan dari keluhan utama yang dialami An. A dengan diare tidak
67
68
tanggal 30 Desembar 2015 An. A BAB cair sudah 8 kali sehari. An. A
IGD pada tanggal 1 Januari 2016 jam 14:21 dengan keluhan BAB cair 5 kali,
mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meningkat, nafsu
makan berkurang, tinja makin cair makin disertai lendir atau lendir dan darah,
anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi, muntah,
kenyataan, yaitu pasien tidak mengalami muntah saat berada di rumah sakit
karena muntah dialami pasien ketika berada dirumah dan sudah diberi obat
anti mual muntah oleh bidan terdekat sehingga saat dibawa ke IGD RSUD
Kota Salatiga pasien sudah tidak mengalami mual muntah dan hanya ditandai
kehamilan jumlah gravida G1P2A0, Ny.S mengatakan An.A lahir pada tanggal
17 Februari 2015 usia gestasi saat lahir yaitu 38 minggu Ny.S ibu dari An.A
mengatakan saat hamil kandungan sehat. Ny.S ibu An.A mengatakan periksa
kehamilan rutin satu bulan sekali periksa kandungan dan tidak mengkonsumsi
obat-obatan. Ny.S mengatakan An.A lahir di tempat bidan dan lahir sepontan
dengan berat badan 3200 gram.Imunisasi, ibu pasien mengatakan An.A sudah
69
diderita sebelumnya klien pernah dirawat di Rumah Sakit dengan sakit yang
sama. Riwayat penyakit yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga
dalam hal ini apakah dalam keluarga pernah mempunyai riwayat penyakit
riwayat penyakit keturunan saat ditanya perawat karena dalam kluarga pasien
diare adalah alergi terhadap makanan dan obat obatan. Dapat disimpulkan
bahawa tidak ada kesenjengan antara teori dan kenyataan besar kemungkinan
penyebab diare dapat terjadi karena alergi makanan, tetapi sudah dijelaskan
roti yang sudah lama tidak dimakan kemugkinan diare yang dialami An.A
waktu lahir 3200 gram. Antropometri berat badan An.A sekarang 8 kg dan
sebelum sakit 8 kg, panjang badan 80 cm, lingkar dada 65, lingkar lengan 25
70
normal berat bayi lahir 2500- 4000 gram, anak/ bayi umur 18 bulan sudah
bisa berjalan, berbicara tanpa arti dan memegang benda (Kartika dkk, 2006).
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh
luar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
hal bertambahnya ukuran fisik, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lain-lain. Dengan adanya teori diatas, dapat disimpulkan
pertumbuhan yang dialami An.A tidak ada kesenjangan dengan teori yang
ada.
sebelas pola gordon yang didapat dari wawancara dan observasi An.A dan
ibu An.A diantaranya, pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan. ibu pasien
melakukan aktifitas seperti biasanya. Jika An.A sakit, keluarga segera berobat
(kurang), ibu pasien mengatakan An.A dirumah makan tiga kali sehari bubur,
sayur satu porsi habis dan tidak ada keluhan,minum air putih, susu porsi
enam sampai tujuh botol dan tidak ada keluhan. Selama sakit di rumah sakit
ibu pasien mengatakan An.A makan tiga kali sehari bubur dan sayur, minum
air putih, susu ± 4 botol dan tidak ada keluhan, pengkajian antropometri
selama sakit berat badan sebelum sakit 8 kg, selama sakit 8 kg tinggi badan
clinical lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit kering/tidak elastis, diit
bubur, sayur, susu dan air putih. Kadar hemoglobin yang menurun adalah
fungsi fisiologis (Suryano dkk, 2006). Indeks massa tubuh (IMT) didapat dari
nilai IMT 12,5 yang menurut teori adalah kekurangan berat badan tingkat
Pola eliminasi pasien, ibu pasien mengatakan sebelum sakit An.A BAB
dua kali sehari dengan konsistensi lunak berbentuk berbau khas berwarna
kuning kecoklatan dan tidak ada keluhan. Ibu pasien mengatakan An.A BAK
± 7 kali sehari, berbau amoniak berwarna kuning bening dan tidak ada
keluhan. Ibu pasien mengatakan selama sakit An.A BAB 5 kali sehari dengan
konsistensi BAB cair berwarna kuning keluhan BAB cair. Ibu pasien
bening dan tidak ada keluhan. Pengkajian cairan menurut Nursalam (2013)
didapatkan buang air besar sehari lebih dari 3 kali per hari dengan konsistensi
cair (dehidrasi ringan), buang air besar 4-10 kali dengan konsistensi cair
(dehidrasi ringan/sedang), buang air besar lebih dari 10 kali per hari
utama pula, yaitu eliminasi fekal (buang air besar) dan eliminasi urine (buang
antara teori dan kenyataan yang terjadi pada An. A yang mengalami diare.
