BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
upaya sanitasi dasar meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran (jamban),
1995).
kebersihan lingkungan dari subyeknya. Misalnya menyediakan air yang bersih untuk
yang ditujukan untuk (i) Sanitasi air, (ii) Sanitasi makanan, (iii) Sistem pembuangan
tinja, (iv) Sanitasi udara, (v) Pengendalian vector, (vi). Hygiene rumah, tingginya
angka kematian bayi dan ibu melahirkan sebagai dampak yang disebabkan oleh
berbagai penyakit yang ditularkan dari lingkungan yang tidak sehat (Syahbana,
2003).
7
Universitas Sumatera Utara
8
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan
tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi kebersihan makanan secara
status sosial maupun usia. Masyarakat hendaknya menyadari bahwa kesehatan adalah
kesehatan yang baik maka kita harus mencegah banyaknya ancaman yang akan
pembuangan tinja (faeces dan urina) yang tidak menurut aturan. Buang Air Besar
harus memenuhi sanitasi dasar bagi setiap keluarga. Pembuangan kotoran yang baik
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran manusia disuatu tempat sehingga tidak menyebabkan bibit penyakit yang ada
pada kotoran manusia mengganggu estetika. Berarti jamban keluarga sangat berguna
penyakit yang disebabkan oleh kotoran yang tidak dikelola dengan baik.
Jamban atau sarana pembuangan kotoran yang memenuhi syarat adalah upaya
terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Kotoran manusia atau tinja ialah
bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia untuk berkontak karena sifatnya
yang menimbulkan kesan jijik pada setiap orang dan bau yang sangat menyengat
(Soeparman, 2002).
fisiologis, juga budaya dan kepercayaan. Ada perbedaan dari isi tinja yang dihasilkan
oleh berbagai kalangan masyarakat. Isi dan komposisi tinja tergantung dari beberapa
Tinja manusia ialah buangan padat yang kotor dan bau juga media penularan
dibawa air, makanan, lalat menjadi penyakit seperti: Salmonella, vibriokolera, amuba,
Sementara itu beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia
sis. (2). Penyakit infeksi oleh virus seperti Hepatitis infektiosa (3). Penyakit Enteric
menimbulkan akibat langsung dan tidak langsung. Akibat langsung dapat mengurangi
incidence penyakit yang ditularkan karena kontaminasi dengan tinja seperti kolera,
disentri, typus dll. Akibat tidak langsung dari pembuangan tinja manusia yang
hygiene lingkungan . Oleh karena itu ini akan mempengaruhi pencemaran tinja
Tangan Sakit
Tinja Air Makanan dan Penjamu
Lalat Minuman (Host)
Tanah Mati
Gambar rantai penularan penyakit diatas menunjukkan banyak jalan penyakit mencari
sumber baru. Penyakit yang ditularkan tinja manusia bisa menyebebkan kelemahan
karena manusia sebagai reservoir dari penyakit yang dapat menurunkan produktifitas
kerja. Penyakit yang disebabkan oleh tinja perlu dilakukan tindakan pencegahan agar
penyakit menggunakan rintangan sanitasi dan mengisolasi tinja dengan jamban yang
saniter. Hambatan sanitasi ini mencegah kontaminasi tinja sebagai sumber infeksi
berikut :
1. Tidak mencemari sumber air sumber air minum, letak lubang penampung berjarak
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai/miring kearah lubang jongkok sehingga tidak mencemari
tanah disekitarnya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan
Menurut Arifin dan Abdullah (2010) ada tujuh syarat-syarat jamban sehat
a. Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahkan agar dasar lubang
dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan tanah liat atau diplester.
c. Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air
demam berdarah.
c. Lantai jamban diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bias
selesai digunakan.
d. Lantai jamban harus kedap air permukaan bowl licin. Pembersihan harus
Untuk tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang
penguat lain.
a. Lantai jamban seharusnya rata dan miring kearah saluran lubang kotoran.
a. Rumah Jamban
b. Lantai jamban
Berfungsi sebagai sarana penahan atau tempat pemakai yang sifatnya harus baik,
kuat dan mudah dibersihkan serta tidak menyerap air. Konstruksinya juga disesuai
Adalah rangkaian dari sarana pembuangan tinja yang fungsinya sebagai tempat
mengumpulkan kotoran/tinja
Agar syarat-syarat gambar diatas terpenuhi, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
c. Sifat, macam dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah liat atau
kapur.
tanpa ada rumah jamban. Jenis jamban ini, kotoran langsung masuk kejamban dan
tidak terlalu dalam karena akan mengotori air tanah yang dalamnya sekitar 1,5 – 3
Jamban ini mirip dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap yaitu
memakai ventilasi pipa yang terbuat dari bahan bamboo untuk pertukaran udara.
