A. PENGERTIAN
Gigi ampaksi adalah gigi yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga,
tulang sekitar, jaringan patologis dan gigi yang posisinya tidak sesuai dengan
lengkung rahang. Gigi permanen manusia yang paling sering mengalami impaksi
adalah gigi molar ketiga bawah, lalu gigi molar ketiga atas selanjutnya gigi
caninus atas. Archer menulis bahwa frekwensi impaksi gigi molar ketiga atas
yang terbanyak dibandingkan dengan molar ketiga bawah (Kresnanda, 2008).
Frekwensinya berturut-turut gigi molar ketiga bawah, gigi molar ketiga atas, gigi
caninus atas, gigi premolar bawah, gigi caninus bawah, gigi premolar atas, gigi
incisivus atas atau bawah (Rusli, 2013)
B. PENYEBAB
1. Penyebab lokal:
d. Tanggalnya gigi sulung yang terlalu cepat, ini mengakibatkan hilang atau
berkurangnya tempat untuk gigi permanen penggantinya.
2. Penyebab sistemik :
c. gigi besar dan ras lainnya dominan pada rahang yang kecil atau sempit.
a. Cleidoncranial disostosis
b. Oxycephali
Suatu keadaan dimana terlihat kepala yang meruncing seperti kerucut. Pada
keadaan ini terdapat gangguan pada tulang-tulang kepala.
c. Progeria
D. FATOPISIOLOGI
Beberapa peneitian menunjukkan bahwa gangguan impaksi gigi
disebabkan oleh karena factor lokal dan sistemik. Akibat dari adanya pengaruh
3
saja yang berlubang tetapi gigi di depannya juga berlubang karena sulit
dibersihkan. Para ahli menyatakan bahwa 50% kasus kista berhubungan dengan
gigi geraham impaksi pada rahang bawah. Mahkota gigi impaksi tumbuh dalam
suatu selaput. Jika selaput tersebut menetap dalam tulang rahang, dapat terisi oleh
cairan yang akhirnya membentuk kista yang dapat merusak tulang, gigi dan saraf.
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita
perlu mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut. Kalsifikasi gigi geraham
bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk umur 12-15
tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur
12-15 tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.
F. KOMPLIKASI
a. Kerusakan syaraf pada gigi
b. Kista pada gigi yang menyebabkan wajah tidak simetris
c. Perikonoritis atau infeksi dan peradangan gusi yang disebabkan oleh sisa-
sisa makanan yang terjebak di dalam gusi karena gigi yang tidak dapat
tumbuh sempurna. Penderitanya biasanya akan mengalami sakit pada gusi,
pipi dan pada saat menelan.
d. Penumpukan plak
e. Sering sakit kepala
f. Demam
g. Bau pada mulut
h. Gigi berjejal/crowded teeth yang merusak penampilan pada gigi karena
letak gigi menjadi berjejal dengan gigi lain dan tidak beraturan
i. Rasa nyeri pada pundak, nyeri pada saat buka tutup mulut dan telinga
berdengung
j. Gigi berluban
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adanya poket sekitar gigi molar ketiga yang impaksi atau molar kedua
merupakan indikasi infeksi. Penggunaan antibiotik 26 disarankan harus dilakukan
sebelum pencabutan gigi molar ketiga impaksi secara bedah untuk mengurangi
komplikasi post-operatif.
g). Orientasi dan hubungan gigi terhadap infeksi saluran akar gigi.
Hal ini akan didiskusikan secara detail pada pemeriksaan radiologi.
h). Hubungan oklusal.
Hubungan oklusal molar ketiga rahang atas terhadap molar ketiga rahang
bawah harus diperiksa. Ketika gigi molar ketiga rahang bawah yang
impaksi berada pada sisi yang sama diindikasikan untuk ekstraksi, sisi yang
satunya juga harus diperiksa.
i). Nodus limfe regional.
Pembengkakan dan rasa nyeri pada nodus limfe regional mungkin
terindikasi infeksi molar ketiga.
j). Fungsi temporomandibular joint.
2. Tehnik roentgenografi dalam penentuan gigi impaksi17
Sejalan dengan perkembangan tehnik roentgenografi intraoral maupun
ekstraoral, dimulai dengan ditemukannya panagrafi sampai dengan panoramik
dengan demikian dimulailah roentgenogram gigi khususnya untuk melihat gigi
impaksi. Hasilnya dapat merupakan penuntun kerja bagi ahli bedah mulut dalam
menentukan dan penatalaksanaan kausatif lebih lanjut untuk gigi impaksi tersebut.
