LAPORAN KASUS
Pada Tn.y dengan Peritonitis
A. Indentitas Klien
48
C ( Circulation) Nadi : Takikardia
Irama : Teraba Cepat
Frekuensi Nadi : 115x/ menit
SpO2 : 97
Sianosis : Tidak Ada
Tekanan Darah : 140/80 mmHg
Capillary Refill Time (CRT) : 2”
Akral : Dingin
Turgor Kulit : Jelek, Kering
Suhu : 40C
Mual : Ada
Muntah : Ada 3x dalam 8 jam
Warna muntah : Kuning Kehijauan
Volume Muntah : 500 cc
Masalah Keperawatan :
- Hipertermi
- Kekurangan volume cairan
49
E (Exposure) Jejas : Tidak Ada
Distensi Abdomen : Ada, tanpak adanya cairan dan udara pada
rongga abdomen
C. Pengkajian Sekunder
S : Pasien tampak lemah, tampak letih, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak
menekan perutnya, pasien tampak kesulitan bernafas.
A : istri pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan, istri.
M : istri pasien mengatakan jika pasien sakit langsung dibawa kerumah sakit.
P : istri pasien mengatakan suaminya pernah di opname
L : istri pasien mengatakan suaminya makan terakhir tadi pagi hanya 2 sendok makan
E : istri pasien mengatakan suaminya sakit sejak 4 hari yang lalu
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis, GCS :15 V:5M:6E:4
3. Tanda-tanda vital:
TD :140/80 mmHg N : 115 x/i
BB/TB: 54 kg / 165 cm
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala dolicephalus, simetris, tidak ada gangguan pergerakan
50
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan mata
Inspeksi : Mata lengkap (sinistra dan dekstra), mata simetris mata kiri lebih,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, warna iris mata hitam, warna
kornea mata kecoklatan dan reflek pupil isokor, kedudukan kornea
simetris (sinistra/dekstra).
c. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : Telinga simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi, penumpukan serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
d. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : Amati bentuk hidung simetris,tidak ada septum nasi,pasien terpasang
NGT, tidak ada pembengkakan (polip)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Pemeriksaan mulut
Inspeksi : Tidak ada kelainan koginetal, mukosa bibir tanpak kering dan pucat
f. Pemeriksaan wajah
Inspeksi : Wajah tidak ada masalah
Palpasi : Tidak ada edema.
g. Pemeriksaan leher
Inspeksi : Leher asimetris, tidak ada deviasi trachea,distensi vena jugularis
sinistra
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada deviasi trachea.
5. Pemeriksaan paru
Inspeksi :Normochest, bentuk dada simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi
danmemar, adanya pengunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercosta
postif, tidak ada pernapasan cuping hidung
Palpasi : Getarantaktil premitus/ vocal premitus sama sinistra dan dekstra, ekpansi
paru sama sinistra,dan dekstra.
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler (area bronchial dan bronkovesikuler), tidak ada
bunyi nafas tambahan
6. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
51
Palpasi : Pulsasi teraba lemah
Perkusi : Bunyi jantung dullnes
Auskultasi : Bunyi jantung I: Tunggal terdengar keras
Bunyi jantung II: Tunggal, terdengar keras, tidak ada bunyi jantung
tambahan
7. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Perut distensi
Palpasi :Nyeri bersifat tumpul dan terlokalisir (peritoneum viseral) dan
berlanjut ke arah nyeri terlokalisir (peritoneum parietal)
Hepar : Hepar tidak teraba
Ginjal : Tidak ada pembesaran ginjal
Perkusi : Hiper Timpany
Auskultasi : Bising usus tidak terkaji
8. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi : Otot sinistra, dekstra simetris, ada lesi, terpasang infus di ektremitas
atas kiri.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
E. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Pemeriksaan Darah Lengkap
PT 9.7 9.5-11.7Sec
52
INR 0.88
Kimia Klinik II
Kimia Klinik I
Cretinin 1,6 mg/dl 0.80-1.30 mg/dl
Glukosa 86 mg/dl 74 – 106 mg/dl
Urea 45 mg/dl 15-43 mg/dl
2. Rongent
Foto polos tiga posisi anterior, posterior, lateral, terdapat udara bebas pada
perforasi gaster dan duodenum.
