PROSES KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah metodologi tentang proses keperawatan.
Makalah ini kami susun dengan maksimal dan dengan harapan dapat menambahkan ilmu
pengetahuan yang sebelumnya tidak dimiliki. Dalam pembuatan makalah ini kami mengucapkan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini .
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan
kata maupun dalam segi bahasa. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini. Kami juga berharap semoga makalah ini
bermanfaat untuk kami selaku penyusun dan mahasiswa/i yang membacanya.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 4
B. Tujuan penulisan.......................................................................................................................... 4
C. Manfaat penulisan ....................................................................................................................... 5
D. Sistematika penulisan .................................................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA PROSES KEPERAWATAN................................................................................. 6
A. Pengkajian keperawatan .............................................................................................................. 6
B. Diagnosa keperawatan................................................................................................................. 8
C. Perencanaan keperawatan......................................................................................................... 10
D. Implementasi keperawatan........................................................................................................ 13
E. Evaluasi keperawatan ................................................................................................................ 15
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 50
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan adalah unik karena fokusnya yang luas ke arah pemahaman dan
penatalaksanaan kesehatan seseorang. Perawat yang kompeten harus mempunyai
pengetahuan yang kuat tentang fisiologi, patofisiologi, psikopatologi, dan pengobatan medis
untuk dapat secara aman pengobatan yang didelegasikan oleh dokter.
Dalam lingkup perawatan kesehatan yang kompleks sekarang ini, perawat harus mampu
memecahkan masalah secara akurat, menyeluruh, dan cepat. Hal ini berarti bahwa perawat
harus mampu menelaah informasi dalam jumlah yang sangat banyak untuk membuat
penilaian kritis.
Perawat akan menerapkan proses keperawatan agar dapat memberikan perawatan yang
tepat dan efektif. Proses terdiri dari tahap pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi,
evaluasi.
B. Tujuan penulisan
Tujuan Umum : mahasiswa mampu memahami dan mendapatkan gambaran
penerapan pada kasus nyeri akut, gangguan integritas kulit dan hipotermia
Tujuan Khusus : Commented [an1]: Tujuan khusus :
1.Melakukan pengkajian keperawatan pada kasus ….
a. Mahasiswa mampu melakukan proses pengkajian pada kasus nyeri akut, 2.. Merumuskan diagnose keperawatan pada kasus …
3. Menyusun perencanaan keperawatan pada kasus …
gangguan integritas kulit dan hipotermia 4. Melakukan implementasi keperawatan pada kasus …
b. Mahasiswa mampu merumuskan proses diagnosa pada kasus nyeri akut, 5.Melakukan evaluasi keperawatan pada kasus …
4
C. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar kita mengetahui tentang
berbagai proses keperawatan seperti pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi. Pembahasan dalam makalah ini sangat bermanfaat bagi perawat ataupun calon
perawat, untuk lebih bertanggung jawab kepada profesinya.
D. Sistematika penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.
5
BAB II
Menurut (kozier, 1995) proses pengkajian terdiri atas empat kegiatan, yaitu:
pengumpulan data, organisasi data, validasi data, dan analisa data.
Pengumpulan data adalah upaya perawat untuk menggali berbagai informasi tentang
masalah klien melalui pemberian pertanyaan, pengukuran dan observasi terhadap klien.
Dalam tahapan pengumpulan data, terdapat komponen yang harus dimengerti oleh perawat,
seperti jenis data, sumber atau asal data, tehnik pengumpulan data serta bagaimana cara
menganalisis data yang sudah diperoleh dengan pendekatan berpikir kritis.
Terdapat 2 jenis data dalam tahap pengumpulan data. Jenis data yang dikumpulkan dapat
berupa data subjektif dan data objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh dari
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, termasuk sensasi klien, perasaan, nilai-nilai,
kepercayaan, pengetahuan, dan persepsi terhadap status kesehatan dan situasi kehidupan,
misalnya: rasa nyeri, mual, sakit kepala, rasa kuatir, cemas, dan lain lain.
Sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengamatan, pengukuran
dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (berlaku), misalnya: perubahan
warna kulit, tekanan darah, suhu tubuh, perubahan perilaku, dan lain lain.
