Anda di halaman 1dari 19

1

TINJAUAN TEORI
KELUARGA BERENCANA

I. Konsep Dasar Medis


A. Definisi
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee
1997: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam
keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu
usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai
kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu
usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga
berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga
yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat
diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara
kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang
menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal
2

seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu


maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan
tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah
efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta
kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan
benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas
biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi
tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk
kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi
tersebut dimasa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali
abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan
100%.

Gambar 1. Metode Kontrasepsi

B. Tujuan Keluarga Berencana


Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan,
hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
3

3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan


yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk
keluarga yang bahagia dan berkualitas.
4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
5. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
6. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

C. Manfaat Keluarga Berencana


1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga
dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki
anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua
tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi
perempuan dan bayi mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki
kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi
medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga
lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan
berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat
dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi
mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di
negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari
pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat
kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya
meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara
tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4

4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi


hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat
menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi
progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap
fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti
mengurangi risiko penyakit radang panggul.
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan
dan mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita
untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya
memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi
tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah.
Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih
matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan
demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi
untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki
lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan
sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti
bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang
diberikan per anak.

D. Tempat Pelayanan KB
1. Posyandu terdekat
2. Puskesmas
3. Rumah sakit
4. Klinik/ Praktek dokter/ Bidan terdekat
5. Puskesmas keliling

E. Metode kontrasepsi terdiri dari :


Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-
laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur
5

yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di


dalam rahim.

Kontrasepsi Alamiah
1. Pantang berkala (Sistem kalender)
Metode kalender adalah cara menentukan kapan melakukan atau
tidak melakukan persetubuhan dengan memperhitungkan kalender
kesuburan perempuan. Metode ini merupakan metode yang paling
tidak efektif, bahkan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi
yang teratur.
2. Suhu tubuh basal
Pada metode temperatur, dilakukan pengukuran suhu basal
(suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur). Suhu
basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari
1o Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak
dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari setelah
kenaikan dari temperatur.
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
b. Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan
kesehatan,ekonomis
c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS,
menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur
3. Simptotermal
Terdiri dari pengamatan perubahan lendir servikal dan suhu
basal tubuh, juga gejala lainnya yang berhubungan dengan ovulasi
(misalnya nyeri kram ringan pada perut bagian bawah). Metoda ini
merupakan metoda yang paling dapat diandalkan.
4. Coitus Interruptus (senggama terputus)
Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari
vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika
6

mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena


sperma bisa keluar sebelum orgasme atau terlambat menarik penis
keluar, juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta
penentuan waktu yang tepat.
5. Prolonged Lactation (Menyusui)
Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan
perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang
menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi.
Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui
setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari.
Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total.
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan
setelah melahirkan, 6 per100 wanita setelah 6-12 bulan setelah
melahirkan
b. Keuntungan : pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan,
tidak mengganggu kesehatan,ekonomis, merangsang seorang
wanita untuk menyusui
c. Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak
melindungi dari PMS

Kontrasepsi Penghalang (Barrier)


1. Kondom (pria dan wanita)
Metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam
kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi
wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat
kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian
penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di
ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah
ejakulasi.
a. Efktivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
7

b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya


kontrasepsi yang mencegah PMS,infeksi GO, klamidia
c. Kerugian : kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar,
alergi lateks pada orang yang sensitif

Gambar 2 : Kontrasepsi Kondom


2. Diafragma dan cervical cap
Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan
mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi.
 Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang
fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis
sehingga serviks (leher rahim) tertutupi semuanya. Diafragma
harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.
 Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan
menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat
dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam.
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko
gangguan kesehatan, melindungidari PMS
c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi,
membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
8

Gambar 3. Kontrasepsi Diafragma dan Cervical Cap


3. Spermisida
Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan
menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida
mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa)
yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. Terutama
mengandung nonoxynol 9
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
b. Keuntungan : tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai
pelumas, dapat mencegah PMS bakterial
c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi
virus HIV, hanya efektif 1-2 jam

Kontrasepsi Mekanik
IUD (Intra Uteri Device)/ AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim
dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang
menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis
copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara
menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat
dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron)
hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi
darurat.IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila
wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan
IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah
9

mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah


melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita
menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan
setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus
spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai
involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang,
seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis
menstruasi.
Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan
IUD adalah :
 Kehamilan
 Sepsis
 Aborsi postseptik dalam waktu dekat
 Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
 Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
 Penyakit tropoblastik ganasKanker leher rahim, kanker payudara,
kanker endometrium
 Penyakit radang panggul
 PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan
imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
 TBC panggul
a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke
dalam rahim, bekerja dalam jangka waktu lama
c. Kerugian : risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid),
menoragia pada bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi
(robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, IUD dapat lepas dengan
sendirinya
d. Efek samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah
menstruasi
10

e. Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan

Gambar 4. Kontrasepsi IUD (spiral)


