ANTRO
ANTRO
Oleh :
Made Aji Surya Pratama
1801571032
Antropologi Budaya
UNIVERSITAS UDAYANA
2018 / 2019
FASE – FASE ANTROPOLOGI
1. Fase Pertama (Sebelum 1800)
Kedatangan bangsa eropa barat ke benua Afrika, Asia, dan Amerika selama 4 abad
(sejak abad ke-15 hingga permulaan abad ke-16) membawa pengaruh bagi berbagai suku
bangsa ketiga benua tersebut. Bersamaan dengan itu mulai terkumpul tulisa buah tangan para
musafir, pelaut, pendeta penyiar agama nasrani, penerjemah kitab injil, dan pegawai
pemerintahan jajahan dalam bentuk kisah perjalanan, laporan dan sebagainya. Dalam buku-
buku tersebut terdapat berbagai pengetahuan berupa diskripsi tentang adat istiadat, susunan,
masyarakat, dan ciri-ciri fisik dari beragam suku bangsa baik di Afrika, Asia, Oseania (yaitu
kepulauan di laut teduh) maupun suku bangsa Indian, penduduk pribumi Amerika. Bahan
deskripsi itu (disebut ‘etnografi’ dari kata ethos=bangsa) sangat menarik karena berbeda bagi
bangsa eropa bangsa barat kala itu.
2. Fase kedua (kira-kira pertengahan abad ke 19)
Integrasi yang sungguh-sungguh baru, timbul pada pertengahan abad ke-19. Karangan-
karangan etnografi tersebut berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat. Secara singkat, cara
berfikir itu dapat dirumuskan sebagai berikut: masyarakat dan kebudayaan menusia telah
berevolusi dengan sangat lambat yakni dalam jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dan
tingkat-tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat-tingkat. Bentuk
masyarakat dan kebudayaan seperti yang hidup di Eropa Barat kala itu. Semua bentuk
masyarakat dan kebudayaan dari bangsa-bangsa di luar Eropa (oleh orang Eropa disebut
primitive) dianggap sebagai contoh dari tingkat kebudayaan lebih rendah, yang masih hidup
sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan manusia zaman dahulu.
3. Fase Ketiga (permulaan Abad ke-20)
Pada permulaan abad ke-20, sebagian negara penjajah di Eropa berhasil untuk
mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah jajahan di luar Eropa. Untuk keperluan
pemerintahan jajahannya tadi, yang waktu itu mulai berhadapan langsung dengan bangsa-
bangsa terjajah diluar Eropa, maka ilmu antropologi sebagai ilmu yang justru mempelajari
bangsa-bangsa di daerah-daerah di luar Eropa itu, menjadi sangat penting. Berkaitan erat
dengan itu dikembangkan pemahaman bahwa mempelajari bangsa-bangsa di daerah di luar
Eropa itu penting karena bangsa-bangsa itu pada umumnya mesih mempunyai masyarakat yang
belum kompleks seperti masyarakat bangsa Eropa.
4. Fase keempat (sesudah kira-kira 1930)
Dalam fase ini antropologi mengalami perkembangannya yang paling luas, baik
mengenai bertambahannya bahwa pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai
ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Selain itu kita lihat adanya dua perubahan di
dunia: a) Timbulnya antipati terhadap kolonialisme terhadap Perang Dunia II. b) Cepat
hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh
kebudayaan Eropa-Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah Perang Dunia
II memang hampir tidak ada lagi bumi ini.
BAGIAN – BAGIAN ANTROPOLOGI
1. Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal terjadinya dan
evolusi mhluk manusia dengan mempergunakan sebagai bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang
telah membatu, atau fosi-fosil manusia dari zaman dahulu.
2. Antropologi fisik adalah dalam artian khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang
mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna mahluk manusia
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, yang memakai sebagian bahan penelitiannya ciri-ciri
tubuh. Baik fenetopik maupun genetopik. Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu
antropologi disebut dengan "ras". Bagian ini dari ilmu antropologi sering disebut antropologi
fisik dalam arti khusu, atau somatologi.
3. Etnolingusitik atau antropologi linguistik adalah suatu ilmu bagian yang pada awal mulanya
bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Semua bahan dan metode tersebut sekarang telah
terolah juga dalam ilmu linguistik umum. Walaupun demikian, ilmu etnolinguistik di berbagai
pusat ilmiah di dunia masih tetap juga erat bersangkutan dengan ilmu antropologi, bahkan
merupakan bagian dari ilmu antropologi.
5. Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai azas-asaz
manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari
sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
PERBEDAAN KEHIDUPAN BERKELOMPOK MANUSIA DAN HEWAN
Kehidupan kolektif manusia disebut juga dengan ‘masyarakat’ yang dalam bahasa
inggris digunakan dua istilah yaitu Society dan Community. Masyarakat berasal dari kata
bahasa arab yaitu Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Sedangkan Society berasal
dari bahasa Latin Socius yang berarti kawan. Walaupun demikian tetap saja ada perbedaan asas
yang mendasar pada kehidupan kolektif manusia dan kehidupan kolektif alam binatang, yaitu
bahwa sistem pembagian kerja, aktivitas kerjasama, serta berkomunikasi dalam kehidupan
kolektif binatang bersifat naluri sedangkan manusia bersifat akal.
Pada kehidupan kolektif binatang bersifat naluri yang merupakan suatu kemampuan yang telah
terencana oleh alam dan terkandung dalam gen jenis binatang yang bersangkutan. Perbedaan
pokok antara kehidupan kolektif hewan dan manusia, yaitu bahwa sistem pembagian kerja,
kerjasama, dan komunikasi dalam kehidupan kolektif hewan bersifat naluri, sedang pada
manusia tidak..
