Anda di halaman 1dari 18

Kebakaran hutan dan lahan adalah sebuah kejadian terbakarnya kawasan hutan/lahan baik

dalam luasan yang besar maupun kecil. Kebakaran hutan dan lahan seringkali tidak terkendali
dan bila ini terjadi maka api akan melahap apa saja dihadapannya mengikuti arah angin.
Kebalikannya, penyebaran api kebakaran di lahan gambut justru tidak mengikuti arah angin.
Titik api justru berada dikedalaman lebih dari 2 meter. Pada kawasan gambut rembetan api akan
meluas kesegala arah dan sulit untuk diperkirakan penyebarannya.
Kebakaran liar,kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran rumput, atau
kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat juga
memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian. Penyebab umum termasuk petir,
kecerobohan mansusia, dan pembakaran. Musim kemarau adalah penyebab utama kebakaran
hutan besar.

Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim
dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai
senjata maritim

Kebakaran di Gunung San Bernardino, California

Jumlah permukaan yang terbakar setiap tahunnya mewakili sekitar:

 Perancis: 21.100 hektar (211 km², 52.140 acres, 81 mile² ; 0,04% Perancis

 Portugal:

o 1991 : 182.000 ha (1.820 km², 449.732 acres, 703 mile²; 2% wilayah negara)

o 2003 : 424.900 ha (4.249 km², 1,05 juta acres, 1.641 mile²; 4,6% wilayah negara;
20 meninggal)

o 2004 : 120.530 ha (1.205,3 km², 297.836 acres, 465 mile²; 1,3% wilayah negara)
o 2005: 286.400 ha (2.864 km², 707.668 acres, 1.106 mile²; 3.1% wilayah negara;
17 meninggal)

 Amerika Serikat: 1,74 juta hektar (17.400 km², 4,3 juta acres, 6.718 mile²; 0,18% wilayah
negara)

 Indonesia - Sumber data: sebelum 1997 dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
(BAPEDAL) dan Canadian International Development Agency (CIDA) - Collaborative
Environmental Project in Indonesia (CEPI). Data 1997/1998 dari Asian Development
Bank (ADB) . Data 1999-2005 berasal dari Departemen Kehutanan Indonesia.

o 1982 dan 1983: 3,6 juta hektar ( 36.000 km², 8,9 juta acres, 13.900 mile²).

o 1987: 49.323 hektar ( 492 km², 121.880 acres, 190 mile²).

o 1991: 118.881 hektar (1.189 km², 293.761 acres, 459 mile²).

o 1994: 161.798 hektar (1.618 km², 399.812 acres, 625 mile²).

o 1997 dan 1998: 9,8 juta hektar ( 97.550 km², 24,1 juta acres, 37.664 mile²).
Sumber data dari ADB.

o 1999: 44.090 hektar (441 km², 108.989 acres, 170 mile² ).

o 2000: 8.255 hektar ( 83 km², 20.399 acres, 32 mile²).

o 2001: 14.351 hektar (144 km², 35.462 acres, 55 mile²).

o 2002: 36.691 hektar (367 km², 90.665 acres, 142 mile²).

o 2003: 3.745 hektar ( 37 km², 9.254 acres, 14 mile²).

o 2004: 13.991 hektar (140 km², 34.573 acres, 54 mile²).

o 2005: 13.328 hektar (133 km², 32.934 acres, 51 mile²).

Penyebab Kebakaran liar, antara lain:

 Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.

 Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan
lupa mematikan api di perkemahan.

 Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung
berapi.
 Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka
lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.

 Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut
kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.

Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:

1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer. Kebakaran hutan pada 1997
menimbulkan emisi / penyebaran sebanyak 2,6 miliar ton karbon dioksida ke atmosfer
(sumber majala Nature 2002). Sebagai perbandingan total emisi karbon dioksida di
seluruh dunia pada tahun tersebut adalah 6 miliar ton.

2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap
atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas
di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.

3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat
musim kemarau.

4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan


lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.

5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang
mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.

6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat
mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan
puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.

7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan
kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan
anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.

8. Asap yang ditimbulkan menyebabkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat


antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Banyak sekolah yang terpaksa diliburkan
pada saat kabut asap berada di tingkat yang berbahaya. Penduduk dihimbau tidak
bepergian jika tidak ada keperluan mendesak. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan
dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana
perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara
yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas
bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di
sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.

9. Musnahnya bangunan, mobil, sarana umum dan harta benda lainnya.


Kebakaran hutan sebagai hasil dari kegagalan pemerintah di Indonesia

Indoneisa terbakar lagi. Asap dari api yang


dinyalakan untuk membuka lahan di Kalimantan Selatan (Borneo) dan Sumatera menyebabkan tingkat
polusi di Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok meningkat, menyebabkan munculnya masalah
kesehatan yang berkaitan dengan asap, kecelakaan lalu lintas, dan biaya ekonomi yang menyertainya.
Negara-negara tetangga pun kembali menuntut adanya tindakan namun pada akhirnya tetap saja
kebakaran akan berlangsung hingga datangnya musim hujan.