toileting, berpakaian dibantu oleh orang lain dan mobilitas ditempat tidur,
aktivitas dan latihan tingkat kemampuan nilai 2 adalah dibantu orang lain
Pola istirahat tidur sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien dapat
tidur dengan nyenyak, pada siang hari maupun malam hari. Selama sakit ibu
pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien dapat tidur malam maupun
siang hari jika ibunya selalu disampingnya. Orang dalam keadaan sakit
memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian keadaan
sakit dapat menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur (Tarwoto
dan Wartonah, 2004). Dapat disimpulkan dari hasil pengkajian terhadap An.A
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan fakta yang mengalami gangguan
pola tidur.
Pola kognitif perseptual sebelum sakit dan selama sakit ibu pasien
Pola persepsi dan gambaran diri, ibu pasien mengatakan pasien adalah
anak pertama berumur 10 bulan, pasien disayangi dan diperhatikan oleh ayah
dan ibu pasien, pasien adalah anak kandung sendiri dan berjenis kelamin laki-
laki, ibu pasien menginginkan anaknya cepat sembuh, pasien merupakan anak
dibawah tekananrasa malu atau depresi. Dari teori tersebut An.A termasuk
dalam kemapuan percaya diri yang tinggi, sehingga tidak ada kesenjangan
selama sakit, ditandai dengan saat pasien sakit banyak tetangga yang
hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat
terdapat kesenjanagn antara teori dan kenyataan yang dialami oleh An.A
dengan diare.
kesehatan atau masalah yang lain selalu bercerita kepada suami terlebih
75
koping adalah upaya yang dilakukan secara sadar untuk mengatur emosi,
(Tiurlan, 2011). Anak mengalami berbagai hal yang tidak menyenangkan dari
dari penyakitnya (Tiurlan, 2011). Dari teori tersebut mekanisme koping yang
ada di An.A mengalami kontrol seperti yang ada pada teori, sehingga tidak
An.A.
didapatkan hasil suhu tubuh 380C, respirasi 30 kali permenit, nadi 139 kali
ketombe. Mata warna sklera putih (tidak ikterik), warna kornea hitam, posisi
simetris, gerakan mata normal, keadaan kelopak mata normal (tidak ada mata
panda/ warna hitam pada kelopak mata), konjungtiva tidak anemis, pupil
bersih dan tidak ada serumen, kesimetrisan simetris antara kanan kiri,
76
terganggu. Mulut, bibir simetris, mukosa bibir kering, tidak ada sianosis,
gerakan lidah normal, tidak ada stomatitis. Leher, tidak ada kaku kudu, tidak
kelenjar limfe. Kuku bersih tidak ada kotoran, bersih, warna merah
muda,rapi dan pendek. Kulit, turgor kulit kering atau tidak elastis, teraba
pemeriksaan fisik bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan
kiri sama dan bentuk dada simetris, palpasi vokal fermitus kanan dan kiri
Pada pemerikssan jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, palpasi ictus
reguler. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi tidak ada jejas atau lika, bentuk
datar, terlihat umbilikus, auskultasi bising usus 36 kali per menit, palpasi
tidak ada nyeri tekan, perkusi kuadaran I pekak, kuadran II,III, dan IV
terdengar tyimpani. Bising usus normalnya terdengar 5-30 kali per menit, jika
kurang dari 5 kali per menit kemungkinan ada peristaltik ileus, konstipasi
peritonitis atau obstruksi. Jika peristaltik usus terdengar lebih dari normal
77
terdengar timpai, berarti perkusi dilakukan di atas organ yang berisi udara,
perubahan bunyi ini, bunyi normal perkusi abdomen adalah timpani, jika ada
2013). Feses lunak, encer dan sering kali menunjukkan diare; warna feses:
feses yang normal biasanya berwarna cokelat akibat adanya pigmen usus
(Winney, 1998 dalam Philip Jevon dkk, 2008). Dapat disimpulkan dari data
pengkajian pemeriksaan diatas bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
genetalia dan berjenis kelamin laki-laki. Anus An.A bersih, dan terdapat ruam
atau peradangan pada daerah sekitar bokong tidak ada hemoroid. Pada
bokong. Pada teori menurut (Matondang dkk, 2013) pada anak dengan diaper
rush ditandai dengan anak geisah dan timbul bintik-bintik merah pada kulit
yang terkena popok daerah bokong . Pada kulit yang normal, terdapat jamur
candida dalam jumlah yang sedikit, tetapi saat kulit lembab maka jamur akan
bertujuan menggantikan kehilangan air normal harian pada klien rawat inap.