Saat ini tehnik roentgenografi sangat diperlukan untuk penentuan lokasi gigi
impaksi, dengan kualitas hasil foto yang baik dan interpretasi yang akurat akan
meringankan penatalaksanaan yang tepat bagi operator.
Dalam tehnik roentgenografi penentuan lokasi gigi impaksi terdapat
beberapa tehnik proyeksi dengan nama sendiri-sendiri, tetapi sangat penting pula
dalam pemrosesan film 27 yang baik agar didapat kualitas gambar yang baik pula,
yang akhirnya kita bisa menginterpretasi lokasi dari gigi tersebutsehingga kendala
atau faktor-faktor kesulitan dalam penatalaksanaan gigi impaksi dapat dikurangi.
Tehnik roentgenografi untuk lokasi gigi belakang berbeda dengan tehnik
roentgenografi untuk lokasi gigi depan. Berikut akan dijelaskan mengenai tehnik
7
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Operasi bedah minor mulut (odontektomi) Sebelum melakukan pembedahan
terlebih dahulu harus mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari pengambilan
molar tiga impaksi rahang bawah.
a). Indikasinya adalah:
1). Infeksi karena erupsi yang terlambat dan abnormal (perikoronitis)
2). Berkembangnya folikel menjadi keadaan patologis (kista odontogenik
dan neoplasma)
3). Usia muda, sesudah akar gigi terbentuk sepertiga sampai dua pertiga
bagian dan sebelum klien mencapai usia 18 tahun
4). Adanya infeksi
5). Penyimpangan panjang lengkung rahang dan untuk membantu
mempertahankan stabilitas hasil perawatan ortodonsi
6). Prostetik atau restoratif (diperlukan untuk mencapai jalan masuk ke
tepi gingiva distal dari molar dua didekatnya
8
I. MANAJEMEN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
c. Femeriksaan fisik
b. Diagnose keperawatan
I. Diagnosa keperawatan dan fokus intervensi keperawatan
1. Pre operatif a.
Nanda: (kurang pengetahuan)
Noc dan indikator nic dan aktifitas rasional
Noc: pengetahuan tentang penyakit, setelah diberikan penjelasan selama 2 x klien
mengerti proses penyakitnya dan program perawatan serta therapi yg diberikan
dg: Indikator: Klien mampu:
1. Menjelaskan kembali tentang penyakit,
2. Mengenal kebutuhan perawatan dan pengobatan tanpa cemas
nic: pengetahuan penyakit Intervensi keperawatan
1. Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
2. Jelaskan tentang proses penyakit (tanda dan gejala), identifikasi kemungkinan
penyebab. Jelaskan kondisi tentang klien
9
praoperatif.
klien dan keluarga memahami respons pembedahan secara fisiologis dan
psikologis. secara subjektif klien menyatakan rasa nyaman dan relaksasi
emosinonal.
klien mampu menghindarkan cedera selama periode perioperatif.
Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan Menjadi data dasar untuk memberikan pendidikan kesehatan dan
dan sumber informasi yang mengklarifikasi sumber yang tidak jelas.
telah diterima.
Diskusikan perihal Klien dan keluarga harus diberikan mengenai waktu dimulianya
jadwal pembedahan. Apabila rumah sakit mempunyai jadwal kamar
pembedahan. operasi yang
padat, maka lebih baik klien dan keluarga diberitahukan tentang
banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkn sebelum klien.
Diskusikan perihal lamanya Kurang bijaksana bila memberitahukan klien dan keluarganya
pembedahan. tenetang lamanya waktu operasi yang akan dijalani. Penundaan
yang tidak antisipasi dapat terjadi karena berbagai alasan. Apabila
klien tidak kembali pada waktu yang diharapkan, maka keluarga
akan menjadi sangat cemas. Anggota keluarga harus menunggu
di ruang tunggu bedah untuk
mendapat berita yang terbaru dari staf.
Lakukan Manfaat dasri instruksi praoperatif telah dikenal sejak lama. Setiap
pendidika klien diajarkan sebagai seorang individu, dengan
n kesehatan paroperatif. mempertimbangkan segala keunikan tingkat ansietas, kebutuhan,
dan harapan-harapannya.
