Kabupaten Subang yang didapatkan dari data rekam medik selama dua tahun,
persalinan. Dari populasi tersebut yang memenuhi kriteria yaitu sebanyak 545.
4.1.1 Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Pada Ibu Bersalin
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklamsi dan Eklamsi Pada Ibu
Bersalin
Diagnosa f %
Preeklamsi ringan 104 19,09
Preeklamsi berat 398 73,02
Eklamsi 43 7,89
∑ 545 100
Berdasarkan Tabel 4.1, dari kasus yang diteliti didapatkan insidensi terbesar
1
4.1.2 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi Dengan Asfiksia Pada Ibu Bersalin
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi Dengan Asfiksia Pada Ibu
Bersalin Dengan Preeklamsi dan Eklamsi
Berdasarkan Tabel 4.2, dari kasus yang diteliti didapatkan bahwa semakin
4.1.3 Distribusi Frekuensi Jumlah Lahir Mati Dengan Preeklamsi dan Eklamsi
2
Berdasarkan Tabel 4.3 dari kasus yang diteliti didapatkan bahwa semakin
4.1.4 Distribusi frekuensi jumlah bayi berat badan lahir rendah pada ibu dengan
Tabel 4.4 Tabel distribusi frekuensi jumlah bayi berat badan lahir rendah
pada ibu preeklamsi dan eklamsi
Berdasarkan Tabel 4.4, dari kasus yang diteliti didapatkan bahwa semakin
4.1.5 Distribusi frekuensi cara persalinan yang dijalani oleh ibu bersalin dengan
Tabel 4.5 Tabel distribusi frekuensi cara persalinan yang dijalani oleh ibu
bersalin dengan preeklamsi dan eklamsi
3
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, dari kasus yang diteliti didapatkan bahwa
4.2 Pembahasan
sebesar 545 persalinan. Dari 545 ibu bersalin dengan preeklamsi dan
eklamsi terdapat 104 pasien (19,09%) kasus preeklamsi ringan, 398 pasien
sebanyak 1310 pasien dari total 10219 persalinan. Jika dilihat dari hasil
selama peride 5 tahun tersebut hanya ditemukan 1310 pasien preeklamsi dan
eklamsi, namun sekarang ini pada periode 2 tahun saja (2007-2008) sudah
4
pelaporan rumah sakit dari tahun ke tahun. Bahkan pada tahun ini pihak
rumah sakit juga telah mulai menata kembali pelaporan yang akan
RSUD Subang. Ada persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
terdahulu, yaitu dari total persalinan dengan preeklamsi dan eklamsi, sama-
4.2.2 Hasil luaran janin pada ibu dengan preeklamsi dan eklamsi
a. Asfiksia
Dari hasil ini maknanya adalah semakin berat penyakit yang diderita
oleh pasien, maka semakin tinggi pula kejadian asfiksia pada bayi baru
lahir.
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa asfiksia pada bayi
baru lahir dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya
yaitu karena faktor ibu. Keadaan ibu yang menyebabkan aliran darah ibu
2. Perdarahan antepartum
5
5. Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
b. BBLR
prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (< 2500 gram) yang lahir
sebanyak 24 (55,81%).
diderita pasien dengan preeklamsi dan eklamsi, maka semakin tinggi pula
penelitian ini pun sesuai dengan teori yang ada. Bahwa salah satu hal
yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan yang rendah
c. Lahir mati
Pada kasus preeklamsi dan eklamsi tidak jarang bayi yang lahir dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan dari 545 persalinan, bayi yang lahir mati
karena preeklamsi ringan sebanyak 4 (3,85%), pada preeklamsi berat sebanyak 24
(6,03%) dan eklamsi sebanyak 3 (6,98%). Semakin berat penyakit maka
kemungkinan lahir mati pada janin lebih tinggi pula
6
4.2.3 Cara persalinan pada ibu preeklamsi dan eklamsi
terlihat bahwa semakin berat penyakit yang diderita pasien maka akan
rawat RS
preeklamsia berat
pada eklamsi
7
- Pada PEB, persalinan harus terjadi dalam 24 jam