Kebakaran ini dan asap yang mencekik telah menjadi peristiwa tahunan di Indonesia. Beberapa
tahun lebih buruk dari tahun-tahun yang lain terutama saat kondisi hutan yang kering mengubah kawasan
ini menjadi sangat mudah terbakar.

Kesalahan seharusnya ditimpakan pertama kali pada pemerintah Indonesia atas kegagalan
sistematis untuk menggalakkan hukum yang didesain untuk mengurangi tingkat penggundulan hutan
yang mengejutkan di negara ini. Sejak 1990, angka-angka resmi telah menunjukkan bahwa Indonesia
telah kehilangan seperempat dari keseluruhan luas hutannya. Berkurangnya hutan-hutan primer itu
menjadi lebih buruk: hampir 31 persen dari hutan tua kepulauan ini telah jatuh ke tangan penambang dan
pengembang lahan pada periode yang sama. Bahkan, tingkat penggundulan hutan ini tidak melambat.
Berkurangnya hutan dalam satu tahun telah meningkat hingga 19 persen sejak akhir 1990an, sementara
setiap tahunnya berkurangnya hutan primer telah meluas hingga 26 persen. Statistik ini seharusnya
menjadi sesuatu yang memalukan bagi Indonesia dan bukti ketidakmampuan pemerintah mengatasi
berkurangnya hutan dan ketidakmampuan dalam menanggulangi kroni dan korupsi.

Berkurangnya hutan di Indonesia

Penyebab langsung
berkurangnya hutan di Indonesia
tidaklah kompleks. Kebanyakan
penggundulan hutan adalah akibat dari
penebangan hutan dan pengubahan
hutan menjadi pertanian. Saat ini

NASA.
Indonesia menjadi eksportir kayu tropis terbesar di dunia suatu komoditas yang menghasilkan hingga 5
milyar USD tiap tahunnya dan produsen minyak kelapa terbesar kedua, salah satu dari minyak sayur
paling produktif di dunia, digunakan di apa pun mulai dari biskuit hingga biofuel.

Penebangan kayu secara legal berdampak pada 700.000-850.000 hektar hutan setiap tahunnya
di Indonesia, namun penebangan hutan ilegal yang telah menyebar meningkatkan secara drastis
keseluruhan daerah yang ditebang hingga 1,2-1,4 juta hektar, dan mungkin lebih tinggi - di tahun 2004,
Menteri Lingkungan Hidup Nabiel Makarim mengatakan bahwa 75 persen dari penebangan hutan di
Indonesia ilegal. Meskipun ada larangan resmi untuk mengekspor kayu dari Indonesia, kayu tersebut
biasanya diselundupkan ke Malaysia, Singapura, dan negara-negara Asia lain. Dari beberapa perkiraan,
Indonesia kehilangan pemasukan sekitar 1 milyar dollar pertahun dari pajak akibat perdagangan gelap
ini. Penambangan ilegal ini juga merugikan bisnis kayu yang resmi dengan mengurangi suplai kayu yang
bisa diproses, serta menurunkan harga internasional untuk kayu dan produk kayu.

Penebangan hutan di Indonesia telah membuka beberapa daerah yang paling terpencil, dan
terlarang, di dunia pada pembangunan. Setelah berhasil menebangi banyak hutan di daerah yang tidak
terlalu terpencil, perusahaan-perusahaan kayu ini lantas memperluas praktek mereka ke pulau
Kalimantan dan Irian Jaya, dimana beberapa tahun terakhir ini banyak petak-petak hutan telah dihabisi.
Sebagai contoh, lebih dari 20 persen ijin penebangan di Indonesia berada di Papua, naik dari 7 persen di
tahun 1990an.

Selain penebangan, pengubahan hutan untuk pertanian ukuran besar, terutama perkebunan
kelapa sawit, telah menjadi kontributor penting bagi berkurangnya hutan di Indonesia. Kawasan kelapa
sawit meluas dari 600.000 hektar di tahun 1985 menjadi lebih dari 5,3 juta hektar di tahun 2004.
Pemerintah berharap kondisi ini akan berlipat ganda dalam waktu satu dekade dan, melalui program
transmigrasi, telah mendorong para petani untuk mengubah lahan hutan liar menjadi perkebunan. Karena
cara termurah dan tercepat untuk membuka lahan perkebunan adalah dengan membakar, upaya ini
justru memperburuk kondisi: setiap tahun ratusan dari ribuan hektar are berubah menjadi asap saat
pengembang dan agrikulturalis membakar kawasan pedalaman sebelum musim hujan datang di bulan
Oktober atau November.