6
(potter, 2005) Menjelaskan bahwa perawat akan menggunakan hasil wawancara, riwayat
kesehatan, pemeriksaan fisik, serta hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnosis untuk
membuat data dasar pengkajian klien.
1. Wawancara/anamnesa
Dalam keperawatan tujuan utama dari wawancara adalah untuk mengetahui riwayat
kesehatan/ keperawatan, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan faktor-faktor risiko, dan
faktor-faktor spesifik dari perubahan status kesehatan dan pola kehidupan klien, serta untuk
menjalin hubungan perawat-klien. Wawancara dapat dilakukan dengan klien langsung atau
dengan orang yang terdekat dengan klien.
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mangamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah keperawatan. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengamatan: 1) Tidak melakukan stimuli kepada klien/ tidak diketahui oleh klien sehingga
data yang diperoleh murni. 2) Lakukan seleksi dan interpretasi dari data yang diamati
menyangkut aspek bio-psiko-sosio-spiritual klien.
3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan
klien. Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi,
dan perkusi
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik merupakan hal ini sangat membantu dalam
penatalaksanaan, pemeliharaan dan restorasi kesehatan. Pengetahuan tentang tujuan,
prosedur, dan hasil dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik diperlukan untuk
keberhasilan pemeriksaan yang merupakan sekumpulan informasi yang berguna untuk
menetapkan masalah keperawatan serta meningkatkan intervensi keperawatan yang tepat
waktu dan sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
7
Menurut (kozier, 1995), validasi data adalah kegiatan “ Double Checking “ atau
verifikasi data untuk mengkonfirmasi kelengkapan, keakuratan dan aktualisasi data. Dengan
validasi data dapat membantu perawat untuk memastikan kelengkapan informasi dari
pengkajian, kecocokan data subjektif dan objektif , mendapatkan tambahan data informasi,
menghindari ketidakteraturan dalam mengumpulkan dan memfokuskan data sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam penulisan dan identifikasi masalah.
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya berpikir
dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pegetahuan, pengalaman dan
pengertian tentang substansi ilmu keperawatan dan proses penyakit. Dalam melakukan
analisa data diperlukan kemampuan menghubungkan data dengan penyebab berdasarkan
konsep, teorii dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah keperawatan klien. Dalam melakukan analisa data, perawat harus memperhatikan
langkah- langkah sebagai berikut :
B. Diagnosa keperawatan Commented [an3]: Ini makalah …cara penulisan harus jelas
uraiaannya bukan point2 spt utk presentasi
a. Problem atau masalah adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keprawatan
diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari kedaan normal yang
seharusnya tidak terjadi.
b. Etiologi atau penyebab adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya masalah.
c. Sign dan symtomp ( tanda dan gejala ) adalah ciri, tanda dan gejala relevan yang muncul
sebagai akibat adanya masalah.
8
Karakteristik diagnosis keperawatan dapat dibedakan menjadi 5 kategori, yaitu :
1. Diagnosis keperawatan aktual adalah menyajikan keadaan yang secara klinis telah
divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe ini dari
diagnose keperawatan mempunyai empat komponen yaitu label,definisi,batasan
karakteristik dan faktor- faktor yang berhubungan. (Craven & Hirnle 2000 ; Carpenito
1997)
2. Diagnosis keperawatan resiko atau resiko tinggi adalah keputusan klinis bahwa
individu,keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami masalah bila tidak
diantisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain pada situasi yang sama atau
hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
9
C. Perencanaan keperawatan Commented [an4]: Tambahkan kegiatan pada tahap
perencanaan dsb
Pada langkah ini perawat menetapkan prioritas diagnosa keperawatan, tujuan dan
merencanakan intervensi keperawatan. Perencanaan merupakan bagian dari fase
pengorganisasian dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringkankan, memecahkan masalah atau untuk
memenuhi kebutuhan klien. (moyet, 2005) Tujuan rencana keperawatan dapat dibagi menjadi
2 yaitu : tujuan administratif dan tujuan klinik.
a. Tujuan Administratif :
Untuk mengindentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok dan
menyediakan suatu kriteria, guna pengulangan dan evaluasi keperawatan
b. Tujuan Klinik :
Menyediakan suatu pedoman penulisan, rencana tindakan spesifik secara langsung bagi
individu,keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.