Programkan instruksi yang Jika sisi penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum
didasrkan pada kebutuhan pembedahan, maka klien mungkin tidak ingat tentang apa yang
individu, direncanakan, telah dikatakan. Jika instruksi diberikan terlalu dekat dengan
dan diimplementasikan waktu pembedahan, maka klien mungkin tidak dapat
11
Beritahu
persiapa Pembersihan dengan enema atau laksatif mungkin dilakukan pada
n pembedahan. malam sebelum operasi dan diulang jika tidak efektif.
persiapan intestinal. Pembersihan ini dilakukan untuk mencegah defekasi selama
anestesi atau untuk mencegah trauma yang tidak diinginkan pada
intestinal selama pembedahan abdomen.
persiapan kulit. tujuan dari persiapan kulit praoperatif adalah untuk mengurangi
sumber bakteri tanpa mencederai kulit. Bila ada waktu, seperti
pada bedah efektif, klien dapat diinstruksikan untuk menggunakan
sabun yang mengandung deterjen germisida untuk membersihkan
area kulit selama beberapa hari sebelum pembedahan. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi jumlah organisme yang ada kulit.
Persiapan ini dapat dilakukan di rumah. sebelum pembedahan,
klien harus mandi air hangat, relaksasi, serta
menggunakan sabun yang mengandung iodine. Meskipun hal ini
sering
Intervens Rasiona
i l
Mandiri
Bantu klien mengekspresikan perasaan Ansietas berkelanjutan memberikan dampak
marah, kehilangan, dan takut. serangan jantung.
Kaji tanda asietas verbal dan nonverbal. Reaksi verbal/nonverbal dapat
Dampingi menunjukkan rasa agitasi, marah, dan
klien dan lakukan tindakan bila klien gelisah.
mulai menunjukkan prilaku merusak.
Jelaskan tentang prosedur pembedahan sesuai Klien yang teradapatasi dengan prosedur
jenis operasi. pembedahan yang akan dilaluinya akan
merasa lebih nyaman.
Beri dukungan prabedah Hubungan emosional yang baik antara
perawat dan klien akan mememgaruhi
peneriamaan klien terhadap pembedahan.
Aktif mendengar semua kekhawatiran dan
keprihatinan klien adalah bagain penting
dari evaluasi praoperatif. Keterbukaan
mengenai tindakan bedah yang akan
dilakukan, pilihan anestesi, dan perubahan
atau kejadian pascaoperatif yang diharapkan
akan menghilangkan banyak ketakutan tak
berdasar terhadap anestesi.
Bagi sebagian besar klien, pembedahan
adalah suatu peristiwa hidup yang
bermakna.
13
Mengingatkan klien tentang fakta dan realita Membantu klien untuk melihat bahwa
bahwa klien masih dapat menggunakan sisi yang perawat menerima kedua bagian sebagai
sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat. bagian dari seluruh tubuh. Mengizinkan klien
untuk meraskan adanya harapan dan mulai
menerima situasi baru.
Bantu dan anjurkan Perawata yang baik dan Membantu meningkatkan perasaan harga diri
memperbaiki n dan
kebiasaan. mengontrol lebih dari satu area kehidupan.
Anjurkan orang terdekat klien untuk Menghidupkan kembali perasaan kemandirian
mengizinkan klien melakukan hal sebanyak- dan membantu perkembangan harga diri serta
banyaknya. memengaruhi proses rehabilitasi.
Dukung prilaku atau usaha seperti peningkatan Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan
minat dan
Lakukan pengaturan posisi pada saat Klien dengan pembedahan dengan posisi
pemindahan klien yang tidak memerlukan terlentang yang tidak menggunakan anestesi
anestesi dari brankar ke meja operasi memerlukan pengaturan posisi dengan hati-
hati. Petugas memindahkan klien ke atas meja
operasi
.pastikan brankar dan meja operasi telah
terkunci.
stetoskop preekordial
pengukuran tekanan darah
oksimetri pulsasi.
Siapkan obat dan peralatan emergensi. Selain pemantau, peralatan darurat dasar, obat-
intravena.
Kaji faktor yang merugikan selama pemberian Tindakan penting yang dilakukan dengan
anestesi intraoperatif. mengkaji faktor-faktor penyulit selama
anestesi, seperti adanya riwayat reaksi alerfi
pada agen anestesiatau alergi terhadap banyak
komponen, riwayat penyakit kardiaskuler dan
paru, masalah jalan napas, dan
faktor usia lanjut.
riwayat alergi Riwayat reaksi alergi pada agen anestesi atau
alergi teerhadap banyka komponen harys
diteliti dan diperjelas oleh klien. Untuk
menentukan kemungkinan timbulnya masalah
besar, misalnya demam yang membahayakan
dan asidosis akibat hipertermia maligna atau
paralisis otot berkepanjangan yang dijumpai
pada orang dengan pseudokolinesterase atipikal
(kee, 1996).