Kegagalan pemerintah

Walau Indonesia memiliki hukum untuk melindungi hutan dan membatasi pembakaran pertanian,
mereka diterapkan dengan sangat buruk. Manajemen hutan di Indonesia telah lama dijangkiti oleh
korupsi. Petugas pemerintahan yang dibayar rendah dikombinasikan dengan lazimnya usahawan tanpa
reputasi baik dan politisi licik, ini berarti larangan penebangan hutan liar yang tak dijalankan, penjualan
spesies terancam yang terlupakan, peraturan lingkungan hidup yang tak dipedulikan, taman nasional
yang dijadikan lahan penebangan pohon, serta denda dan hukuman penjara yang tak pernah ditimpakan.
Korupsi, dikombinasikan dengan kroniism yang muncul pada masa mantan Presiden Jendral Soeharto
(Suharto), telah beberapa kali merusak upaya mengendalikan kebakaran hutan: 1997, negara ini tak
dapat menggunakan dana spesial reboisasi non-bujeter mereka untuk melawan kebakaran karena dana
tersebut telah dialokasikan untuk proyek mobil yang gagal milik anak diktator tersebut. Saat ini
pemerintah masih menolak untuk menghukum mereka yang melanggar hukum yang melarang
menggunakan api untuk membuka lahan.
Ini waktunya bagi pemerintah Indonesia untuk mulai serius menangani penggundulan hutan dan
kebakaran yang kerap terulang. Komitmen politis adalah kuncinya - tanpanya, sumbangan-sumbangan
uang dalam jumlah besar akan terus dihamburkan tanpa menghentikan penebangan hutan ilegal dan
berkurangnya hutan.

Polusi AsapAntarNegara,konvensi yang ditandatangani pada tahun 2002 menindaklanjuti kebakaran


hutan tahun 1997-1998. PErjanjuan ini membutuhkan kerjasama multinasional untuk melawan kebakaran
di kawasan tersebut. Meratifikasi perjanjian itu akan menjadi sinyal awal komitmen politis terhadap
permasalahan yang ada, namun pemerintah kemudian harus melanjutkannya dengan implementasi dan
inisiatif 'good governance', seperti menerapkan larangan pembakaran lahan dengan ketat. Tanpa
penerapan ini, hukum tak akan ada gunanya. Indonesia tak akan lagi dapat mengabaikan aktifitas
kriminal dengan kepentingan kuat. Sebagai contoh, Indonesia perlu untuk menindaklanjuti permintaan
Malaysia untuk menuntut perusahaan-perusahaan Malaysia yang terlibat dalam pembakaran hutan di
Kalimantan Selatan dan Sumatera. Perusahaan yang terbukti bertanggungjawab atas pembakaran ilegal,
tak peduli dimana mereka berada, akan kehilangan ijin usahanya dan petugas-petugasnya di penjara.

Saat kebakaran berkurang musim dingin ini, Indonesia seharusnya menyelidiki kemungkinan
yang ditawarkan oleh pasar karbon yang muncul ini yang dapat memberikan pemasukan bagi negara
dengan melindungi hutan dari pengembangan. Inovasi strategis lain - dari sertifikasi agrikultural dan kayu
yang komprehensif hingga sponsor oleh pihak swasta untuk konservasi hutan - seharusnya juga tidak
dilupakan.

Kegagalan internasional

Meski mudah untuk menyalahkan pemerintah Indonesia atas tak adanya tindakan, masyarakat
internasional juga telah gagal. Daripada mengkritik Indonesia atas kekurangannya, pemerintah asing
seharusnya menjanjikan keahliannya dan memberikan bantuan dalam jumlah besar. Kebakaran hutan
Indonesia mempunyai dampak global dengan menghilangkan keanekaragaman hayati dan
menyumbangkan gasgas rumah kaca ke atmosfer (kebakaran tahun 1997 melepaskan sekitar 2,67 milyar
ton karbon dioksida). Dalam area tertentu, kebakaran ini meracuni udara dan dikaitkan dengan
berkurangnya hujan. Dalam kasus dimana masalah Indonesia adalah masalah dunia, masyarakat global
seharusnya meningkatkan kesempatan untuk menujukan bencana kebakaran ini dengan sikap yang
pintar dan terkoordinasi dengan baik.
Strategi baru untuk melestarikan
hutan tropis

Apakah industri minyak kelapa


menyesatkan masyarakat?

Konferensi yang mampu berlanjut mengungkap celah di Dewan Minyak Kelapa Malaysia
Cara untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon
Ancaman terhadap hutan hujan Amazon di masa depan
Separuh dari ekspansi kelapa sawit di Malaysia, Indonesia terjadi dengan hutan sebagai korban
Boikot minyak kelapa: sebuah pendekatan tidak realistis untuk konservasi keragaman hayati .

Kebakaran Hutan Kaltim Mencapai 155.611,58 Ha,


Kerugian Diperkirakan Rp 2,67 Triliun
SAMARINDA - Musibah kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Timur belum juga
berakhir. Musim kemarau panjang yang melanda propinsi ini sangat menyulitkan upaya
pemadaman kebakaran. Berbagai upaya, baik lewat darat maupun udara, sepertinya hanya
berpengaruh sangat kecil terhadap proses pemadaman api.

