Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Segala Puji kehadirat Allah SWT, yang tidak pernah tidur dan selalu dekat
dengan hamba-Nya. Syukur senantiasa terucapkan atas segala nikmat dan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Meteodologi Penelitian
berjudul “HUBUNGAN OBESITAS PADA IBU HAMIL DENGAN
TERJADINYA PREEKLAMISIA DI DESA SEGARAN TAHUN 2017”

Proposal ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Strata Satu (S1) pada Jurusan Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penyusun proposal ini semata-mata bukanlah hasil usaha penulis, melainkan


banyak pihak yang telah memberikan bantuan banyak pihak yang telah
memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan semangat. Maka dari itu penulis
sangat berterima kasih kepada :

1. Allah SWT, selalu memberikan yang terbaik, kemudahan dan kelancaran dalam
menyelesaikan proposal ini
2. Kedua orang tua serta keluarga besar yang telah memberikan motivasi, doa, dan
selalu menemani penulis dalam menyelesaikan pendidikan kedokteran ini, serta
selalu memberikan dorongan dan mendengarkan keluh kesah yang tidak ada
habisnya mengeluh dalam menyelesaikan proposal ini agar dapat selesai tepat
waktu.
3. DR. Tria Astika, SKM, MK Selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dengan tulus, sabar, pengertian dan selalu memberikan
dukungan serta bantuan di saat penulis sedang dalam kesulitan sehingga penulis
dapat menyelesaikan proposal tepat waktu

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 1
BAB 1 ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................................... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................................................. 6

2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................................................................. 8

2.1.1 Definisi ......................................................................................................................................... 8

2.1.2 Etiologi Obesitas............................................................................................................................ 8

2.1.3 Klasifikasi Obesitas ..................................................................................................................... 11

2.1.4 Penentuan Jenis Obesitas ........................................................................................................... 13

2.1.5 Dampak Obesitas ........................................................................................................................ 14

2.1.6 Definisi Preeklamsia ................................................................................................................... 14

2.1.7 Klasifikasi Preeklamsia .............................................................................................................. 14

2.1.8 Faktor yang berperan pada preeklampsia ............................................................................... 15

2.1.9 Penatalaksanaan Preeklampsia ................................................................................................. 17

2.2 Kerangka Teori .............................................................................................................................. 19

2.3Kerangka Konsep............................................................................................................................ 19

2.4 Hipotesis .......................................................................................................................................... 19

3.1 Rancangan Penelitian .................................................................................................................... 20

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................................................... 20

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................................................... 20

2
3.4 Variabel dan Definisi Operasional ............................................................................................... 21

3.5 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 22

3.6 Analisis Data ................................................................................................................................... 23

3.7 Etika Penelitian .............................................................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dengan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan diklasifikasikan
menjadi kehamilan fisiologis dan patologis, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional, sedangkan
salah satu contoh kehamilan patologis adalah preeklamsia.1

Preeklamsia merupakan sindrom yang terjadi pada trimester kedua


kehamilan, dengan tanda peningkatan tekanan darah dan proteinuria, namun
hingga saat ini penyebab preeklamsia belum diketauhi pasti, preeklamsia bisa
membahayakan ibu dan janin. Diabetes Mellitus, mola hidatidosa, kehamilan
ganda, hidrops fetalis, umur lebih dari 35 tahun, dan obesitas merupakan faktor
predisposisi preeklamsia.2

Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg pada


kehamilan diatas 20 minggu, peningkatan tekanan darah diastoliknya minimal 15
mmHg dari tekanan sebelum kehamilan 20 minggu atau peningkatan tekanan
darah pada minimal 30 mmHg dari tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu
yang dikombinasikan dengan proteinuria (pengeluaran protein minimal 0,3 gr/24
jam). 3

Preeklamsia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan


janin. Berdasarka data dari WHO pada tahun2010 angka kematian ibu di dunia
287.000, WHO memperkirakan ada 500.000 kematian ibu melahirkan diseluruh
dunia setiaptahunnya, penyumbang terbesar dari angka tersebut merupakan negara
berkembang yaitu 99%. Di Indonesia menurut Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2009 angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu
390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar 58,1% karena

1
Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan: Pembuahan, Nidasi dan Plasenta. 2003; 3 :55
2
Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan, Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003; 282
3
Brooks MD. Pregnancy, Preeclamsia. 2011

4
perdarahan dan eklamsi. 4Sedangkan dikabupaten Karawang ditemukan angka
kematian penyebab preeklamsia pada tahun 2012 sebanyak 22, 2013 sebanyak 20,
dan pada 2014 terapat 20 ibu hamil meninggal karena preeklamsia di Karawang.5

Dengan angka kejadian preeklamsia yang semakin banyak dan terkadang


terlambat untuk diketahui sehingga bisa mengancam jiwa ibu dan janin, maka di
cari salah satu penyebab nya yaitu obesitas, karna obesitas merupakan salah satu
sindrom yang menyebabkan banyak komplikasi pada penderitanya.