Evaluasi fungsi berbagai sistem utama tubuh,
terutama sistem kardiovaskular dan pernapasan,
merupakan parameter penting pada evaluasi
pra- anestesi. Klien yang mengaku alergi
terhadap banyak obat mungkin sangat peka
terhadap obat- obat yang melepaskan histamin,
misalnya sebagian pelemas otot, narkotik, dan
24
barbitturat.
Informasi mengenai eiwayat alerfi terhadap
antibiotik, zat warna kontras, preparat indium,
plester, dan lateks sangat penting. Riwayat
reaksi hebat dan mendadak dari seseorang
setelah terpajan produk atau peraltan medis
yang mengandung lateks harus dilaporkan.
Etiologi pasti alerfi lateks tidak diketahui,
tetapi protein larut air dari lateks tampaknya
adalah alergen utamanya
(gruendemann, 2006).
riwayat penyakit kardiovaskular dan paru. Riwayat penyakit kardiovaskular dan paru harus
mendapat persetujuan medis dari dokter jantung
Lakukan pemberian napas bantuan, pemberian Ahli anestesi atau penata anestesi akan
oksigen, pengisapan, dan pemberian anestesi memberikan ventilasi bantuan sampai efek
inhalasi. suksinikkolin hilang dan klien kembali
bernapas secara spontan. Mulai saat itu, gas
atau uap anestesi biasanya diberikan
Lakukan pemberian cairan dan transfusi Dilakukan pada prosedur pembedahan yang
sesuai kondisi dan lamanya pembedahan sera berlangsung lama atau apabila dilakukan
kontrol keluaran urine. antisipasi terhadap perubahan volume cairan
yang besar. Pengukuran pengeluaran cairan dan
darah secara cermat serta perkiraan darah yang
terdapat di dalam spons menjadi tugas bersama
ahli anestesi dan perawat sirkulasi. Apabila
klien adalah anak-anak, penata anestesi
sirkulasi harus menimbang spons operasi (1 g
setara dengan 1 ml darah) untuk menentukan
pengeluaran darah secara lebih akurat. Karena
volume darah anak lebih sedikit, maka perawat
harus mengingatkan ahli anestesi mengenai
darah yang keluar dalm interval tertentu selama
pembedahan.
Lakukan pemberian obat-obat pemulih anestesi Pemberian obat-obat pemulih anestesi biasanya
setelah pembedahan selesai. dilakukan ahli atau penata anestesi dengan
diketahui oleh ahli anestesi.
Lakukan pembersihan jalan napas Jalan napas dibersihkan dengan pengisapan,
setelah pembedahan selesai dan setelah refleks laring dan faring pulih maka
dilaksanakan. dilakukan ekstubasi. Penata anestesi tetap
berada di kamar operasi dengan ahli anestesi,
sampai klien siap dipindahkan ke ruang
pemulihan. Secara umum, peralatan dan
instrumen jangan dipindahkan dari ruangan
sampai klien stabil dan siap
dipindahkan.
2. perawat pemeriksaan darah terutama kadar
trombosit, waktu pembekuan, dan waktu
31
pendarahan. Adanya hasil yang abnormal
pada pemeriksaan ini bermanifestasi pada
kewaspadaan yang sangat tinggi oleh ahli
bedah dan asisten operasi dalan melakukan
prosedur bedah
Lakukan manajemen kamar operasi. Dilakukan oleh perawat administratif dalam
mengatur dan menentukan staf pada setiap
pembedahan agar kelancaran proses
pembedahan
dapat terlaksana secara optimal.
Siapkan kamar bedah yang sesuai dengan jenis
pembedahan klien.
1. perawat sirkulsi melakukan persipan tempat Beberapa jenis pembedahan tertentu akan
operasi sesuai prosedur yang biasa dn jenis dilaksanakan pada ruangan atu kamar bedah
pembedahan yang akan dilaksanakan. Tim khusus, seperti kamar operasi bedah saraf.
bedah harus diberi tahu jika terhadap
kelainan kulit yang mungkin dapat menjadi
kontraindikasi pembedahan
Semua peralatan harus dicoba sebelum
2. perawat sirkulasi memeriksa kebersihan dan
prosedur pembedahan. Apabila prosedur ini
kerpain ruang operasi sebelum pmebedahan.
tidak dilaksanakan, maka dapat menyebabkan
Perawat sirkulasi juga harus memastikan
penundaan atau kesulitan dalam pembedahan.
bahwea peralatan telah siap dan dapat
digunakan.
