Anda di halaman 1dari 9

ISSN 0852-8349

JURNAL PENELITIAN UNIVERSITAS JAMBI


SERI SAINS

Volume 14, Nomor 1, Januari– Juni 2012

Daftar Isi
Sifat Kimia Tanah Ultisol dan Hasil Kedelai (Glycine Max (L) Merril)
Akibat Perbedaan Waktu Aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit
Ermadani 01 - 08
Analisis Kebijakan Perubahan Tarif Puskesmas di Kabupaten Tanjung
Jabung Barat Propinsi Jambi
Dwi Noerjoedianto 09 - 16
Sifat Kimia dan Fisika Kerupuk Opak dengan Penambahan Daging Ikan
Gabus (Ophiocephalus striatus)
Hajar Setyaji, Viny Suwita, dan A. Rahimsyah 17 - 22
Identifikasi Jenis dan Perbanyakan Endomikoriza Lokal di Hutan
Kampus Universitas Jambi
Rike Puspitasari Tamin, Nursanti, dan Albayudi 23 - 28
Pemupukan Kelapa Sawit Berdasarkan Potensi Produksi untuk
Meningkatkan Hasil Tandan Buah Segar (TBS) pada Lahan Marginal
Kumpeh
Arsyad AR, Heri Junedi dan Yulfita Farni 29 - 36
Pengaruh Penambahan Gelatin terhadap Pembuatan Permen Jelly dari
Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)
Silvi Leila Rahmi, Fitry Tafzi, dan Selvia Anggraini 37 - 44
Lama Periode Parasit Glochidia Kijing Taiwan (Anodonta Woodiana Lea)
pada Berbagai Jenis Ikan sebagai Inang
Afreni Hamidah 45 - 48
Efek Penggunaan Azolla Microphylla Fermentasi sebagai Pengganti
Bungkil Kedele dalam Ransum terhadap Bobot Organ Pencernaan
Ayam Broiler
Noferdiman 49 - 56
Efektivitas Lateks Pepaya (Carica papaya) terhadap Perkembangan
Colletotrichum capsici pada Buah Cabai (Capcicum annuum L)
Marlina, Siti Hafsah, dan Rahmah 57 - 62

Pedoman Penulisan
Volume 14, Nomor 1, Hal. 37-44 ISSN 0852-8349
Januari – Juni 2012

PENGARUH PENAMBAHAN GELATIN TERHADAP PEMBUATAN PERMEN


JELLY DARI BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn)

Silvi Leila Rahmi, Fitry Tafzi, dan Selvia Anggraini


Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Kampus Pinang Masak, Mendalo Darat, Jambi 36361

Abstract
This research was conducted on April until May 2010 at the Laboratory of Agricultural
Technology, University of Jambi and Agricultural Chemistry Laboratory, University of Sriwijaya.
The aim of this research was to determine the best concentration of gelatin in the manufacture of
jelly candy made from rosella flower in order to produce good quality and well liked products. The
experimental design used in this research was completely randomized design (CRD) with
treatments of gelatin concentration of 10%, 12%, 14%, 16%, 18% and 20%. Each treatment was
repeated 3 times so that there are 18 units of the experiment. Observations carried out on the
water content, color, elasticity, gel strength, and concentration of anthocyanin. While the
organoleptic test sequence includes elasticity, taste and preference test. Data were analyzed at the
level range of 1% and 5%, if significantly different test followed by Duncan's New Multiple Range
Test (DNMRT) at level 5%. The results have shown that the gelatin has effect on the water content,
gel strength, anthocyanin, resilience and joy of jelly candy but does not affect the elasticity and the
color of jelly candy. Gelatin concentration of 18% provides the best physical and chemical
properties, and the best organoleptic results. At this concentration, jelly candy has water content of
30,72%, gel strength of 229,3 gf, anthocyanin of 17,71 mg/L and has a chewy texture that panelists
preferred.