Pada tahap ini, dilakukan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pelaksanaan
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan.
10
1. Jenis Tindakan
A. Secara mandiri (independen) : adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh perawat
untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau menanggapi reaksi karena
adanya stressor (penyait), misalnya :
- Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari
- Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
- Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara
wajar
- Menciptakan lingungan terapeutik
B. Saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi) : adalah tindakan keperawatan atas
dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan tim kesehatan lainnya seperti dokter,
fisioterapi, analis kesehatan dan sebagainya, misalnya dalam hal :
- Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter
- Pemberian infus
C. Rujukan/ketergantungan (dependen) : adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan
dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli gizi, fisioterapi, dan
sebagainya, misalnya : Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat
oleh ahli gizi, Latihan fisik – ahli fisioterapi
2. Fokus Intervensi Keperawatan
a. Mempertahankan daya tahan tubuh
b. Mencegah komplikasi
c. Menemukan perubahan sistem tubuh
d. Memantapkan hubungan klien dengan lingungan
e. Implementasi pesan dokter
f. Mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.
3. Prinsip - Prinsip Intervensi Keperawatan
a. Berdasarkan kepada respon klien
b. Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia
c. Meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri dan self reliance
d. Sesuai dengan standart praktik keperawatan
e. Memiliki dasar hukum
f. Sesuai dengan tanggung jawab praktek keperawatan
g. Kerjasama dengan profesi lain
h. Penekanan pada aspek pencegahan dan peningkatan kesehatan
i. Menerapkan metode keperawatan yang paling efektif
j. Mempertimbangkan kebutuhan kesehatan yang esensial
k. Memperhatikan faktor perubahan lingkungan
l. Meningkatkan peran serta klien dalam asuhan keperawatan klien.
11
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
a. Langsung : ditangani sendiri oleh perawat yang menemukan masalah kesehatan
klien
b. Delegasi : diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang dapat dipercaya
untuk melakukan tindakan keperawatan klien.
5. Pertimbangan Tndakan Keperawatan
Individualitas klien
Melibatkan klien dalam intervensi
Pencegahan komplikasi
Mempertahanan kondisi tubuh sebagai upaya peningkatan kesehatan
Rasa aman bagi klien
Penampilan perawat yang bijaksana
6. Langkah - Langkah PelaksanaanTindakan Keperawatan
a. Tinjau ulang data dan pembaruan data
b. masalah kesehatan
c. Menentukan kebutuhan dan bantuan keperawatan klien
d. Implementasi tindakan
e. Mempelajari respon klien
f. Komunikasi.
7. Dasar R Strategi I Dalam Melaksanakan Tindakan Keperawatan
a. Proses belajar mengajar berkaitan dengan pendidikan kesehatan
b. Komunikasi dua arah antara perawat dan klien
c. Ketrampilan psikomotorik perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan klien
d. Kerjasama diantara perawat dan profesi kesehatan lainnya
e. Kepemimpinan keperawatan dalam menglola asuhan keperawatan
8. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan
a. Tahap Persiapan :
1) Memahami rencana keperawatan
2) Memanfaatkan kemampuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan
3) Menguasai ketrampilan teknis keperawatan
4) Mengetahui sumber daya yang diperlukan
5) Memahami aspek hukum dan kode etik yang berlaku dalam bidang keperawatan
6) Mengetahui efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul
7) Mengetahui standart praktik keperawatan untuk menguur keberhasilan
8) Penampilan perawat dalam melaksanaan tindakan keperawatan harus
meyakinkan
b. Tahap Pelaksanaan :
1) Keselamatan klien
2) Keamanan dan kenyamanan klien
3) Pencegahan komplikasi.
12
D. Implementasi keperawatan Commented [an5]: Agar diuraikan pada tahap implementasi
dan evaluasi dan ditambahkan materinya …idem
13
Pada tahap ini perawat menggunakan rasional sehingga tidak monoton. Proses implementasi
keperawatan meliputi :
Proses berkelanjutan yang terjadi setiap saat perawat mengkaji klien. Dalam langkah ini
membantu perawat untuk menentukan apakah masalah dan tindakan keperawatan masih
sesuai dengan kondisi klien.