Karena masih ditemukan banyaknya preeklamsia di desa segaran dan belum


diketahui apa saja faktor resikonya, maka saya tertarik melakukan penelitian lebih
lanjut apakah ada ” Hubungan Obesitas pada Ibu Hamil dengan Terjadinya
Preeklamsia di Desa Segaran tahun 2017”

1.2 Rumusan Masalah


Seperti yang telah saya jelaskan pada latar belakang, obesitas merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya preeklamsia, sehingga kita perlu mencari
“Hubungan Obesitas pada Ibu Hamil dengan Terjadinya Preeklamsia di Desa
Segaran tahun 2017” sehinggan menekan angka kematian ibu dan janin karena
preeklamsia, dengan cara menilai dari faktor apa saja yang bisa menghindari
terjadinya preeklamsia, kita perlu menilai dari segi aktivitas, asupan, kebiasaan
dan pengetahuan responden terhadap preeklamsia.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui Hubungan obesitas pada ibu hamil, dengan faktor resiko
terjadinya preeklamsia di desa segaran tahun 2017

1.3.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui obesitas pada resiko terjadinya preeklamsia di desa segaran 2017
b. Mengetahui kebiasaan pola makan dengan hubungan obesitas pada resiko
terjadinya preeklamsia di desa segaran 2017

4
www.who.int
5
Dinas kesehatan kab. Karawang. Penyebab kematian ibu di karawang 2012-2014. 2014 ; 13

5
c. Mengetahui fator aktivitas dengan hubungan obesitas pada resiko terjadinya
preeklamsia di desa segaran 2017
d. Mengetahui adakah faktor genetik dengan hubungan obesitas pada resiko
terjadinya preeklamsia di desa segaran 2017

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian dapat menjadi salah satu tambahan teori mengenai Hubungan obesitas
pada ibu hamil, dengan faktor resiko terjadinya preeklamsia dan dapat menjadi
dasar penelitian selanjutnya.
2. Bagi Ilmu Terapan
a. Masyarakat
Sebagai gambaran mengenai obesitas pada ibu hamil bisa menyebabkan
preeklasia, sehingga masyarakat (wanita) perlu memperhatikan gaya hidup sehat
untuk menghindari preeklamsia
b. Pelayanan Kesehatan
Penelitian dapat dijadikan bahan evalusai bagi tenaga kesehatan, bahwa
pentingnya mengedukasi pasien bahawa menjaga berat badan ideal sangat penting
agar terhindar dari faktor resiko preeklamsia
c. Peneliti
Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan penelitian dan dapat
mengidentifikasi secara langsung pengaruh obesittas pada ibu hamil dngan faktor
resiko preeklamsia

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Lokasi penelitian dilakukan di Desa Segaran, kec. Batujaya, Karawang,
waktu penelitian di ambil dari data Rekam medis selama tahun 2017

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rekam medis yang di


dapatkan dari puskesmas Batujaya pada ibu hamil yang umur kandungannya
lebih dari 20 minggu, desain penelitian adalah Deskriptif Analitik dengan

6
menggunakan metode Cross Sectional. Pengumpulan data menggunakan data
sekunder.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEP DAN


HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

A. Obesitas

2.1.1 Definisi
Obesitas merupakan suatu penyakit multifaktorial, yang terjadi akibat
akumulasi jaringan lemak berlebihan, sehingga dapat mengganggu kesehatan.
Obesitas terjadi bila besar dan jumlah sel lemak bertambah pada tubuh seseorang.
Bila seseorang bertambah berat badannya, maka ukuran sel lemak akan bertambah
besar dan kemudian jumlahnya bertambah banyak. Obesitas merupakan suatu
kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang
dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Faktor genetik diketahui
sangat berpengaruh bagi perkembangan penyakit ini. Perkembangan obesitas pada
orang dewasa juga terjadi akibat penambahan jumlah adiposit dan peningkatan
ukurannya. Seseorang dengan obesitas yang ekstrem dapat memiliki adiposit
sebanyak empat kali normal, dan setiap adiposit memiliki lipid dua kali lebih
banyak dari orang yang kurus.6