3. Jamban Empang
Jamban ini dibangun diatas empang. Bedanya disini terjadi daur ulang, yakni
tinja dapat langsung dimakan ikan. ikan dimakan orang, lalu orang mengeluarkan
tinja, dan seterusnya. Jamban ini berfungsi mencegah tercemarnya lingkungan oleh
tinja, juga menambah ptotein bagi nelayan penghasil ikan (Kumoro, 1998).
Jamban ini seperti kakus cemplung, dan lebih dangkal galiannya, fungsinya
4. Setelah 20 inchi, ditutup dedaunan sampah, dan diberi kotoran sampai penuh.
5. Jamban Plesengan
Jamban semacam ini memiliki lubang tempat jongkok yang dihubungkan oleh
suatu saluran miring ke tempat pembuangan kotoran. Jadi tempat jongkok dari
jamban ini tidak dibuat persis diatas penampungan, tetapi agak jauh. Jamban
semacam ini sedikit lebih baik dan menguntungkan daripada jamban cemplung,
karena baunnya agak berkurang dan keamanan bagi pemakai lebih terjamin.
`1. Jamban tanpa leher angsa. Jamban bermacam cara pembuangan kotorannya.
a. Tempat jongkok dan leher angsa atau pemasangan slab dan bowl langsung
b. Tempat jongkok dan leher angsa tidak berada langsung diatas lubang galian
penampungan kotoran atau pemasangan slab dan bowl tapi dibangun terpisah
dan dihubungkan oleh satu saluran yang miring kedalam lubang galian
menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara yang menimbulkan bau. Dalam
(Kumoro, 1998).
1. Rumah Kakus
Melihat fungsinya sebagai sarana pelindung bagi pemakai, maka rumah kakus
2. Lantai Kakus
Melihat fungsinya sebagai sarana penahan atau tempat pemakai lantai kakus
3. Tempat Duduk
dan juga bisa mengisolir rumah kakus menjadi tempat pembuangan tinja,
serta berbentuk leher angsa atau memakai tutup yang mudah diangkat.
4. Lubang jamban
penguraian tinja.
penyakit menular.
6. Alat Pembersih
Alat pembersih meliputi sikat, bros, sapu, tissu dan lainnya. Tujuan alat
pembersih ini agar jamban tetap bersih setelah jamban disiram air.
agar tidak berlumut, tempat jongkok tidak licin, dan lubang tempat
penampung tinja.
tinja dan stabilisasi serta menurut sifatnya bisa berbentuk lubang tanah
8. Septic tank
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, tinja dan air
(Simanjuntak, 1999).
manusia, yaitu :
Merupakan suatu cara pembuangan tinja yang tidak menggunakan saluran air
dan tempat pengelolaan air kotor. Terdapat beberapa cara antara lain :
a. Service Type
masyarakat yang menggunkan tipe ini adalah masyarakat Bantul pada zaman
dahulu.
Yaitu tipe dengan membuat lubang dengan dibor kemudian ditutup dengan
tanah, berdiameter 30-40 cm dan dengan kedalaman 4-8 m. Tipe ini memeliki
a. Keuntungan :
2. Memiliki lubang yang gelap dan tidak cocok bagi lalat untuk
berkembangbiak.
b. Kekurangan :
tersedia.
Over Hung Latrineadalah metode pembungan tinja yang langsung di buang ke kolam
ikan, dimana ikan pada kolam tersebut merupakan ikan pemakan tinja yakni ikan lele.
Merupakan pengembangan dari Bore Hole Latrine. Bila lubang telah penuh, lubang
Sumber : Stifical.com
penampung tinja, dan nantinya tinja yang terkumpul pada ember penampung akan
dikumpulkan pada suatu lubang yang akan ditimbun dan akan menjadi kompos.