Perawat harus mengawasi dan mengenal risiko yang berasal dari penyakit dan terapi,
sehingga mampu menyesuaikan efek samping.
14
E. Evaluasi keperawatan
Menurut Craven dan Hirnle (2000) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan
dengan respon prilaku klien yang tampil.
a. Evaluasi formatif : berfokus pada aktifitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi ini dilakukan segera setelah perawat melaksanakan tindakan
keperawatan.
b. Evaluasi sumatif : bertujuan menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang
telah diberikan. Evaluasi ini dilakukan setelah perawat melakukan serangkaian tindakan
keperawatan.
Menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986, dalam Craven & Hirnle, 2000),
evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Evaluasi struktur.
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat
pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak
langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas
fisik, ratio perawat-klien, dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan
kompetensi staf keperawatan dalam area yang diinginkan.
2. Evaluasi proses.
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai
15
wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi proses mencakup jenis informasi
yang didapat pada saat wawancara dan pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan
diagnosa keperawatan, dan kemampuan tehnikal perawat.
3. Evaluasi hasil.
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons prilaku klien merupakan
pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.
1. Masalah teratasi ; jika klien menunjukkan perubahan sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2. Masalah sebagian teratasi ;jika klien menunjukkan perubahan sebahagian dari
kriteria hasil yang telah ditetapkan.
3. Masalah tidak teratasi ; jika klien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan sama
sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dan atau
bahkan timbul masalah/ diagnosa keperawatan baru.
16
BAB III
KASUS :
Dari hasil pengkajian didapatkan data klien bernama Ny. S berusia 40 tahun, dengan
nomor RM 01593352, lahir di Tanggerang pada tanggal 07 Juni 1974, beragama Islam,
suku bangsa Betawi. Klien bekerja sebagai buruh serabutan, pendidikan terakhir SLTA,
status perkawinan sudah menikah tinggal di Tangerang bersama 1 anak perempuan.
Riwayat kesehatan Klien datang dari IRJ RSUP Fatmawati dengan keluhan sudah tidak
kuat menahan rasa nyeri di luka diabetes pada kaki kanan batas sendi angkel sampai
telapak kaki yang terus menerus dirasakan dengan skala 5 (0 – 10), klien didiagnosa
Osteomyelitis DM with Ascending Infection.
Keluhan saat ini klien mengatakan nyeri pada kaki kanan bagian bawah batas sendi
sampai jari-jari kaki serta tumit, terasa semakin hebat ketika luka sedang dibersihkan,
dengan skala 5. Upaya klien untuk mengatasi rasa nyeri yaitu dengan meluruskan kaki
dan menggerak-gerakan kaki yang sakit serta mengusap diatas bagian atas daerah yang
sakit. Klien baru mengetahui terkena DM 4 bulan yang lalu. klien merasa malu karena
luka yang ada di kakinya berbau tidak sedap untuk mengatasi bau, menggunakan kopi
dibawah tempat tidurnya. klien juga mengatakan cemas akan operasi yang akan
dilakukannya karena baru pertama kali melakukan operasi, menanyakan bagaimana cara
berjalan setelah kakinya dipotong, Untuk mengurangi rasa cemasnya klien selalu istighfar
dan berfikir kalau operasi akan berjalan dengan lancar, bertanya tentang persiapan
operasi dan cara menggunakan alat bantu berjalan. Pola makan klien 2x sehari sebelum
masuk rumah sakit mengurangi makanan manis. Setelah masuk rumah sakit klien makan
teratur 3x sehari dengan diet yang sudah dianjurkan oleh rumah sakit. Tidur malam
tercukupi, klien bekerja 10 jam per hari. tidak merokok.
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan : keadaan umum klien sedang, kesadaran compos
mentis. Tanda-tanda vital 120/81 mmHg, Nadi 82 x/menit, RR 19 x/menit, Suhu 36,6°C.