2.1.2 Etiologi Obesitas


Penyebab obesitas sangatlah kompleks. Meskipun gen berperan penting
dalam menentukan asupan makanan dan metabolisme energi, gaya hidup dan
faktor lingkungan dapat berperan dominan pada banyak orang dengan obesitas.
Diduga 11 bahwa sebagian besar obesitas disebabkan oleh karena interaksi antara
faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktifitas, gaya hidup, sosial
ekonomi dan nutrisional.7
a. Genetik

6
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921
7
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921

8
Obesitas jelas menurun dalam keluarga. Namun peran genetik yang pasti
untuk menimbulkan obesitas masih sulit ditentukan, karena anggota keluarga
umumnya memiliki kebiasaan makan dan pola aktivitas fisik yang sama. Akan
tetapi, bukti terkini menunjukkan bahwa 20-25% kasus obesitas dapat disebabkan
faktor genetik. Gen dapat berperan dalam obesitas dengan menyebabkan kelainan
satu atau lebih jaras yang mengatur pusat makan dan pengeluaran energi serta
penyimpanan lemak. Penyebab monogenik (gen tunggal) dari obesitas adalah
mutasi MCR-4, yaitu penyebab monogenik tersering untuk obesitas yang
ditemukan sejauh ini, defisiensi leptin kongenital, yang diakibatkan mutasi gen,
yang sangat jarang dijumpai dan mutasi reseptor leptin, yang juga jarang ditemui.
Semua bentuk penyebab monogenik tersebut hanya terjadi pada sejumlah kecil
persentase dari seluruh kasus obesitas. Banyak variasi gen sepertinya berinterakasi
dengan faktor lingkungan untuk mempengaruhi jumlah dan distribusi lemak8
b. Aktivitas fisik
Gaya hidup tidak aktif dapat dikatakan sebagai penyebab utama obesitas.
Hal ini didasari oleh aktivitas fisik dan latihan fisik yang teratur dapat
meningkatkan massa otot dan mengurangi massa lemak tubuh, sedangkan
aktivitas fisik yang tidak adekuat dapat menyebabkan pengurangan massa otot dan
peningkatan adipositas. Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas
fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan,
yang berimbas penurunan berat badan (Guyton, 2007). Tingkat pengeluaran
energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian berat tubuh. Pengeluaran energi
tergantung dari dua faktor:
1. Tingkat aktivitas dan olahraga secara umum;
2. Angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan fungsi minimal tubuh.
Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab
duapertiga dari pengeluaran energi orang normal. Meski aktivitas fisik hanya
mempengaruhi sepertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi
bagi orang yang memiliki kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran
yang sangat penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak

8
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 922

9
berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak
langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang duduk bekerja
seharian akan mengalami penurunn metabolisme 13 basal tubuhnya. Kekurangan
aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus yang hebat, obesitas membuat
kegiatan olahraga menjadi sangat sulit dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya
olahraga secara tidak langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal
tubuh orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat badan
tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu
mengatur berfungsinya metabolisme normal.9
c. Perilaku makan
Faktor lain penyebab obesitas adalah perilaku makan yang tidak baik.
Perilaku makan yang tidak baik disebabkan oleh beberapa sebab, diantaranya
adalah karena lingkungan dan sosial. Hal ini terbukti dengan meningkatnya
prevalensi obesitas di negara maju. Sebab lain yang menyebabkan perilaku makan
tidak baik adalah psikologis, dimana perilaku makan agaknya dijadikan sebagai
sarana penyaluran stress. Perilaku makan yang tidak baik pada masa kanak-kanak
sehingga terjadi kelebihan nutrisi juga memiliki kontribusi dalam obesitas, hal ini
didasarkan karena kecepatan pembentukan sel-sel lemak yang baru terutama
meningkat pada tahun-tahun pertama kehidupan, dan makin besar kecepatan
penyimpanan lemak, makin besar pula jumlah sel lemak. Oleh karena itu, obesitas
pada kanak-kanak 14 cenderung mengakibatkan obesitas pada dewasanya nanti. 10
d. Neurogenik
Telah dibuktikan bahwa lesi di nukleus ventromedial hipotalamus dapat
menyebabkan seekor binatang makan secara berlebihan dan menjadi obesitas.
Orang dengan tumor hipofisis yang menginvasi hipotalamus seringkali mengalami
obesitas yang progresif. Hal ini memperlihatkan bahwa, obesitas pada manusia
juga dapat timbul akibat kerusakan pada hipotalamus. Dua bagian hipotalamus
yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang
menggerakkan nafsu makan (awal atau pusat makan) dan hipotalamus
ventromedial (HVM) yang bertugas menintangi nafsu makan (pemberhentian atau