Keywords: rosella flower, gelatin, jelly candy

PENDAHULUAN (chloretic), menurunkan tekanan darah


(hypotensive), mengurangi kekentalan
Rosella di Indonesia sudah dikenal sejak (viskositas) darah, dan meningkatkan
tahun 1992. Budidaya rosella (Hibiscus peristaltik usus. Khasiat lain dari tanaman
sabdariffa Linn) pada awalnya hanya rosella yang telah diketahui diantaranya
diproduksi untuk memenuhi kebutuhan sebagai antikejang (antipasmodik), mengobati
industri karung goni. Namun penggunaan cacingan (antelmitik) dan sebagai anti bakteri.
karung dari serat alam dalam 10 tahun Bahkan ekstrak bunga rosella dapat
terakhir sudah tidak dapat bersaing dengan meletalkan bakteri Mycobacterium
serat impor dari negara Bangladesh, China tuberculosis (bakteri penyebab penyakit
dan India serta adanya karung plastik yang TBC).
harganya jauh lebih murah (Ditjenbun, 2008). Kandungan penting yang terdapat pada
Saat ini tujuan pembudidayaan rosella kelopak bunga rosella adalah pigmen
mulai bergeser sebagai penghasil bahan antosianin yang membentuk flavonoid yang
minuman dan makanan. Di Indonesia, berperan sebagai antioksidan. Pigmen
penggunaan rosella mulai banyak dikenal antosianin ini yang membentuk warna ungu
sebagai minuman kesehatan. Maryani dan kemerahan pada kelopak bunga maupun teh
Kristina (2005) mengatakan bahwa daun atau hasil seduhan rosella. Zat gizi lain yang tak
kelopak bunga yang direbus dengan air kalah penting terkandung dalam bunga rosella
berkhasiat sebagai peluruh kencing dan adalah kalsium, niasin, riboflavin dan besi
merangsang keluarnya empedu dari hati yang cukup tinggi. Kandungan zat besi pada

37
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

kelopak segar rosella dapat mencapai 8,98 membentuk gelembung-gelembung yang


mg/100 g, sedangkan pada daun rosella besar, larut dalam air panas, gliserol asam
sebesar 5,4 mg/100 g. Selain itu kelopak asetat, dapat membentuk film, dapat
rosella mengandung 1,12% protein, 12% mempengaruhi viskositas suatu bahan serta
serat kasar, 21,89 mg/100 g sodium, vitamin dapat melindungi sistim koloid (Herutami,
C dan vitamin A (Mardiah et al, 2009). 2002). Gelatin memiliki kekenyalan yang
Komponen-komponen kimia alami yang khas karena bersifat gelling agent sehingga
terdapat pada tanaman rosella memiliki produsen permen jelly lebih banyak
khasiat untuk mencegah berbagai penyakit menggunakan gelatin dari pada bahan
dan kaya akan kandungan antioksidan. pembentuk gel lainnya sebagai campuran
Melihat banyaknya manfaat dari bunga rosella produknya. Gelatin yang ada dipasaran
terhadap tubuh manusia, perlu dikembangkan umumnya diproduksi dari kulit atau tulang
suatu produk makanan dari bunga rosella babi. Tetapi saat ini telah banyak dibuat
dimana produk tersebut dapat disukai oleh gelatin dari tulang dan kulit sapi.
banyak orang sehingga bunga rosella tidak Penggunaan gelatin dalam pembuatan
hanya dikenal sebagai minuman kesehatan permen jelly dapat menghambat kristalisasi
tetapi juga produk pangan yang memiliki rasa gula, mengubah cairan menjadi padatan yang
enak apabila dikonsumsi. Salah satu alternatif elastis, memperbaiki bentuk dan tekstur
hasil olahan dari bunga rosela yang dapat permen jelly yang dihasilkan. Penambahan
dikembangkan adalah permen jelly. gelatin tentu saja dapat mempengaruhi sifat
Permen jelly merupakan suatu produk fisik dan kimia dari produk tersebut. Salah
olahan bertekstur lunak, yang diproses satu faktor terpenting dalam pembentukan gel
sedemikian rupa dan biasanya dicampur adalah konsentrasi gelatin dalam campuran,
dengan lemak, gelatin, emulsifier dan lain-lain karena gel hanya akan terbentuk dalam batas
sehingga dihasilkan produk yang cukup keras tertentu. Jika konsentrasi gelatin terlalu
untuk dibentuk namun cukup lunak untuk rendah, maka gel akan menjadi lunak atau
dikunyah dalam mulut sehingga setelah tidak terbentuk gel, tetapi bila konsentrasi
adonan masak dapat langsung dibentuk dan gelatin yang digunakan terlalu tinggi, maka
dikemas dengan atau tanpa perlakuan aging gel yang terbentuk akan kaku (Vail et all,
(SNI, 2008). Maryani dan Kristiana (2005) 1978 dalam Herutami, 2002).
mengatakan bahwa kandungan pektin pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kelopak bunga rosella sebesar 3,19 %, kosentrasi gelatin terbaik dalam pembuatan
sehingga dalam pembuatan jelly rosella tidak permen jelly rosella sehingga dihasilkan
perlu ditambahkan pektin untuk memperbaiki produk yang berkualitas baik dan disukai.
tekstur.
Pembuatan permen jelly biasanya METODA PENELITIAN
menggunakan bahan pembentuk gel yang
sifatnya reversible yaitu jika gel dipanaskan Bahan dan Alat
akan membentuk cairan dan bila didinginkan Bahan-bahan yang digunakan dalam
akan membentuk gel kembali (Hambali et al, penelitian ini adalah bunga rosella kering
2004). Bahan pembentuk gel yang umum yang diperoleh dari daerah Talang Bakung
digunakan adalah gelatin. Gelatin mempunyai Kecamatan Jambi Selatan, aquadest, gelatin
sifat dapat berubah secara reversible dari tipe A dari tulang sapi, sirup fruktosa (High
bentuk sol menjadi gel. Keadaan inilah yang Fructose Syrups/HFS), tepung tapioka dan
membedakan gelatin dengan gel dari alginat gula halus. Sedangkan bahan yang digunakan
dan pati karena bentuk gelnya bersifat untuk analisa adalah larutan buffer pH 1, pH
irreversible (Johns, 1977 dalam Arthadana, 4,5 , dan pH 7.
2001). Selain itu gelatin juga mempunyai sifat Peralatan yang digunakan dalam penelitian
tidak larut dalam air dingin, tetapi jika kontak ini adalah gelas ukur, kompor, kuali, panci,
dengan air dingin akan mengembang dan kain saring, timbangan analitik, sendok kayu,