Kontrasepsi Hormonal
1. Oral
Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan
progestin atau hanya progestin-mini pil
a. Kontrasepsi oral kombinasi (pil)
Mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang
mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon
LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim),
dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil
kombinasi ada yang memiliki estrogendosis rendah dan ada yang
mengandung estrogen dosis tinggi. Estrogen dosis tinggi
biasanyadiberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu
(terutama obat epilepsy).
Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan
untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan
metroragia. Oral kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita
menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Pil
kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi
jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air
susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai
ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet
yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi
pembentukan air susu.
11

Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak


boleh diigunakan pada wanita dengan :
1) Menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan
2) Usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari
3) Faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua,
merokok, diabetes, hipertensi)
4) Tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg
5) Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru Operasi besar
dengan istirahat lama di tempat tidur
6) Riwayat sakit jantung iskemik
7) Stroke
8) Penyakit jantung katup komplikasi
9) Migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura)
10) Migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun
11) Riwayat kanker payudara
12) Diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit
vaskular, atau diabetes > 20 tahun
13) Sirosis berat
14) Kanker hati
b. Kontrasepsi oral progestin (pil)
Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya
ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir
mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan
menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan
berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya.
Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan
kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi
karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada
wanita yang sedang menyusui.
2. Suntikan
a. Suntikan progestin
12

Mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti


progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan
intramuskular (dalam otot <bokong atau lengan atas>). Yang
sering digunakan adalah medroxyprogesterone asetat (Depo-
Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.
1) Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3 per 100 wanita pada 1
tahun penggunaan pertama
2) Keuntungan : mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja
dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai
segera setelah keguguran atau setelah masa nifas,
3) Kerugian : suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
secara teratur, tidak melindungi dari PMS,
4) Efek samping lokal : peningkatan berat badan, rambut rontok
Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme
lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi
(umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun
pertama), jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus
menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6
bulan-1 tahun
Pengembalian kesuburan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan
b. Suntikan estrogen-progesteron
Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan,
mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg
estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan
keamanan sama seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus
menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian
kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan progestin
13

Gambar 5. Kontrasepsi Suntikan dan Pil


3. Implant progestin
Kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36mg
levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah
diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum
dimasukkan kapsul implan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam
aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun.
Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi
(pelepasan sel telur oleh indung telur). Kontrasepsi ini efektif dalam
waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.
14

KONTRASEPSI IUD
( SPIRAL )
Definisi
IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam terdiri dari plastik yang dililiti tembaga atau Cu.

(Abdul Bari Saifudin, 2003 : hal MK 73-74)


IUD adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam- macam, terdiri dari plastik (polythyline), ada yang dililit
tembaga (Cu) ada pula yang tidak, tetapi ada pula yang dililit dengan tembaga
bercampur perak (Ag). Selain itu ada pula yang batangnya berisi hormon
progesterone.

Dasar Fisiologi
Preparat kontraspsi oral dari estrogen dan progesteron sintetik menyekat
stimulasi ovarium dengan mencegah pelepasan FSH dari kelenjar hipofisis
anterior. Pada keadaan tidak adanya FSH folikel tidak matang dan ovulasi tidak
terjadi. Progestin (bentuk sintetik progesteron) menekan gelombang Luteinizing
Hormon, mencegah ovulasi dan juga mengubah mukus servikal sehingga tidak
dapat dipenitrasi oleh sperma.

Jenis-Jenis Kontrasepsi Oral


Tausk (1975) membagi macam-macam kontrasepsi menjadi :
1. Pil kombinasi, adalah pil kontrasepsi berisi estrogen maupun progesteron
(progestagen, gestagen). Dosis estrogen ada 0,05 mg, 0,08 mg, dan 0,1 mg
pertablet. Diminum setiap hari selama 3 minggu diikuti dengan 1 minggu
tanpa pil atau placebo pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya
perdarahan surut.
2. Pil sekuensial, adalah pil kontrasepsi yang cara pemberiannya pada 2
minggu pertama hanya diberikan estrogen saja , dilanjutkan dengan pil
kombinasi selama 1 minggu lalu 1 minggu berikutnya tidak makan pil
apapun sehingga pada akhir minggu ke-4 terjadi perdarahan haid
(widhrawl bleeding).
15