9
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921
10
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921

10
pusat kenyang). Dan hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur
maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila
dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi
pada bagian HVM, maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.
Dibuktikan bahwa lesi pada hipotalamus bagian ventromedial dapat menyebabkan
seekor binatang makan secara berlebihan dan obesitas, serta terjadi perubahan
yang nyata pada neurotransmiter di hipotalamus berupa peningkatan oreksigenik
seperti NPY dan penurunan pembentukan zat anoreksigenik 15 seperti leptin dan
α-MSH pada hewan obesitas yang dibatasi makannya.11.
e. Hormonal
Dari segi hormonal terdapat leptin, insulin, kortisol, dan peptida usus.
Leptin adalah sitokin yang menyerupai polipeptida yang dihasilkan oleh adiposit
yang bekerja melalui aktivasi reseptor hipotalamus. Injeksi leptin akan
mengakibatkan penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi. Insulin adalah
anabolik hormon, insulin diketahui berhubungan langsung dalam penyimpanan
dan penggunaan energi pada sel adiposa. Kortisol adalah glukokortikoid yang
bekerja dalam mobilisasi asam lemak yang tersimpan pada trigliserida, hepatic
glukoneogenesis, dan proteolisis (Wilborn et al, 2005). f. Dampak penyakit lain
Faktor terakhir penyebab obesitas adalah karena dampak/sindroma dari penyakit
lain. Penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan obesitas adalah hypogonadism,
Cushing syndrome, hypothyroidism, insulinoma, craniophryngioma dan gangguan
lain pada hipotalamus. Beberapa anggapan menyatakan bahwa berat badan
seseorang diregulasi baik oleh endokrin dan komponenen neural. Berdasarkan
anggapan itu 16 maka sedikit saja kekacauan pada regulasi ini akan mempunyai
efek pada berat badan.12

2.1.3 Klasifikasi Obesitas


IMT merupakan indikator yang paling sering digunakan dan praktis untuk
mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan obesitas pada orang dewasa.
Untuk pengukurannya sendiri digunakan indeks Quetelet, yaitu berat badan dalam
kilogram (kg) dibagi tinggi dalam meter kuadrat (m2 ). Karena IMT

11
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921
12
Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 922

11
menggunakan ukuran tinggi badan, maka pengukurannya harus dilakukan dengan
teliti. Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh dan
proporsi tubuh, sehingga dengan demikian IMT belum tentu memberikan
kegemukan yang sama bagi semua populasi.13

Tabel dibawah ini merupakan klasifikasi berat badan berlebih dan obesitas
pada orang dewasa berdasarkan IMT menurut Kriteria Asia Pasifik :

Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT


Menurut Kriteria Asia Pasifik.

Klasifikasi IMT (kg/m2 )


Berat badan kurang < 18,5
Kisaran normal 18,5 - 22,9
Berat badan lebih ≥ 23,0 23,0 –
Berisiko 24,9
Obesitas I 25,0 – 29,9
Obesitas II ≥ 30,0

Sumber : WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pasific Perspective:


Redefinig Obesity and its Treatment (2006)

Indeks massa tubuh (IMT) adalah ukuran yang menyatakan komposisi tubuh,
perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. IMT digunakan untuk
mengukur kegemukan, sebagai dampak dari perubahan pola hidup, kebiasaan
mengkonsumsi makanan siap saji yang tinggi lemak dan protein, serta rendah
karbohidrat. IMT tidak dapat membedakan otot dengan lemak, selain itu pula
tidak memberikan distribusi lemak di dalam tubuh yang merupakan faktor
penentu utama risiko gangguan metabolisme yang dikaitkan dengan kelebihan
berat badan. Pola penyebaran lemak tubuh tersebut dapat ditentukan oleh rasio
lingkar pinggang dan pinggul atau mengukur lingkar pinggang. Pinggang diukur