Bucket latrine memiliki dua tipe yakni bucket latrine (pispot) dan bucket
latrine septic tank. Bucket latrine septic tank adalah jamban yang digunakan
masyarakat Belawan yang pada dasarnya memiliki sistem kerja yang sama, akan
tetapi yang membedakannya adalah pada bucket latrine septic tank terjadi proses
dekomposisi seperti pada septic tank, sehingga tangki penampung pada bucket latrine
septic tank dapat menampung tinja lebih banyak. Tinja yang sudah penuh pada tangki
penampung akan diangkut dan akan ditimbun untuk dilakukan proses komposting
(I Wash, 2012).
Trench latrine adalah proses pembuangan tinja yang dilakukan tanpa ada leher
angsa dan septic tank, melainkan hanya saluran langsung yang dialirkan ke sungai.
Sumber : wedc.iboro.ac.uk/knowledge/ing-lib-lies.html
7) Septictank
Merupakan cara yang efektif untuk pembuangan tinja rumah tangga yang
memiliki air yang mencukupi tetapi tidak memiliki hubungan dengan sistem limbah
b. Kerugian :
dalam septictank.
Merupakan bangunan kedap air yang diisi air seperti septic tank.
9) Chemical Closet
pesawat terbang.Kloset ini berisi cairan desinfektan seperti soda abu dan KOH.
Sumber : en.wikipedia.org/wiki/chemical.toilet
Sumber : en.wikipedia.org/wiki/latrine
Merupakan suatu cara pembuangan tinja dan air limbah dari rumah, kawasan
industri dan perdagangan dilakukan melalui jaringan bawah tanah. Dalam memilih
jamban yang tepat untuk digunakan disuatu daerah, perlu diperhatikan kondisi
2. Jamban tangki/leher angsa untuk daerah yang cukup air dan padat
Ditinjau dari segi pemilihan konstruksi pembuangan ada beberapa hal perlu
4. Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa
5. Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat
agar jambantidak menjadi sumber penyakit bagi anggota keluarga dan orang
keluarga.
4. Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak buang air besar ditempat yang
dekat dengan rumah, lebih kurang 10 meter dari sumber air, atau di kebun
tempat bermain anak dengan menggali tanah dan menutupnya kembali, lalu
tanpa alas kaki. Bantu anak buang air besar di tempat bersih dan mudah
dijangkau anak, bersihkan jamban bila anak buang air besar dan cuci
Tinja atau kotoran manusia adalah semua zat atau benda yang tidak dipakai
lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (faeces) air seni (urine) dan CO2
sebagai hasil proses pernafasan. Pembuangan kotoran manusia didalam buku ini
dimaksudkan hanya tempat pembuangan tinja dan urine, yang pada umumnya disebut
Masalah tinja dan limbah cair berhubungan erat dengan masalah lingkungan
hidup dan masalah kesehatan masyarakat. Masalah yang ada dapat dieliminasi,
dan limbah cair lainnya yang saniter merupakan salah satu kegiatan dalam rangka
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan
dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara
lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
pemerintah;
coli merupakan bakteri yang berbentuk batang pendek (kokobasil) gram negatif, tidak
mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 μm dan lebar 1,1 -1,5 μm, tersusun tunggal,
antigen O, H dan K. Pada saat ini telah ditemukan : 150 tipe antige O, 90 tipe
fisiknya menjadi 3 tipe yaitu : L, A dan B. Escherichia coli memiliki waktu generasi
yang cukup singkat yaitu berkisar 15-20 menit (Depkes RI, 1991).
terikat dalam satu hubungan kemasyarakatan yang memiliki norma kelompok yang
dimiliki bersama. Masalah pengelolaan tinja pada kelompok ini sering bersifat sangat
yang berbeda antar individu, faktor sumber daya, faktor fisibilitis pengelolaan dan
kolektif dengan menggunakan jamban umum (Public latrine). Dalam hal ini,
merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
sehat. Pencegahan penyakit merupakan segala bentuk upaya yang dilakukan untuk
menghindari atau mengurangi risiko, masalah, dan dampak buruk akibat penyakit.