17
BB sekarang 43 kg, TB sekarang 157 cm, konjungtiva an-anemis, sklera anikterik, posisi
mata simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak menggunakan gigi palsu,
tidak teraba kelenjar yang membesar pada leher, tidak ada distensi vena jugularis
kanan dan kiri, jalan napas bersih, tidak ada batuk, tidak ada sesak, irama nafas teratur,
suara paru kiri dan kanan vesikuler, tidak ada wheezing, tidak ada ronkhi, pergerakan
dinding dada simetris, taktil fremitus terasa sama pada kedua lapang paru. Perkusi dada
sonor di kedua lapang paru. Bunyi jantung I & II reguler, gallop tidak ada, murmur tidak
ada, nyeri dada tidak ada.
Abdomen datar, tidak teraba massa, bising usus 8 x/menit, hepar tidak teraba, BAB sehari
sekali dengan waktu tidak menentu, konsistensi feses padat lunak berwarna coklat, BAK
spontan, frekuensi 6-7 x/24 jam. Warna urine kuning jernih, tidak ada nyeri saat miksi.
Turgor kulit elastis, Terdapat luka gangren dengan derajat 3 pada plantar pedis dextra
berwarna kemerahan, terdapat jaringan nekrotik dan pus, panjang 8 cm dan lebar 5 cm,
tampak tulang, terdapat pus, Luka ditutup oleh kasa dan elastis verban,Terdapat
rembesan pada verban penutup. CRT pada kaki kanan 4 detik, tercium bau kurang sedap
di ruangan klien akibat infeksi dari luka diabetikum tersebut. Tidak ada kesemutan,
nyeri pada kaki kanan, nyeri bertambah hebat bila sedang dan setelah dilakukan
pembersihan luka, pulsasi teraba lemah. Pada kaki bagian kiri tidak ada nyeri, CRT 3
detik, pulsasi teraba kuat,tidak ada kesemutan.
Kekuatan otot :
5555 5555
3355 5555
Kaki kanan pada bagian jari dan sendi kaki tidak dapat digerakan memutar. Selain pada
lokasi tersebut klien dapat melakukan secara bebas. Hasil pemeriksaan laboratorium pada
tanggal 04 April 2018 Hemoglobin 9,5 g/dL (11,7-15,5) , Hematokrit 30 % (33-45)
,Lekosit 6,7 Ribu/ul (5,0-10,0) ,Trombosit 536 Ribu/ul (150-440), Eritrosit 3,46
Juta/dl(3,80-5,20) VER 86,9fl (80,0-100,0), HER 27,5 pg (26,0-34,0), KHER 31,6gr/dl
(32,0-36,0), RDW 14,9% (11,5-14,5), APTT 37,9detik (26,3-40,3), Kontrol APTT 30,7
detik, PT 13,5detik (11,5-14,5), Kontrol PT 13,6 detik, Natrium 139 mmol/l (135-147),
18
Kalium 2.57mml/l (3,10-5,10), Klorida 98 mmol/l (95-108). Klien sedang menjalani
puasa, untuk persiapan operasi pada tanggal 09 April 2018 pukul 13.00 WIB
Telah dilakukan operasi transtibial amputasi pada tanggal 09 April 2018 dimulai pada
pukul 14.30 sampai 16.00 WIB, klien mendapatkan anestesi spinal, dilakukan selama 1
jam 30 menit kembali dari OK ke ruang rawat GPS Lantai 1 pada pukul 18.00 WIB.