Seringkali klien rawat inap karena kondisi sakitnya tidak bisa mengkonsumsi
air dan elektrolit dalam jumlah cukup melalui sehingga memerlukan dengan
keseimbagan air dan elektrolit. Jenis dan jumlah kecepatan cairan yang
B. Diagnosa Keperawatan
Pada teori yang didapat penulis, diagnosa yang sering muncul pada
dengan kehilagan cairan aktif, kedua perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Dan dari teori yang tidak muncul adalah resiko syok karena tidak
dalam pengkajian tidak didapatkan tanda dan gejala dariresiko syok dan
ansietas.
persatu, tetapi sering pula beberapa masalah dipecahkan pada saat yang sama.
Bisa juga dalam melakukan prioritas dengan hirarki “Maslow” yaitu dengan
80
membagi kebutuhan manusia dalam lima tahap yaitu fisiologis, aman dan
pasien mengatkan pasien diare 5 kali. Data objektif pasien rewel dan
menangis, pasien tampak lemas, mukosa bibir kering, turgor kulit tidak
elastis, terpasang infus 12 tpm (makro), kapilary reftil 2 detik (normal < 2
detik), konsistensi BAB cair dan berwarna kuning bening, mata tampak
cekung, denyut nadi 139 kali per menit, respiratory30 kali per menit, suhu
380C, balance cairan – 892 cc. Dari hasil pengkajian tersebut sesuai dengan
tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada An. A
atau sekitar 2- 4 liter. Kadar natrium serum berkisar 152- 158 mEq/I, salah
tersebut adalah data subjektif ibu pasien mengatakan pasien susah makan,
pasien hanya minum susu dan air putih. Data objekif pasien tampak lemas,
pasien tampak tidak nafsu makan, bising usus 36 kali per menit (normal
kuadran II, III. IV hipertimpani, makan bubur, minum susu formula, turgor
lemas turgor kulit kering, pasien tampak tidak nafsu makan, mukosa bibir
kering, diit bubur. Masukan yang tidak adekuat dengan batasan karakteristik
kram abdomen , nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badab 20% atau
lebih dibawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, bising usus
seperti lesu, tidak mau makan, dan muntah. Selain itu, pada anak lebih sering
terjadi gejala facial flush, radang faring serta pilek (Christanto dkk, 2014).
tindakan mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan suhu tubuh dan
vital, kompres pasien pada lipat paha dan aksila, berikan pengobatan untuk
data pengkajian yaitu data subyektik ibu An. A mengatakan pantat dan sekitar
anus mengalami kemerahan di sertai bintil-bintil kecil karena sering buang air
besar dan menggunakan popok. Data obyektif klien menagis, terdapat ruam
dibagian bokong berwarna kemerahan serta bintil-bintil kecil, BAB cair 5 kali
sehari. Integritas kulit adalah menguragi perubahan kulit yang buruk adapun
(Herdman, 2012).