3. Pil normofasik, adalah pil kontrasepsi yang kerjanya berada diantara cara
kerja pil kombinasi dan pil sekuensial dimana selama 7 hari pertama hanya
diberi pil yang berisi estrogen saja kemudian disusul pemberian estrogen
dan progesteron selama 15 hari.
4. Pil trifasik, adalah pil kontrasepsi yang lebih alamiah yang diminum dalam
3 fase siklus haid dalam dosis yang berbeda-beda yang untuk setiap fase
berbeda warnanya. Pil ini diminum pada hari ke 5 haid setiap hari
sebaiknya setelah makan malam atau sebelum tidur malam
5. Pil mini (low dose continuous progesteron), adalah pil kontrasepsi yang
hanya terdiri atas progesteron saja dalam dosis yang rendah (0,5 mg atau
kurang) dan diberikan secara terus menerus setiap hari tanpa berhenti.
6. Pil pagi (after morning pills), disebut juga kontrasepsi pasca coitus adalah
pil berisi estrogen dosis tinggi yang dimakan pada pagi hari setelah
melakukan coitus pada malam harinya.
Cara Pemakaian Pil Kb
1. Bilamana mulai makan pil KB
a. Pasca persalinan (post partum)
 Mulai makan pil KB 30 – 40 hari pasca persalinan
 Pakai cara lain dulu (kondom), baru setelah haid datang
makan pil KB
 Diberikan induksi haid, setelah terjadinya withdrawl
bleeding, barulah mulai makan pil KB
b. Pasca keguguran (post abortum)
 Langsung makan pil KB
 1 – 2 minggu post abortum
 setelah haid pertama post abortus
c. Pada tukar (ganti) jenis pil KB
d. Pada waktu interval
2. Bagaimana cara memulai makan pil KB
16

a. untuk pil KB yang berisi 21 dan 22 tablet, mulailah makan pil pada
hari ke-5 siklus haid lalu setiap hari 1 tablet diikuti tidak makan pil
selama 6-7 hari
b. untuk yang berisi 28 tablet mulai makan pil pada hari pertama
siklus haid, lalu 1 tablet setiap hari terus menerus.

II. Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian
Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi
wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan
privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa
nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien.
Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan,
Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk
memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi
yang tepat adalah :
1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi
Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita
tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda
apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien
menyatakan satu jenis metoda perawat dapat menanyakan alasan
penggunaan metoda tersebut. pertanyaan-pertanyaan ini akan
mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan
kontrasepsi yang digunakannya.
2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi
Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus
dapat menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan
kontrasepsi.
3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda
kontrasepsi yang sedang dipakai.
17

Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-


keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang
digunakannya.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat


Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi
diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji
factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, kebutuhan tindakan
dan pemilihan yang tepat tentang alat kontrasepsi.
2. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan
akibat pemasangan / pemakaian alat KB

C. Rencana Asuhan Keperawatan


1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, kebutuhan tindakan
dan pemilihan yang tepat tentang alat kontrasepsi
Tujuan : pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi bertambah
Kriteria hasil :
a. Mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai.
b. Mampu menyebutkan manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi
(KB).
Intervensi Keperawatan :
a. HE tentang Keluarga Berencana (KB) meliputi tujuan KB, sasaran
KB, metode yang efektif.
b. Kaji tingkat pengetahuan klien/pasangan, kesiapan dan
kemampuan untuk belajar. Dengarkan , bicara dengan tenang dan
berikan waktu untuk bertanya dan meninjau materi.
18

c. Diskusikan dengan klien/pasangan implikasi jangka pendek dan


jangka panjang penggunaan alat kontrasepsi.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemilihan yang tepat dan terapi
yang sesuai apabila ada gangguan.
2. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan
akibat pemasangan / pemakaian alat KB.
Tujuan : klien mengungkapkan kenyamanan dan tidak terjadi
kecemasan.
Kriteria hasil :
a. Klien tampak rileks
b. P : 60-100x/menit
c. N : 20x/menit
Intervensi Keperawatan :
a. Observasi tanda-tanda vital (P, N, TD)
b. Tinjau ulang penyebab, sumber dan manifestai kecemasan.
c. Jelaskan prosedur, intervensi keperawatan dan tindakan.
d. Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan kemungkinan efek
samping dan keuntungan penggunaan alat KB.
e. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anticemas
D. Evaluasi
1. Klien dan pasangan memiliki pengetahuan tentang keluarga berencana.
2. Klien mampu memilih alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai.
3. Klien mengungkapkan kenyamanan dan tidak terjadi kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth ; 2002, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC


19

Doenges, Marilynn & Mary Frances Moorhouse. 2001. Rencana Perawatan


Maternal/Bayi “Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi
Perawatan Klien” Ed. 2. EGC. Jakarta.
Farrer, Hallen. 2001. Perawatan Maternitas Ed. 2. EGC. Jakarta
Mansjoer, Arif dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Ed.3. Media
Aesculapius FK UI. Jakarta.
Mochtar, Rustam ; 1998, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jakarta : EGC
Varney, Helen; 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanifa ; 1997, Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Jakarta : Yayasan
bina pustaka Sarwono Prawirohardjo
http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga-berencana-kb.pdf.
http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/asuhan-keperawatan-pada-
keluarga.html.

Anda mungkin juga menyukai