Anda di halaman 1dari 11

Dosen : Hj. Inayah, SKM., M.

Si

Mata kuliah : Manajemen Resiko Lingkungan

MASALAH ATAU FAKTOR TIMBULNYA RISIKO DI RUMAH SAKIT

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ZULHAM B


NIM : PO. 71.4.221.15.1.066
TINGKAT : D-IV / IV.B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-
risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau
kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi
risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih
pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa
berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia,
organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan risk manajemen melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen
risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko
dapat diklasifikasi menjadi:
a) Risiko Operasional
b) Risiko Hazard
c) Risiko Finansial
d) Risiko Strategik
Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,
dioperasikan dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman, baik fisik, sampah, limbah cair, air bersih dan
serangga/ binatang penganggu. Namun menciptakan kebersihan di rumah sakit
merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan
dengan berbagai aspek antara lain budaya/ kebiasaan, perilaku masyarakat,
kondisi lingkungan,sosial dan teknologi.

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat


dengan meningkatnya pendirian Rumah Sakit (RS). Sebagai akibat kualitas
efluen limbah rumah sakit yang tidak memenuhi syarat menyebabkan limbah
rumah sakit dapat mencemari lingkungan penduduk disekitar rumah sakit dan
menimbulkan masalah kesehatan, hal ini dikarenakan dalam limbah rumah
sakit dapat mengandung berbagai jasad renik penyebab penyakit pada manusia
termasuk demam thypoid, cholera, disentri dan hepatitis sehingga limbah
harus diolah sebelum di buang ke lingkungan (Bapedal, 1999).

Dimulai dengan makin meningkatnya pendirian rumah sakit, kehidupan


masyarakat yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya, serta kurangnya
kepedulian manajemen rumah sakit terhadap pengelolaan lingkungan.
Mulailah timbul tumpukan sampah ataupun limbah yang dibuang tidak
sebgaimana semestinya.Hal ini berakibat pada kehidupan manusia dibumi
yang menjadi tidak sehat sehingga menurunkan kualitas kehidupan terutama
pada lingkungan sekitarnya.

B. Masalah Limbah Rumah Sakit

Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah yang
dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Apabila
dibanding dengan kegiatan instansi lain, maka dapat dikatakan bahwa jenis
sampah dan limbah rumah sakit dapat dikategorikan kompleks. Secara umum
sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu
sampah atau limbah medis dan non medis baik padat maupun cair.

Limbah medis adalah yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinari, farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan, penelitian atau
pendidikan yang menggunakan bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya
atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan pengamanan tertentu. Bentuk
limbah medis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di
dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Limbah benda tajam

Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan
gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan
dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda
tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.

2. Limbah infeksius

Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:

 Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi


penyakit menular (perawatan intensif)
 Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular.

3. Limbah jaringan tubuh

Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi.

4. Limbah sitotoksik

Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin


terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan
atau tindakan terapi sitotoksik. Limbah yang terdapat limbah sitotoksik
didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas 1000oc
5. Limbah farmasi

Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat


yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau
dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh
institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi
obat-obatan.

6. Limbah kimia

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan


kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi,
dan riset.

7. Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop


yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini
dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-
imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu
baik fisik, kimia dan biologi.

8. Limbah Plastik

Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable
yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan perlengkapan
medis.

Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga


menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut juga sampah non
medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor/administrasi kertas,
unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien,
sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa
makanan/bahan makanan, sayur dan lain-lain). Limbah cair yang
dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia
dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam
mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan
yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium,
klinik dll).

Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang


bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan
mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat
kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya
seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lainlain.

Melihat karakteristik yang ditimbulkan oleh buangan/limbah


rumah sakit seperti tersebut diatas, maka konsep pengelolaan lingkungan
sebagai sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya
yang dikenal sebagai Sistem Manajemen Lingkungan (Environmental
Managemen System) dan diadopsi Internasional Organization for Standar
(ISO) sebagai salah satu sertifikasi internasioanal di bidang pengelolaan
lingkunan dengan nomor seri ISO 14001 perlu diterapkan di dalam Sistem
Manajemen Lingkungan Rumah Sakit.

C. Masalah Sampah Di Rumah Sakit

Pengelolaan sampah rumah sakit terdiri dari Pemilahan, Penampungan,


Pengangkutan dan Pembuangan Akhir (DEPKES RI Tahun 2009)

1. Pemilahan Sampah Medis Rumah Sakit

Didalam pengolahan sampah layanan kesehatan secara efektif


adalah pemilahan dan identifikasi sampah. Penanganan, pengelolaan dan
pembuangan akhir sampah akan menurunkan biaya yang dikeluarkan
serta memberikan manfaat yang lebih banyak dalam melindungi
masyarakat.

Proses pemilahan dilakukan kedalam beberapa kategori, antara


lain: benda tajam, sampah non benda tajam infeksius dan sampah tidak
berbahaya (sampah rumah tangga).

Pemilahan merupakan tanggung jawab yang dibedakan pada


produsen sampah dan harus dilakukan sedekat mungkin dengan tempat
yang dihasilkannya sampah dan dapat memberikan penurunan yang
berarti dalam kuantitas sampah layanan kesehtan yang membutuhkan
pengolahan khusus.

Berapa cara dalam pemilahan sampah medis yaitu:

a) Pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari sumber yang


menghasilkan sampah tersebut.
b) Sampah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah dengan
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya wadah tersebut harus
anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk di buka sehingga orang
yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
c) Jarum syringe harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan lagi.