Hingga saat ini luas areal hutan dan lahan yang terbakar sudah mencapai 155.611,58
hektar. ''Dari jumlah tersebut, hutan yang terbakar seluas 151.236,22 hektar dan lahan seluas
4.375,36 hektar,'' ungkap Awang Faroek Ishak, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Daerah (Bapedalda) Kaltim.
Sekitar 63 persen dari areal yang terbakar adalah di kawasan milik perusahaan besar yang
memiliki HPH (Hak Penguasaan Hutan) dan HTI (Hutan Tanaman Industri) (lihat tabel).
Perusahaan besar ini sebagian besar telah melakukan pembukaan lahan dengan cara bakar.
Diduga, salah satu faktor yang memicu musibah kebakaran ini adalah pembakaran lahan dengan
sengaja.

Dari penelitian Bapedalda Kaltim, kerugian kebakaran hingga awal April ini mencapai
Rp 2.672.880.600.000. Taksiran kerugian dihitung dari nilai ekonomis kayu/tanaman yang
terbakar. ''Ini belum termasuk kerugian akibat hilangnya flora/fauna, hilang atau rusaknya
permukaan tanah/topsoil, kerusakan lingkungan, kesehatan masyarakat, kerugian perusahaan
penerbangan dan kegiatan lainnya,'' ujar Awang Faroek.

Penyebab kebakaran sebagian besar dikarenakan manusia, dan kebanyakan dilakukan


dengan sengaja. Selain itu adanya sumber batubara di dalam tanah menjadi salah satu faktor
alam penyebab kebakaran yang sangat sulit dihindari.

Dari pantauan Integrated Forest Fire Management (IFFM), proyek kerjasama pemerintah
Indonesia dan Jerman dalam mengatasi kebakaran hutan di Kaltim, sudah 797 titik api yang
menyebar di kawasan Kaltim. Letak titik api yang menyebar sangat menyulitkan proses
pemadaman api.

Sebenarnya sudah cukup banyak upaya yang dilakukan untuk memadamkan api. Namun
kondisi medan yang sangat sulit dan juga lokasi kebakaran api yang berjauhan sangat
menyulitkan upaya pemadaman. ''Dampak kegiatan pemadaman selama ini mungkin hanya
sekitar 0,1 persen saja,'' ungkap Ludwig Schindler, Ketua IFFM.

Padahal penanggulangan kebakaran lewat darat dan udara sudah banyak dilakukan.
Misalnya dengan bahan kimia, granat pemadam api dan membuat sekat bakar. Selain itu juga
dilakukan pemboman lewat udara dengan pesawat Hercules Transall C-160 dan pesawat Pilatus
Poiter PC-6.

Menurut Schindler, dengan kondisi kemarau panjang seperti sekarang ini, pemadaman
api bukanlah bidang yang paling penting untuk dilakukan. ''Tetapi yang penting diperhatikan
adalah pencegah~an, pendidikan masyarakat dan kebijaksanaan penggunaan hutan. Oleh karena
itu musim hujanlah saat yang tepat untuk mengatasi kebakaran,'' jelas Schlindler yang telah
melakukan berbagai kegiatan manajemen kebakaran hutan di Kaltim sejak empat tahun lalu. mag

Luas Areal Kebakaran Hutan dan Lahan di Kaltim

No. Lokasi Terbakar Luas (Ha)

1. Areal Hak Penguasaan Hutan (HPH) 34.185,65


2. Areal HPHTI 64.838,72
3. Kawasan Konservasi Bukit Soeharto 4.204,00
4. Hutan Lindung Sungai Wain 2.389,00
5. Hutan Lindung DAS Manggar 126,00
6. Hutan Lindung Bontang 6.635,00
7. Cagar Alam M. Kamam 150,00
8. Cagar Alam Kersik Luwai 75,50
9. Taman Nasional Kutai 40.181,00
10. Hutan Penelitian 406,88
11. Areal Perkebunan 1.923,68
12. Areal Transmigrasi 15,00
13. Ladang Penduduk/alang/semak 1.448,77
14. Kebun masyarakat 987,91

Sumber: Bapedalda Kaltim. mag

Mengapa terjadi kebakaran hutan/lahan?

Kebakaran terjadi karena dua hal: karena ulah manusia baik disengaja maupun tidak
disengaja dan karena terbakar dengan sendirinya. Kebakaran dengan sendirinya juga tidak
disembarang tempat. Kebakaran dengan sendirinya hanya terjadi pada daerah yang tanahnya
mengandung batubara. Pada daerah lain mustahil terjadi kebakaran dengan sendirinya. Hal ini
disebabkan jenis hutan alam di Indonesia yang masuk dalam kategori Hutan Tropis (tropical
Forest) atau Hutan Hujan Basah (Rain Forest)sehingga lantai hutan selalu dalam keadaan
basah/lembab.

Untuk unsur kesengajaan, manusia sengaja melakukannya untuk membuka dan


membersihkan lahan. Pembakaran hutan dalam waktu singkat juga diyakini dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Pada beberapa kelompok masyarakat yang masih memiliki kearifan tradisional,
pembakaran hutan dilakukan sebulan sebelum musim penghujan. Hal ini diperlukan karena
hutan/lahan yang terbakar dalam waktu yang lama malah justru menghilangkan kesuburan tanah.

