Rangkuman Materi BINDO Persiapan UNBK 2019
Rangkuman Materi BINDO Persiapan UNBK 2019
Meringkas isi berarti menuliskan kembali isi teks secara singkat tanpa
mengurangi informasi penting dalam teks tersebut. Meringkas teks dilakukan
dengan memahami isi teksnterlebih dahulu. Hal yang perlu di perhatikan
dalam meringkas teks adalah isi ringkasan harus sesuai dengan ide pokok
teks. Berdasarkan ide pokok teks, kita dapat memadukan berbagai informasi
prnting dalam teks untuk dirangkai kembali menjadi kalimat yang efektif.
Makna kata pada umumnya dapat diketahui melalui Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Menentukan makna dalam cerita fiksi seperti cerpen dan
fable dapat diketahui berdasarkan konteks kalimatnya. Dalam cerpen maupun
fable, kata yang digunakan dapat bermakna kias atau tidak sebenarnya. Oleh
Karena itu memahami konteks kalimat dang rangkaian peristiwa dalam cerita
tersebut dapat memudahkan pembaca untuk menentukan makna kata yang
digunakan.
B. Menentukan Makna Tersurat dalam Cerpen dan Fabel
Latar dan watak merupakan unsur intrinsic cerita fiksi. Latar dan watak biasanya
disampaikan baik secara tersirat maupun tersurat. Ada pula penggambaran latar dan
watak melalui gaya bahasa tertentu untuk menggugah imajinasi pembaca. Latar dan
watak tersebut biasanya tergambar dalam narasi maupun dialog. Dengan demikian,
menunjukkan bukti latar an watak alam cerita dilakukan dengan memahami isi cerita
atau peristiwa tertentu.
I. Mengomentari Unsur Intrinsik Karya Sastra
3. Menulis Terbatas
A. Melengkapi Kalimat dengan Istilah/Kata
Kalimat rumpang dilengkapi dengan kata atau istilah yang tepat. Begitu
pula dengan paragraf rumpang, harus dilengkapi dengan kalimat yang sesuai
konteks dan ide pokok teks tersebut. Melengkapi paragraf atau bagian teks
dilakukan dengan mengetahui jeni teks, kemudian menentukan ide pokok teks.
Pembaca juga harus memperhatikan susunan kalimat dan peristiwa yang
dibangun dalam teks. Dengan memperhatikan bagian sebelum rumpang,
pembaca dapat menentukan kalimat yang sesuai untuk melengkapi paragraf
tersebut agar menjadi padu.
Suatu teks dapat diubah menjadi bentuk lain dengan berbagai tujuan.
Ada teks yang diubah untuk mempermudah pemahaman pembaca,
memperindah teks, atau memperjelas informasi dalam teks. Pengubahan teks
ke bentuk lain tersebut sebaiknya tidak menyamping inti dari teks tersebut.
Mengubah teks biasanya terjadi pada teks laporan, yaitu pemaparan data
berupa pargraf diubah dalam bentuk tabe atau sebaliknya. Selain itu,
pengubahan teks juga terjadi pada karya sastra berupa puisi menjadi narasi
atau sebaliknya.
4. Menunjukkan Kesalahan Penggunaan Kata dan Kalimat
Kata dan kalimat merupakan hal utama yang diperlukan dalam kegiatan
berbahasa. Kata dan kalimat disampaikan atau ditulis secara jelas untuk
menyampaikan maksud. Pembaca atau menyimak akan memahami maksud yang
disampaikan jika kata atau kalimat yang digunakan sesuai dengan tata bahsa
Indonesia. Jika tata bahsa tersebut diabaikan, informasi atau maksud yang
ingin kita sampaikan akan sulit dipahami oleh orang lain. Hal ini berarti
terdapat kesalahan penggunaan kata dan kalimat yang disampaikan. Kesalahan
penggunaan kata dan kalimat berkaitan dengan kefektifan dan kepaduan
kalimat, serta penggunaan kata baku. Kalimat yang efektif biasanya bersifat
ambigu, berbelit-belit, serta menggunakan kata yang berlebihan atau
penumpukan kata yang memiliki arti sama. Kepaduan kalimat biasanya
terdapat dalam paragraf untuk menyampaikan gagasan. Kalimat yang tidak
sesuai dengan gagasan dan kalimat utama berarti tidak padu. Selain itu,
kalimat yang baik sesuai kaidah bahasa Indonesia juga tersusun atas kata-
kata baku.
Istilah, kata, dan kalimat digunakan dengan salah harus diperbaiki agar
menjadi baik, padu, efektif, dan baku. Perbaikan kesalahan penggunaan
istilah, kata, kalimat, dan keterpaduan paragraf berdasarkan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kesalahan tersebut diselesaikan dengan
mengganti kata atau kalimat yang tidak baku. Selain itu, kesalahan dapat
diselesaikan dengan mengganti kata atau kalimat yang tidak baku dan tidak
efektif. Keterhubungan informasi dalam kalimat memengaruhi tersampainya
gagasan dalam paragraf.
1. Pemakaian huruf yang tidak sesuai, mulai dari huruf capital, huruf
bercetak miring, huuf bercetak tebal, dan huruf diftong
2. Penulisan kata yang tidak tepat berkaitan dengan penggunaan kata
tidak baku dan peristilahan dalam tulisan ilmiah, pemenggalan kata
tidak tepat, penggunaan berbagai kelas kata yang tidak sesuai
fungsinya, serta penulisan unsur serapan yang tidak tepat dalam
kalimat.
3. Pemakaian tanda baca yang tidak sesuai dengan fungsinya berkaitan
dengan penggunaa tanda baca dalam berbagai variasi kalimat, yaitu
kalimat berita, perintah, tanya, intruksi, kutipan , dialog
pemerincian, dan sebagainya.
Penggunaan ejaan dan tanda baca yang salah atau tidak sesuai dengan
PUEBI harus diperbaiki agar menjadi kalimat yang baku. Perbaikan kesalahan
penulisan ejaan harus memperhatikan fungsi penulisan kata, pemakainan
huruf, serta penggunan kata serapan dan peristilahan yang benar. Penulisan
tanda baca juga harus diperhatikan. Untuk mengetahui fungsi dan ketepatan
penulisan ejaan dn tanda baca, sebaiknya kita memahami konteks dan tata
kalimat tersebut.
Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca sebaiknya dipaparkan secara jelas agar
tidak terjadi kesalahan yang sama di lain waktu. Menentukan alasan kesalahan
tersebut berkaitan dengan fungsi dan ketentuan penggunaan ejaan dan tanda baca
sesia PUEBI. Alasan kesalahan penggunaan tersebut harus logis sesuai pedoman.
Dengan mengemukakan alasan yang sesuai, kita tidak hanya dapat ,emegtahui letak
kesalahan, tetapi juga dapat dengan mudah memperbaiki kesalahan tersebut.