38
Silvi Leila Rahmi, dkk. : Pengaruh penambahan gelatin terhadap pembuatan permen jelly dari
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)

termometer, cetakan dan kulkas. Sedangkan adonan permen jelly dituang kedalam cetakan
alat-alat yang digunakan untuk analisa kimia Loyang aluminium dengan ukuran 23x18x3
adalah tabung reaksi, oven, desikator, cawan cm. Kemudian permen jelly dibiarkan dingin
porselin, Colour Reader, steven LFRA texture selama 1 jam pada suhu ruang, dan
analyzer dan spektrofotometer. pendinginan dilanjutkan dilemari es pada suhu
5 0C selama 24 jam. Selanjutnya permen jelly
Rancangan Percobaan diletakkan pada suhu ruang selama 1 jam dan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dipotong-potong dengan ukuran 2x3x2 cm.
Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan Permen jelly yang telah dipotong-potong,
perlakuan berupa penambahan gelatin (K) dilapisi dengan campuran tepung tapioka dan
yang terdiri dari 6 taraf, yaitu :K1= 10%, K2= gula halus (1:1). Tepung tapioka yang
12%, K3= 14%, K4 = 16%, K5 = 18%, K6 = digunakan sebelumnya disangrai terlebih
20%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 dahulu selama 20 menit.
kali, sehingga terdapat 18 satuan percobaan.
Parameter yang diamati adalah kadar air, HASIL DAN PEMBAHASAN
warna, elastisitas, kekuatan gel, konsentrasi
antosianin, dan uji organoleptik. Kadar Air
Berdasarkan hasil analisis ragam
Pembuatan Ekstrak Bunga Rosella menunjukkan bahwa penambahan gelatin
Ekstrak bunga rosella dibuat dengan berpengaruh terhadap kadar air permen jelly
perbandingan 20 g bunga rosella kering dari bunga rosella. Nilai rata-rata pengaruh
dengan air sebanyak 1 L. Bunga rosella penambahan gelatin terhadap kadar air
dipotong-potong kemudian dimasukkan permen jelly dari bunga rosella dapat dilihat
kedalam air yang telah di didihkan dan pada Tabel 1 berikut ini:
dipanaskan selama 20 menit pada suhu 70 0C,
lalu disaring dengan menggunakan kain saring Tabel 1. Nilai kadar air permen jelly dari ekstrak
untuk mendapatkan ekstrak bunga rosella. bunga rosella menurut taraf penambahan
gelatin
Pembuatan Permen Jelly Penambahan Gelatin (%) Kadar Air (%)
Ekstrak bunga rosella diambil sebanyak 10 29,68 bc
500 ml. Kemudian ekstrak bunga rosella 12 27,84 c
dibagi menjadi 2 bagian yaitu ekstrak bunga 14 29,02 bc
16 29,49 bc
rosella I (100 ml) dan ekstrak bunga rosella II
18 30,72 ab
(400 ml). Ekstrak bunga rosella I sebanyak 20 32,09 a
100 ml ditambahkan 500 g sirup fruktosa/HFS Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
dimasukkan kedalam panci teflon dan kecil yang sama tidak berbeda pada
dipanaskan selama 5 menit sampai suhu 90 0C taraf 1% menurut uji DNMRT.
sambil terus diaduk-aduk menggunakan
sendok kayu. Dari analisa data dapat di lihat bahwa
Ekstrak bunga rosella II sebanyak 400 ml meningkatnya kadar air dipengaruhi oleh
digunakan untuk melarutkan gelatin. Ekstrak banyaknya jumlah gelatin yang ditambahkan
bunga rosella II dipanaskan pada suhu 60 0C, pada pembuatan permen jelly. Penambahan
kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit gelatin yang menghasilkan kadar air tertinggi
gelatin (sesuai perlakuan) dan dipanaskan terdapat pada penambahan gelatin 20 % yaitu
selama 3 menit sambil terus diaduk sampai 32,09 %. Gelatin mempunyai sifat reversibel
semua gelatin larut. yaitu apabila dipanaskan akan mencair dan
Ekstrak bunga rosella I dicampur dengan membentuk sol. Jika didinginkan sol akan
ekstrak bunga rosella II, kemudian dipanaskan berubah menjadi gel dan gel tersebut lebih
menjadi adonan permen jelly. Adonan permen mirip padatan dari pada cairan. Pada saat
jelly dimasak selama 7 menit pada pada suhu dilakukan pemasakan pada suhu 900C, maka
90 0C sambil terus diaduk-aduk. Setelah itu panas akan membuka ikatan-ikatan pada