Untuk unsur ketidak sengajaan biasanya terjadi pada musim kemarau panjang. Dalam
musim kemarau, sebatang rokok yang dibuang kesemak yang kering akan mampu menimbulkan
api apabila angin bertiup perlahan. Bekas api unggun yang tidak mati dengan sempurna juga
mampu memicu terjadinya kebakaran hutan/lahan.

Yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan

Untuk setiap hektar kebakaran hutan/lahan maka akan dihasilkan:


18,9 hingga 702 Karbon dioksida
1,5 sampai 11,5 Karbon monoksida
0,000009 sampai 0,000035 ton Bahan-bahan partikulat
0,4 sampai 2,6 juta ton ozon
0,0000009 ton amonia
0,33 juta ton oksida nitrogen

Benda-benda tersebut diatas sangat berbahaya apabila dihirup oleh manusia. Penyakit
yang bisa ditimbulkan diantaranya Infeksi Saluran Pernafasan Akut, Bronchitis dan Diare.

Dampak kebakaran hutan/lahan

Dampak terhadap sosial budaya dan ekonomi:


a. Hilangnya sejumlah mata pencaharian masyarakat dan terganggunya aktivitas sehari-hari.
b. Peningkatan jumlah hama.
c. Terganggunya kesehatan: Brochitis, ISPA, diare dll.

Dampak terhadap ekologis dan kerusakan lingkungan

a. Hilangnya sejumlah spesies flora dan fauna


b. Terjadinya banjir di daerah yang hutan gambutnya terbakar
c. Polusi udara dan air
d. Pada jangka panjang dapat menurunkan kesuburan tanah

Secara fisik
a. Tanah menjadi rusak dan terbuka sehingga ketika terjadi hujan maka lapisan tanah teratas akan
terbawa ke sungai dan mengendap disana (sedimentasi). Lama kelamaan sungai menjadi dangkal
sehingga ketika musim hujan yang panjang akan menyebabkan banir
b. Mempercepat proses penggerusan lapisan hara yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh subur

Secara Kimia
Terjadinya peningkatan keasaman tanah

Secara Biologi
Membunuh organisme tanah yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kesuburan tanah

Kerugian dari kebakaran hutan/lahan

a. Hilangnya tegakan kayu hutan di hutan


b. Hilangnya hasil hutan non kayu sperti karet, damar, rotan dll
c. Hilangnya tumbuhan maupun bibit yang bermanfaat bagi manusia, misalnya tanaman obat dll.
d. Hilangnya tempat berekreasi
e. Hilangnya fungsi penyediaan air bagi pertanian
f. Hilangnya flora dan fauna yang memperkaya pengetahuan manusia
g. Mempercepat terjadinya perubahan iklim (climate change). Pada ketinggian 10 km diatas
bumi terdapat lapisan ozon yang tugasnya melindungi bumi dari beberapa unsur cahaya matahari
yang merusak. Ketiadaan lapisan ozon akan membuat matahari menyinari bumi secara langsung
dan mengakibatkan kanker kulit pada manusia. Karbon yang terlepas ke udara dari hasil
kebakaran hutan/lahan akan menyebabkan lapisan ozon rusak sehingga bahan berbahaya dari
matahari akan sampai ke bumi tanpa halangan. Disamping itu, karbon tersebut juga akan
terperangkap di atas awan pada ketinggian 5 – 7 km. Akibatnya, panas dari sinar matahari tidak
dapat keluar dari bumi sehingga suhu udara akan semakin bertambah. Suhu udara di bumi rata-
rata bertambah 2 derajad celcius setiap 10 tahun sejak 1980. Hal ini terjadi salah satunya akibat
hilangnya hutan dan kebakaran hutan.

Mencegah kebakaran hutan dan lahan

1. Jangan melakukan pembakaran untuk melakukan pembukaan lahan


2. Mintalah petunjuk kepada Dinas Kehutanan dan Perkebunan maupun Dinas Pertanian
setempat tentang tatacara pembukaan lahan tanpa bakar.
Bila dinas setempat tidak memilikinya, lakukan cara berikut ini:

 Tebanglah pohon dan semak belukar pada lahan yang ingin anda gunakan untuk
berkebun,

 Potong-potong/cacah pohon/ranting/semak tersebut dan sebarkan kesekeliling lahan anda

 Jangan gunakan bahan kimia untuk mematikan pohon/.semak. Dalam jangka panjang,
penggunaan bahan kimia terus menerus akan membuat tanah kehilangan kemampuan
untuk beregenerasi (mengembalikan kesuburan), akibatnya kebutuhan anda untuk pupuk
dimasa mendatang akan semakin bertambah.

 Biarkan sisa semak dan pepohonan yang telah anda cacah tersebut mengering selama
lebih kurang sebulan. Bila memungkinkan siramlah air kesegala penjuru lahan anda
untuk membantu mempercepat proses pembusukan.

 Tanamlah bibit anda disela-sela batang pohon/potongan ranting/ semak tersebut. Hal
tersebut sangat berguna sebagai pupuk bagi tanaman anda.