Keadaan umum klien sedang, Kesadaran Compos Mentis GCS : 15. Jalan nafas bersih,
suara nafas vesikuler di lapang paru kanan dan kiri. Tanda-tanda vital klien yaitu TD :
128/85mmHg, Nadi 95 x/menit, RR 18 x/menit, Suhu 35,7oC, Kaki belum bisa
merasakan sensasi raba masih dalam pengaruh anastesi spinal. terpasang infus di tangan
kiri, 1500 cc/24jam area sekitar infus tampak baik tidak ada tanda-tanda plebitis. Luka
amputasi dibalut dengan kassa dan elastis verban, tidak ada rembesan. Terpasang drain
pada area amputasi dengan produksi 10 cc , warna merah. Terpasang dower kateter,
produksi urine 700 cc , warna kuning jernih, kondisi selang bersih tidak ada tanda-tanda
infeksi disekitar area pemasangan, selang terfikasasi dengan baik. ADL miring kiri dan
kanan
Klien mendapat terapi obat yang sama saat sebelum klien menjalani operasi : Ceftriaxone
2x1 gr via IV sebagai indikasi antibiotik. Ketorolac 3x30 mg via IV dengan indikasi
analgetik. Ranitidin 2x50 mg via IV dengan indikasi penghilang mual dan mencegah
iritasi lambung. Terapi cairan NaCl 1500 cc/24 jam. Klien sudah diperbolehkan makan
dan minum secara bertahap diet DM 2500 kkal dengan ekstra putih telur. Ganti balutan
setiap hari
19
Pembahasan dari kasus tersebut, meliputi :
Nama anggota :
1. Annisya rachmawati
2. Fitria mutiara D putri
3. Nur azizah
4. Shela kamila rotsa
Kelompok : 4
Jurusan : Keperawatan 1B
DATA FOKUS
NO. DS NO. DO
N : 82x/menit
RR : 19x/menit
Suhu : 36,6℃
20
6. Pasien mengatakan nyeri bertambah hebat 6. Konjungtiva an-anemis
saat pembersihan luka
7. Sklera anikterik
21
27. Nyeri dada tidak ada
22
49. Nyeri bertambah hebat bila sedang dan
setelah dilakukan pembersihan luka
5555 5555
3355 5555
Post Operasi
DS : DO :
23
cc/24jam
5. Luka amputasi dibalut dengan kassa
elastis verban
6. Terpasang drain pada area amputasi
dengan produksi 10cc, bewarna merah
7. Terpasang dower kateter, produksi urine
700 cc, warna jernih,
8. Kondisi selang bersih
9. Tidak ada tanda infeksi disekitar area
10. ADL miring kiri dan kanan
11. Terapi :
a. Ceftriaxone 2x1gr
b. Ketorolae 3x30mg
c. Ranitidin 2x50mg
d. Cairan NaCl 1500 cc/24jam
24
Nama anggota :
1. Annisya rachmawati
2. Fitria mutiara D putri
3. Nur azizah
4. Shela kamila rotsa
Kelompok : 4
Jurusan : Keperawatan 1B
ANALISA DATA
1. DS (PRE OPERASI )
25
2. DS
3. DS
4. DS (POST OPERASI )
26
- Terpasang infus ditangan kiri
1500CC /24 jam
5. DS
-
DO
Pembedahan ortopedi Resiko disfungsi
- Luka amputasi klien dibalut kasa (amputasi ), imobilisasi neurovaskuler perifer
dan elastis verban penekanan mekanisme
- TD : 128/85 mmHg, RR :
(balutan )
18x/menit, N : 95x/menit,
S : 35,7 ℃
- KU : sedang
- Kesadaran.compos mentis
6. DS
-
DO
Hipotermia Terpapar suhu
- TTV lingkungan rendah
TD : 128/85 mmHg
N : 95x/menit
RR : 18x/menit
Suhu : 35,7˚C
- Kesadaran compos mentis
27
Nama anggota :
Kelompok : 4
Jurusan : Keperawatan 1 B
Umur : 40 tahun
DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Ganggunan Integritas
kulit b.d Penurunan
Mobilitas, Neuropati
perifer d.d kerusakan
jaringan, nyeri,
kemerahan pada plantar
pedisdextra
28
3. Hipotermia b.d terpapar
suhu lingkungan rendah
d.d suhu tubuh dibawah
nilai normal
29
Nama anggota :
Jurusan : Keperawatan 1 B
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi & Rencana Tindakan Rasional TTD
Keperawatan Keperawatan &Nama
( No.Dx) jelas
Rabu, 6 Nyeri akut b.d Klien tidak lagi Manajemen nyeri
Maret 2019 Agen mengeluh nyeri, Observasi:
pencedera Skala myeri 1 -Identifikasi lokasi, -Mengetahui berapa
fisiologis (0-10) setelah 8 karakteristik, durasi, frekuensi, berat luka nyeri yang
(Inflamasi) jam dilakukan kualitas, intesitas nyeri saat dialami klien
asuhan pasien mengeluh nyeri
keperawatan
-Identifikasi skala nyeri setiap -Mengetahui berapa