ditemukan pada pasien yaitu, resiko syok dan ansietas berhubungan dengan
(Wilkinson, 2015). Dari teori diatas data An.A yang menyatakan terdapat
Diagnosa kedua yang tidak muncul yaitu ansietas adalah perasaan tidak
(Wilkinson, 2015). Dari teori diatas data An. A yang menyatakan terdapat
C. Intervensi
kriteria hasil yang sudah ditetapkan tugor kulit elastis, membran mukosa
dan ubun-ubun tidak cekung, buang air besar lembek dan frekuensi 1x/hari.
anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi sering, kolaborasi
dengan dokter pemberian terapi cairan intravena untuk mengganti cairan dan
berat badan yang berarti, nafsu makan bertambah, tidak ada tanda-tanda
elastis). Intervensi yang dilakukan oleh penulis pantau ABCD, kaji adanya
tugor kulit, monitor kulit selama makan, berkolaborasi dengan ahli gizi
(Wilkinson, 2007).
teratasi, tidak ada luka atau lesi pada kulit, perfusi jaringan baik, mampu
menggunakan pakaian yang longar, jaga kebersihan kulit, monitor kulit akan
adanya kemerahan, oleskan lotion atau minyak, pada daerah yang terkena,
D. Implementasi
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah dan
berhubungan dengan kehilangan cairan aktif dilakukan selam tiga hari mulai
tanggal 4-6 januari 2016. Tindakan yang dilakukan penulis adalah memonitor
dan cepat. Penulis tidak melakukan tindakan menganjurkan ibu untuk tetap
memberikan ASI pada hari senin tanggal 4 januari 2016 karena ibu klien
sudah memberikan dan ibu klien mengatakan klien hanya minum susu
formula dan air putih saja, klien tidak mau minum ASI.
terutama jika diikuti dengan penyakit. Sebagai tenaga yang mendiri, perawat
asupan dan haluaran cairan. Cairan yang masuk dan keluar harus dihitung dan
dipantau selama 24 jam. Asupan cairan bisa melalui beberapa sumber, antara
lain oral, selang NGT, atau melalui infus. Asupan tersebut bisa dalam bentuk
87
cairan meliputi urine, feses (terutama jika diare). Muntah, penghisapan gaster,
dan drainase dari selang pasca bedah (Pranata,2013). Dapat disimpulkan dari
data tindakan implementasi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
penulis melakukan tindakan selama tiga hari mulai tanggal 4-6 januari 2016.
untuk memberikan makanan yang disukai karena ibu klien mengtakan klien
tidak nafsu makan dan hanya minum air putih dan susu formula.
energi dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang
lebih 100-120 Kkal/kg berat badan. Untuk tiga bulan pertambahan umur,
kebutuhan energi turun kurang lebih 10 Kkal/kg berat badan. Energi dalam
tubuh diperoleh terutama zat gizi karbohidrat, lemak, dan juga protein
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada
selama tiga hari mulai tanggal 4-6 januari 2016. Tindakan yang dilakukan
konstitutional lainnya seperti lesu, tidak mau makan, dan muntah. Selain itu,
pada anak lebih sering terjadi gejala facial flush, radang faring serta pilek
bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yang terjadi pada
ekskresi/ BAB sering dilakukan selama tiga hari mulai tanggal 4-6 januari
2016. Tindakan yang dilakukan penulis adalah menganjurkan pada ibu klien
kerutan pada tempat tidur. Integritas kulit adalah menguragi perubahan kulit
minyak zaitun nilai sekala ruam derajat sedang dan setelah diberikan minyak
zaitun ada hasilnya dimana derajat ruam menurun menjadi derajat ringan.