3. Bangunlah sumur di lahan anda sehingga anda tidak akan kesulitan mencari air seandainya
terjadi kebakaran yang tidak terkendali di lahan ataupun diluar lahan anda. Jangan lupa agar
kampung anda menyediakan setidaknya dua buah mesin robin untuk menyedot dan
menyemprotkan air ditambah selang sepanjang minimal 50 meter, dua buah.
4. Bila memungkinkan, galilah parit disekeliling lahan anda, minimal disekeliling rumah anda
dengan dalam/lebar minimal 30/30 centimeter. Periksalah menjelang musim kemarau agar tidak
terjadi pendangkalan. Parit ini sangat berguna untuk mencegah api memasuki lahan/daerah
rumah anda.
5. Ajak tetangga dan warga kampung anda untuk membuat sistem peringatan sederhana apabila
terjadi kebakaran. Kentongan merupakan sarana yang paling murah untuk sebuah sistem
peringatan. Pukulah kentongan sebanyak mungkin apabila terjadi kebakaran hutan/lahan untuk
memperingatkan tetangga-tetangga anda.

Yang sebaiknya dilakukan jika terjadi kebakaran hutan dan lahan

1. Pukulah kentongan untuk memberitahu tetangga dan atau warga kampung anda dan
pemerintah daerah setempat.

2. Buatlah team kecil 4 – 5 orang dan masing-masing menggunakan mesin robin dan selang
yang tersedia untuk melakukan pemadaman. Bawalah parang dan cangkul.

3. Bila dirasa air tidak akan mampu untuk menghentikan kebakaran, lakukan cara ini:

 Tebang pohon yang ada didaerah tersebut sebanyak-banyaknya, tumpuklah di mana api
akan datang. Ingat, api datang berdasarkan arah angin. Basahi telunjuk anda dan
acungkan keatas untuk merasakan dari mana arah angin datang.

 Mulailah menggali dengan jarak lebih kurang 10 meter dari tumpukan pohon. Gali
dengan kedalaman dan luas 30/30 centimeter lalu dengan mesin robin anda tuangkan air
sebanyak2nya kedalam saluran tersebut.

 Pada lahan gambut, anda hanya cukup membelah tanah gambut dengan parang yang
tajam sedalam mungkin pada dua sisi yang berbeda dengan jarak antar sisi 30 centimeter.
Bila persediaan air dalam gambut masih cukup banyak maka tanah hasil tebasan parang
anda akan tenggelam dengan sendirinya dan membentuk parit.

 Bersiap-siaplah untuk mengambil langkah-langkah penyelamatan diri dan keluarga anda.

Yang dilakukan bila kebakaran hutan dan lahan mengurung anda

1. Jangan panik!

2. Basahi telunjuk anda dan ancungkan untuk mengetahui arah angin!

3. Kumpulkan keluarga anda, mintakan mereka untuk menggunakan sepatu yang bukan
terbuat dari karet dan celana panjang dari bahan yang cukup tebal!

4. Ambil selimut/seprai tebal atau kain sarung berlapis-lapis dan tutuplah sekujur tubuh
anda kecuali mata!

5. Siramlah air sebanyak-banyaknya sehingga selimut/seprai/sarung dan tubuh anda menjadi


basah kuyup!

6. Teroboslah api sambil berlari mengikuti arah angin sampai ketempat yang benar-benar
aman. Jangan lari melawan arah angin!
Jakarta, Indonesia — Greenpeace hari ini menuntut pemerintah Indonesia untuk segera
mendeklarasikan moratorium terhadap konversi dan penghancuran hutan gambut agar dapat
menghentikan kebakaran hutan yang telah menjadi sebuah ancaman global akibat besarnya
kontribusi masalah tahunan tersebut pada perubahan iklim.

Tim Greenpeace baru-baru ini menyaksikan dampak kebakaran hutan yang berkobar lagi di Propinsi Riau
walau sudah ada janji-janji dari pihak pemerintah untuk menghentikan bencana tahunan tersebut agar
tidak terulang kembali. Indonesia merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia
setelah Cina dan Amerika Serikat (1) dan hal ini sebagian besar disebabkan oleh deforestasi, konversi
lahan dan kebakaran hutan.

"Siklus terjadinya kebakaran hutan terus menerus serta pengrusakan hutan di Indonesia harus mulai
dianggap sebagai masalah global karena negara kita merupakan penyumbang besar terhadap
perubahan iklim dunia. Pemerintah harus mengambil langkah lebih berani untuk mencegah masalah ini
dengan pertama-tama mendeklarasikan moratorium atas penghancuran dan konversi hutan gambut
secara nasional,” kata Hapsoro, Juru Kampanye Greenpeace Asia Tenggara.

Panel Antar Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) telah menyoroti Indonesia, setelah
mengungkapkan bahwa 50 persen dari potensi mitigasi perubahan iklim dunia dapat dicapai dengan
mengurangi emisi yang disebabkan oleh deforestasi (2). Indonesia memiliki kawasan hutan alam asli
(intact ancient forests) terbesar di Asia namun kawasan tersebut mengalami laju kehancuran lebih cepat
dari wilayah lain di dunia.