Kriteria Hasil : klien mengeluh nyeri berat luka nyeri yang
1.Klien tidak dialami klien
lagi mengeluh -Identifikasi respon nyeri non -Mengetahui nyeri
nyeri verbal saat pengkajian seperti apa yang
2.Skala nyeri 1 dirasakan klien
3.Klien dapat
menggerakan -Identifikasi faktor yang -Meningkatkan
kaki tanpa rasa memperberat dan memperingan pemahaman tentang
nyeri nyeri saat pengkajian penyebab dan mencari
pemecahan untuk
mengurangi ketegangan
klien
30
-Identifikasi pengetahuan -Meningkatkan
keyakinan tentang nyeri saat pemahaman klien dalam
pengkajian mengatasi nyeri
Terapeutik :
-berikan teknik non -memberikan rangsangan
farmakologis untuk mengurangi syaraf terus menerus,
rasa nyeri saat klien mengeluh blok tranmisi sensasi
nyeri nyeri
Edukasi :
-jelaskan penyebab, periode dan -meningkatkan
pemicu nyeri setelah 2x pemahaman klien
pertemuan tentang nyeri yang
dialami
31
-jelaskan strategi meredakan -agar klien mengetahui
nyeri saat pengkajian cara mengatasi nyeri
32
analgesik
Edukasi :
-Jelaskan efek terapi dan efek -Agar klien memahami
samping obat saat sebelum efek dari pemberian
pemberian terapi atau obat terapi dan obat
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian dosis dan -Untuk memberikan
jenis analgesik sesuai indikasi analgesik dengan tepat Commented [an7]: Paraf dan nama jelas harus ada
saat sebelum pemberian Commented [an8]:
analgesik
33
jaringan, nyeri, asuhan ekstrim,penurunan mobilitasi)
kemerahan keperawatan saat pengkajian terapeutik
pada plantar -Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah -Meningkatkan rasa
pedisdextra Kriteria Hasil : baring nyaman klien
1.Mencegah
terjadinya -Lakukan pemijatan pada area -Meningkatkan rasa
infeksi pada penonjolan tulang,jika perlu nyaman klien
luka klien
2.Timbulnya -bersihkan pariental dengan air -Mengurangi risiko
jaringan baru hangat terutama jika perlu infeksi pada luka akibat
pada luka dan verban yang lembab
tidak ada pus -Gunakan produk berbahan -Mengurangi risiko kulit
seta kemerahan petrolium/minyak pada kulit kering
kering selama periode kerusakan
kulit
Edukasi:
-Anjurkan menggunakan -Mengurangi terjadinya
pelembab (mis.lotion,serum) infeksi pada kulit yang
saat periode kerusakan kulit kering
34
berada di luar rumah,jika perlu semakin parah
Perawatan Luka
Observasi :
-Monitor karakteristik luka -Pengenalan adanya
(mis.drainase,warna,ukuran,bau) kegagalan proses
saat pengkajian penyembuhan luka atau
mencegah kondisi yang
lebih serius
-Monitor tanda-tanda infeksi -Mengetahui
saat periode integritas terjadi perkembangan
Terapeutik karakteristik dari luka
Edukasi :
-Jelaskan tanda dan gejala -Menghindari resiko
infeksi saat sebelum melakukan infeksi
35
tindakan
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian -Agar meningkatkan
antibiotik saat klien mengeluh penyembuhan
nyeri
36
mempertahankan suhu
tubuh
-Lakukan penghangatan aktif -Memberikan rangsangan
eksternal selama periode panas dari luar untuk
hipotermi membantu menjaga suhu
tubuh tetap optimal
Edukasi :
-Anjurkan makan/minum hangat -Meningkatkan rasa
3 kali sehari nyaman klien
Terapeutik :
-Pilih metode stimulasi yang -Mempermudah proses
nyaman dan mudah didapatkan stimulasi agar masalah
saat pengkajian dapat teratasi
37
-Tentukan durasi terapi sesuai -Agar mencapai suhu
dengan respon terapi normal/hangat
Edukasi :
-Ajarkan cara mencegah -Agar klien memahami
kerusakan jaringan cara mencegah
kerusakan jaringan
secara mandiri
38
Nama anggota :
Jurusan : Keperawatan 1 B
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
RH/
O : skala nyeri 5
RH/
39
nyeri maka pasien akan mengusap bagian atas
luka yang sakit
RH/
O:
- Luka pasien terlihat kemerahan Commented [an11]: Apalagi ? nyeri di daerah luka ?