3. Therapy
a. NaCl 0,9% terpasang pada tangan kiri
NaCl adalah larutan yang bias digunakan untuk mengganti cairan tubuh yang
hilang karena beberapa faktor. NaCL 0,9% juga memiliki fungsi sebagai
pengatur keseimbangan cairan tubuh, mengatur kerja dan fungsi otot jantung,
mendukung metabolisme tubuh, dan merangsag kerja saraf. Kontra indikasi
pada pemberian NaCl 0,9% adalah kelebihan kadar natrium dalam darah dan
kekurangan kalium dalam darah.
b. Ringerlactat (RL) terpasang pada infus tangan kanan dan kiri
RL adalah larutan steril yang digunakan sebagai penambah cairan dan eletrolit
tubuh untuk mengembalikan keseimbangannya. Indikasi RL diberikan pada
tetani hipokalsemik, ketidakseimbangan eletrolit tubuh, diare, luka bakar,
gagal ginjal akut, kadar natrium rendah, kekurangan kalsium, kehilangan
banyak cairan, hipertensi, dan aritmia. Kontra indikasi pada pemverian RL
antara lain alergi terhadap sodium, tidak diperbolehkan diberi bersamaan
dengan cefriaxone.
53
c. Ceftriaxone ( 2x1 gr)
Ceftriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau
membunuh bakteri dalam tubuh. Golongan : antibiotik. Manfaat : mengobati
dan mencegah infeksi. Digunakan oleh : dewasa dan anak-anak. Kategori: obat
resep.
d. Metrodinazole (3x5gr)
Metronidazonle adalah obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikoorganisme protozoa dan
bakteri anaerob. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat hidup dan berkembang
biak tanpa bantuan oksigen. Infeksi biasanya terjadi di bagian tubuh seperti
perut, rongga panggul, dan gusi. Metronidazole biasanya diresepkan dokter
untuk pasien yang akan menjani operasi usus dan operasi reproduksi wanita.
e. Omeperazol (3x1)
Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang di
produksi dalam lambung. Obat golongan pompa proton ini digunakan untuk
mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, gastroesophageal reflux
disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi bakter H. pylori.
f. Ketorolac (3x3gr)
Ketorolac adalah obat dengan fungsi mengatasi nyeri sedang hingga nyeri
berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah
prosedur medis, atau setelah operasi. Ketorolac adalah salah satu jenis obat
anti-inflammatory drug (NSAIDs) yang bekerja dengan memblok produksi
substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi.
g. Ranitidine (2x5)
Ranitidine, suatu obat golongan antagonis H2, adalah obat yang menurunkan
produksi asam lambung. Fungsinya untuk mengatasi dan mencegah rasa panas
perut (heartburn), maag dan sakit perut yang disebabkan oleh tukak lambung.
Ranitidine juga digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit
perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung
misalnya GERD.
54
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds Kompresi Jaringan Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri
pada perut saat ditekan dan
dilepas Lambung tertekan
- Pasien mengatakan nyeri
perut seperti terbakar
- Pasien mengatakan nyeri Distensi abdomen
seluruh abdomen
Akumulasi rongga
Do
abdomen
55
2. Ds Akumulasi rongga Pola Nafas Tidak
- Pasien mengatakan sesak abdomen Efektif
nafas
- Pasien mengatakan sesak Nyeri dada
bertambah saat bergerak
- Pasien mengatakan sesak Pergerakan dada
bertambah saat nyeri tidak maksimal
Do
Pernafasan tidak
teratur
- Nafas : Spontan
- RR : 28x/menit
Takipnea
- Retraksi otot bantu
pernafasan : Ada,
Pola nafas tidak
menggunakan otot bantu
efektif
pernafasan.