Hasil dokumentasi lapangan Greenpeace di Riau menemukan hubungan erat antara kebakaran hutan
dan konversi lahan hutan gambut oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di propinsi
tersebut. Data satelit juga mengungkapkan korelasi yang kuat antara kebakaran hutan dan perkebunan-
perkebunan yang beroperasi di wilayah itu.

Kombinasi antara konversi lahan gambut dan kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan lingkungan
hidup secara global akibat besarnya jumlah karbon dioksida (CO2) yang terlepas ke atmosfir sehingga
makin memperburuk iklim.

“Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan antar-pemerintah terpenting di Bali Desember nanti yang
akan membahas isu perubahan iklim. Kami berharap pemerintah akan mengambil kesempatan ini untuk
menunjukkan perannya dalam usaha dunia mencegah krisis global ini. Selain mencari dukungan
komunitas internasional, pemerintah juga harus menunjukkan itikad baiknya dengan cara menghentikan
kehancuran hutan gambut lebih jauh. Pemerintah juga harus menegakkan hukum yang berlaku terhadap
perusahaan dan perkebunan kelapa sawit yang melanggar dan secara sengaja menyulut api untuk
membuka lahannya,” tambah Hapsoro.

Greenpeace adalah organisasi kampanye independen yang menggunakan konfrontasi kreatif dan tanpa
kekerasan untuk mengungkap masalah lingkungan hidup dan mendorong solusi yang diperlukan untuk
masa depan yang hijau dan damai.
Pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal ini lebih
condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses transaksi antara
permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan dan
Penawaran dapat berupa Barang atau Jasa. Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat
pertemuan antara penjual dan pembeli.

Pasar tradisional, Pasar modern, bursa kerja, bursa efek adalah contoh pasar.

Pasar tradisional

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya
transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya
terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu
pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan,
buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula
yang menjual kue-kue dan barang-barang lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di
Indonesia, dan umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk
mencapai pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar Beringharjo di
Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang. Pasar tradisional di seluruh Indonesia terus
mencoba bertahan menghadapi serangan dari pasar modern.

Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis ini penjual dan
pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang
tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara
mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan
makanan makanan seperti; buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual
adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern adalah pasar swalayan dan
hypermarket, supermarket, dan minimarket.

Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya, jenis barang yang dijual,
lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.

Pasar Menurut Jenisnya

Pasar Konsumsi

Pasar Konsumsi menjual barang-barang untuk keperluan konsumsi. Misalnya menjual beras,
sandal, lukisan, dll. Contohnya adalah Pasar Mergan di Malang, Pasar Kramat Jati, dll.

Pasar Faktor Produksi

Pasar Faktor Produksi menjual barang-barang untuk keperluan produksi. Misalnya menjual
mesin-mesin untuk memproduksi, lahan untuk pabrik, dll.

Pasar Menurut Jenis Barang yang Dijual

Pasar menurut jenis barang yang dijual dapat dibagi menjadi pasar ikan, pasar buah, dll.

Pasar Menurut Lokasi

Pasar menurut lokasi misalnya Pasar Kebayoran yang berlokasi di Kebayoran Lama, dll.

Pasar Menurut Hari

Pasar menurut hari dinamakan sesuai hari pasar itu dibuka. Misalnya Pasar Rebo dibuka khusus
hari Rabu, Pasar Minggu dibuka khusus hari Minggu, Pasar Senen dibuka khusus hari Senin, dll.
Pasar Menurut Luas Jangkauan

Pasar Daerah

Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah produk itu dihasilkan. Bisa juga
dikatakan pasar daerah melayani permintaan dan penawaran dalam satu daerah.

Pasar Lokal

Pasar Lokal membeli dan menjual produk dalam satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa
juga dikatakan pasar lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.

Pasar Nasional

Pasar Nasional membeli dan menjual produk dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan.
Bisa juga dikatakan pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam negeri.

Pasar Internasional

Pasar Internasional membeli dan menjual produk dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas
jangkauannya di seluruh dunia.

Pasar Menurut Wujud

Pasar Konkret

Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan kasat mata. Misalnya ada los-
los, toko-toko, dll. Di pasar konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan
kasat mata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah dibedakan.

Pasar Abstrak
Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan kasat mata.konsumen dan
produsen tidak bertemu secara langsung.Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon, dll.
Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur,
rekomendasi, dll. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa
dikMengenal Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang
(jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai
instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar
modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrument.

Beringharjo, Pasar Tradisional Terlengkap di Yogyakarta


Pasar Beringharjo menjadi sebuah bagian dari Malioboro yang sayang untuk dilewatkan.
Bagaimana tidak, pasar ini telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama ratusan tahun dan
keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini
melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan
kebutuhan ekonominya. Selain itu, Beringharjo juga merupakan salah satu pilar 'Catur Tunggal'
(terdiri dari Kraton, Alun-Alun Utara, Kraton, dan Pasar Beringharjo) yang melambangkan
fungsi ekonomi.