39
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

molekul gelatin. Molekul-molekul tersebut permen jelly. Hal ini disebabkan karena
mulai mengurai dan terjadi ikatan-ikatan gelatin yang digunakan berwarna agak
silang antara molekul-molekul yang kekuningan sehingga semakin banyak gelatin
berdekatan sehingga terbentuk satu pertautan yang digunakan menyebabkan warna produk
atau jaringan molekul-molekul yang saling semakin gelap. Menurut Imeson (1992 dalam
bertautan sehingga menyebabkan air yang Herutami, 2002) gelatin yang baik menurut
semula bebas mengalir menjadi terperangkap standar adalah tidak berwarna, transparan,
di dalam struktur tersebut (Glicksman, 1969 rapuh, tidak berbau dan tidak berasa.
dalam Herutami, 2002). Dengan semakin Penggunaan gelatin dalam produk pangan
banyak jumlah gelatin yang ditambahkan diharapkan tidak memberikan perubahan
dalam pembuatan permen jelly maka molekul- warna, akan tetapi jumlah gelatin dan jumlah
molekul yang saling bertaut semakin banyak air yang digunakan untuk hidrasi semakin
pula sehingga air yang berada dalam molekul banyak dapat menyebabkan melemahnya
gelatin jumlahnya lebih banyak dari pada air warna produk.
yang menguap pada saat pemasakan. Selain
itu tingginya kadar air yang dihasilkan pada Kekuatan Gel
permen jelly juga disebabkan karena substansi Berdasarkan hasil analisis ragam
pada bahan terlalu banyak mengandung air menunjukkan bahwa penambahan gelatin
atau padatan terlarutnya terlalu rendah berpengaruh terhadap kekuatan gel permen
sehingga konsistensinya tidak begitu kuat. jelly dari bunga rosella. Nilai rata-rata
Konsistensi pembentuk gel yang terlalu pengaruh penambahan gelatin terhadap
sedikit menyebabkan jaringan tidak kuat kekuatan gel permen jelly dari bunga rosella
menahan cairan gula sehingga menyebabkan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:
permen mengalami sineresis dan
menghasilkan kadar air yang tinggi. Tabel 3. Nilai kekuatan gel permen jelly dari
ekstrak bunga rosella menurut taraf
Warna penambahan gelatin
Berdasarkan hasil analisis ragam Penambahan Gelatin (%) Kekuatan Gel (gf)
menunjukkan bahwa penambahan gelatin 10 142,3 a
12 178,1 a
pada berbagai taraf tidak berpengaruh
14 143,2 ab
terhadap warna permen jelly dari bunga 16 180,4 ab
rosella. Nilai rata-rata L, a dan b permen jelly 18 229,3 b
pada taraf penambahan gelatin dapat dilihat 20 233,2 b
pada Tabel 2. Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
kecil yang sama tidak berbeda pada
Tabel 2. Nilai L, a dan b permen jelly menurut taraf 1% menurut uji DNMRT.
taraf penambahan gelatin
Penambahan Dari analisa data dapat dilihat bahwa nilai
Nilai L Nilai a Nilai b
Gelatin (%) kekuatan gel permen jelly dari ekstrak bunga
10 35,3 0,77 5,20 rosella semakin meningkat seiring dengan
12 34,3 -2,77 8,83 meningkatnya jumlah gelatin yang
14 34,3 -0,53 7,00 ditambahkan. Nilai kekuatan gel tertinggi
16 34,2 -2,47 7,03
18 33,6 2,73 10,73
dihasilkan pada penambahan gelatin 20%. Gel
20 33,4 -1,77 7,97 terbentuk akibat ikatan hidrogen antara
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf molekul gelatin (Nussinovitch, 1997 dalam
kecil yang sama tidak berbeda pada Sartika, 2009). Kekuatan gel gelatin akan
taraf 5% menurut uji DNMRT mempengaruhi elastisitas suatu produk yang
dihasilkan. Kekuatan gel gelatin dipengaruhi
Dari analisa data dapat dilihat bahwa oleh panjang rantai asam amino. Semakin
semakin banyak jumlah gelatin yang panjang rantai asam amino gelatin maka
ditambahkan maka akan menurunkan warna kekuatan gel semakin meningkat karena misel

40
Silvi Leila Rahmi, dkk. : Pengaruh penambahan gelatin terhadap pembuatan permen jelly dari
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)