Untuk memudahkan pengelolaan sampah rumah sakit maka


terlebih dahulu limbah atau sampahnya dipilah-pilah untuk dipisahkan.
Pewadahan atau penampungan sampah harus memenuhi persyaratan
dengan penggunaan jenis wadah sesuai kategori sebagai berikut :
Jenis Wadah dan Label Sampah Rumah Sakit Sesuai Kategorinya

Warna
No Kategori
. Kontainer/kanton Keterangan
g Plastik

1. Radioaktif Merah Kantong boks


timbal dengan
simbol radioaktif
2. Sangat Kuning Kantong plastik
infeksius kuat, anti bocor,
atau kontainer
yang dapat
disterilisasi dengan
otoklaf
3. Sampah Kuning Kantong plastik
infeksius kuat dan anti
Patologi dan bocor, atau
anatomi kontainer
4. Sitotoksis Ungu Kontainer plastik
kuat dan anti bocor
5. Sampah Coklat Kantong plastik
Kimia dan atau kontainer
Farmasi

Data : sekunder,tahun 2014

Sampah yang telah dipilahkan akan dikumpulkan oleh petugas

kebersihan dan akan diangkut ke titik pengangkutan lokal. Kontainer

untuk pengumpulan sampah harus terbuat dari bahn yang padat (solid),

berwarna relatif terang, stainless dan tahan air. Kontainer untuk

pengumpulan sampah medis padat infeksius dan citotoxic harus

dibersihkan dan disenfeksi sebelum digunakan ulang. Kantong pelastik

yang telah dipakai sama sekali tidak boleh digunakan kembali. Sampah

infeksius, sampah patologi dan sampah domestik harus dikumpulkan


secara reguler. Sampah harus dikumpulkan setiap harinya bila 2/3

bagian telah terisi sampah. Jenis lain dari sampah (misalnya benda

tajam) dapat dikumpulkan dengan frekuensi yang lebih rendah (setelah

container penuh 2/3). Sampah farmasi dan sampah kimia dapat

dikumpulkan atas permintaan dan setelah memberitahukan kelayanan

pengumpulan (Wagner, 2009)

2. Penampungan Sampah Rumah Sakit

Setiap unit di Rumah Sakit hendaknya menyediakan tempat

penampungan sementara sampah dengan bentuk, ukuran dan jenis yang

sama. Jumlah penampungan sementara sesuai dengan kebutuhan serta

kondisi ruangan.

Sarana penampungan untuk sampah medis diletakkan pada tempat

pasien aman dan hygiene. Wadah penampungan yang digunakan harus

tidak mudah berkarat, kedap air, memiliki tutup yang rapat, mudah

dibersihkan, mudah dikosongkan atau diangkut, tidak menimbulkan

bising dan tahan terhadap benda tajam dan runcing.

Penampungan dilakukan bertujuan agar sampah yang diambil

dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut atau pembuangan akhir,

sampah biasanya ditampung di tempat produksi di tempat produksi

sampah untuk beberapa lama. Untuk itu setiap unit hendaknya

disediakan tempat penampungan dengan bentuk, ukuran dan jumlah

yang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sampah serta kondisi

setempat. Sampah sebaiknya tidak dibiarkan di tempat penampungan


terlalu lama. Kadang-kadang sampah juga diangkut langsung ke tempat

penampungan blok atau pemusnahan. Penyimpanan sampah medis

padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48

jam dan musim kemarau paling lama 24 jam (Candra, 2007).

Dalam penampungan sampah Penggunaan kantong plastik

terutama bermanfaat untuk sampah laboratorium. Ketebalan plastik

disesuaikan dengan jenis sampah yang dibungkus agar petugas

pengangkut sampah tidak cedera oleh benda tajam yang menonjol dari

bungkus sampah. Kantong plastik diangkat setiap hari atau kurang

sehari apabila 2/3 bagian telah terisi sampah . Untuk benda-benda tajam

hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety box) seperti botol

atau karton yang aman .Unit laboratorium menghasilkan berbagai jenis

sampah. Untuk itu diperlukan tiga tipe dari tempat penampungan

sampah di laboratorium yaitu tempat penampungan sampah gelas dan

pecahan gelas untuk mencegah cidera, sampah yang basah dengan

solvent untuk mencegah penguapan bahan-bahan solvent dan mencegah

timbulnya api dan tempat penampungan dari logam untuk sampah yang

mudah terbakar.

Hendaknya disediakan sarana untuk mencuci tempat penampungan

sampah yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Untuk rumah sakit

kecil mungkin cukup dengan pencuci manual, tetapi untuk rumah sakit

besar mungkin perlu disediakan alat cuci mekanis. Pencucian ini

sebaiknya dilakukan setiap pengosongan atau sebelum tampak kotor.


Dengan menggunakan kantong pelapis dapat mengurangi frekuensi

pencucian. Setelah dicuci sebaiknya dilakukan disinfeksi dan

pemeriksaan bila terdapat kerusakan dan mungkin perlu diganti.

3. Pengangkutan Sampah Rumah Sakit

Untuk mengangkut sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

biasanya menggunakan troli, kontainer atau gerobak yang tidak

digunakan untuk tujuan yang lain dan harus memenuhi persyaratan

sebagi berikut (WHO, 2008):

a) Mudah dimuat dan dibongkar muat

b) tidak ada tepi tajam yang dapat merusak kantong atau kontainer

sampah selama permuatan ataupun pembongkaran muat

c) Mudah dibersihkan

d) Bahan-bahan yang berbahaya tidak mencemari jalan yang

ditempuh kepembuangan.

Anda mungkin juga menyukai