Wilayah Pasar Beringharjo mulanya merupakan hutan beringin. Tak lama setelah berdirinya
Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, tepatnya tahun 1758, wilayah pasar ini dijadikan tempat
transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian, pada tahun
1925, barulah tempat transaksi ekonomi ini memiliki sebuah bangunan permanen. Nama
'Beringharjo' sendiri diberikan oleh Hamengku Buwono IX, artinya wilayah yang semula pohon
beringin (bering) diharapkan dapat memberikan kesejahteraan (harjo). Kini, para wisatawan
memaknai pasar ini sebagai tempat belanja yang menyenangkan.

Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat merupakan tempat yang tepat untuk
memanjakan lidah dengan jajanan pasar. Di sebelah utara bagian depan, dapat dijumpai brem
bulat dengan tekstur lebih lembut dari brem Madiun dan krasikan (semacam dodol dari tepung
beras, gula jawa, dan hancuran wijen). Di sebelah selatan, dapat ditemui bakpia isi kacang hijau
yang biasa dijual masih hangat dan kue basah seperti hung kwe dan nagasari. Sementara bagian
belakang umumnya menjual panganan yang tahan lama seperti ting-ting yang terbuat dari
karamel yang dicampur kacang.

Bila hendak membeli batik, Beringharjo adalah tempat terbaik karena koleksi batiknya lengkap.
Mulai batik kain maupun sudah jadi pakaian, bahan katun hingga sutra, dan harga puluhan ribu
sampai hampir sejuta tersedia di pasar ini. Koleksi batik kain dijumpai di los pasar bagian barat
sebelah utara. Sementara koleksi pakaian batik dijumpai hampir di seluruh pasar bagian barat.
Selain pakaian batik, los pasar bagian barat juga menawarkan baju surjan, blangkon, dan sarung
tenun maupun batik. Sandal dan tas yang dijual dengan harga miring dapat dijumpai di sekitar
eskalator pasar bagian barat.

Berjalan ke lantai dua pasar bagian timur, jangan heran bila mencium aroma jejamuan. Tempat
itu merupakan pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah. Bahan jamu yang
dijual misalnya kunyit yang biasa dipakai untuk membuat kunyit asam dan temulawak yang
dipakai untuk membuat jamu terkenal sangat pahit. Rempah-rempah yang ditawarkan adalah
jahe (biasa diolah menjadi minuman ronde ataupun hanya dibakar, direbus dan dicampur gula
batu) dan kayu (dipakai untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh dan
kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappucino).

Pasar ini juga tempat yang tepat untuk berburu barang antik. Sentra penjualan barang antik
terdapat di lantai 3 pasar bagian timur. Di tempat itu, anda bisa mendapati mesin ketik tua, helm
buatan tahun 60-an yang bagian depannya memiliki mika sebatas hidung dan sebagainya. Di
lantai itu pula, anda dapat memburu barang bekas berkualitas bila mau. Berbagai macam barang
bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dijual dengan harga yang jauh lebih murah
daripada harga aslinya dengan kualitas yang masih baik. Tentu butuh kejelian dalam memilih.

Puas berkeliling di bagian dalam pasar, tiba saatnya untuk menjelajahi daerah sekitar pasar
dengan tawarannya yang tak kalah menarik. Kawasan Lor Pasar yang dahulu dikenal dengan
Kampung Pecinan adalah wilayah yang paling terkenal. Anda bisa mencari kaset-kaset oldies
dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain dengan harga paling mahal Rp
50.000,00. Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Budha dalam berbagai posisi
seharga Rp 250.000,00. Bagi pengoleksi uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari
berbagai negara, bahkan yang digunakan tahun 30-an.

Jika haus, meminum es cendol khas Yogyakarta adalah adalah pilihan jitu. Es cendol Yogyakarta
memiliki citarasa yang lebih kaya dari es cendol Banjarnegara dan Bandung. Isinya tidak hanya
cendol, tetapi juga cam cau (semacam agar-agar yang terbuat dari daun cam cau) dan cendol
putih yang terbuat dari tepung beras. Minuman lain yang tersedia adalah es kelapa muda dengan
sirup gula jawa dan jamu seperti kunyit asam dan beras kencur. Harga minuman pun tak mahal,
hanya sekitar Rp. 1000 sampai Rp. 2000.

Meski pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, tetapi dinamika pedagang tidak berhenti pada jam itu.
Bagian depan pasar masih menawarkan berbagai macam panganan khas. Martabak dengan
berbagai isinya, terang bulan yang legit bercampur coklat dan kacang, serta klepon isi gula jawa
yang lezat bisa dibeli setiap sorenya. Sekitar pukul 18.00 WIB hingga lewat tengah malam,
biasanya terdapat penjual gudeg di depan pasar yang juga menawarkan kikil dan varian oseng-
oseng. Sambil makan, anda bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang diputar atau
bercakap dengan penjual yang biasanya menyapa dengan akrab. Lengkap sudah.

Anda mungkin juga menyukai