yang dibentuk gelatin kuat. Selain itu, Tabel 4. Nilai elastisitas (g force) rata-rata permen
kekuatan dan stabilitas gel juga tergantung jelly menurut taraf penambahan gelatin
pada konsentrasi gelatin. Jika konsentrasi Penambahan Gelatin (%) Elastisitas (gf)
gelatin terlalu tinggi maka gel yang terbentuk 10 242,00
akan kaku, sebaliknya jika konsentrasi gelatin 12 268,20
14 236,53
terlalu rendah, gel menjadi lunak atau tidak
16 302,53
terbentuk gel (Herutami, 2002). 18 313,67
Nilai kekuatan gel tertinggi dihasilkan 20 282,93
pada penambahan gelatin 20% dengan nilai Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
233,2 gf sedangkan nilai kekuatan gel kecil yang sama tidak berbeda pada
terendah dengan nilai 142,3 gf dihasilkan taraf 1% menurut uji DNMRT.
pada penambahan konsentrasi gelatin 10%.
Penelitian yang dilakukan oleh Nurilmala, et faktor terpenting dalam pembentukan gel.
al (2007) membuat permen jelly dari tulang Konsentrasi gelatin yg terlalu rendah akan
ikan kakap merah menghasilkan kekuatan gel menyebabkan gel yang terbentuk menjadi
terbaik sebesar 256,25 gf. Salamah, et al lembek atau bahkan tidak terbentuk gel. Pada
(2006) membuat permen jelly dengan permen dengan konsentrasi gelatin yang lebih
memanfaatkan rumput laut jenis Gracilia sp besar, molekul-molekul proteinnya akan
menghasilkan nilai kekuatan gel sebesar 587,5 saling mengikat silang secara lebih rapat
gf sedangkan pada permen jelly untuk membentuk suatu pertautan atau
pembandingnya memiliki nilai kekuatan gel jaringan, sehingga sifat kekerasan dari permen
sebesar 725 gf. Isti (2008) membuat permen cenderung tinggi.
jelly nenas tangkit dengan penambahan
karagenan terbaik sebanyak 14% Konsentrasi Antosianin
menghasilkan nilai kekuatan gel sebesar Berdasarkan hasil analisis ragam
560,80 g/cm2. Nilai rata-rata kekuatan gel menunjukkan bahwa penambahan gelatin
permen jelly dari bunga rosella yang pada berbagai taraf berpengaruh terhadap
dihasilkan lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi antosianin pada permen jelly dari
nilai rata-rata kekuatan gel pada penelitian bunga rosella. Nilai rata-rata konsentrasi
permen jelly sebelumnya, hal ini disebabkan antosianin permen jelly pada taraf
karena bahan terlalu banyak mengandung air penambahan gelatin dapat dilihat pada Tabel
sehingga mengalami sineresis dan 5.
mempengaruhi kekenyalan pada permen jelly.
Jones (1977) menjelaskan bahwa pada jelly Tabel 5. Nilai konsentrasi antosianin (mg/L) rata-
yang sedikit mengalami sineresis akan rata permen jelly menurut taraf
penambahan gelatin.
menghasilkan tekstur yang sangat kenyal dan
Penambahan Gelatin (%) Antosianin (mg/L)
berpengaruh terhadap nilai kekuatan gel yang
10 24,87 a
dihasilkan. 12 23,83 ab
Elastisitas 14 21,96 bc
16 20,92 c
Berdasarkan hasil analisis ragam
18 17,71 d
menunjukkan bahwa penambahan gelatin 20 15,19 e
tidak berpengaruh terhadap elastisitas permen Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
jelly dari bunga rosella. Nilai rata-rata kecil yang sama tidak berbeda pada
elastisitas pada taraf penambahan gelatin taraf 1% menurut uji DNMRT.
dapat dilihat pada Tabel 4.
Dari analisa data dapat dilihat bahwa Dari analisa data menunjukkan bahwa rata-
penambahan gelatin tidak berpengaruh rata kandungan antosianin dalam permen jelly
terhadap elastisitas permen jelly. Menurut cenderung semakin menurun seiring dengan
Vail et all (1978 dalam Herutami, 2002) semakin tingginya konsentrasi gelatin yang
konsentrasi gelatin merupakan salah satu ditambahkan. Hal ini disebabkan karena

41
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

penambahan gelatin berpengaruh terhadap cenderung semakin meningkat seiring dengan