Berikan minyak zaitun pada bagian bokong yang terjadi kemerahan. Hammad
(2012) minyak zaitun adalah yang berasal dari biji zaitun yang mengandung
tindakan yang terpenting dalam integritas kulit adalah menjaga hidrasi kulit
dalam btas wajah (tidak terlalu lembab atau terlalu kering) salah intervensi
sebagai antiseptik oil dapat mengurangi kemerahan pada ruam popok dan
mencegah air melakukan kontak langsung dengan kulit yang terkena ruam
popok. Secara teori minyak zaitun (olive oil) bermanfaat untuk melembutkan
yang diberikan pada anak yang mengalami ruam sebanyak 2,5 ml setiap pagi
dan sore hari (Nangili, 2013). Menurut Surtiningsih (2005) dalam Yolanda
dari data tindakan implementasi bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dan
E. Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil (NOC)
yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohmah dan Walid, 2012). Penulis
Salatiga dimulai sejak hari senin tanggal 4 januari 2016 sampai hari rabu
mengalami BAB cair sudah tiga kali sehari ini. Data obyektif pasien
mengoceh tugor kulit elastis, membran mukosa lembab, nadi 120 kali
balance cairan), anjurkan pasien untuk makan dan minum sedikit tapi sering,
91
kriteria hasil baance cairan seimbang, klien tidak tiare (Wilkinson, 2007). Hal
pengisian kembali kapiler < dari 2 detik, turgor elastik, membran mukosa
terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu hasil yang diharapkan
data subyektif ibu pasien mengatakan An.A BAB cair. Data obyektif
hematokrit 31.9 %, clinical mukosa bibir lembab, turgor kulit elastis, diit
bubur, sayur, susu, dan air putih. Analisis masalah ketidakmampuan nutrisi
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi sebagian karena tugor kulit
hasil evaluasi data subyektif ibu pasien mengatakan anakanya demam. Data
obyektif kulit teraba panas, suhu tubuh 36,80C, nadi 120 kali permenit, Rr 28
intervensi. Dengan kriteria hasil suhu tubuh menjadi normal dan klien tidak
menurut NOC (2015) adalah suhu tubuh dalam rentang normal, nadi dan
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada perubahan warna kulit. Dari hasil
pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kenyataan yaitu hasil yang
diharapkan teratasi.
eskresi BAB sering. Didapatkan hasil evaluasi data subyektif ibu pasien
obyektif bintil-bintil kecil sudah tidak ada, kemerahan sudah berkurang warna
adalah tidak ada luka atau lesi pada kulit, perfusi jaringan baik, mampu
alami. Dari hasil pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan
dengan diare menunjukan hasil kemajuan selama 3 hari dari derajat sedang
A. Kesimpulan
dengan diare di Ruang Anggrek RSUD Kota Salatiga, maka penulis dapat
menarik kesimpulan:
1. Pengkajian
subyektif dan obyektif, terdapat keluhan utama BAB cair 5 kali sehari.
Data obyektif An. A tugor kulit tidak elastis, membran mukosa kering,
nafsu makan menurun merupakan tanda dan gejala dari penyakit diare.
2. Diagnosa
BAB sering.
3. Intervensi
94
95
anjurkan pasien makan sedikit tapi sering, kolaborasi dengan ahli gizi,
intervensi utama monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam, monitor tanda-
pakaian yang longgar, jaga kebersihan kulit, monitor kulit akan adanya
kemerahan, oleskan lotion atau minyak, pad daerah yang terkena, hindari
4. Implementasi
pakaian yang longgar, memonitor kulit dengan derajat ruam sebelum dan
5. Evaluasi
6. Analisa
oleh M.V Jelita (2014). Pemberian minyak zaitun yang diberikan selama
tiga hari pada An. A, disertai diare yang terjadi ruam popok yang
derajat ruam, dari derajat sedang menjadi derajat ringan, hal ini
efektif.
B. Saran
diare penulis memberikan usulan dan masukan positif pada bidang kesehatan
antara lain :
pada anak dengan diare yang terjadi ruam pada bokong hendaknya lebih
Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : salemba medika.
Hidayat, A. Aziz alimul 2006. Metode penelitian kebidanan dan teknis analisis
data. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika.
Kartika. 2011. Manfaat Minyak Zaitun dan Therapynya. Diperoleh pada tanggal
24 Oktober 2015.
Marmi, Raharjo, K 2012. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan anak prasekolah.
yogyakarta : pustaka pelajar.
Maryunani, Anik., 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan, Jakarta: Trans
Info Media.
Potter P.A & Perry A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses, dan Praktik Edisi 4 Volume 2. EGC. Jakarta
Putra, S.R 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jogjakarta : D-medika.
Rukiyah, A. Y, Yulianti, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta
: CV. Trans Info Medika.
Soebagyo, Bambang., 2008. Diare Akut Pada Anak.Surakarta: uns press pp.2-33