Rabu, 6 Maret Dx.1 Menjelaskan strategi meredakan nyeri saat Shela kamila
2019 pengkajian rotsa
RH/
40
Rabu, 6 Maret Dx.1 Mengidentifikasi skala nyeri pasien Fitria Mutiara D
2019 Putri
RH/
O : Skala nyeri 4
O:
RH/
RH/
41
nyaman
Rabu, 6 Maret Dx.2 Menjelaskan tanda dan gejala infeksi saat Shela kamila
2019 melakukan tindakan rotsa
RH/
RH/
42
tersisa 2 potong
RH/
RH/
Skala nyeri 5
43
Rabu, 6 Maret Dx.1 Memonitor efek samping analgesik saat Fitria mutiara d
2019 klien mengeluh nyeri putri
RH/
Rabu, 6 Maret Dx.1 Mengidentikfikasi skala nyeri setiap pasien Nur azizah
2019 mengeluh nyeri
RH/
O:
Rabu, 6 Maret Dx.3 Memonitor tanda dan gejala akibat Nur azizah
2019 hipotermi setiap 6 jam
Suhu 35,7°C
O : Suhu 35,7°C
Rabu, 6 Maret Dx.3 Mengganti pakaian dan linen yang basah Fitria mutiara d
2019 putri
S : Pasien mengatakan lebih nyaman ketika linen
telah diganti
44
Rabu, 6 Maret Dx.3 Menyediakan lingkungan hangat selama Fitria mutiara d
2019 periode hipotermi putri
O:
RH/
O:
45
selimut sampai dada
Rabu, 6 Maret Dx.3 Menentukan durasi terapi selama dengan Fitria mutiara d
2019 responterapi putri
O:
Rabu, 6 Maret dx.3 Memonitor suhu tubuh setiap 2 jam Nur azizah
2019
RH/
46
Nama anggota :
Jurusan : Keperawatan 1 B
EVALUASI KEPERAWATAN
P : Intervensi dilanjutkan Commented [an14]: Kalua itervensinya sama tidak perlu ditulis
ulang
47
P : Intervensi dilajutkan Commented [an16]: idem
O : Akral hangat
Kulit kemerahan
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
48
BAB IV
A. Kesimpulan
Metodologi merupakan suatu cara mengkaji perihal langkah langkah yang bisa
ditempuh untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Metodologi diperlukan agar kegitan yang
bersifat praktis dapat terlaksana secara rasional dan terarah sehingga mencapai hasil
optimal.
Metodologi keperawatan memiliki lima tahap pendekatan pengambilan keputusan klinis
yang mencakup pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Jadi metodologi keperawatan merupakan suatu variasi dari penjelasan ilmiah yang
membantu perawat dalam mengantur sistematisasi praktik keperawatan
B. Saran
agar penulis dan pembaca makalah ini dapat meningkatkan pemahaman tentang
proses keperawatan serta tahap-tahap asuhan keperawatan sehingga dapat
dikembangankan dalam tatanan layanan keperawatan. Diharapkan penulis dan pembaca
dapat memahami tentang tahapan asuhan keperawatan dan hasil penulisan makalh ini
dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.
49
DAFTAR PUSTAKA
hendarsih, s., & induniasih. (t.thn.). metodologi keperawatan. PUSTAKA BARU PRESS.
hutahean, S. (2010). konsep dan dokumentasi proses keperawatan. jakarta: penerbit TIM.
Internasional, N. (2015). diagnosa keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017. jakarta: EGC.
kabir, i. (2017, desember 1). scribd. Diambil kembali dari makalah metodologi keperawatan:
https://id.scribd.com/document/366022057/Metodologi-Keperawatan-Makalah
patricia, p. A., & Perry, a. G. (2005). fundamental keperawatan buku 1 edisi 7. singapore: elseviser.
50