warna yang dihasilkan pada permen jelly. semakin tingginya konsentrasi gelatin yang
Semakin banyak gelatin yang digunakan ditambahkan. Hal ini sesuai dengan
menyebabkan warna produk semakin gelap, pernyataan Vail et al (1978 dalam Herutami,
pada saat dilakukan pengukuran absorbansi 2002) bahwa salah satu faktor terpenting
warna yang dihasilkan akan mempengaruhi dalam pembentukan gel adalah konsentrasi
penyerapan cahaya yang melewati produk gelatin dalam campuran. Jika konsentrasi
sehingga memberikan nilai absorbansi yang gelatin terlalu rendah, tekstur permen yang
berbeda-beda. Menurut Sari et al., (2005) terbentuk akan lunak, tetapi bila konsentrasi
intensitas warna dari suatu larutan sebanding gelatin terlalu tinggi tekstur permen akan
dengan jumlah cahaya yang diserap. Semakin seperti karet.
pekat warna, semakin banyak cahaya yang di
serap. Dengan kata lain jumlah cahaya yang di Rasa Asam
serap berbanding lurus dengan intensitas Berdasarkan hasil analisis ragam
warna yang dihasilkan. Selain itu, menunjukkan bahwa penambahan gelatin
menurunnya kandungan antosianin juga dapat tidak berpengaruh terhadap penilaian
disebabkan oleh suhu dan lamanya organoleptik rasa asam pada permen jelly.
pemanasan. Menurut Hidayat (2006) Nilai rasa rata-rata permen jelly pada berbagai
antosianin sangat sensitif terhadap proses taraf penambahan gelatin dapat dapat dilihat
thermal (panas). Warna akan hilang dan pada Tabel 7.
meningkat menjadi coklat akibat pigmen
terdegradasi dan terpolimerisasi. Dengan Tabel 7. Nilai rasa rata-rata permen jelly menurut
semakin tinggi suhu dan semakin lama taraf penambahan gelatin.
pemanasan, maka kandungan antosianin akan Penambahan Gelatin (%) Skor Rasa
semakin menurun stabilitasnya yang ditandai 10 2,80
dengan menurunnya nilai peak absorbansinya. 12 2,47
14 2,47
Sifat Organoleptik 16 2,40
Urutan Kekenyalan 18 2,33
Berdasarkan hasil analisis ragam 20 2,33
menunjukkan bahwa penambahan gelatin Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
pada berbagai taraf berpengaruh terhadap kecil yang sama tidak berbeda pada
penilaian organoleptik kekenyalan permen taraf 1% menurut uji DNMRT
jelly. Nilai kekenyalan rata-rata permen jelly
pada berbagai taraf penambahan gelatin dapat Dari analisa data menunjukkan bahwa
dapat dilihat pada Tabel 6. perlakuan yang menghasilkan rasa agak asam
adalah penambahan gelatin 10%, sedangkan
Tabel 6. Nilai kekenyalan rata-rata permen jelly pada penambahan gelatin 12-20%
menurut taraf penambahan gelatin.
menghasilkan rasa permen jelly yang tidak
Penambahan Rata-rata Urutan Urutan asam. Hal ini disebabkan karena semakin
Gelatin (%) Kekenyalan Kekenyalan
banyaknya jumlah gelatin yang ditambahkan
10 4,40 d 5 menyebabkan nilai kadar air cenderung
12 3,93 cd 4 meningkat sehingga semakin banyak jumlah
14 3,53 c 3
air yang terperangkap dalam molekul-molekul
16 2,00 c 2
18 1,93 b 1 gelatin semakin besar dan menyebabkan rasa
20 5,20 a 6 asam pada permen jelly semakin berkurang.
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
kecil yang sama tidak berbeda pada Kesukaan
taraf 1% menurut uji DNMRT.
Tekstur
Dari analisa data menunjukkan bahwa rata- Berdasarkan hasil analisis ragam
rata urutan kekenyalan permen jelly menunjukkan bahwa penambahan gelatin

42
Silvi Leila Rahmi, dkk. : Pengaruh penambahan gelatin terhadap pembuatan permen jelly dari
bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)

pada berbagai taraf berpengaruh terhadap Tabel 9. Nilai kesukaan rasa rata-rata permen jelly
penilaian organoleptik kesukaan tekstur menurut taraf penambahan gelatin.
permen jelly. Nilai tekstur rata-rata permen Penambahan Gelatin (%) Skor Kesukaan
jelly pada berbagai taraf penambahan gelatin 10 2,93 d
dapat dapat dilihat pada Tabel 8. 12 3,07 cd
14 3,60 bc
16 3,93 cd
Tabel 8. Nilai kesukaan tekstur rata-rata permen
18 2,73 ab
jelly menurut taraf penambahan gelatin.
20 2,40 a
Penambahan Gelatin (%) Skor Kesukaan
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf
10 2,67 a
kecil yang sama tidak berbeda pada
12 2,47 a
taraf 1% menurut uji DNMRT.
14 3,20 ab
16 2,87 b
18 3,93 b disukai adalah penambahan gelatin 16%,
20 3,80 b semakin tinggi jumlah gelatin yang
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf ditambahkan kedalam permen jelly maka
kecil yang sama tidak berbeda pada tingkat kesukaan panelis terhadap rasa
taraf 1% menurut uji DNMRT. semakin menurun. Penambahan gelatin 20%
menghasilkan rasa permen jelly yang tidak
Dari analisa data menunjukkan bahwa rata- disukai oleh panelis. Hal ini disebabkan
rata kesukaan panelis terhadap tekstur permen permen jelly dengan penambahan gelatin 20%
jelly dari bunga rosella bervariasi dengan nilai cenderung terasa kurang manis. Dengan
2,47 (tidak suka) sampai 3,93 (suka). semakin banyaknya gelatin yang ditambahkan
Perlakuan yang menghasilkan tekstur yang maka jumlah air yang terperangkap dalam
disukai adalah penambahan gelatin 18 %. molekul-molekul gelatin semakin besar. Hal
Pada permen jelly yang dibuat dengan ini yang menyebabkan rasa permen jelly akan
penambahan gelatin 18 % cenderung semakin hambar sehingga tidak disukai
membentuk gel yang lebih lunak dan elastis, panelis.
sebaliknya yang dibuat dengan penambahan
gelatin 20 % cenderung kaku dan keras KESIMPULAN DAN SARAN
sehingga pada saat dilakukan uji sifat
organoleptik, panelis tidak menyukai permen Kesimpulan
jelly tersebut. Kesukaan panelis terhadap Berdasarkan hasil penelitian yang
tekstur permen jelly ini memberikan petunjuk diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa permen jelly yang disukai adalah sebagai berikut :
permen jelly yang mempunyai tekstur yang 1. Gelatin berpengaruh terhadap kadar air,
tidak terlalu keras. kekuatan gel, antosianin, kekenyalan dan
kesukaan permen jelly dari bunga rosella
Rasa tetapi tidak berpengaruh terhadap
Berdasarkan hasil analisis ragam elastisitas dan warna permen jelly.
menunjukkan bahwa penambahan gelatin 2. Penambahan gelatin yang memberikan
pada berbagai taraf berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan orgnoleptik terbaik
penilaian organoleptik kesukaan rasa permen diperoleh pada penambahan gelatin 18 %
jelly. Nilai rasa rata-rata permen jelly pada yang menghasilkan kadar air 30,72 %,
berbagai taraf penambahan gelatin dapat dapat kekuatan gel 229,3 gf, antosianin 17,71
dilihat pada Tabel 9. mg/L serta memiliki tekstur kenyal dan
Dari analisa data menunjukkan bahwa rata- rasa yang disukai panelis
rata kesukaan panelis terhadap rasa permen
jelly dari bunga rosella bervariasi dengan nilai Saran
2,40 (tidak suka) sampai 3,93 (suka). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Perlakuan yang menghasilkan rasa yang mengenai konsentrasi HFS yang tepat dan

