I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian dan peranan titik nyala, titik api solar dan kerosin
2. Menentukan titik nyala, titik api yang dimiliki solar dan kerosin
III. TEORI
Metoda yang digunakan untuk pemeriksaan terhadap minyak dan produknya
adalah :
1. ASTM (American Society for Testing Material )
2. API ( American Petroleum Institute )
3. IP ( Institute du Petrol )
4. ISI ( Indian Specification Institute )
Macam-macam pemeriksaan rutin yang dilakukan dilaboratorium dimaksudkan
untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses dan operasi pengilangan
terutama menyangkut kualitas produk yang dihasilkan. Pemeriksaan rutin tersebut
antara lain meliputi :
b. Sifat Bakar
- Jika mengandung banyak aromatic, maka apinya tidak dapat dibesarkan karena
apinya mulai bersarang.
- Alkana memiliki nyala api yang baik
- Sifat bakar naftalen terletak antara aromatik dan alkana
c. Viskositas
Aliran kerosene tergantng pada viskositas, jika minyak cair kental dan lampu
mempunyai titik didih yang besar, maka akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang
(hangus) karena kekurangan minyak.
d. Kadar Belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang tinggi, yaitu sebagai berikut :
- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan
- Mengakibatkan korosi-korosi dari bagian-bagian logam seperti rusaknya silinder-
silinder disebabkan oleh asam yang mengembun pada dinding silinder.
- DIESEL ( Solar )
Diesel adalah salah satu jenis bahan bakar minyak. Di Indonesia, Diesel lebih
di kenal dengan nama solar. Solar adalah salah satu produk dari minyak bumi yang
mempunyai titik didih antara 250oC – 370oC. Diesel khusus digunakan sebagai bahan
bakar mesin diesel, sebuah mesin yang diciptakan oleh Rudolf Diesel dan
disempurnakan oleh Charles F.Kettering.
Diesel digunakan dalam mesin diesel ( mobil, kapal, sepeda motor, dll )sejenis
mesin pembakaran dalam. Rudolf Diesel awalnya mendesain mesin diesel untuk
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar, namun ternyata minyak lebih efektif.
Minyak tanah pertama kali diproduksi untuk penggunaan pada lampu oleh
Kekhalifahan Abbasiyah di 850 AD dan telah digunakan sejak itu. Solar tidak
didokumentasikan secara ilmiah atau banyak digunakan sampai penemuan mesin diesel
pada tahun 1892 oleh Rudolf Christian Karl Diesel.
Meskipun minyak tanah dan minyak solar keduanya dibuat selama proses
penyulingan minyak mentah, ada banyak perbedaan yang membedakan dua jenis bahan
bakar tersebut. Perbedaan-perbedaan ini secara langsung mengarah pada cara-cara di
mana dua bahan bakar yang digunakan.
Solar memiliki struktur molekul yang kaku yang terdiri dari 16 atom karbon
dan 34 atom hidrogen. Sedangkan minyak tanah, di sisi lain, tidak memiliki struktur
molekul yang disetel dan agak kompleks dari rantai hidrokarbon yang terdiri dari antara
12 dan 15 atom karbon.
Proses penyulingan minyak dilakukan dengan memanaskan dan penyulingan
minyak mentah. Selama proses ini, pertama minyak tanah diproduksi pada suhu antara
150 derajat C dan 275 derajat C, sedangkan bahan bakar diesel dibuat kemudian atau
diproses pada suhu antara 200 derajat C dan 350 derajat C.
Meskipun minyak tanah dan minyak solar keduanya dibuat selama proses
penyulingan minyak mentah, ada banyak perbedaan yang membedakan dua jenis bahan
bakar tersebut. Perbedaan-perbedaan ini secara langsung mengarah pada cara-cara di
mana dua bahan bakar yang digunakan.
· Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Trayek didih : 85 sampai 105°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin jet, bahan bakar
rumah tangga, bahan bakar industri, umpan proses petrokimia
· Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135°C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
Titik nyala (flash point) : adalah suhu terendah dimana bahan bakar apabila
dipanaskan telah memberikan campuran uapnya yang cukup perbandingannya dengan
udara, sehingga akan menyala sekejap jika diberi api test.
Kegunaan
V. DATA PENGAMATAN
Sampel Titik Nyala (˚C) Titik Api (˚C) ˚API Gravity
Solar 95,7 98,5 36,2830377879
Kerosene 51,7 61,9 43,20203880
141,5
˚API Gravity = − 131,5
60 ˚F
𝑠𝑝𝑔𝑟
60 ˚F
141,5
= gr − 131,5
0,839015
ml
gr
0,994859
ml
141,5
= − 131,5
0,8433511045
= 36,283038
141,5
˚API Gravity = − 131,5
60 ˚F
𝑠𝑝𝑔𝑟
60 ˚F
141,5
= gr − 131,5
0,805787
ml
gr
0,994859
ml
141,5
= − 131,5
0,80985
= 43,20203880
VII. TUGAS
Termokopel