13
Aru W, Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Obesitas. 2009

12
pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar, lalu
ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul.14

2.1.4 Penentuan Jenis Obesitas


Jaringan adiposa tidak terisolasi pada area tertentu di tubuh, melainkan
tersebar menyeluruh. Pada wanita 18% berat badan adalah lemak sedangkan pada
pria 16% berat badan adalah lemak. Pada tubuh manusia, lemak didistribusikan
menjadi 2 kategori yaitu disimpan pada area panggul dan kaki (“pear-shaped” –
obesitas perifer) atau disimpan terpusat disekitar abdomen (“apple-shaped” –
obesitas sentral) (WHO, 2008).
Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul (LPa) merupakan cara
sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian
atas tubuh (pinggang dan perut). Jika rasio antara lingkar pinggang dan lingkar
panggul untuk perempuan diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95 maka
berkaitan dengan obesitas sentral / apple-shaped obesity dan memiliki faktor
resiko stroke, DM, dan penyakit jantung koroner. Sebaliknya jika rasio lingkar
pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan dibawah 0,85 dan untuk laki-laki
dibawah 0,95 maka disebut obesitas perifer / pear-shaped obesity15

Gambar 1. Obesitas Apple-shaped dan Obesitas Pear-shaped.

14
Arora, M, Koley U, Gupta S et al. A Study on Lipid Profile And Body Fat in Patients with Diabetes
Melitus: Anthropologist 2007 9(4): 295- 298.
15
www.who.int

13
2.1.5 Dampak Obesitas
Obesitas memiliki efek samping yang besar pada kesehatan.Obesitas
berhubungan dengan meningkatnya mortalitas, hal ini karena meningkatnya 50
sampai 100% resiko kematian dari semua penyebab dibandingkan dengan orang
yang normal berat badannya, dan terutama oleh sebab kardiovaskular Berikut
beberapa efek patologis dari obesitas adalah resistensi insulin dan diabetes melitus
tipe 2, gangguan pada sistem reproduksi, penyakit kardiovaskular, penyakit
pulmoner, Gallstones (batu empedu), penyakit tulang, sendi dan kulit.16

B. Preeklamsia

2.1.6 Definisi Preeklamsia


Preeklamsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah atau vaskular
yang menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20
minggu, mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan
endotel yang menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan
dijumpai proteinuria 300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan
nilai sangat fluktuatif saat pengambilan urin sewaktu.17

2.1.7 Klasifikasi Preeklamsia


Dari berbagai gejala, preeklamsia dibagi menjadi preeklamsia ringan dan
preeklamsia berat.
2.1 Kriteria Preeklamsia Ringan :
 Hipertensi dengan sistolik/diastolik > 140/90 mmHg, sedikitnya enam jam pada
dua kali pemeriksaan tanpa kerusakan organ.
 Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + dipstik.
 Edema generalisata yaitu pada lengan, muka, dan perut.
Preeklamsia berat dibagi menjadi : preeklamsia berat tanpa impending eclampsia
dan preeklamsia berat dengan impending eclampsia.18

 Kriteria Preeklamsia Berat

16
Flier JS, Flier EM. 2005. Harrison’s Principle of Internal Medicine: Obesity. 2008; 422 - 427.
17
Brooks MD. Pregnancy, Preeclamsia. 2011
18
Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan; Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003; 288

14
 Tekanan darah sistolik/diastolik > 160/110 mmHg sedikitnya enam jam pada dua
kali pemeriksaan. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah
dirawat di rumah sakit dan telah menjalani tirah baring.
 Proteinuria > 5 gram/24 jam atau > 3 + dipstik pada sampel urin sewaktu yang
dikumpulkan paling sedikit empat jam sekali.
 Oliguria < 400 ml / 24 jam.
 Kenaikan kadar kreatinin plasma > 1,2 mg/dl.
 Gangguan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala persisten,
skotoma, dan pandangan kabur.
 Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen akibat teregangnya kapsula
glisson.
 Edema paru dan sianosis.
 Hemolisis mikroangipatik karena meningkatnya enzim laktat dehidrogenase.
 Trombositopenia ( trombosit < 100.000 mm3 ).Oligohidroamnion, pertumbuhan
janin terhambat, dan abrupsio plasenta.
 Gangguan fungsi hepar karena peningkatan kadar enzim ALT dan AST.