1. Asas egoisme, mendahulukan kepentingan sendiri di atas kepentingan orang lain. Sikap
egois inilah yang dapat membuat makhluk menjadi kuat sehingga ia dapat bertahan hidup
Contoh, adanya KKN (Kolousi, Korupsi, Nepotisme) merupakan salah satu bentuk sikap mementingkan
diri sendiri.
2. Asas altruisme, hidup berbakti untuk kepentingan individu lain. Makhluk kolektif mampu
mengembangkan hubungan saling bantu membantu dan kerjasama yang serasi, sehingga
mereka mampu menjadi kuat dan mampu mempertahankan hidupnya
Contoh, bergotong royong antar masyarakat, sikap bermusyawarah yang merupakan bentuk
sikap memajukan kepentingan bersama dimana keputusan itu diambil demi kepentingan
seluruh komponen di masyarakat tersebut.
GOLONGAN SOSIAL DAN KELOMPOK SOSIAL
1. Golongan sosial adalah suatu kesatuan manusia yang di tandai oleh suatu ciri-ciri
tertentu dan mempunyai ikatan identitas social.
Contoh : golongan muda, golongan tua, kulit putih.
2. Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang terbentuk karana mempunyai cirri-ciri
objektif yang yang biasanya dikenakan oleh pihak luar dengan maksud tertentu
Contoh : masyarakat yang memiliki mobil dan tidak memiliki mobil, masyarakat diatas
18 tahun yang sudah cukup umur untuk mengikuti pemilu, anak usia 5 tahun yang bias
dikategorikan anak cukup umur untuk mengikuti Pendidikan formal.
1. Kelompok (group)
2. Perkumpulan (association)
A. PengertianSolidaritas Mekanik.
Solidaritas mekanik adalah masyarakat / suatu kelompok social yang didasar-kan pada
kesadaran kolektif, kebersamaan, dan hukum yang berlaku bersifat menekan. Dalam solidaritas
mekanik ada totalitas kepercayaan dan sentiment-sentimen bersama yang ada pada masyarakat
yang sama. Individualitas tidak berkembang karena kehidupan masyarakat lebih berorientasi
pada konformi-tas (kepentingan bersama). Ciri khas dari solidaritas mekanik adalah solidari-tas
didasarkan pada tingkat homogenitas yang tinggi dalam kepercayaan, sentiment, dan
kebersamaan mencapai kepentingan bersama. Contoh, masyarakat pedesaan.
STUKTUR SOSIAL
Struktur sosial merupakan tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, yang di
dalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang mengacu pada
suatu keteraturan perilaku di dalam masyarakat.
3 Contoh struktur sosial :
1) Ascribed Status, Status yang diberikan kepada seseorang oleh masyarakat tanpa memandang
bakat/karakteristik unik orang tersebut (didapat secara otomatis melalaui kalahiran/keturunan
.
Cth : Keturunan kerajaan, Kasta dll
2) Achieved Status, Status yang didapat seseorang karena usaha-usahanya sendiri, seseorang
harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan stetusnya, seperti bersekolah, berketrampilan,
menciptakan sesuatu yang baru. Status yang diperoleh melalui perjuangan.
Cth : mahasiswa, dokter, hakim, guru, dll.
3) Assigned Status, Status yang diberikan kepada seseorang karena telah berjasa melakukan
sesuatu untuk masyarakat.
Cthh : Peraih gelar Doktor HC, Pahlawan dll
BELAJAR SEBAGAI PROSES BERBUDAYA
Budaya atau kebudayaan seperti kita ketahui merupakan sesuatu yang dinamis dan
senantiasa berkembang, bukan sesuatu yang satatis dan pasif.
Budaya sebagai cara berprilaku akan senantiasa mengalami perubahan--modifikasi,
perkembangan dan bahkan perubahan karena manusia sendiri sebagai pelaku juga merupakan
organisme yang dinamis. Selain itu, perkembangan kebudayaan itu selalu mengalami
perubahan-penambahan karena adanya interaksi yang terjadi dari proses amatan.
Pada masa awal kebudayaan dibentuk melalui proses amatan. Manusia mempelajari keadaan
sekitarnya, mulai dari kebudayaan berburu, semi-menetap, dan hingga kini tak bisa dilepaskan
dari proses belajar, bahwa bagaimana manusia belajar dari lingkungan sekitarnya.
Oleh sebab itu proses budaya adalah proses yang terus-menerus menjadi atau harus dipelajari.
dan itu sudah merupakan keniscayaan.
KERANGKA KEBUDAYAAN
Contohnya orang yang berada di daerah pesisir secara struktur (sebuah pemikiran jangka
pendek) menciptakan sebuah pola pikir untuk melakukan pekerjaan sebagai nelayan. Namun
aliran fungsionalisme tidak sejalan dengan pola pikir tersebut. Aliran ini juga tidak
meninggalkan faktor-faktor seperti kondisi tubuh, cuaca, kepunyaan dan hasil, dan
kemampuan, sedemikian rupa sehingga orang pesisir memiliki pola berpikir yang
menghasilkan pemahaman untuk tidak harus menjadi nelayan. Secara mudah bisa menjadi
nelayan hanya jika dalam situasi dan kondisi yang tepat. Orang yang memiliki pandangan
seperti ini, sangat pengerti kapan harus menjadi nelayan, dan kapan harus menjadi – peternak
misalnya.
INTEGRASI KEBUDAYAAN