tenaga dalam kegiatan yang dilaksanakan. Partisipasi tidak langsung berupa bantuan
keuangan, pemikiran, dan materi dari luar. Partisipasi juga berarti sumbangan
merupakan sikap keterbukaan bagi persepsi dan peran pihak lain. Partisipasi berarti
persepsi berbeda tentang arti partisipasi. Persepsi yang ada selama ini yaitu
Delivery (2007) proses partisipasif berarti masyarakat aktif melakukan kegiatan itu
dalam melaksanakan kegiatan pada skala waktu, namun semuanya melewati tahap :
berbeda karena pekerjaan lalu berkumpul. Minat berbeda sebagai dasar membentuk
Indonesia, tapi hanya sedikit orang yang cukup terampil. Tantangan yang dihadapi
Pemerintah Indonesia saat ini adalah merubah system kerja lembaga yang mengatur
Partisipasi berarti keterlibatan dan peran serta masyarakat (PSM) secara aktif
masyarakat. Penyebabnya ada dua faktor,ke (1) : dapat menumbuhkan rasa memiliki
Berbagai metode dibuat para ahli berkaitan dengan penggerakan peran serta
dua hal yang berhubungan dengan ini yaitu: (1), peran serta mereka dalam program
kesehatan yang berkaitan dengan aspek social budaya masyarakat. Apalagi pola
Ke (2), bidang gerak peran serta masyarakat sangat bervariasi sehingga tidak bisa
menerapkan suatu pola yang tetap. Maka fungsi petugas kesehatan yaitu meletakkan
dengan kebutuhan dan tuntutan mereka, agar perencanaan yang muncul berasal dari
dari tahun setelah dilakukan penginderaan pada objek yakni dengan indera penglihat
an, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Sikap merupakan respon seseorang
yang tertutup pada suatu objek. Tindakan diwujudkan dengan sikap menjadi
perbuatan nyata.
1. Bentuk pasif adalah respon internal yang terjadi dalam diri manusia dan secara
tidak langsung dapat dilihat orang lain seperti berfikir, memberi tanggapan,dll.
2. Bentuk aktif adalah bila perilaku itu dapat di observasi secara langsung seperti
1. Pengetahuan (Knowledge)
besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Ada 6 tingkat
pengetahuan :
situasi sebenarnya.
2. Sikap (attitude)
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
3. Budaya
tempat lainnya untuk Buang Air Besar (BAB) akan terjadi faktor yang berhubungan
dengan ketersediaan jamban keluarga. Masyarakat yang biasa Buang Air Besar
(BAB) di sungai sudah turun-temurun sejak dulu dan sudah menjadi budaya akan
merasa mendapat kepuasan tersendiri jika Buang Air Besar (BAB) di sungai,
karena bisa menikmati pemandangan dan bisa bertemu dengan warga lainnya.
masyarakat tidak menggunakan jamban enak dan praktis di tegalan, enak disungai
4. Tindakan ( practicee)
dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan
Perilaku manusia adalah suatu proses individu dan masyarakat pada lingkungan
sebagai wujud kehidupan, atau keadaan jiwa yang meliputi, emosi, pengetahuan,
fikiran, reaksi dan tindakan yang berbentuk karena berpengaruh lingkungan luar.
Adanya bermacam perilaku manusia dari positif sampai negatif. Pada perilaku yang
beragam itu, ada perilaku yang menunjang kesehatan yaitu faktor penyebab masalah
1. Karena Terpaksa
pengakuan dari atau pengakuan dari kelompoknya dan terhindar dari hukuinan serta
Cara ini dimana individu ingin merubah perilaku karena ingin disamakan
Cara ini merupakan perubahan cukup mendasar, artinya menjadi bagian dari
Menurut teori Lawren Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yakni:
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat
kesehatan bagi ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang
manfaat periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Disamping itu,
mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. Misalnya orang hamil tidak
boleh disuntik, karena suntikan bisa menyebabkan anak cacat. Faktor-faktor ini
kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat
posyandu, polindes, pos obat desa, dan lain-lain. Fasilitas ini pada hakikatnya
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan.
Untuk berperilaku sehat, masyarakat bukannya perlu pengetahuan dan sikap positif
dan dukungan fasilitas saja, melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para
perilaku manusia :
1. Faktor Biologis
2. Faktor Sosiopsikologis
a. Komponen Afektif
dibentuk oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa
manusia.
b. Komponen Kognitif
c. Komponen Konatif
bertindak.
yaitu Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk
kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari
a. Jenis Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan
yang lainnya.
Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak
asasi manusia.
Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan.
Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim.
c. Sifat Fisik
misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang
d. Sifat Kepribadian
adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh
e. Bakat Pembawaan
Micheel (1960) adalah : “kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit
sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi
dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk
pengembangan.
f. Intelegensi
Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam
mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi
Faktor Pemudah
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Penghasilan
4. Pengetahuan
5. Sikap
Partisipasi Pengadaan
Faktor Pendukung Jamban Keluarga