2.1.8 Faktor yang berperan pada preeklampsia


Etiologi terjadinya preeklampsia hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Terdapat banyak teori yang ingin menjelaskan tentang penyebab preeklampsia
tetapi tidak ada yang memberikan jawaban yang memuaskan.Tetapi, ada beberapa
faktor yang berperan, yaitu:
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dijumpai kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga
sekresi vasodilatator prostasiklin oleh sel-sel endotelial plasenta berkurang,
sedangkan pada kehamilan normal, prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan
oleh trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi
aldosteron menurun. Perubahan aktivitas tromboksan memegang peranan sentral
terhadap ketidakseimbangan prostasiklin dan tromboksan.Hal ini mengakibatkan
pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi, dan penurunan volume
plasma.
b. Peran Faktor Imunologis

15
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada kehamilan
pertama terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna. Pada preeklampsia terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi
komplemen. Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
c. Peran Faktor Genetik
Bukti yang mendukung berperannya faktor genetik pada penderita
preeklampsia adalah peningkatan Human leukocyte antigen (HLA). Menurut
beberapa peneliti,wanita hamil yang mempunyai HLA dengan haplotipe A 23/29,
B 44 dan DR 7 memiliki resiko lebih tinggi menderita preeklampsia dan
pertumbuhan janin terhambat.
d. Disfungsi endotel
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan pada terjadinya
preeklampsia. Kerusakan endotel vaskular pada preeklampsia dapat menyebabkan
penurunan produksi prostasiklin, peningkatan aktivitas agregasi trombosit dan
fibrinolisis, kemudian diganti oleh trombin dan plasmin. Trombin akan
mengkonsumsi antitrombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivitas trombosit
menyebabkan pelepasan tromboksan A2 dan serotonin sehingga terjadi
vasospasme dan kerusakan endotel.
2.1.7 Gejala dan tanda Preeklampsia
Gejala dan tandanya dapat berupa :
a. Hipertensi
Hipertensi merupakan kriteria paling penting dalam diagnosa penyakit
preeklampsia. Hipertensi ini sering terjadi sangat tiba-tiba. Banyak primigravida
dengan usia muda memiliki tekanan darah sekitar 100-110/60-70 mmHg selama
trimester kedua. Peningkatan diastolik sebesar 15 mmHg atau peningkatan sistolik
sebesar 30 mmHg harus dipertimbangkan.19
b. Hasil pemeriksaan laboratorium
Proteinuria merupakan gejala terakhir timbul. Proteinuria berarti
konsentrasi protein dalam urin yang melebihi 0,3 gr/liter dalam urin 24 jam atau
pemeriksaan kualitatif menunjukan (+1 sampai 2+ dengan metode dipstik) atau >
1 gr/liter melalui proses urinalisis dengan menggunakan kateter atau midstream

19
Cunningham FG,et al. Obstetri Williams. 2013

16
yang diambil urin sewaktu minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam
(Wiknjosastro,2006). Hemoglobin dan hematokrit meningkat akibat
hemokonsentrasi. Trombositopenia biasanya terjadi. Terjadi peningkatan FDP,
fibronektin dan penurunan antitrombin III. Asam urat biasanya meningkat diatas 6
mg/dl. Kreatinin serum biasanya normal tetapi bisa meningkat pada preeklampsia
berat. Alkalin fosfatase meningkat hingga 2-3 kali lipat. Laktat dehidrogenase bisa
sedikit meningkat dikarenakan hemolisis. Glukosa darah dan elektrolit pada
pasien preeklampsia biasanya dalam batas normal. Urinalisis ditemukan
proteinuria dan beberapa kasus ditemukan hyaline cast.
c. Edema
Edema pada kehamilan normal dapat ditemukan edema dependen, tetapi
jika terdapat edema independen yang djumpai di tangan dan wajah yang
meningkat saat bangun pagi merupakan edema yang patologis. Kriteria edema
lain dari pemeriksaan fisik yaitu: penambahan berat badan > 2 pon/minggu dan
penumpukan cairan didalam jaringan secara generalisata yang disebut pitting
edema > +1 setelah tirah baring 1 jam.