43
Jurnal Penelitian Universitas Jambi Seri Sains.

campurannya dengan menggunakan sukrosa Isti. 2008. Pengaruh KaragenanTerhadap Sifat


serta total padatan terlarut pada pembuatan Fisik, Kimia dan Organoleptik
permen jelly dari bunga rosella dengan Permen Jelly Nenas Tangkit. Skripsi.
penambahan gelatin 18 % agar dihasilkan Fakultas Pertanian. Universitas Jambi,
permen jelly dengan karakteristik yang lebih Jambi.
baik. Mardiah, Arifah R, Reki W.A, dan Sawami.
2009. Budi Daya & Pengolahan
DAFTAR PUSTAKA Rosela Si Merah Segudang Manfaat.
Agromedia Pustaka, Jakarta.
Maryani, H dan L. Kristina. 2005. Khasiat dan
Arthadana, I.N. 2001. Kajian Proses Produksi Manfaat Rosela. Agromedia Pustaka,
Gelatin Tipe A Berbahan Baku Kulit Jakarta.
Sapi Dengan Metode Perendaman Nurilmala, Nita dan Tedy. 2007. Peningkatan
Asam. Skripsi. Fakultas Teknologi Nilai Tambah Tulang Ikan Kakap
Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Merah (Lutjanus sp) Menjadi Gelatin
Bogor. Serta Aplikasinya Pada Pembuatan
Direktorat Jendral Perkebunan (Ditjenbun). Permen Jelly. Makalah
2008. Rosela Dulu dan Kini. SEMNASKAN. Bidang Pasca
http://ditjenbun.deptan.semusim/index Panen/Pengolahan Hasil Perikanan
.php [14 Januari 2009] Universitas Gajah Mada.
Hambali, E., A. Suryani dan N. Widianingsih. Salamah, Ana dan Yuni Retnowati. 2006.
2004. Membuat Aneka Olahan Pemanfaatan Gracilaria sp dalam
Mangga. Penebar Swadaya. Jakarta. Pembuatan Permen Jelly. Jurnal
Herutami, R. 2002. Aplikasi Gelatin Tipe A Pengolahan Hasil Perikanan
Dalam Pembuatan Permen Jelly Indonesia Vol 9 No.1.
Mangga (Mangifera indica L). SNI No 3547.2-2008. Kembang Gula Lunak.
Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Departemen Perindustrian dan
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Perdagangan.

44

Anda mungkin juga menyukai