Siapkan meja bedah dan asesori pelengkap Meja bedah akan disipakan perawat sirkulasi
sesuai dengan jenis pembedahan. dan disesuaikan dengan jensi pembedahan.
Perawat sirkulasi mempersiapkan asesori
tambahan meja bedah agar dalam pengaturan
posisi dapat efektif
dan efisienl.
Siapkan sarana pendukung pembedahan. Sarana pendukung seperti kateter urine
lengkap,
alat pengisap lengkap, spons dalam kondisi
siap pakai.
32
Siapkan alat hemostasis dan cadangan alat Alat hemostasis merupakan fondasi dari
dalam kondisi siap pakai. tindakan operasi untuk mencegah terjadinya
pendarahan serius akibat kerusakan pembuluh
darah arteri. Perawat mmeriksa kemampuan
alat tersebut untuk menghindari cedera akibat
pendarahan
intraoperasi.
Lakukan pemasangan kateter urine dengan Pemasangan kateter dilakukan untuk
teknik steril. mengindari keluarnya urine pada saat
intraoperatif akibat hilangnya kontrol
menahan urine efek dari anestesi. Kateter
foley harus dipasang sebelum klien diberi
posisi. Gunakan teknik aseptik untuk
pemasangan kateter. Cegah terjadinya
tekukan atau tekanan pada kateter selama
proses pemindahan tersebut. Periksa
kepatenan sestem drainase setelah pemberian
posisi. Catat keluaran
urine dan pemasangan kateter.
Lakukan pengaturan posisi bedah. Manajemen pengaturan posisi (lihat kembali
materi manajemen pengaturn posisi)
dilakukan untuk memudahkan akses atau
pajanan pada dokter bedah, akses vaskular
seperti infus dan alat monitor standar tidak
terganggu, drainase urine
optimal, dan fungsi status
srikulsi serta
33
pernapasan adekuat. Posisi tidak
boleh
mengganggu struktur neuromuskular.
Bantu ahli bedah pada saat dimulainya insisi. Insisi bedah memerlukan skalpel (alat
penjepit) dan pisau bedah yang sesuai dengan
ares yang akan dilakukan insisi. Perawat
instrumen bertanggung jawab menyerahkan
alat insisi dan mempersiapkan kauter listrik
yang diperlukan dalam tindakan hemostasis.
Asisten pertama berperan membantu
menyerap darah yang keluar saat dan menjepit
pembuluh darah akibat kerusakan vaskular
pada area insisi dengan
menggunakan spons dan klem arteri.
Bantu ahli bedah dalam melakukan intervensi Perawat instrumen atau asisten bedah
hemostasis. menggunakan alat hemostasis listrik pada
klem arteri untuk menjepit atau menghentikan
pendarahan.
Bantu ahli bedah dalam membuka jaringan dan pembukaan jaringan dilakukan lapis demi
lakukan pengisapan apabila diperlukan. lapis, dari kulit, lemak, fasia, dan jaringan
dalam, misalnya peritoneum pada pemedahan
area abdomen. Pembukaan jaringan dilakukan
sampai akses yang akan dituju sesuai jenis
dan tujuan pembedahan dapat tercapai.
asisten bedah membantu menarik dengan
menggunakan refraktor dan melakukan
pengisapan apabila banyak cairan yang
mengganggu akse bedah. Pemakaian dan
pemilihan jenis refraktor disesuaikan dengan
jenis dan ares jaringan atau pembedahan yang
dilakukan.
perawat instrumen berperan dalam
memenuhi keprluan yang sesuai pada setiap
momen pembedahan, seperti keperluan
34
penggunaan
guntin mayo oleh ahli bedah atau keperluan
refraktor.
Bantu ahli bedah dalam penutupan jaringan. Prosedur penutupan jaringan dilakukan
1. Perawat instrumen menurunkan risiko setelah tujuan pembedahan sudah selesai
cedera dengan mempersiapkan dan memilih dilaksanakan. Penutupan dilakukan lapis demi
sarana penjahitan dengan memperhatikan lapis sesuai area tau jaringan yang telah
ketajaman jarum jahit, benang jahitan yang dilakukan pembedahan.
akan digunakan sesuai jaringan yang di jahit
dan kondisi atau kelayakan instrumen agar
kerusakan jaringan dapat minimal
2. Penjahitan bisa dilakukan ahli bedah atau
asisten bedah. Apabila dilakukan ahli bedah,
maka asistern bedah membantu penutupan
jaingan agar dapat terlaksana secara efektif
dan
37