2.1.9 Penatalaksanaan Preeklampsia


Tujuan utama penanganan preeklampsia adalah mencegah terjadinya eklampsia,
melahirkan bayi tanpa asfiksia dengan skor APGAR baik, dan mencegah
mortalitas maternal dan perinatal.
a. Preeklampsia ringan
Istirahat di tempat tidur merupakan terapi utama dalam penanganan
preeklampsia ringan. Istirahat dengan berbaring pada sisi tubuh menyebabkan
aliran darah ke plasenta dan aliran darah ke ginjal meningkat, tekanan vena pada
ekstremitas bawah menurun dan reabsorpsi cairan bertambah.Selain itu dengan
istirahat di tempat tidur mengurangi kebutuhan volume darah yang beredar dan
juga dapat menurunkan tekanan darah. Apabila preeklampsia tersebut tidak
membaik dengan penanganan konservatif, dalam hal ini kehamilan harus
diterminasi jika mengancam nyawa maternal.20
b. Preeklampsia berat

20
Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan: Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003; 292

17
Pada pasien preeklampsia berat segera harus diberi obat sedatif kuat untuk
mencegah timbulnya kejang. Apabila sesudah 12 – 24 jam bahaya akut sudah
diatasi, tindakan terbaik adalah menghentikan kehamilan. Sebagai pengobatan
mencegah timbulnya kejang, dapat diberikan larutan magnesium sulfat (MgSO4)
20% dengan dosis 4 gram secara intravena loading dose dalam 4-5 menit.
Kemudian dilanjutkan dengan MgSO4 40% sebanyak 12 gram dalam 500 cc
ringer laktat (RL) atau sekitar 14 tetes/menit. Tambahan magnesium sulfat hanya
dapat diberikan jika diuresis pasien baik, refleks patella positif dan frekuensi
pernafasan lebih dari 16 kali/menit. Obat ini memiliki efek menenangkan,
menurunkan tekanan darah dan meningkatkan diuresis. Selain magnesium sulfat,
pasien dengan preeklampsia dapat juga diberikan klorpromazin dengan dosis 50
mg secara intramuskular ataupun diazepam 20 mg secara intramuskular.21

21
Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan: Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003; 293

18
2.2 Kerangka Teori

Aktivitas Fisik Pola makan yang tidak baik Genetik

Masukan energi yang


melebihi pengeluaran OBESITAS
energi

PREEKLAMSIA

2.3Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

obesitas Preeklamsia

2.4 Hipotesis
Ada hubungan yang bermakna antara Obesitas pada Ibu Hamil dengan
terjadinya Preeklamsia di Desa Segaran, Kec. Batujaya, Karawang pada tahun
2017.

19
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik, desain yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional untuk
mempelajari hubungan Obesitas dengan faktor resiko terjadinya Preeklamsia.
Dengan data variabel independen yaitu Obesitas, variabel dependen yaitu Faktor
Resiko terjadinya Preeklamsia

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Kota Karawang,
Jawa Barat, di ambil dari medis selama tahun 2017 .

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah wanita hamil yang memiliki klasifikasi IMT Obesitas 1 –
Obesitas 2 (sebelum hamil ) dan usia kehamilan lebih dari 20 minggu di Desa
Segaran yang memenuhi kriteria inklusi.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah wanita hamil yang usia hamilnya lebih dari 20
minggu yang memiliki klasifikasi IMT Obesitas 1 – Obesitas 2 di Desa Segaran
yang memenuhi kriteria inklusi.

Adapun kriteria inklusi sebagai berikut :

a. Wanita hamil ( usia kehamilian lebih dari 20 minggu )


b. Klasifikasi IMT Obesitas 1 – Obesitas 2 (mulai dari berat badan sebelum hamil )
c. Tempat tinggal di Desa Segaran

Kriteria eksklusi sebagai berikut :

a. Wanita tidak hamil


b. Mempunya berat badan yang ideal
c. Tidak tinggal di Desa Segaran

20
3. Besar Sampel
Pada penelitian ini jumlah jumlah ibu hamil dengan usia kandungan lebih dari 20
minggu, tidak diketahui dengan pasti sehingga untuk menghitung jumlah sampel
minimum yang dibutuhkan menggunakan formula Lemeshow untuk populasi
yang tidak diketahui, yaitu:

𝑍 2 𝑋 𝑃(1−𝑃)
n= 𝑑2

keterangan :
n = jumlah sampel
z = skor Z pada kepercayaan 95% = 1,96
P = maksimal estimasi = 0,5
d = alpha (0,10) atau sampling error = 10%

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah 96,04 ≈
96 orang sehingga pada penelitian ini setidaknya penulis harus mengambil data
dari sampel sekurang-sekurangnya sejumlah 96 orang

3.4 Variabel dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.
variabel independen dalam penelitian ini adalah Obesitas, variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Preeklamsia.