- Pasien tampak sesak
- Irama nafas : dangkal
3. Ds Inflamasi Hipertermi
- Pasien mengatakan demam
naik turun ± 2 hari yang lalu Peradangan
- Pasien mengatakan badan
terasa panas Penumpukan cairan
- Pasien mengatakan badan dalam peritoneum
letih dan lemas. Kebocoran isi dari
organ dalam
Do
abdomen masuk ke
ronggga peritoneum
- Suhu : 40ºC
- Nadi : Teraba Cepat
hipertermi
- Frekuensi Nadi : 92x/
menit
- Capillary Refill Time (CRT)
: 2”
- Akral : Dingin
56
- Turgor Kulit : Jelek dan
Kering
- Pasien tampak lemah
4. Ds Peradangan Kekurangan volume
- Pasien mengatakan perut peritoneoum cairan
membesar ± 2 hari yll
- Pasien mengatakan perut Distensi abdomen
kembung ± 4 hari yll
- Pasien mengatakan tidak ada Mual, muntah
BAB ± 2 hari yll
- Pasien mengatakan mual (+), Kekurangan
Muntah (+) Volume cairan
Do
- Distensi abdomen
- Mukosa bibir kering, dan
pecah-pecah
- Tugor kulit jelek dan kering
5. Ds : - Trauma jaringan Proses Inflamasi
Do
- Pasien tampak terpasang Luka
kateter
- BAK : Berwarna Resiko infeksi
Kuning, Bau khas urine, -
Volume urine 800 cc
- Pasien tampak terpasang
NGT
- Warna cairan hijau
kehitaman
- Pasien rencana operasi
besok pagi
57
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
6. Ds Kurangnya Ansietas
pengetahuan tentang
- Pasien mengatakan cemas
penyakit
dengan kondisinya sekarang
Do
Do
58
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri pada abdomen
3. Kekurangan volume cairan berhubungan anorexia
4. Hipertermi berhubungan denganperadangan / inflamasi pada peritoneum
5. Proses Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
6. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
7. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/keletihan
G. Intervensi Keperawatan
59
2. Pola nafas tidak efektif NOC NIC
Respiratory status : ventilation
berhubungan dengan Airway Management
Respiratory status : Airway
Oxygen therapy
nyeri pada abdomen patency
Vital sign monitoring
Aspirotory control
Intervensi
Kriteria hasil :
Buka jalan nafas
gunakan tehnik chin
Mendemonstrasikan batuk
lif atau jaw thrust bila
efektif dan nafas yang bersih
perlu
tidak ada sionosis dan
Posisikan pasien
dyspnea
untuk
Menunjukkan jalan nafas
memaksimalkan
yang paten
ventilasi
Mampu mengidentifikasidan
Idenifikasi pasien
mencegah factor yang dapat
perlunya pemasangan
menghambat jalan nafas
alat nafas buatan
Tanda tanda vital dalam
Keluarkan secret
rentang normal
dengan cara batuk
atau suction bila perlu
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Bersihkan mulut
hidung, dan secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Monitor TD, Nadi,
Suhu dan RR
3. Hipertermi berhubungan Termoregulation Fever Treatment
dengan peradangan /
Kriteria Hasil Intervensi
inflamasi pada
Pantau TTV pasien
peritoneum Suhu tubuh dalam batas Anjurkan pasien
normal untuk kompres
Nadi dan RR dalam Kolaborasi pemberian
rentang normal obat
Tidak ada perubahan
warna kulit
60
4. Kekurangan volume Fluid balance Fluid management
cairan berhubungan Intervensi :
Hydration
dengan mual, muntah Pertahankan intake
Nutrional status : food and
dan output
fluid intake Monitor statu
dehidrasi
Kriteria Hasil :
Monitor TTV pasien
Memperthankan urine output
dehidrasi
61
gastrointestinal, kandung kencing
genitourinaria dalam batas Tingkatkan intake
normal nutrisi
Berikan terapi
antibiotik:.......
Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap 4
jam
62
No Diagnosa Noc Nic
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
1 Ansietas berhubungan dengan Anxiety self-control Anxiety reduction
kurangnya pengetahuan Anxiety level
tentang penyakit Coping Intervensi
Kriteria Hasil Jelaskan semua
Pasien mampu mengenali prosedur dan apa
gejala cemas yang dirasakan
TTV dalam batas normal selama prosedur
Aktivitas menunjukkan Berikan keamanan
berkurangnya cemas dan kurangi rasa
takut pasien
menggunakan
tehnik relaksasi
63
H. Evaluasi Hasil
/Tgl
64
tetes/menit danm kiri 38
tetes/menit sebanyak 3
kolf. Terpasang NGT
A : kekurangan volume
cairan
P : intervensi dilanjutkan
65
I. Evaluasi hasil akhir
No Diagnose Intervensi Evaluasi
1 Ansietas berhubungan Menjelaskan semua S : pasien
dengan kurangnya prosedur dan apa yang mengatakan takut
pengetahuan tentang dirasakan selama prosedur O : pasien tampak
penyakit Memberikan keamanan dan cemas
kurangi rasa takut pasien A : ansietas
Menggunakan tehnik P: intervensi
relaksasi dilanjutkan
2 Intoleransi aktivitas membantu pasien untuk S : pasiem
berhubungan dengan mengidentivikasi aktivitas mengatakan susah
distensi abdomen yang mampu dilakukan untuk bergerak
membantu pasien untuk O : pasien tampak
mengembangkan motivasi kesuitan beraktivitas
diri dan penguatan ADls pasien dibantu
mengajarekan keluarga keluarga
untuk membantu aktivitas A : intoleransi
pasien aktivitas
P : intervensi
dilanjutkan
66