No Variabel Definisi Cara Hasil Ukur Skala


Oprasional Ukur Ukur

1. 1 Preeklamsi Sindrom yang Rekama. A. Tekanan darah ≥ Nominal


terjadi pada medis 140/90 mmHg
minggu 20 setelah b. B. Protein uria minimal
kehamilan 0,3 gr/24 jam
c. C. Tidak ada gejala

21
2. 2 Obesitas Berat badan dalam Rekama. A. Klasifikasi IMT Nominal
kriteria Obesitas 1 medis Obesitas 1
dan 2 b. B. Klasifikasi IMT
obesitas 2
c. C. BB Normal
3. 3 Faktor Pekerjaan Rekamd. A. Bekerja Nominal
Aktifitas responden medis e. B. IRT
(kegiatan apa f. C. hanya melakukan hal
yang di lakukan ) hal kecil (mempunyai
mulai dari PRT)
sebelum hamil g.
sampai hamil
4. 4 Gaya Hidup Jenis makanan apa Rekamh. A. Memasak sendiri Nominal
yang suka Medis i. B. Membeli makanan
dimakan cepat saji
responden j. C. kadang membeli dan
kadang memasak sendiri
5. 5 Gaya Hidup Olahraga yang Rekamk. A. Sering berolahraga
dilakukan medis (min. 1 minggu 3X)
responden l. B. Jarang berolahraga
m. C. tidak pernah olahraga
2. Definisi Operasional Variabel
Tabel 2 definisi oprasional

3.5 Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data


1. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-
probability sampling dengan jenis purposive sampling yaitu pengambilan subyek
bukan didasarkan atas strata, random, tetapi didasarkan atas kriteria-kriteria
khusus yang ditentukan oleh peneliti.

22
Pengambilan data sekunder didapat dari data kunjungan Kontrol
Kehamilan di Puskesmas Batujaya pada ibu Hamil yang bertempat tinggal di Desa
Segaran
2. Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan Analisis Univariat dan Analisis Bivariat

3.6 Analisis Data

1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang distribusi
frekuensi dan persentase responden untuk masing-masing variabel.
A. Variabel dependen : Preeklamsia
B. Variabel independen : Obesitas
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat hubungan antara
variabel dependen dengan variabel independen serta memberikan gambaran
kemungkinan adanya hubungan signifikan antara masing-masing variabel.
Pembuktian hipotesis ini menggunakan uji statistik Chi-Square yaitu bila nilai P-
Value <0,05, artinya terdapat hubungan yang bermakna (Ho ditolak), sedangkan
apabila P-Value > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan (Ho gagal ditolak).
.

3.7 Etika Penelitian


Penelitian ini akam diajukan pada komisi etik untuk memperoleh uji etik
penelitian, setelah memperoleh etik maka pengumpulan data akan dilakukan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro H. Ilmu kebidanan: Pembuahan, Nidasi dan Plasenta. 2003; 3 :55


Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan, Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003;
282
www.who.int

Dinas kesehatan kab. Karawang. Penyebab kematian ibu di karawang 2012-2014.


2014 ; 13

Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 921

Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran: Keseimbangan diet. 2014: 922

Arora, M, Koley U, Gupta S et al. A Study on Lipid Profile And Body Fat in
Patients with Diabetes Melitus: Anthropologist 2007 9(4): 295- 298.
Aru W, Sudoyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Obesitas. 2009
Flier JS, Flier EM. 2005. Harrison’s Principle of Internal Medicine: Obesity.
2008; 422 - 427.
Brooks MD. Pregnancy, Preeclamsia. 2011

Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan; Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003;


288

Cunningham FG,et al. Obstetri Williams. 2013

Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan: Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003;


292
Wibowo B, Rachimbadhi T. Ilmu kebidanan: Pre-eklampsia dan Eklamsia. 2003;
293

24

Anda mungkin juga menyukai